Anda di halaman 1dari 4

Notulen Pelatihan Penilaian berbasis android

Nama/Tema Workshop : pembuatan Aplikasi penilaian berbasis android

Hari/Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 09 Februari 2021


Waktu : 09.00– 12.00 WIB
Acara : Acara dimulai dengan :
1. Pembukaan:
– Dibuka Oleh MC (Bejo Sulasih, M.Pd)
– Sambutan Ketua MtGMP Oleh Indria Mustika, M.Pd.

Sambutan pengaawas oleh Shodiq Purwanto

10 soft skills

1. Communication
2. Self motivation
3. Leadership
4. Responsibility
5. Teamwork
6. Problem solving
7. Decisiveness
8. Ability work

Guru abd 21
Visi
Komunikasi
Belajar sepanjang hayat
Mnyesuaikan diri
Mengambil resiko
Berkolaborasi
Model teladan
kepemimpinan
2. Penyampaian materi Workshop:

– Paparan Narasumber oleh Muhdhor, S.Pd.


3. Sesi tanya jawab dipandu oleh Moderator (Hari Moektiwibowo, S.T, M.M)
4. Pelatihan pembuatan aplikasi penilaian berbasis android oleh Narasumber
5. Penyerahan Cinderamata & Foto Bersama dilanjutkan makan siang (Panitia)
• Peserta : Peserta Workshop (pengurus dan anggota MGMP)

1. Pendahuluan Materi :
A. Pengetahuan mengenai kampus merdeka (merdeka Belajar: dasar Kebijakan: AEC 2015,
Revolusi Industri 4.0, dan Bonus Demografi Indonesia. Sumber: Paparan Wakil Rektor 1 Unsurya);
B. Target akreditasi internasional (9 Standar/Kriteria), maka wajib menyusun kurikulum berbasis
outcomes (OBE);
C. Pembaruan kurikulum dari konvensional, diupayakan untuk setiap institusi wajib menyusun
kurikulum berbasis outcomes (OBE);
D. Measurement Input-Output Based Education, maka harus mengikutsertakan kondisi lulusan
(profil lulusan; hasil survei lulusan bekerja sebagai apa, apa yang dikerjakan oleh si lulusan
(kompetensi lulusan), profil lulusan diterjemahkan sebagai kurikulum);
E. OBE disusun berdasarkan lulusan, pengguna lulusan, stakeholder penilai, maka diperoleh profil
lulusan sebagai kurikulum OBE;
F. Output berdasarkan profil kelulusan (disetiap sesi pertemuan harus menilai capaian
pembelajaran: kuis dan target pembelajaran), sehingga metode assessment dapat diketahui dari
kemampuan menilai mahasiswa untuk setiap materi pembelajaran (ada presentase penilaian di
setiap sesi);
G. OBE : apa yang harus mahasiswa/lulusan capai (kualifikasi lulusan), setiap mata kuliah memiliki
target yang terukur dan jelas (tidak boleh normatif);
H. OBE (education), OBC (curriculum), OBLT (learning and teaching), OBA (assement; penilaian
atau karya akhir:output terukur tidak hanya uts dan uas, upayakan ada proyek akhir (Studies by
Project), bahkan hingga bisa publikasi), Sumber Paparan Dr. Sekar Mayangsari;

2. Ringkasan Materi :
A. Target untuk akreditasi internasional, maka institusi/pihak universitas wajib menyusun kurikulum
OBE;
B. Measurement Input-Output Based Education dapat terukur berdasarkan profil lulusan (yang
diterjemahkan sebagai kurikulum OBE);
C. OBE disetiap sesi pertemuan perkuliahan harus dapat menilai capaian pembelajaran mahasiswa
dengan target pembelajaran;
D. Fokus OBE diutamakan pada bagaimana capaian lulusan, maka assessment lulusan harus dapat
ditinjau dari penilaian karya akhir yang terukur, tidak hanya uts dan uas, upayakan ada proyek akhir
(Studies by Project), bahkan hingga bisa publikasi);
E. OBE tidak bisa berdiri sendiri, harus ada sharing antar lintas prodi, keilmuan yang linier, penilai
stakeholder OBE, dan koordinator mata kuliah (jika ada);

