Anda di halaman 1dari 17

Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017

ISSN 1979-6358 (print)


ISSN 2597-246X (online)

Hasil Penelitian

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELITUS GESTASIONAL DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN
GOWA TAHUN 2016

Rini Fitriani

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makasar

Abstrak
Pendahuluan. Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi masih menjadi masalah di Indonesia.
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa
berdampak langsung pada keehatan ibu dan janin. Prevalensi DMG terjadi pada 7% kehamilan
di dunia setiap tahunnya, dan di Indonesia terjadi sebesar 1,9%-3,6%. Tujuan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor resiko kejadian DMG di wilayah kerja Kecamatan Somba
Opu Kabupaten Gowa tahun 2016. Metode. Jenis penelitian adalah observasional analitik
dengan desain Case Control Study. Jumlah sampel adalah 96 orang, yang terdiri dari 32 ibu
hamil dengan DMG (kasus) dan 64 ibu hamil tidak menderita DMG, cara pengambilan sampel
menggunakan metode consecutive sampling. Hasil. Hasil uji bivariat diperoleh resiko kejadian
DMG berdasarkan umur (p=0,527 dan OR=1,508), riwayat keluarga (p=0,000 dan OR= 6,926),
riwayat makrosomia (p=0,006 dan OR= 6,680), riwayat persalinan (p=0,128 dan OR=2,270),
dan riwayat obesitas (p=0,009 dan OR=3,462). Uji multivariat diperoleh variabel yang paling
beresiko adalah riwayat keluarga dengan nilai p=0,008 dan OR=4,536. Kesimpulan. Riwayat
DM dan riwayat makrosomia menjadi faktor resiko kejadian DMG, dan riwayat DM dalam
keluarga merupakan faktor yang paling beresiko (OR = 4,536 dan p=0,008)

Kata Kunci : Faktor risiko, Diabetes Mellitus Gestasional,

Abstract
Introduction. Maternal Mortality Rate (MMR) is high is still a problem in Indonesia.
Gestational Diabetes Mellitus (GDM) is one of the health problems that could have a direct
impact on maternal and fetal health. The prevalence of GDM occurs in 7% of pregnancies in
the world each year, and in Indonesia occurred at 1.9% -3.6%. Aims. This study aimed to
determine the incidence of risk factors in the working area of the District DMG Somba Opu
Gowa district in 2016. Methods. The study was observational analytic design Case Control
Study with purpossive sampling method.The number of samples are 96 people, consisting of 32
pregnant women with GDM (cases) and 64 pregnant women do not suffer from DMG. Results.
The test results of bivariate acquired risk events DMG based on age (p=0.527 and OR=1.508),
family history (p=0.000 and OR=6.926), history of macrosomia (p=0.006 and OR=6.680),
history of labor (p=0.128 and OR=2.270), and a history of obesity (p= 0.009 and OR= 3.462).
Multivariate test variables obtained most at risk in family history with p=0.008 and OR=
4.536. Conclusion. The conclusion of this research is a history of diabetes and a history of
macrosomia is a risk factor of DMG events, and history of diabetes in the family is a mainly
risk (OR=4.536 and p=0.008)

Keywords: Gestational Diabetes Mellitus, risk factors.

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 110
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

PENDAHULUAN target yang telah ditentukan dalam tujuan

Millenium Development Goals (MDG’s)


United Nations International
yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan
Children’s Emergency Found (UNICEF)
ibu. Target yang akan dicapai sampai tahun
(2012) menyatakan bahwa setiap tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko
hampir 10.000 wanita meninggal karena
jumlah kematian ibu. Pemerintah
masalah kehamilan dan persalinan.
khususnya Kemenkes masih dituntut
Kehamilan sebagai keadaan yang fisiologis
bekerja keras menurunkannya hingga
dapat diikuti proses patologis yang
tercapai target MDG’s yang kelima yaitu
mengancam keadaan ibu dan janin1.
menurunkan AKI menjadi 102 dari 100.000
Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu
pada tahun 2015.
meninggal per tahun saat hamil atau
Diabetes Mellitus Gestasional
bersalin dan 28,1% diantaranya
(DMG) adalah suatu kumpulan gejala yang
dikarenakan oleh Diabetes Mellitus2.
timbul pada seseorang ibu hamil yang
Menurut Kementerian Kesehatan
disebabkan oleh karena adanya
(Kemenkes) RI Tahun 2010 Angka
peningkatan kadar glukosa darah akibat
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
penurunan sekresi insulin yang progresif
indikator dalam menentukan derajat
(PERKENI, 2015). DM ini ditegakkan atas
kesehatan masyarakat dan keberhasilan
dasar pemeriksaan kadar glukosa darah
pembanguan pada sektor kesehatan. Tinggi
dimana glukosa darah yang dianjurkan
rendahnya AKI di suatu wilayah dijadikan
adalah pemeriksaan glukosa secara
sebagai indikator yang menggambarkan
enzimatik dengan bahan darah plasma
besarnya masalah kesehatan, kualitas
vena. Pemeriksaan glukosa plasa puasa
pelayanan kesehatan dan sumber daya di
≥126 mg/dl atau pemeriksaan glukosa
suatu wilayah3. AKI merupakan salah satu
plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah Tes

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 111
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

Toleransi Glukosa Oral (TTGO) atau Indonesia sebesar 1,9%-3,6% pada

pemeriksaan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl. kehamilan umumnya. Pada ibu hamil

Keadaan ini biasa terjadi pada saat 24 dengan riwayat keluarga diabetes melitus,

minggu usia kehamilan dan sebagian prevalensi diabetes gestasional sebesar

penderita akan kembali normal pada setelah 5,1%7. Angka ini lebih rendah dari pada

melahirkan (Depkes RI, 2008). Pada prevalensi di Negara Inggris dan Amerika

hampir setengah angka kejadiannya, serikat. Meskipun demikian, masalah

diabetes akan muncul kembali4. diabetes gestasional di Indonesia masih

Diabetes mellitus gestasional membutuhkan penanganan yang serius

menjadi masalah global dilihat dari angka melihat jumlah penderita yang cukup

kejadian dan dampak yang banyak serta dampak yang ditimbulkan

ditimbulkannya5. Menurut american pada ibu hamil dan janin. Data yang

diabetes Association (ADA) tahun 2000, diperoleh dari Dinas Keshatan Provinsi

diabetes mellitus gestasional terjadi 7% Sulawesi Selatan tahun 2009 mengenai

pada kehamilan setiap tahunnya. Prevalensi surveilans rutin penyakit tidak menular

diabetes gestasional bervariasi yaitu 1%- rawat inap yang dilaporkan dari rumah sakit

14%. Angka ini tergantung pada populasi diperoleh jumlah kasus diabetes melitus

yang diteliti dan kriteria penyaringan yang gestasional sebanyak 283 kasus dimana

digunakan6. prevalensinya sebesar 0,1%8.

Diabetes mellitus gestasional terjadi RISKESDAS Gowa tahun 2014

sekitar 4% dari semua kehamilan di dalam datanya menyebutkan adanya

Amerika serikat, dan 3-5% di Inggris kejadian ibu hamil dengan risiko tinggi

(ADA,2006). Prevalensi diabetes mellitus yaitu keadaan penyimpangan dari normal

gestasional di Eropa sebesar 2-6% . secara langsung menyebabkan kesakitan

Prevalensi diabetes mellitus gestasional di dan kematian ibu maupun bayi. Pada tahun

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 112
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

2010 terdapat 2874 ibu hamil risiko trauma kelahiran. Selain itu bayi berisiko

tinggi/komplikasi, tahun 2011 terdapat tinggi untuk terkena hipoglikemia,

2756 ibu hamil risiko tinggi/komplikasi, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, sindrom

tahun 2013 2894 ibu hamil risiko gangguan pernapasan, polisitemia, obesitas

tinggi/komplikasi. Hal ini menunjukkan dan diabetes mellitus tipe 2.

perubahana angka ibu dengan risiko tinggi Mengingat bahaya komplikasi

tidak menurun secara signifikan dan masih kehamilan dengan diabetes mellitus, maka

menjadi masalah di kabupaten gowa. perlu kiranya dibuat diagnosis sedini

Diabetes mellitus gestasional mungkin. Beberapa kelompok wanita hamil

menjadi masalah kesehatan masyarakat telah diketahui mempunyai risiko tinggi

sebab penyakit ini berdampak langsung untuk terjadinya diabetes mellitus selama

pada kesehatan ibu dan janin5. Dampak kehamilannya. Dan faktor risiko

yang ditimbulkan oleh ibu penderita merupakan kriteria yang berguna dalam

diabetes melitus gestasional adalah ibu penyaringan klinis selama pemeriksaan

berisiko tinggi terjadi penambahan berat antenatal. Oleh karena itu penulis tertarik

badan berlebih, terjadinya preklampsia, untuk melakukan penelitian tentang faktor

eklampsia, bedah sesar, dan komplikasi risiko kejadian diabetes mellitus

kardiovaskuler hingga kematian ibu. gestasional di kabupaten Gowa.

