Anda di halaman 1dari 4

a.

Pengertian Metode Semi-FFQ

Metode semifrekuensi makan (Food Frequency Questionnaire) adalah metode yang difokuskan
pada kekerapan konsumsi makanan pada subjek ditambah dengan informasi kuantitatif jumlah
makanan yang dikonsumsi setiap porsi makan. Kekerapan konsumsi akan memberikan informasi
banyaknya ulangan pada beberapa jenis makanan dalam periode waktu tertentu.

Metode semi kuantitatif FFQ merupakan metode frekuensi makanan yang telah dimodifikasi
dengan memperkirakan atau estimasi URT dalam gram. Pada FFQ semi kuantitatif, skor zat gizi
yang terdapat di setiap subjek dihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan
yang dikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang tepat.

b. Tujuan Metode Semi-FFQ

Metode ini biasanya digunakan untuk studi awal fortifikasi zat gizi tertentu pada bahan makanan
yang potensial sebagai wahana (vehicle). Hanya dengan metode ini dapat dilakukan estimasi
yang tepat terhadap dosis fortifikan.

c. Kelayakan Penggunaan Metode Semi-FFQ

Metode ini tidak cocok dilakukan di skala individu, selain kurang efektif juga fortifikasi jarang
dilakukan untuk skala individu. Jika metode ini dilakukan pada tingkat individu maka informasi
yang diperoleh sebatas untuk individu dimaksud.

Misalnya seorang pasien DM rawat jalan dilakukan metode semi FFQ untuk mengetahui selisih
gula murni yang dapat dikonsumsi setiap hari agar kenaikan gula darahnya terkontrol. Pada
kasus ini semi FFQ dapat memberikan informasi kuantitatif rerata asupan gula setiap kali makan
dan informasi pada bahan makanan apa saja gula itu disuplai. Informasi ini berguna untuk
anjuran dan terapi gizi yang bersangkutan, tetapi tidak dapat digunakan untuk jumlah dan jenis
yang sama pada pasien lain.

d. Prinsip Metode Semi-FFQ

Adapun beberapa prinsip semi-FFQ, yaitu :

1. Studi pendahuluan
2. Daftar makanan dan minuman
3. Kelompok bahan makanan
4. Periode waktu lama
5. Kalibrasi dengan metode lain
6. Mengukur kecenderungan
7. Diagnosis dini (prospektif)
8. Pada individu atau kelompok berisiko
9. Instrumen diujicoba
10. Skor konsumsi pangan
11. Kelompok literasi rendah
12. Interview langsung

e. Ruang Lingkup Metode Semi-FFQ

Asupan gizi dari perhitungan Semi-FFQ adalah asupan gizi menurut ukuran kecenderungan,
bukan asupan gizi aktual. Pada jenis makanan yang akan ditanyakan jga bersifat tertutup.
Pertanyaan tertutup artinya hanya makanan yang ada dalam daftar makanan yang akan
diinvestigasi kepada subjek. Selain itu, metode ini memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh
metode lain, yaitu pross penggunaannya memerlukan persiapan yang meliputi studi pendahuluan
terhadap makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.

f. Metode Semi-FFQ

Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ)

 Sempurnakan seperti tahapan FFQ kualitatif


 Pilih porsi yang sesuai: kecil, sedang, besar
 Konversikan semua kategori frekuensi ke kategori harian, dengan ketentuan 1 kali perhari
sama dengan 1. Contoh nasi dikonsumsi 3 kali per hari =3; tahu dikonsumsi 4x per
minggu = 4/7= 0.57 per hari
 Kalikan frekuensi per hari dengan porsi (dalam gram) untuk mendapatkan rata-rata
konsumsi/hari.

Contoh:

a. Identitas Pasien
 Nama pasien : Timotius alka zolendo
 Umur: 7 tahun
 TB: 138 cm
 BB: 24 kg
 Diagnosa medis: Thypus abdominalis
b. Perhitungan status gizi:
 IMT = 24/(1,38)2 =24/1,9 = 12,6 kg/m2
 IMT/U = 12,6 – 15,5 : 15,5 – 14 = -2,9 : 1,5 = -1,93 SD (underwight)
c. Perhitungan kebutuhan zat gizi