3. Sesi Tanya Jawab :


1. Penanya Prodi Teknik Aeronautika.
Pertanyaan: Diawal memperoleh informasi tentang OBE, yang perlu ditanyakan untuk pencapaian
setiap sesi materi, ketika ditanyakan apa perlu ada keseragaman kuesioner untuk setiap dosen dan
bisa masuk RPS dan modulnya berbasis internasional juga, lalu untuk pencapaian kedepannya,
Jawaban:
a. Pencapaian tiap sesi untuk banyak kelas (yang parallel) agak sulit jika harus seragam, yang perlu
dan harus diseragamkan adalah metode pengambilan assessment (apakah cukup hanya dengan
kuis setiap sesi), perlu kesepakatan bagaimana pertanyaan diajukan (apakah pertanyaan cukup
dalam bentuk PG atau essay, atau kasus), dosen masih diberikan kreativitas dalam pengembangan
pertanyaan;
b. Modul berbasis internasional tidak diminta dalam kurikulum OBE tapi mengacu pada teks book,
Buku acuan untuk level unggul (yang terbarukan), modul hanya untuk mata kuliah yang praktik
(disusun berdasarkan referensi terkini), jika menggunakan internasional upayakan RPS (memiliki
rubrik deskriptif untuk penilaian disetiap ujian) dan kurikulum dengan 2 bahasa (bahasa Indonesia
dan inggris);

c. Kurikulum OBE dalam hal kontennya sudah sesuai dan direkomendasikan/mengacu/sudah


memperoleh pengakuan pada instansi/stakeholder atau dari tim penilai/assesment OBE, sehingga
jelas standar kualifikasinya;

2. Penanya: Dekan Fakultas Teknologi Kedirgantaraan


Pertanyaan: Ada catatan dijelaskan dalam hal problem SDM, bagaimana solusinya dan
instrumennya dan berikan penjelasan bagi kami agar sesuai kriteria? Kita persiapkan OBE dan
diterapkan pada tahun 2021, apakah efektif?
Jawaban: kriteria SDM harus mengedepankan proses pembelajaran berbasis OBE (contoh assessor
IABEE: kriteria umum), meskipun masih banyak kekurangan, nanti Saya akan berikan secara
lengkap dan umum.
Untuk penerapan OBE, ouput akan kelihatan jika RPS ada, rubrik penilaian ada, sudah ada bukti-
bukti dokumen pendukung sudah menjalankan kurikulum OBE (contoh rubrik penilaian dan
pengerjaan mahasiswa, RPS).

3. Penanya: Dekan Fakultas Ekonomi


Pertanyaan: Format belum begitu sama terkait RPS, kami belum membuat rubrik penilaian, tapi
untuk kurikulum secara sederhana hampir sama, capaian pembelajaran tertinggi adalah
menganalisis, apakah perlu membuat pemetaan perkuliahan dengan pencapaian tertinggi, sehingga
dosen akan mengetahui capaian pembelajarannya, atau bagaimana mohon penjelasan?
Jawab: memang betul jika dikaitkan dengan taksonomi bloom (buatlah pemetaan kurikulum), namun
untuk perguruan tinggi metode pengajaran dengan pedagogik (pembelajaran orang dewasa), peta
kurikulum diupayakan membentuk keahlian (satu kompetensi/rumpun kurikulum) (tergantung
capaian pembelajaran mata kuliah), sehingga dapat merumuskan diakhir dan dapat terkelompok,
serta disetiap mata kuliah harus dapat melakukan evaluasi bukan hanya menganalisis.

4. Penanya: Prodi Akuntansi


Pertanyaan: belum memiliki mata kuliah akuntasi kedirgantaraan, yang belum ada backup?
Bagaimana solusinya, sehingga terlihat khusus dan mampu mengikuti kurikulum yang ibu jelaskan!
Jawab: Ciri khas upayakan dengan konten kurikulumnya saja, tidak harus menjadi mata kuliah
(aplikasi yang masuk ke dalam sektor).

