Anda di halaman 1dari 156

Drg.

Elline SpKG
DR.Drg. Tien Suwartini, SpKG

1
Tdd : matriks ion – cross link polimer yang
dikelilingi partikel glass reinforcing filler

• Bahan dasar :
liquid asam
poliakrilat + bubuk
Earlier alumino silikat (Ca
dan F)

GIC • asam melarutkan


partikel glass 
release Ca, F,Al, Si
dan ion – ion lain.
2
24 – 72 jam  Ca akan digantikan
perlahan dengan reaksi ion Al⁺ 
terbentuk suatu reaksi matiks cross-
link kekuatan mekanis yang lebih
baik

3
Semen ionomer kaca adalah bahan restorasi yang
paling akhir berkembang dan mempunyai sifat
perlekatan yang baik.

Semen ini melekat pada enamel dan dentin melalui


ikatan kimia.

SIK  bubuk + cairan

Bubuk SIK :kaca aluminosilikat


cairannya : larutan asam
poliakrilik.

4
5
Adesi cukup baik
Melepas fluoride  gigi
sehingga mengurangi
resiko karies

Ikatan antara semen ionomer kaca


dengan email dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin
karena email berisi unsur anorganik
lebih banyak dan lebih homogen dari
segi morfologis.

10
A. Asam membuat Ion
partikel alumino silikat
glass terlepas
B. Ion Ca terbagi 
menginisiasi reaksi ion
karboksil  induksi
setting
C. Trivalen ion Al perlahan
menggantikan ion Ca 
ikatan lebih kuat
D. Ion Si bereaksi dengan air
 jaringan silikat
E. Grup karboksil
mengkelasi ion pada gigi
 ikatan kimia

11
F. Partikel filler dengan coating ceramik terikat
pada gugus karbosil dari rantai polimer metal
modified
G. Adanya LC  inisiasi rantai polimer (resin
modified)
H. Acrylic function modification  LC menginisiasi
reaksi
I. Water soluble ditambahkan pada saat reaksi
curing
J. Resin, silica, komposit ditambahkan sebagai
modifikasi
12
Gingival area (resin
Pasien resiko karies
komposit tidak mampu
tinggii, Flow saliva <<<
beradaptasi denganbaik)

lesi karies erosi atau abrasi


pada gigi permanen, bahan fissure sealant serta
kavitas Klas III dan Klas V, bahan pelapik
untuk kavitas Klas I dan ART rural area
Klas II gigi
13
14
tidak dapat digunakan sebagai bahan
tumpatan untuk restorasi Klas I dan
Klas IV karena bersifat rapuh dan tidak
kuat untuk menahan tekanan oklusal.

15
Tipe I : bahan luting cement (semen
perekat)

Tipe II : bahan restorative cement (bahan


tumpatan)

Tipe III : bahan lining (basis atau pelapik)

16
Klasifikasi
Kegunaan SIK

Tipe I  Luting semen


Tipe II  Restorasi
Tipe III  Liner & Basis
Tipe IV  Fissure sealant
Tipe V  Semen Ortodontik
Tipe VI  Core Build up

17
 Tradisional SIK (base,  Resin modified SIK
liner) , asam (semen, filling, core)
poliakrilik  dual cured
 Modifikasi Resin  Metal modified
(+HEMA)  (filling, basis, core)
kompomer
Light Cured SIK
(lining, basis)

18
19
APLIKASI KLINIS

Pada saat diaplikasikan, semua tipe


bahan sik harus masih dalam
keadaan glossy
PERSIAPAN KAVITAS

Sebelum penempatan semua tipe sik

Lapisan smear pada permukaan


dinding kavitas dihilangkan dengan
kondisioner yang mengandung
asam poliakrilat 10% selama 10 detik
untuk meningkatkan pertukaran ion

Kecuali pada penggunaan sik untuk


penyemenan mahkota penuh pada
gigi vital
Tipe I

LUTING CEMENT

SIK

• autocure
• dualcure
GIC LUTING MATERIALS
KONSISTENSI SIK HAND MIXED

Tipe I Luting

Terangkat 3–4 cm
Hand Mixed

Kelebihan cairan  dentin menjadi


sensitif dan semen lebih mudah larut
Kelebihan bubuk  mengganggu
seating, fitting restorasi dan oklusi

Bentuk dalam kapsul lebih baik


Terangkat 3-4 cm
Aplikasi dengan kuas kecil
Gigi Non Vital

Kondisikan seluruh dentin


terutama post hole dengan
asam poliakriliat 10%
selama 10 – 25 detik
Bilas bagian dalam post
hole dengan air  keringkan
dengan alkohol pada butiran
kapas kemudian dengan
hembusan udara perlahan
Jangan mengeringkan gigi
Insersi / Penempatan Restorasi

Ulaskan semen pada pasak / restorasi dan


permukaan gigi menggunakan kuas halus
kecil

pasak Post hole


Permukaan luar preparasi

Pemasangan pasak Bagian dalam mahkota


Insersi mahkota Hasil akhir

Tempatkan restorasi sedikit ditekan sampai


tepi kavitas / preparasi tertutup restorasi.
Lepaskan tekanan  biarkan mengeras
Jika menggunakan semen slow setting  perlu
proteksi varnish  tunggu sampai semen
mengeras
Kelebihan semen tidak boleh dibuang sebelum
tampak reaksi pengerasan awal (rapuh)
Pembuangan kelebihan semen di proksimal
didahulukan sebelum semen benar-benar keras
Tipe II.1

BAHAN
RESTORASI ESTETIK

• CONVENTIONAL (AUTOCURE)
• DUAL CURE (RMGIC)
Tahap-Tahap Penumpatan

1. Pemilihan warna
• Basahi gigi
• Cahaya alami (day light)
• Jangan terpaku > 5’
• Pandangan ke permukaan
biru selama 4’’
• Kerjasama operator –
pasien - asisten

Tien Suwartini 2006


2. Jika gusi mudah berdarah  masukkan
retraction cord yang mengandung asam
triklorasetat ke dalam sulkus gusi

Lesi erosi; lesi dibersihkan dengan


campuran pumis + air  bilas air/udara 
keringkan perlahan
3. Kavitas dikondisikan dengan asam
poliakrilat 10% menggunakan butiran kapas
selama 10-15 detik  bilas semprotan
air/udara selama 20 detik  keringkan
perlahan
5. Pasang matriks yang sesuai  pakai wedge bila
perlu
KONSISTENSI SIK HAND MIXED

Tipe II Restorasi

Terangkat + 1 cm
Cement dispensing system
6. Adukan bahan diaplikasikan dengan siring ke
dasar kavitas / ke akhiran preparasi tunnel untuk
meminimalkan terbentuknya porus
7. Gunakan matriks untuk menekan dan
membentuk sik agar beradaptasi pada
dinding dan dasar kavitas dan mengurangi
terbentuknya porus

Tien Suwartini 2006


Kelas V Lesi erosi – SIK autocure

Pumis +air

condisioning Penumpatan + matriks


Pembentukan dan Pemolesan

Dari arah restorasi ke arah gigi


Penyelesaian SIK Autocure
Kelebihan sik di sekeliling matriks dibuang
dengan skalpel tajam 4 menit setelah awal
pengadukan
Biarkan sampai benar-benar mengeras
Matriks dilepas  segera ulasi dengan resin
bonding  LC
Jika perlu , kurangi tumpatan yang berlebih,
penyesuaian oklusi dan pembuangan overhang
Ulangi pelapisan resin bonding  LC

Jangan dipoles sebelum 24 jam


Pembentukan dan Pemolesan
SIK Autocure

Pembentukan dan pemolesan dilakukan


minimal 24 jam setelah penumpatan
dibawah semprotan air/ udara dengan

• bur intan sangat halus pada 20.000 rpm


• rubber polishing point dan cup pada 5000 rpm
• cakram pemoles pada 3000 rpm

Lapisi dengan glazing resin


Seal resin bonding Tumpatan kelas V
Restorasi Kelas III autocure
Tipe II.2

BAHAN
RESTORASI YANG DIPERKUAT
Tipe II.2. : Restorasi SIK Diperkuat

Pengerasan : autocure
Cepat mengeras  resisten terhadap
penyerapan air 6 menit setelah awal
pengadukan  sebelum pemolesan tumpatan
tidak perlu pelapis
Jika terpapar udara > 10 menit (jika diisolasi
Rubber Dam) sik akan kekeringan dan retak
Lapisi resin bonding segera setelah pemolesan
Pembentukan dan Pemolesan

Restorasi yang diperkuat dapat dibentuk


dan dipoles 6 menit setelah pengadukan

Pembentukan  dengan bur intan sangat


halus pada 20.000 rpm

Pemolesan  dengan rubber polishing


point dan cup pada 5000 rpm dibawah
semprotan air/ udara
Penumpatan Kavitas klas II boks mini
Dengan sik Tipe II.2

preparasi penumpatan
Core build-up

Membangun kembali struktur jaringan gigi


yang hilang sebagai inti untuk penempatan
mahkota penuh.

Tidak dapat menahan daya oklusal atau


lateral

Struktur gigi yang tersisa harus > ½ tebal


gigi  cukup kuat untuk menahan daya
yang mengenai mahkota.
Pasak di s.a bukal dan palatal Pemasangan matriks

Pengisian dengan sik


Core build up

• Preparasi mahkota  dentin di sekeliling


tepi gusi > 3 mm
Core build-up with Silver Reinforced GIC

Gigi molar bawah paska perawatan saluran akar

Pembuatan post hole


Pemasangan pasak

Pembentukan core (inti) dengan bahan sik yang diperkuat


Tipe III

LINER & BASE


Tipe III Liner Tipe III Base

Terangkat + 3–4 cm Terangkat + 1-2 cm


LINING CEMENT
Pengerasan : autocure dan dual cure
Sangat encer dan mudah mengalir

Lining Autocure
Cepat mengeras  waktu kerja terbatas
Aplikasikan dengan aplikator kecil atau siring
Mengeras dan resisten penguapan 6 menit dari awal
pengadukan  tidak perlu proteksi
Pemaparan terhadap udara > 10 menit  sik akan
kekeringan dan retak  waktu kerja terbatas
segera aplikasikan bahan tumpatan di atasnya
Lining Dual Cure

Mengeras setelah penyinaran dan resisten terhadap


pertukaran air
Waktu penumpatan lebih terkontrol
Lining dual cure harus disinar minimal 20 detik
Finished at the
Less technique
Light Cured same time of
Sensitive
placement

Significanly Recommended
stronger than Class V,Class I &
traditional GIC II primary teeth

66
67
68
69
70
 Ukuran partikel powder << dan ++ partikel
AgSn

 Kekuatan << amalgam

 Matriks tidak dapat berikatan kuat dengan


partikel alloy AgSn sehingga digantikan
AgPd

 Poor Esthetic
71
RMGIC

Diaplikasikan lapis demi lapis (incremental)


ditekan dengan busa plastik, masing-masing
lapisan di polimerisasi dengan VLC

Penyinaran RMGIC
Energi Unit LC : 410 – 450 nm
(puncak intensitas : 470 nm)
Waktu penyinaran minimal : 20
detik
Jarak ujung cone VLC ke permukaan tumpatan : 2 mm
RMGIC . . .

Polimerisasi penyinaran menyebabkan


pengerutan bahan resin ke arah sinar 
tumpatan > 2 mm harus incremental layering

incremental
layering

73
SIK warna gelap / partikel besar lebih sulit
ditembus  penyinaran lebih lama

LC Ketebalan setiap lapisan komposit : 2,5


mm
LC 20 detik sebelum matriks dilepas

LC sekurang-kurangnya 20 detik setelah


matriks dilepas

Penyinaran akhir 20 – 60 detik


Pemolesan RMGIC (dual-cure )

Dilakukan segera setelah penyinaran


Di bawah semprotan air/udara

• bur intan halus pada 40.000 rpm


• bur intan sangat halus pada 20.000 rpm
• cakram pemoles pada 3000 rpm

Lapisi dengan low-viscosity resin glaze


SIK Dual Cure

Kelas V

Kelas III
79
80
Similar to resin modified glass ionomer

Water excluded to prevent premature setting

Setting hanya karena proses polimerisasi

Polimer based composite that heve been slightly


modified to take advantages of potential fluoride
releasing
81
82
Clinical Consideration
Chemical Perlekatan
adhesion Viskositas SIK  retensi
tinggi tidak mekanis dan
Fluoride mengalir sebagian
realese kimiawi

83
Self-adhesive to tooth structure
No etching or bonding agent.

Strong chemical adhesion


Bond chemically to mineralized tooth structure
through ion exchange mechanism, between glass
particles (Ca2+ and Al3+) and tooth structure (Ca2+
and P-).

84
Excellent marginal seal
Production of an ion-enriched interfacial layer firmly attached to
both restoration and tooth structure without signs of marginal
leakage.

Hypermineralised and acid resistant chemical fused seal

85
Not affected by moisture
Hydrophilic material, giving
optimal chemical self-adhesion,
even in a moist environment.
No rubber dam needed.

High Fluoride release


Protection against secondary caries.
Anti-plaque effect.

Fluoride release in time. The battery effect allows uptake of


Fluoride from topical application to be further released to the
adjacent tooth structure
86
Fluoride ion release is relatively high during the first few
day but that rate of release falls as fluoride concentration
is depleted in the matrix

87
88
Biocompatible
Thermal expansion close to tooth
structure one.
Low interfacial shrinkage stress.

