Anda di halaman 1dari 3

Manusia sebagai Manajer Pembangunan

Rendy Christian Siahaan – 2006529695

Pembangunan menjadi hal yang tidak terlepaskan dari jalannya suatu negara demi
terciptanya kesejahteraan masyarakat. Pembangunan merupakan suatu upaya atau proses
perubahan sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan,
dan teknologi, untuk mengeskalasi kualitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu, menurut Deddy T. Tikson (2005), pembangunan nasional merupakan
transformasi ekonomi, sosial, dan budaya, secara sengaja melalui kebijakan dan strategi
menuju suatu kondisi yang diinginkan. Tujuan dari adanya pembangunan merupakan
kesejahteraan bagi seluruh warga negara. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan
oleh manusia dan untuk manusia itu sendiri, sehingga manusia berperan sebagai manajer
dalam pembangunan.

Pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga nilai utama yang perlu dipenuhi, yaitu
economically viable, socially-politically acceptable and culturally sensitive, dan
environmentally friendly. Economically viable berarti pembangunan tersebut perlu
mempunyai nilai ekonomi yang berkelanjutan dan dinamis sehingga dapat menjadi katalis
bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Socially-politically acceptable and
culturally sensitive berarti pembangunan yang dilakukan perlu diterima dalam aspek sosial-
politik, yang berarti kedudukan bersifat netral di mata politik. Pembangunan juga perlu
peka dan memperhatikan aspek-aspek kultur. Environmentally friendly berarti
pembangunan perlu memperhatikan aspek-aspek lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan dalam berbagai aspek pembangunan,


termasuk infrastruktur. Infrastruktur merupakan katalisator bagi pertumbuhan ekonomi
nasional. menurut Menurut Catanesey, Anthony J., dan Jamse C.S (1979:120), keberadaan
infrastruktur mempunyai andil yang besar terhadap kualitas kehidupan masyarakat,
pertumbuhan, serta perkembangan ekonominya. Selain itu, menurut Kwik Kian Gie (2002),
infrastruktur mempengaruhi marginal productivity of private capital dalam skala ekonomi
makro, serta mempengaruhi pengurangan biaya produk dalam skala ekonomu mikro.
Selain itu, infrastruktur juga mempengaruhi peningkatan taraf kehidupan masyarakat
dalam aspek peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan akses
terhadap lapangan kerja. Hal tersebut sejalan dengan studi dari World Bank yang
menunjukkan elastisitas PDB terhadap infrastruktur berada pada angka 0,07 hingga 0,44,
sehingga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Pembangunan infrastruktur pada masa kini perlu memperhatikan keseimbangan kebutuhan,
sehingga infrastruktur yang telah dibangun berguna secara berkelanjutan. Pembangunan
infrastruktur yang berkelanjutan penting untuk diintegrasikan agar tidak mengurangi nilai
dari infrastruktur tersebut serta dapat terus meningkatkan kualitas kehidupan manusia
dalam berbagai aspek. Keberlanjutan infrastruktur juga perlu memperhatikan aspek
lingkungan yang berkelanjutan. Segala aktivitas dan kegiatan pembangunan perlu
memperhatikan keberlanjutan lingkungan agar tidak mengganggu keseimbangan
ekosistem serta tidak merusak keseimbangan alam.

Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di perkotaan serta tingginya angka urbanisasi
di kota-kota besar Indonesia menuntut adanya keberlanjutan pembangunan infrastruktur
yang juga memperhatikan kualitas lingkungan perkotaan. Sesuai tujuannya, sebagai
instrumen peningkatan kualitas kehidupan manusia, pembangunan infrastruktur di
perkotaan harus mengedepankan aspek-aspek lingkungan. Hal tersebut berlawanan dengan
kondisi pada hari ini. Banyak infrastruktur di perkotaan yang “memakan” ruang hijau. Area
yang dulunya merupakan kawasan hijau dan menjadi paru-paru kota, kini banyak yang
telah beralihfungsi menjadi gedung-gedung perkantoran dan tempat tinggal penduduk.
Banyak juga pembangunan ruang terbuka bagi masyarakat, namun minim akan keberadaan
pohon. Kondisi tersebut dapat membahayakan kualitas kehidupan masyarakat di perkotaan.
Minimnya ruang hijau di perkotaan dapat mengancam kualitas serta kuantitas air,
peningkatan suhu rata-rata kota, peningkatan polusi dan penurunan kualitas udara, serta
ancaman bencana alam seperti banjir yang rentan terjadi pada musim hujan.

Sudah saatnya, baik bagi para pengembang maupun bagi masyarakat perkotaan, untuk tetap
memperhatikan ruang hijau dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan di perkotaan perlu menyediakan space untuk menanam pohon. Pengadaan
ruang terbuka hijau di perkotaan menjadi salah satu upaya pembangunan yang
berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan harus tetap linear terhadap keberlanjutan
lingkungan hidup, sehingga tujuan pembangunan, yaitu sebagai instrumen terhadap
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, dapat terpenuhi. Manusia, sebagai manajer
bagi pembangunan, perlu untuk tetap memperhatikan kualitas pembangunan agar tetap
selaras dengan kebutuhan manusia.
Daftar Pustaka

Taher, Alamsyah. 2 Desember 2017. Pemikiran dan Praktek Pembangunan Berkelanjutan.


Jurnal Sosiologi USK. Diakses pada 22 Mei 2021, dari
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JSU/article/view/10093

Catanesey, Anthony J., & Jamse C.S (1979:120). City of Plan.

Anda mungkin juga menyukai