5. Penanya: Pak Setiadi (Akuntansi)


Pertanyaan: apakah dapat mengacu pada 1 asosiasi profesi, misalnya IAI? Bagaimana untuk
memberikan cirri khas prodi dengan kurikulum OBE?
Jawaban: Mengacu kurikulum IAI, tergantung level target prodi dan profil lulusan (warna lulusan),
profil lulusan yang diinginkan seperti apa? Jika visi misi ingin standar internasional, maka mengacu
pada profesi internasional, tergantung dengan acuan yang diinginkan setiap prodi (fokus kembali
lagi dengan warna profil lulusan), harus menginduk yang standar nasional maupun bisa
internasional. Ciri khas dimata kuliah sudah cukup mewakili.

6. Penanya: Pak Sri Widodo (LPMI)


Pertanyaan: Bagaimana standar kurikulum kampus merdeka yang mengalami pandemik?, lalu jika
tidak ada magang karena kondisi ini, dan dengan bimbingan ke mahasiswa? Bagaimana jika sampai
ada kurikulum 2 (kurikulum merdeka dan kurikulum kampus)?
Jawaban: lebih mudah, karena perkuliahan sekarang semua serba online (sebenarnya pilihan untuk
menempuh didalam perguruan tinggi, diluar perguruan tinggi, ataupun magang: kampus merdeka),
hanya terkendala biaya jika diluar perguruan tinggi, bisa dilakukan kerjasama di fakultas lain dalam
perguruan tinggi yang sama (cara penerapan kampus merdeka). Kalau di kami magang (0 SKS)
tidak wajib untuk laporan dan tidak ujian magang dan tidak ada dosen pembimbing magang di
trisakti, melakukan diskusi silabus perkuliahan dan melakukan kerjasama dengan prodi atau fakultas
lain untuk pengembangan RPS dalam 1 perguruan tinggi yang sama.

7. Penanya: Magister Manajemen


Pertanyaan: Penegasan paling mendasar dan minimal yang berbeda dari S1 untuk S2, bagaimana
ciri khasnya?
Jawaban: untuk prodi S2 untuk level KKMI lulusan dapat membuat kebijakan strategis di lintas
bidang ilmu (memperhatikan banyak bidang ilmu), penyusunan lebih banyak di bidang prodi yang
ditekuni, saat melihat profil lulusan apabila sudah top management, maka perlu revisi jangan terlalu
banyak pengetahuan tekniks (hanya di semester 1 dengan beberapa review), dan selebihnya
banyakkan problem based/kasus, meninjau dan menimbangkan soft skills misal dalam argumentasi,
sehingga menciptakan juga kuliah umum yang mengasah soft skills, sehingga dapat membentuk
argumentasi dan komunikasi secara langsung dan tertulis (bahasa asing) yang dapat meningkat.
Ciri khas menggabungkan 2 mata kuliah dalam 1 mata kuliah.

4. Simpulan Materi Workshop:


Diharapkan untuk setiap prodi yang berfokus dalam penyusunan kurikulum OBE untuk pencapaian
akreditasi internasional, maka memperhatikan bagaimana penilaian capaian kompetensi lulusan
mahasiswa, penilaian pencapaian kelulusan dapat dimulai dengan penilaian setiap sesi materi
pembeajaran dengan metode pengambilan assessment dapat dilakukan keseragaman antar dosen
yang linier dan penilaian profil lulusan, sehingga Measurement Input-Output Based Education dapat
terukur, tidak normatif, dan hasil akhir setiap mahasiswa dapat berupa karya akhir yang terukur,
maupun dapat dipublikasikan, serta capaian lulusan dapat bekerja sesuai dengan kompetensi. Perlu
diketahui juga bahwa OBE dapat diimplementasikan langsung pada RPS (disertai rubik penilaian)
dan kurikulum berbasis outcomes yang dapat dicapai dengan melakukan diskusi kepada para
stakeholder, regulator ,dan asosiasi profesi untuk setiap prodi disetiap mata perkuliahan.

Ttd Notulis

Anda mungkin juga menyukai