PDF Makalah Biodiesel Kel1
PDF Makalah Biodiesel Kel1
BIODIESEL
Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
Kelas : 6 EGA
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui potensi biodiesel yang dihasilkan dari bahan baku nabati
atau tumbuhan penghasil biodiesel yang ada di Indonesia.
2. Dapat memahami proses pembuatan biodiesel sehingga dapat
digunakan sebagai energi alternatif pengganti biodiesel.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai informasi kepada semua pihak, bahwa banyak sekali bahan baku
nabati atau tanaman yang dapat dikonversikan menjadi biodiesel. Serta, dapat
melihat sisi lain dari sisa (limbah) yaitu minyak jelantah yang dapat berpotensi
sebagai energi alternatif biodiesel.
2. Ikut serta dalam meningkatkan penggunaan energi alternatif, sehingga dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
.
BAB II
PEMBAHASAN
ng sumbernya renewable limit,dikenal sebagai bahan bakar yang ramah ngkungan dan menghasilkan emisi gas buang yang relatif lebih bersihdibanding
2.2.2.1. Trigiliserida
Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu
asam- asam karboksilat beratom karbon 6 s/d 30. Trigliserida banyak dikandung
dalam minyak dan lemak, merupakan komponen terbesar penyusun minyak nabati.
Selain trigliserida, terdapat juga monogliserida dan digliserida. Struktur molekul dari
ketiga macam gliserid tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida,
digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh
pemanasan dan terdapatnya air sehingga terjadi proses hidrolisis. Oksidasi juga
dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam minyak nabati.
Dalam proses konversi trigliserida menjadi alkil esternya melalui reaksi
transesterifikasi dengan katalis basa, asam lemak bebas harus dipisahkan atau
dikonversi menjadi alkil ester terlebih dahulu karena asam lemak bebas akan
mengkonsumsi katalis. Kandungan asam lemak bebas dalam biodiesel akan
mengakibatkan terbentuknya suasana asam yang dapat mengakibatkan korosi
pada peralatan injeksi bahan bakar, membuat filter tersumbat dan terjadi
sedimentasi pada injektor. Pemisahan atau konversi asam lemak bebas ini
dinamakan tahap preesterifikasi.
2.4.2. Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang cocok
adalah zat berkarakter asam kuat dan, karena ini, asam sulfat, asam sulfonat
organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa
terpilih dalam praktek industrial (Soerawidjaja, 2006). Untuk mendorong agar
reaksi bisa berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah
(misalnya paling tinggi 120° C), reaktan metanol harus ditambahkan dalam jumlah
yang sangat berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikhiometrik)
dan air produk ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak.
Melalui kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode
penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat
dituntaskan dalam waktu 1 sampai beberapa jam. Reaksi esterifikasi dapat dilihat
sebagai berikut :
Gambar 2.6. Reaksi esterifikasi dari asam lemak menjadi metil ester
2.4.3. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi
dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol,
dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol
monohidrik yang menjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah
yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling
tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini,
biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil
Ester, FAME). Reaksi transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester dapat dilihat
dibawah ini :
Gambar 2.7. Reaksi Transesterifikasi dari Trigliserida menjadi ester metil asam-
asam lemak
Produk yang diinginkan dari reaksi transesterifikasi adalah ester metil asam-
asam lemak. Terdapat beberapa cara agar kesetimbangan lebih ke arah produk,
yaitu:
a. Menambahkan metanol berlebih ke dalam reaksi
b. Memisahkan gliserol
c. Menurunkan temperatur reaksi (transesterifikasi merupakan reaksi eksoterm)
Keuntungan Biodiesel
Biodiesel tidak beracun.
Terbuat dari sumber daya terbarukan (bahan bakar biodegradable.).
Berfungsi seperti solar pada umumnya
Menghasilkan polusi lebih sedikit dan lebih mudah terbakar dibandingkan dengan bahan bakar diesel biasa.
5. Dapat dicampur dengan bahan bakar diesel biasa (konvensional) dan dapat
digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk
biodiesel B100 murni.
6. Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional.
7. Mengurangi bahaya kontaminasi tanah dan air bawah tanah selama
transportasi, penyimpanan dan penggunaan.
8. Tidak mengandung belerang, zat-zat yang dapat menyebabkan hujan asam.
9. Tidak ada biaya tambahan untuk konversi mesin dibandingkan dengan bahan
bakar biologis lainnya.
10. Sangat cocok untuk catalytic converter.
11. Membuat mesin lebih awet jika menggunakan biodiesel
12. Menghasilkan 78% lebih sedikit emisi karbon dioksida (CO2) daripada
bahan bakar diesel biasa.
13. Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan
bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi.
14. Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara, contohnya
USA yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta galon
biodiesel per tahun.
15. Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi
dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit
dibandingkan dengan diesel konvensional.
16. Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih
baik daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat
memperpanjang masa pakai mesin.
17. Biodiesel memiliki delay pengapian lebih pendek dibandingkan dengan
diesel konvensional.
-Kekurangan Biodiesel
1. Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel
konvensional.
2. Cenderung mengurangi keekonomian bahan bakar.
3. Kurang cocok untuk digunakan dalam suhu rendah karena Biodiesel murni
memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.
4. Tidak dapat dipindahkan/diangkut melalui pipa.
5. Menghasilkan lebih banyak emisi nitrogen oksida (NOx) yang dapat mengarah
pada pembentukan kabut asap.