EER = 88,5 – (61,9 x U) + (PA x (26,7x88) + (903 x TB) + 20

= 88,5 – (61,9 x 7) + (1 x (26,7 x 24) + (903 x 130) + 20

= 88,5 – 433,3 + 640,8 1246,12 + 20


= 1562,14 kkal

Protein: (20% x 1562,14 kkal) / 4 = 312,428/4 = 78,11 gram

Lemak: (20% x 1562.14) / 9 = 312,428/9 = 34,71 gram

Karbohidrat: (60% x 1562,14) / 4 = 937,28/4 = 234,32 gram

d. Interpretasi Nilai Gizi :

Yang di kosumsi Kebutuhan % Kecukupan Cut off Keterangan


Energi : 1109 Kkal 1562,14 Kkal 71% 100-105% Defisit
Protein : 41.7 g 78,11 g 53% 80-100% Kurang
Lemak : 57.7 g 34,71 g 166% 80-100% Lebih
KH: 106 g 234,32 g 45% 80-100% Kurang

e. Kelebihan Metode Semi-FFQ

Adapun kelebihan dari semi-FFQ, yaitu :

 Dapat digunakan pada kelompk literasi rendah.


 Memiliki ketepatan dalam membuat daftar bahan makanan atau minuman pada formulir
FFQ, karena metode ini sangat sistematis.
 Dapat mewakili kebiasaan makan subjek.
 Tidak ditemukan pengumpulan berulang ulang.
 Tidak memaksa konsumen untuk mengingat seluruh makanan dan minuman yang sudah
dikonsumsinya dalam 24 jam terakhir.
 Ingatan makan hanya difokuskan pada kekerapan konsumsi, bukan pada jumlah yang
dikonsumsi.
 Dapat dilakukan di semua lokasi survey, baik di tingkat rumah tangga, masyarakat, rumah
sakit, atau instansi.
 Tidak memerlukan alat bantu kecuali instrumen.
 Dapat digunakan di tingkat komunitas karena metode ini mampu digunakan untuk
mengestimasi trend pola konsumsi komunitas.
 Tidak memerlukan prosedur yang rumit seperti kalibrasi timbangan makanan.
 Tidak harus terhubungan langsung dengan penyelenggara atau penyedia layanan makanan.
 Tidak merepotkan subjek dengan persiapan yang rumit, karena dapat dilakukan pada waktu
yang disepakati antar keduanya.
 Memiliki konsisten instrumen yang sangat baik.
 Tidak perlu menelusuri cara persiapan dan pengolahan makanan.
 Dapat merefresentasi kebiasaan makan subjek.
 Dapat dilakukan pada subjek yang tidak menetap di tempat tinggalnya.
f. Kekurangan Metode Semi-FFQ

Adapun kekurangan dari semi-FFQ, yaitu :

 Butuh persiapan yang lebih rumit.


 Tidak menggambarkan konsumsi aktual.
 Tidak dapat mengukur jumlah makanan yang dikonsumsi.
 Tidak dapat mengukur asupan zat gizi.

g. Perbedaan FFQ dan Semi-FFQ

Adapun perbedaannya sebagai berikut.

 Metode FFQ kualitatif


 Tidak dilakukan standar ukuran porsi yang digunakan, hanya frekuensi berapa sering
responden memakan makanan tersebut.
 Tidak dilakukan penimbangan ukuran porsinya.
 Tidak dapat menghitung jumlah konsumsi harian.
 Pada formulir FFQ tidak disediakan kolom porsi makan.
 Metode FFQ semikuantitatif
 Menerangkan hubungan antara ukuran porsi dengan asupan makan.
 Memberikan gambaran ukuran porsi yang dimakan oleh seseorang dan frekuensi
makannya dalam waktu tahun, bulan, minggu dan hari.
 Memberikan gambaran ukuran yang dimakan oleh responden dalam bentuk besar,
sedang dan kecil.
 Data daapt ditransformasikan ke nilai gizi karena ada data porsi makan yang selanjutnya
diketahui kuantitasnya.

h. Contoh Kasus dengan Penggunaan Metode Semi-FFQ

Contoh di Indonesia metode ini pernah dipakai saat melakukan fortifikasi provitamin A pada
minyak goreng. Dilakukan studi konsumsi pangan dengan metode Semi FFQ untuk mengetahui
berapa konsumsi minyak goreng dan seberapa sering dikonsumsi oleh orang Indonesia.
Informasi yang dibutuhkan adalah kekerapan konsumsi dan dosis konsumsi, sebagai dasar
menghitung banyaknya vitamin A yang akan dimasukkan ke dalam menyak goreng agar
memberikan efek positif terhadap pengurangan defisiensi vitamin A di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai