Pembangunan menjadi hal yang tidak terlepaskan dari jalannya suatu negara demi
terciptanya kesejahteraan masyarakat. Pembangunan merupakan suatu upaya atau proses
perubahan sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan,
dan teknologi, untuk mengeskalasi kualitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu, menurut Deddy T. Tikson (2005), pembangunan nasional merupakan
transformasi ekonomi, sosial, dan budaya, secara sengaja melalui kebijakan dan strategi
menuju suatu kondisi yang diinginkan. Tujuan dari adanya pembangunan merupakan
kesejahteraan bagi seluruh warga negara. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan
oleh manusia dan untuk manusia itu sendiri, sehingga manusia berperan sebagai manajer
dalam pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga nilai utama yang perlu dipenuhi, yaitu
economically viable, socially-politically acceptable and culturally sensitive, dan
environmentally friendly. Economically viable berarti pembangunan tersebut perlu
mempunyai nilai ekonomi yang berkelanjutan dan dinamis sehingga dapat menjadi katalis
bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Socially-politically acceptable and
culturally sensitive berarti pembangunan yang dilakukan perlu diterima dalam aspek sosial-
politik, yang berarti kedudukan bersifat netral di mata politik. Pembangunan juga perlu
peka dan memperhatikan aspek-aspek kultur. Environmentally friendly berarti
pembangunan perlu memperhatikan aspek-aspek lingkungan.
Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di perkotaan serta tingginya angka urbanisasi
di kota-kota besar Indonesia menuntut adanya keberlanjutan pembangunan infrastruktur
yang juga memperhatikan kualitas lingkungan perkotaan. Sesuai tujuannya, sebagai
instrumen peningkatan kualitas kehidupan manusia, pembangunan infrastruktur di
perkotaan harus mengedepankan aspek-aspek lingkungan. Hal tersebut berlawanan dengan
kondisi pada hari ini. Banyak infrastruktur di perkotaan yang “memakan” ruang hijau. Area
yang dulunya merupakan kawasan hijau dan menjadi paru-paru kota, kini banyak yang
telah beralihfungsi menjadi gedung-gedung perkantoran dan tempat tinggal penduduk.
Banyak juga pembangunan ruang terbuka bagi masyarakat, namun minim akan keberadaan
pohon. Kondisi tersebut dapat membahayakan kualitas kehidupan masyarakat di perkotaan.
Minimnya ruang hijau di perkotaan dapat mengancam kualitas serta kuantitas air,
peningkatan suhu rata-rata kota, peningkatan polusi dan penurunan kualitas udara, serta
ancaman bencana alam seperti banjir yang rentan terjadi pada musim hujan.
Sudah saatnya, baik bagi para pengembang maupun bagi masyarakat perkotaan, untuk tetap
memperhatikan ruang hijau dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan di perkotaan perlu menyediakan space untuk menanam pohon. Pengadaan
ruang terbuka hijau di perkotaan menjadi salah satu upaya pembangunan yang
berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan harus tetap linear terhadap keberlanjutan
lingkungan hidup, sehingga tujuan pembangunan, yaitu sebagai instrumen terhadap
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, dapat terpenuhi. Manusia, sebagai manajer
bagi pembangunan, perlu untuk tetap memperhatikan kualitas pembangunan agar tetap
selaras dengan kebutuhan manusia.
Daftar Pustaka