6. Hanya dapat digunakan untuk mesin bertenaga diesel.
Gambar 2.12. Flow diagram proses pengolahan biji karet menjadi biodiesel
metode non-katalis, di dalam BCR, SH methanol, dan pada tekanan
atmosfir
Keterangan:
VR = vaporizer R = reactor
SH = super heater Cd =
condenser H = heater O = outlet
V = valve B = level controller
Gambar 2.13. Skema Flow Diagram Sistem BCR Aliran Semi Batch
Minyak biji karet atau rubber seed oils (RSO) yang akan diolah menjadi
biodiesel diperoleh dengan cara pengepres biji karet. Karakteristik RSO harus
diketahui terlebih dahulu terutama FFA dan titik didihnya. Titik didih ini akan
menentukan pada temperatur berapa setting peralatan itu harus dilakukan. Yang
terpenting adalah setting temperatur reaksi harus di bawah titik didih RSO untuk
mempertahankan agar kondisinya tetap sebagai cairan. Dari uji laboratorium,
diperoleh data RSO sebagai berikut: viskositas 5,19 cSt, densitas 0,9209 kg/l,
0
kadar air 0,2%, FFA 6,66%, dan titik didih 305 C. Metanol dengan kemurnian
minimum 99,8% diperoleh di pasaran bebas.
Kebutuhan Reaktan
Untuk menghasilkan kadar metil ester optimum, bahan baku CPO memerlukan
rasio molar antara metanol dengan minyak CPO = 148 : 1. Dalam penelitian ini,
perhitungan kebutuhan reaktan untuk rasio molar 140 adalah sebagai berikut:
Kebutuhan RSO
Jumlah RSO fixe bed = 200 ml pada bubble column reactor → ∀RSO = 200
ml
Kebutuhan metanol
atau
mmethanol = molmethanol x (BM) methanol = 29,484 gmol x 32,04g/gmol
= 944667g
Dengan cara yang sama, maka kebutuhan reaktan untuk rasio molar (rm) 140, 150,
dan 160, ditabulasikan pada Tabel 2.4
Tabel 2.4. Kebutuhan Reaktan
.
BAB III
PENUTUP
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak
nabati yang merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui. Biodiesel dapat
dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dengan tingkat emisi yang lebih
rendah apabila dibandingkan dengan solar-fosil sehingga lebih ramah lingkungan.
Di Indonesia yang kaya akan Flora dan fauna merupakan kelebihan yang dimiliki
untuk dimanfaatkan dalam ilmu pengetahuan. Dengan beragam tumbuhan yang
ada di bumi, dapat dilakukan banyak penelitian terhadap tanaman yang
kemungkinan dan memiliki potensi dalam menghasilkan biodiesel.
Biodiesel yang diperoleh dari pengolahan tanaman, di olah dengan proses
sedemikian rupa sehingga diperoleh minyak (biodiesel) dalam jumlah yang banyak.
Setiap tanaman memiliki bagian tertentu yang bermanfaat, seperti yang telah kita
bahas pada makalah, bahwa tanaman-tanaman tersebut dimanfaatkan bijinya dan
diolah hingga akhirnya diperoleh biodiesel yang berkualitas dan bermanfaat dalah
kehidupan manusia.
Pengelolahan tanaman biodiesel sehingga didapat poduk yang diinginkan
tidaklah mudah, prosesnya membutuhkan ketelitian, dan ketersediaan pangan
(bahan mentah) penghasil produk biodiesel. Minyak dengan keasaman yang tinggi
dapat diolah menjadi biodiesel dengan prosedur standar (transesterifikasi). Cara
mengatasi keasaman dimulai penanganan biji di lapangan sampai dengan
pemilihan teknologi yang tepat. Proses “estrans” telah teruji dapat mengatasi
keasaman biodiesel dari minyak jarak pagar. Pembangunan industri biodiesel
dengan bahan baku jarak pagar dianjurkan hanya untuk tujuan ekspor.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka sangat
diharapkan para ilmuan untuk mengembangkan penelitiannya demi kelangsungan
kehidupan manusia di bumi. Tidak lepas dari semua itu, pemerintah juga harus
ikut berperan dalam mengembangkan dalam sektor ini.
Demikianlah gambaran sekilas mengenai biodiesel (Tanaman Penghasil
Biodiesel), semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama
memotivasi bagi mahasiswa Ilmu Pengetahuan Alam untuk terus berkarya dengan
mengembangkan Ilmu Pengetahuan hingga masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010. Biodisel Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Http://lemigas-proses.com
Anonim 2010. Tanaman Jarak Pagar.
Http://ekyowinnersnews.blogspot.com Ferry, Y. 2010. Biodiesel
www.kabarindonesia.com
Indarto, S Y. 2006. Krisis Energi di Indonesia, mengapa dan harus bagaimana.
www.beritaiptek.com
Merry, M. 2006. Biofuel. www.indobiofuel.com
Putra, S E. 2006. Tinjauan Kinetika dan Termodinamika Proses Adsorpsi Ion
Logam Pb, Cd, dan Cu oleh Biomassa Alga Nannochloropsis sp. Laporan
Penelitian UNILA Republika. 2006. Pengembangan Tanaman Biodiesel
Mampu Menyerap Tenaga Kerja.
Susila, I Wayan. 2007. Proses Produksi Biodiesel Biji Karet Metode Non-Katalis
“Superheated Methanol” pada Tekanan Atmosfir. Http://
puslit.petra.ac.id/journals/pdf.php?PublishedID=MES09110209