Setelah persalinan terjadi, maka penderita

berisiko berlanjut terkena diabetes tipe 2 METODE

atau terjdi diabetes mellitus gestasional


Desain penelitian yang digunakan
berulang pada masa yang akan datang.
adalah survei analitik (analitik non
Sedangkan bayi yang lahir dari ibu yang
eksperimental) dengan pendekatan case
mengalami diabetes mellitus gestasional
control, untuk mengetahui kontribusi faktor
berisiko tinggi untuk terkena makrosomia,

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 113
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

risiko diabetes mellitus gestasional. 94 ibu hamil yang diambil secara

Penelitian kasus kontrol dilakukan dengan consecutive sampling dari rata-rata

mengidentifikasi subyek-subyek berupa populasi ibu hamil yang melakukan

kasus, dimana kasus adalah subyek dengan pemeriksaan kehamilan setiap bulan di

karakter positif (ibu yang menderita puskesmas tersebut sebanyak 207 orang.

diabetes mellitus gestasional), kemudian Analisis data dilakukan secara univariat,

dianalisis secara retrospektif ada tidaknya bivariat dan multivariat menggunakan

faktor risiko (kausa/penyebab) yang diduga aplikasi spss.

berperan. Jumlah sampel adalah sebanyak

Tabel 1. Risiko Kejadian Diabetes


Melitus Gestasional Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa Tahun 2016

Kejadian Diabetes Mellitus N % OR


Umur Gestasional LL – UL
Kasus Kontrol p value
n % n %
Risiko tinggi 5 15,6 7 10,9 12 12,5 1,508
Risiko rendah 27 84,4 57 89,1 84 87,5 0,43-5,18
Jumlah 32 100,0 64 100,0 96 100,0 0,527
Sumber : data primer

HASIL besar untuk mengalami diabetes mellitus

gestasional dibanding responden dengan


1. Umur
umur < 35 tahun. Oleh karena nilai LL dan
Hasil analisis bivariat dengan uji
UL mencakup nilai satu dengan tingkat
Odds Ratio diperoleh nilai OR diperoleh
kepercayaan 95%, maka nilai 1,508
nilai OR=1,508 (95% CI: 0,438-5,188).
dianggap tidak bermakna secara statistik
Dengan demikian responden dengan umur
atau umur bukan merupakan faktor risiko
≥ 35 tahun memiliki risiko 1,508 kali lebih
kejadian diabetes mellitus gestasional

(Tabel 1).

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 114
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

Penelitian ini tidak sejalan dengan jumlah/fungsi insulin ibu tidak optimal dan

penelitian yang dilakukan oleh Ifan terjadi perubahan kinetika insulin dan

Pratama dkk yang dilakukan di RSIA Sitti resistensi terhadap insulin. Efek dari

Khadijah I Kota Makassar pada tahun 2013 resistensi insulin ini mengakibatkan kadar

dengan jenis penelitian yang digunakan darah ibu hamil tinggi sehingga terjadilah

adalah observasional analitik dengan diabetes gestasional. Keadaan ini dapat

rancangan case control study dengan besar berdampak pada janin, sebab kadar gula

sampel sebanyak 120 sampel dengan darah ibu akan mempengaruhi gula darah

perbandingan sampel kasus kontrol 1:2 dan janin sehingga gula darah janin juga

didapatkan bahwa umur ibu hamil ≥ 35 meningkat7,9.

tahun (95%CI= 1,139-9,986) bermakna Umur ibu merupakan salah satu

dan merupakan faktor risiko 3,476 kali faktor yang dapat berkontribusi secara tidak

dibandingkan dengan umur ibu < 35 tahun langsung pada kejadian diabetes

terhadap kejadian diabetes melitus gestasional. Namun pada penelitian ini

gestasional. diperoleh hasil analisis umur tidak

Saat kehamilan, terjadi perubahan bermakna terhadap kejadian diabetes

hormonal dan metabolik. Perubahan gestasional atau umur bukan merupakan

metabolik ditandai dengan peningkatan faktor risiko kejadian diabetes gestasional.

kadar glukosa dalam darah akibat Hal ini mungkin dikarenakan responden

pemenuhan kebutuhan energi untuk ibu dan pada penelitian ini yang menderita diabetes

janin. Perubahan hormonal ditandai dengan melitus gestasional lebih banyak yang

meningkatnya hormon estrogen dan berumur < 35 tahun. Kejadian diabetes

progestin. Peningkatan hormon estrogen melitus gestasional yang diderita oleh ibu

dan progestin mengakibatkan keadaan hamil kemungkinan besar diperoleh dari

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 115
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

faktor pencetus yang lain selain umur. Serta sampai berkurangnya kegiatan jasmanni.

ibu hamil dengan umur ≥ 35 tahun Hal ini terjadi terutama pada kelompok usia

kemungkinan memiliki pola hidup sehat dewasa ke atas pada seluruh status sosial

seperti menjaga pola makan serta aktivitas ekonomi. Semakin tinggi usia maka

fisik. semakin berisiko untuk menderita diabetes

Penyakit diabetes melitus mellitus gestasional. Oleh karena itu, ibu

gestasional dapat menyerang semua jenis perlu menghindari kehamilan pada usia

umur, dan umur yang paling dominan risiko tinggi9.

terkena penyakit ini adalah lebih dari 35

tahun. Secara umum diketahui bahwa pada 2. Riwayat Keluarga

periode ini, kebanyakan ibu hamil Hasil analisis bivariat dengan uji

cenderung melakukan sedikit aktivitas Odds Ratio diperoleh nilai OR diperoleh

tetapi suplai nutrisi tidak mengalami nilai OR=6,929 (95% CI: 2,575-18,626).

penurunan, bahkan seringkali mengalami Dengan demikian responden dengan

kelebihan. riwayat keluarga memiliki risiko 6,929 kali

Diabetes mellitus merupakan lebih besar untuk mengalami diabetes

penyakit yng teradi akibat penurunan fungsi mellitus gestasional dibanding dengan

organ tubuh (degeneratif) terutama responden yang tidak memiliki riwayat

gangguan organ pankreas dalam keluarga. Oleh karena nilai LL dan UL

menghasilkan hormon insulin, sehingga tidak mencakup nilai satu dengan tingkat

DM akan meningkat khususnya sejalan kepercayaan 95%, maka nilai 6,929

dengan pertambahan usia. Pada usia lanjut dianggap bermakna secara statistik atau

terjadi gaya hidup, mulai dari pola riwayat keluarga merupakan faktor risiko

makan/jenis makanan yang dikonsumsi

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 116
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

kejadian diabetes mellitus gestasional

(tabel 2).

Tabel 2. Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Gestasional Berdasarkan Riwayat


Keluarga Di Wilayah Kerja Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2016

Kejadian Diabetes Mellitus N % OR


Riwayat DM Gestasional LL – UL
Keluarga Kasus Kontrol p value
n % n %
Risiko tinggi 17 53,1 9 14,1 26 27,1 6,926
Risiko rendah 15 46,9 55 85,9 70 72,9 2,57-18,62
Jumlah 32 100,0 64 100,0 96 100,0 0,000
Sumber : data primer

Penelitian ini sejalan dengan 30% daripada ayah dengan DM . hal ini

penelitian yang dilakukan oleh dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam

Nurochmawati dengan menggunakan kandungan lebih besar dari ibu. Jika

rancangan case kontrol, besar sampel pada saudara kandung menderita DM maka

kelompok kasus 18 orang dan kelompok risiko untuk menderita DM adalah 10% dan

kontrol 36 orang dan didapakan hasil 90% jika yang menderita adalah saudara

bahwa ibu hamil yang memiliki riwayat kembar identik. Bagi masyarakat yang

keluarga DM berisiko 5 kali diabetes memiliki keluarga yang menderita DM,

melitus gestasional dibandingkan yang harus segera memeriksa kadar gula

tidak emmeliki riwayat keluarga DM darahnya karena risiko untuk menderita

(OR=5,00 95%CI= 1,19-22,02). DM besar.

Responden yang memiliki keluarga DM memperlihatkan kesatuan

DM maka risiko untuk menderita DM famili yang kuat. Penelitian pada pasangan

adalah 75% (Diabetes UK, 2010 dalam kembar dan keluarga membuktikan bawha

Shara Kurnia dkk, 2013) . risiko untuk peranan komponen genetik relatif kuat. DM

mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10- memperlihatkan sebgai konsekuensi

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 117
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

interaksi anata kerawanan genetik dengan dan 2 yang mempunyai nenek atau kakek

peran terhadap faktor-faktor lingkungan. yang diabetes melitus. Dan saudara

Pada populasi tertentu yang terbukti kandung penderita diabetes melitus ini,

mempunyai komponen genetik uatama hanya 6 yang mempunyai penyakit diabetes

telah diusulkan sebuah genotyp yang melitus yang jelas secara keseluruhan,

cermat. Beberapa gen saat ini, sebagian kesempatan anak menderita diabtes melitus

terbukti peranannya terhadap abnormalitas jika saudara lain satu tingkat menderita

pada deaminasi adenosine dan gen-gen diabetes melitus hanya 5 sampai 10 persen.

glukokinase pada beberapa keluarga yang

mengalami diabetes onset maturitas pada c. Riwayat Obesitas

yang muda, tetapi belum ditemukan Hasil analisis bivariat dengan uji

abnormalitas secara konsisten. Odds Ratio diperoleh nilai OR diperoleh

Hal ini sesuai dengan teori yang nilai OR=3,462 (95 % CI: 1,375-8,717).

dikemukakan oleh Foster (2000) dalam Sri Dengan demikian responden dengan

Widayati (2010) bahwa penurunan ini riwayat obesitas memiliki risiko 3,462 kali

diperkirakan autosomal dominan, resesif, lebih besar untuk mengalami diabetes

dan campuran. Analisis pohon keluarga mellitus gestasional dibanding dengan

menunjukkan prevalensi rendah transmisi responden yang tidak memiliki obesitas.

vertikal langsung pada satu seri penelitian Oleh karena nilai LL dan UL tidak

yang terdiri dari 35 keluarga yang di mencakup nilai satu dengan tingkat

dalamnya terdapat satu orang anak yang kepercayaan 95%, maka nilai 3,426

diabetes melitus tergantung insulin klasik, dianggap bermakna secara statistik atau

hanya empat dari kasus indeks yang riwayat obesitas merupakan faktor risiko

mempunyai orangtua yang diabetes melitus

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 118
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

kejadian diabetes mellitus gestasional

(Tabel 3).

Tabel 3. Risiko Kejadian Diabetes Meliitus Gestasional Berdasarkan Riwayat


Obesitas di Wialayah Kerja Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Tahun 2016

Kejadian Diabetes Mellitus N % OR


Riwayat Gestasional LL – UL
Obesitas Kasus Kontrol p value
n % n %
Risiko tinggi 15 46,9 13 20,3 12 12,5 3,462
Risiko rendah 17 53,1 51 79,7 84 87,5 1,375-8,717
Jumlah 32 100,0 64 100,0 96 100,0 0,009
Sumber : data primer

Penelitian ini sejalan dengan Menurut Doshani dan Konje

penelitian yang dilakukan oleh Ifan (2009), overweight merupakan faktor risiko

Pratama dkk yang dilakukan di RSIA Sitti pada gangguan toleransi glukosa baik

Khadijah I Kota Makassar pada tahun 2013 sebelum atau dalam kehamilan. Overweight

dengan jenis penelitian yang digunakan merupakan manifestasi dari obesitas

adalah observasional analitikl dengan dengan kata lain overweight merupakan

rancangan case control study dengan besar suatu tahap sebelum terjadi obesitas. Hal ini

sampel sebanyak 120 sampel dengan dapat dijelaskan dengan mekanisme

perbandingan sampel kasus kontrol 1:2 dan dimana saat terjadi obesitas maka sel-sel

didapatkan bahwa ibu hamil yang memiliki lemak yang menggemuk akan

riwayat obesitas (95%CI= 1,139-9,986) menghasilkan beberapa zat yang

bermakna dan merupakan faktor risiko digolongkan sebagai adipositokin yang

6,952 kali dibandingakn dengan ibu hamil jumlahnya lebih banyak daripada keadaan

yang tidak memiliki riwayat obesitas tidak gemuk. Zat-zat itulah yang

terhadap kejadian diabetes melitus menyebabkan resistensi insulin. Akibat

gestasional. resistensi insulin inilah glukosa sulit masuk

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 119
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

ke dalam sel keadaan ini membuat glukosa nilai OR=6,680 (95% CI: 1,686-44,686).

