DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dari mata kuliah Praktik
Keperawatan Mandiri ini dengan judul “Intervensi Mandiri Keperawatan Pada Praktik
Mandiri Keperawatan Jiwa Dan Intervensi Mandiri Keperawatan Pada Praktik Keperawatan
Keluarga”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis menyadari bahwa memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu, jika didapati adanya kesalahan – kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun
dari isi makalah, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat
bagi kita sekalian. Demikian makalah ini dibuat, kami ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik keperawatan mandiri merupakan tantangan yang harus disikapi oleh
profesi keperawatan. Pada awalnya keperawatan tidak mempunyai cara untuk
mengontrol praktiknya sendiri, keperawatan seolaholah bukan suatu profesi mandiri yang
didasari ilmu pengetahuan keperawatan.
Catatan sejarah menyatakan bahwa pelaksanaan praktik keperawatan hanya
terbatas pada pemberian obat-obatan dan pemasangan alat kesehatan. Situasi ini berlanjut
hingga dalam praktiknya perawat hanya melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan
instruksi dokter. Seluruh tugas-tugas keperawatan dibebankan kepada perawat sebagai
pelaksana tugas rutinitas (Manurung, 2011).
Penerapan praktik mandiri keperawatan meliputi keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan medical bedah, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga,
keperawatan komunitas dan keperawatan gerontik. Dalam tiap keperawatan memiliki
intervensi ataupun tindakaan yang berbeda-beda. Dalam keperawatan kelauarga dan
keperawatan jiwa dapat dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja intervensi mandiri keperawatan pada praktik keperawatan jiwa?
2. Apa saja intervensi mandiri keperawatan pada praktik keperawatan keluarga?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui intervensi mandiri keperawatan pada praktik keperawatan jiwa.
2. Untuk mengetahui intervensi mandiri keperawatan pada praktik keperawatan jiwa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Upaya preventif
Upaya preventif merupakan suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya
masalah kejiwaan dan gangguan jiwa.
Upaya preventif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk:
a. Mencegah terjadinya masalah kejiwaan
b. Mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa
c. Mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum
atau perorangan.
d. Mencegah timbulnya dampak masalah psikososial.
Intervensi yang dapat dilakukan perawat dalam praktik mandiri Keperawatan Jiwa :
1) Perawat menciptakan lingkungan lembaga yang kondusif bagi perkembangan
KesehatanJiwa
2) Memberikan komunikasi,informasi,dan edukasi mengenai pencegahan agar
tidak terjadi gangguan jiwa
3) Perawat menyediakan dukungan psikososial dan Kesehatan Jiwa di lingkungan
lembaga.
4) Perawat dapat melakukan konseling kesehatan jiwa.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif merupakan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap
pasien yang mengalami gangguan jiwa yang mencakup proses diagnosis dan
penatalaksanaan yang tepat sehingga pasien dapat berfungsi kembali secara wajar di
lingkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat.
Upaya kuratif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk:
a. Penyembuhan atau pemulihan
b. Pengurangan penderitaan
c. Pengendalian disabilitas
d. Pengendalian gejala penyakit.
Intervensi yang dapat dilakukan perawat dalam praktik mandiri Keperawatan Jiwa :
1) Melakukan proses penegakan diagnosis terhadap orang yang diduga memiliki
masalah kesehatan jiwa dilakukan untuk menentukan:
a. Kondisi kejiwaan tindak lanjut
3
b. Penatalaksanaan terhadap pasien.
2) Perawat dapat melakukan penatalaksanaan kondisi kejiwaan pada pasien dengan
melalui sistem rujukan.
3) Perawat dalam melakukan penatalaksanaan kondisi kejiwaan pasein yang
dilakukan secara rawat inap dilakukan atas hasil pemeriksaan psikiatrik oleh
dokter spesialis kedokteran jiwa dan/atau dokter yang berwenang dengan
persetujuan tindakan medis secara tertulis.
4) Dalam hal pasien menunjukkan pikiran dan/atau perilaku yang dapat
membahayakan dirinya, orang lain, atau sekitarnya, maka perawat yang
berwenang dapat melakukan tindakan medis atau pemberian obat psikofarmaka
terhadap pasien sesuai standar pelayanan Kesehatan Jiwa yang ditujukan untuk
mengendalikan perilaku membahayakan.
5) Perawat dapat melakukan penatalaksanaan terhadap pasien dengan cara lain di
luar ilmu yang dimilikinya hanya dapat dilakukan apabila dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan
dengan norma agama seperti : penggunaan produk, modalitas terapi, dan
kompetensi pemberi pelayanan yang sesuai
6) Perawat dapat mengajarkankeluarga untuk memandikan penderita dan kegiatan
yang lainnya.
4. Upaya rehabilitatif :
Upaya rehabilitatif Kesehatan Jiwa merupakan kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan Kesehatan Jiwa yang ditujukan untuk:
a. Mencegah atau mengendalikan disabilitas
b. Memulihkan fungsi sosial
c. Memulihkan fungsi okupasional
d. Mempersiapkan dan memberi kemampuan pasien agar mandiri di masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan perawat dalam praktik mandiri Keperawatan Jiwa :
1) Upaya rehabilitasi sosial perawat dapat melaksanakan secara persuasif,
motivatif, atau koersif, baik dalam keluarga dan masyarakat
2) Upaya rehabilitasi sosial perawat dapat memberikan dalam bentuk:
a) Motivasi dan diagnosis psikososial;
b) Perawatan dan pengasuhan;
4
c) Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan;
d) Bimbingan mental spiritual
e) Bimbingan fisik
f) Bimbingan sosial dan konseling psikososial
g) Pelayananan sesibilitas
h) Bantuan sosial dan asistensi sosial
i) Bimbingan resosialisasi
j) Bimbingan lanjut
k) Rujukan
5
g. Melakukan suction
h. Melakukan pemasang peralatan 02
i. Pemberian huknah
4. Upaya rehabilitatif yang merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi pasien yang
dirawat dirumah, maupun kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama, seperti :
a. Perawatan luka (penggantian perban steril ,debridemen ,irigasi ,dan
instrusksi teknik perawatan luka kepada klien dan keluarga).
b. Rehabilitasi (pelatihan rawat jalan, penggunaan alat bantu, instruksi teknik
transfer terhadap klien dan keluarga).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat dapat melakukan pola asuh dan pola komunikasi dalam keluarga yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat Perawat dapat
melakukan dalam bentuk komunikasi, informasi,dan edukasi mengenai
KesehatanJiwa,serta menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif untuk
pertumbuhan dan perkembangan jiwa yang sehat.
Dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi,dan edukasi mengenai
Kesehatan Jiwa dengan sasaran kelompok pasien, kelompok keluarga,atau masyarakat
disekitar fasilitas pelayanan kesehatan.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang bagaimana kondisi
penderita yang memiliki masalah kesehatan jiwaPerawat mengarahkan keluarga untuk
memenuhi Kebutuhan dasar penderita, misalnya mandi, makan, berkomunikasi
dengan baik
B. Saran
Penulis berharap agar semua perawat dapat menerapakan intervensi mandiri
keperawatan pada praktik mandiri keerawatan jiwa dan intervensi mandiri
keperawatan pada praktik keperawatan keluarga
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/nadiraaisha/5ce6d5e56b07c552147f14cb/praktik-keperawatan-
mandiri-salah-satu-wujud-profesionalisme-perawat