darah tetap tinggi (hiperglikemi) dan Dengan demikian responden dengan

terjadilah diabetes. Selain itu, saat hamil riwayat makrosomia memiliki risiko 6,680

bisanya terjadi penambahan berat badan kali lebih besar untuk mengalami diabetes

dan peningkatan konsumsi makanan mellitus gestasional dibanding dengan

sehingga keadaan ini dapat berdampak pada responden yang tidak memiliki riwayat

meningkatnya gula darah di atas normal (7). makrosomia. Oleh karena nilai LL dan UL

Oleh karena itu, sebelum hamil ibu perlu tidak mencakup nilai satu dengan tingkat

mejaga pola makanan sebelum terjadi kepercayaan 95%, maka nilai 6,680

peningkatan berat badan berlebih saat dianggap bermakna secara statistik atau

kehamilan. riwayat makrosomia merupakan faktor

d. Riwayat Makrosomia risiko kejadian diabetes mellitus

Hasil analisis bivariat dengan uji gestasional (Tabel 4).

Odds Ratio diperoleh nilai OR diperoleh

Tabel 4. Risiko Kejadian Diabetes Meliitus Gestasional Berdasarkan Riwayat


Makrosomia di Wialayah Kerja Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun
2016

Kejadian Diabetes Mellitus N % OR


Makrosomia Gestasional LL – UL
Kasus Kontrol p value
n % n %
Risiko tinggi 7 21,9 2 3,1 12 12,5 6,680
Risiko rendah 25 78,1 62 96,9 84 87,5 1,68-44,68
Jumlah 32 100,0 64 100,0 96 100,0 0,006
Sumber : data primer

Penelitian ini berbeda dengan menggunakan metode studi analitik dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arlia Oroh studi kasus kontrol melalui rekam medik

dkk di bagian obgin BLU RSUP Prof. Dr. didapatkan hasil bahwa tidak terdapat

R. D. Kandou Manado tahun 2012 yang

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 120
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

hubungan antara dibetes melitus pertumbuhan janin-janin makrosmia di

gestasional dan makrosomia. dalam rahim cenderung semakin cepat

Pertumbuhan dan perkembangan (setelah 38 minggu) sedangkan

janin makrosomia dipengaruhi oleh pertumbuhan janin non-makrosomia lebih

berbagai faktor, diantaranya adalah bersifat linier selama masa kehamilan.

lingkungan uterin ibu hamil, berfungsinya Ibu hamil dengan riwayat

plasenta, dan ketersediaan asupan nutrisi melahirkan bayi makrosomia, berisiko 5-10

pada ibu dan janin. Pada awal masa kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan

kehamilan, insulin dan faktor-faktor bayi mekrosomia dibandingakan ibu yang

perkembangan insulin merupakan penentu belum pernah melahirkan bayi

utama pertumbuhan janin dan makrosomia. Hasil penelitian juga

perkembangan organ janin. Produksi menunjukkan bahwa keturunan

insulin pada janin yang dimulai antara 8-10 makrosomia dengan kehamilan diabetes

minggu masa kehamilan, sangat ditentukan melitus gestasional dapat dibedakan dengan

oleh tingkat glukosa ibu, yang sekitar 80% jelas dalam rahim yang ditandai dengan

disalurkan kepada janin melalui membran tingkat pertumbuhan yang tinggi dari

plasenta. jaringan-jaringan khusus yang sensitif

Ibu dengan keturunan diabetes insulin termasuk lemak, jantung, dan liver

melitus gestasional yang memiliki kontrol subkutan.

glikemik yang buruk secara terus menerus Pertumbuhan jaringan otak tidak

akan terpapar terhadap glukosa dan insulin ikut terpengaruh, sehingga bayi-bayi

dengan kadar tinggi pada rahim yang dapat makrosomia dari ibu diabetes akan

mempercepat pertumbuhan janin. mengembangkan lipatan kulit tubuh bagian

Penelitian juga membuktikan bahwa atas yang lebih tebal dibandingkan dengan

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 121
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

bayi-bayi non-diabetes yang memiliki berat Hasil analisis bivariat dengan uji

tubuh lahir dan panjang tubuh lahir yang Odds Ratio diperoleh nilai OR diperoleh

sama. Dampak dari pola-pola pertumbuhan nilai OR=2,270 (95 % CI: 0,867-5,942).

ini dapat dikenali saat lahir dengan adanya Dengan demikian responden dengan

lingkar perut yang relatif lebih besar dan riwayat abortus memiliki risiko 2,270 kali

naiknya rasio lingkar perut terhadap lingkar lebih besar untuk mengalami diabetes

kepala bayi makrosomia turunan. Persson mellitus gestasional dibanding dengan

dan Hanson mendeskripsikan fetopathi responden yang tidak memiliki riwayat

diabetes klasik sebagai bayi baru lahir abortus. Oleh karena nilai LL dan UL

makrosomia, montok, pletoris (wajah mencakup nilai satu dengan tingkat

tomat) dan seperti ubi atau wajah kepercayaan 95%, maka nilai 2,270

menggembung10. dianggap tidak bermakna secara statistik

atau riwayat abortus bukan merupakan

e. Riwayat Abortus faktor risiko kejadian diabetes mellitus

gestasional (Tabel 5).

Tabel 5. Risiko Kejadian Diabetes Meliitus Gestasional Berdasarkan Riwayat


Abortus di Wialayah Kerja Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Tahun 2016

Kejadian Diabetes Mellitus N % OR


Riwayat Gestasional LL – UL
Abortus Kasus Kontrol p value
n % n %
Risiko tinggi 11 34,4 12 18,8 12 12,5 2,270
Risiko rendah 21 65,6 52 81,2 84 87,5 0,867-5,942
Jumlah 32 100,0 64 100,0 96 100,0 0,128
Sumber : data primer

Penelitian ini sejalan dengan Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang

penelitian yang dilakukan oleh Kusnanto di tahun 1999 dengan rancangan penelitian

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 122
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

secara cross sectional study terhadap semua pengelompokkan terhadap faktor risiko

wanita hamil dengan jumlah sampel 213 yang mempengaruhi kadar glukosa darah.

ibu hamil dan didapatkan hasil untuk Dalam banyak kasus, jika A1c pada

variabel riwayat abortus OR = 3,697 pada wanita diabetes hamil berada dalam

dengan nilai p=0,449 (tidak signifikan) jangkauan prakonsepsi yang

yang berarti bahwa dalam penelitian ini direkomendasi, diabetes kemungkinan

riwayat abortus bukan merupakan faktor tidak menyebabkan abortus. Hiperglikemia

risiko kejadian diabetes melitus gestasional. atau gula darah yang tinggi secara terus

Namun tidak sejalan dengan menerus adalah salah satu yang

penelitian yang dilakukan oleh Idha menyebabkan abortus. Menurut Dr.

Nurochmawati dengan menggunakan Jovanovic dalam Rina salwa 2016 jika

rancangan case kontrol, besar sampel pada kadar glukosa darah yang tinggi pada awal

kelompok kasus 18 orang dan kelompok dan selama kehamilan, embrio tidak

kontrol 36 orangdan didapakan hasil bahwa membentuk dengan benar dan ada

ibu hamil yang memiliki riwayat abortus peningkatan laju kehamilan kosong

berisiko 4,14 kali diabetes melitus (blighted ovum). Jika kadar glukosa darah

gestasional dibandingkan yang tidak normal pada saat pembuahan, tidak ada

memiliki riwayat abortus (OR=4,14 peningkatan risiko.

95%CI= 1,03-17,40). Menurut Dr. Nanette Santoro, MD,

Beberapa hal yang mungkin profesor dan direktur Divisi Endrikomologi

mempengaruhi signifikansi dari hasil Reproduksi dan Infertilitas di Abert

penelitian ini, diantaranya adalah kecilnya Einstein College of Medicine, mengatakan

kenaikan kadar glukosa darah, distribusi bahwa faktor-faktor lain sebagai penyebab

jumlah sampel yang ada, serta keguguran pada wanita diabetes gestasional

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 123
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

adalah termasuk adanya sindrom polikistik sebagai ukuran meski tidak langusng

ovarium (PCO). Wanita diabetes dengan tentang bagaimana plasenta berfungsi. Jika

PCO memiliki tingkat konsistensi yang denyut jantung bayi tidak meningkatkan

lebih tingii untuk mengalami keguguran jumlah untuk durasi waktu tertentu,

daripada populasi umum. mungkin ada masalah dengan plasenta.

Dr. Carol Levy juga menambahkan Karena itu, meskipun kontrol glukosa

pendapat tentang adanya kemungkinan secara ketat mungkin bisa menghilangkan

gangguan vaskular. Pada wanita hamil masalah yang berhubungan dengan

dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 mungkin penyakit pembuluh darah, namun wanita

tidak memiliki plasenta yang memadai, dan dengan tes A1c rendah masih harus

ini dapat mempengaruhi sirkulasi darah. mendapatkan pemantauan janin yang lebih

Selain itu juga uji nonstres perlu dilakukan luas.

Tabel 6. Analisis Regresi Berganda Logistik Kejadian Diabetes Mellitus


Gestasional di Kabupaten Gowa Tahun 2016

Variabel Penelitian OR 95% CI P


LL UL
Riwayat DM 4,536 1,489 13,824 0,008

Riwayat Obesitas 8,822 0,825 94,359 0,072


Riwayat 2,894 0,423 19,789 0,279
Makrosomia
Riwayat Abortus 0,200 0,016 2,493 0,211

Cons 0,216 0,000


Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 9, diketahui merupakan faktor yang paling berpengaruh

bahwa dari 4 variabel yang diikutkan dalam terhadap kejadian diabetes mellitus

uji regresi berganda logistik diketahui gestasional dengan nilai OR sebesar 4,536

bahwa variabel riwayat keluarga kali untuk terjadinya diabetes mellitus

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 124
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

gestasional. Diketahui bahwa faktor ini menyebabkan responden yang sakit

herediter merupakan salah satu unsur yang masuk dalam kelompok control, dan

penting dalam predisposisi DM gestasional sebaliknya responden yang tidak sakit

dimana ayah mempunyai kontrstribusi masuk dalam kelompok kasus.

genetik lebih kuat di banding ibu. Mongeu Glukosa responden dapat sewaktu-

mengestimasi bahwa di samping faktor waktu berubah, hal ini memungkinkan

lingkungan, faktor genetik memberikan terjadinya bias misklasifikasi. Untuk

konstribusi untuk munculnya DM menghindari terjadinya bias ini, maka

gestasional sebanyak 0 -60 %. Bukti paling pengukuran glukosa dilakukan

kuat akan peran genetik terdapat pada sebanyak 2-3 kali dalam waktu yang

penelitian anak kembar, dengan koefisien berbeda dan dilakukan oleh surveyor

sebesar lebih dari 0,5% di dapatkan 2 kali terlatih.

di banding dengan saudara kandung 2. Adanya ketidaktahuan responden

langsung. Faktor genetik di sini murni tentang pertanyaan yang diajukan,

berperan setidaknya 5 kali lebih besar dari khususnya pada variabel riwayat

pada pengaruh lingkungan. keluarga sehingga variabel ini dapat

menjadi bias.

KETERBATASAN PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran,
Bias-bias yang mungkin terjadi pada
Edisi 4, Media Aesculapius, Jakarta,
2010
penelitian ini antara lain :
2. Manuaba, Pengantar Kuliah obstetri,
EGC, Jakarta, 2007
1. Bias misklasifikasi. Dapat terjadi
3. Kemenetrian Kesehatan RI. 2013.
Riset Kesehatan dasar, Riskesdas
akibat kurangnya validitas alat ukur
2013. Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
dan ketetapan diagnosis penyakit. Bias
4. Nurrahmi, Ulfa. Stop Diabetes.
Yogyakarta; Familia; 2012

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 125
Molucca Medica Volume 10, Nomor 1, Oktober 2017
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 2597-246X (online)

5. Osgood et al. The Inter-and 8. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan.


Intragenerational Impact of Surveilans Rutin Penyakit Tidak
Gestational Diabetes on the Epidemic Menular Rawat Inap. Makassar;
of Type 2 Diabetes. Journal of Dinkes SulSel; 2009
American Journal of Public Health 9. Pratama Ifan dkk, Faktor Risio
2011; 101 (1). Kejadian Prediabetes/Diabates Melitus
6. American Diabetes Association. Gestasional di RSIA Sitti Khadijah I
Gestational of Diabetic Care, 2006; Kota Makassar, 2012
volume 23 (suppl.1). 10. Khulqi Yunisa Rosita, Hubungan
7. Maryunani, Ns Anik. Buku Saku Kadar Gula darah Pasien Diabetes
Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta : Mellitus Gestasional dengan Kelahiran
Trans Info Media; 2008. Bayi Makrosomia di Rumah Sakit 5
Hermina Ciputat, 2014

http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed | 126

Anda mungkin juga menyukai