Chemical adhesion
significantly reduces
marginal
leakage at the
tooth/restoration
interface

89
 1. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan
tambal lain  tidak disarankan pada gigi yang menerima
beban kunyah besar seperti gigi molar

 2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat


dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan
gigi asli

 3. Tambalan SIK lebih mudah aus dibanding tambalan lain

90
Good Radiopacity
Facilitates post-operative diagnosis.

91
92
93
pemakai mahkota tiruan ataupun gigi
Luting tiruan jembatan.

berikatan kimiawi di bawah restorasi


amalgam  mencegah karies sekunder
Base terutama pada pasien dengan insidens
karies yang tinggi

Pelindung
Lining
pulpa
Tumpatan konsistensi dempul, Liner konsistensi milky,
Basis konsistensi dempul, Sementasi konsistensi milk
juga
94
95
Gigi dipreparasi 
dentin conditioner
Pemolesan 
Bubuk & cairan SIK tipe
Arkansas (24 jam) II/IX pada paper
pad,sesuai petunjuk
Modifikasi resin pabrik (1:1)
langsung

Cara mencampur :gerakan


melipat Spatle. 
varnish konsistensi cukup (kental
mengkilapkavitas

Bubuk  2 bagian. Bagian I : dicampur cairan 5 detik, ditambah bubuk II 


aduk 15 detik. Total waktu aduk 20 detik. Settijng 4 menit
96
Asam
polialkenoat
10% /poliakrilat
20%
menghilangkan
smear layer

Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan


kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik.

97
98
99
100
Secara fisik, ikatan bahan SIK dengan jaringan
gigi dapat ditambah dengan membersihkan
kavitas dari pelikel dan debris

keadaan kavitas bersih & halus dapat


menambah ikatan semen ionomer kaca.

Air memegang peranan penting selama proses


pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air
maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva
merupakan cairan di dalam rongga mulut yang
dapat mengkontaminasi SIK selama proses
pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK
sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu
dilakukan perlindungan agar tidak
terkontaminasi.
101
102
Penggunaan
Varnish/ Menghindari
cocoa butter dehidrasi

Menghindari
kontak
dengan saliva

103
RESTORASI
SANDWICH
Teknik sandwich : restorasi berlapis
menggunakan SIK dan resin komposit,

SIK menggantikan dentin & resin komposit


menggantikan emaill (Hewlett and Mount,
2003).

105
Strategi ini menggabungkan sifat paling baik dari
kedua bahan

Daya tahan terhadap karies,


Adhesi secara kimia terhadap dentin,
Pelepasan fluor & proses remineralisasi ,
Pengerutan pada lapisan dalam yang rendah,
Pengikatan semen ionomer kaca dengan email,
Durabilitas dan Sifat resin komposit yang estetis
(Mount and Hewlett, 2003).

106
2 janis ikatan - Ikatan SIK
dengan email & dentin (ionic
bond)
Ikatan SIK dengan material
tumpatan (mechanics bond).

Akibat adhesi dentin,  <<


ruang pada tepi gingival
yang berlokasi di dentin/
sementum  <<
penyusutan polimerisasi
resin.

107
 (mechanics bond)
1. larutan phosporic acid digunakan untuk mengetsa
emaill
2. larutan phosporic acid ini untuk mengetsa lapisan tipis
semen ionomer kaca  selama 15 sampai 20 detik.

larutan phosporic acid dibersihkan  email terlihat


kasar. Apabila diamati dengan mikroskop, permukaan
akan terlihat seperti gunung dan lembah. -- ikatan
mekanik. (SIK& dentin / SIK& resin komposit
(Manappallil, 2003).
108
Indikasi Penggunaan Teknik
Sandwich pada Restorasi SIK
Lesi pada
abrasi
margins Restorasi
servikal /
dentin komposit
lesi kelas
(cervical class II
V
lesions) 

109
Laminasi SIK dengan Komposit
(Teknik Sandwich)

Sik sebagai basis melekat pada dentin


Komposit sebagai pelapis  melekat pada
email dan basis SIK
TEKNIK LAMINASI
‘Sandwich technique’

Tujuan
Mendapatkan sifat fisik tumpatan yang
mendekati sifat fisik gigi secara
keseluruhan (email + dentin)

SIK : struktur lebih lentur (resilient)


Komposit : tumpatan lebih kuat dan lebih estetis

Meminimalkan penggunaan sub base


TEKNIK SANDWICH

‘open sandwich’ ‘closed sandwich’

Berdasarkan letak sik ; terbuka atau tertutup


tumpatan lain
TAHAP-TAHAP PENUMPATAN
PADA RESTORASI SANDWICH

1. Kavitas dikondisikan untuk


memaksimalkan adhesi pertukaran ion
2. Basis  jenis sik autocure atau light
cure biarkan mengeras
3. Basis SIK dikurangi sampai email tepi
kavitas terbuka dan tersedia ruangan yang
cukup
4. Daerah kontak gigi harus terletak pada
komposit / amalgam
KELAS II SANDWICH

Closed Sandwich Open Sandwich

Centripetal Build Up
Keuntungan Restorasi Sandwich

Komposit yang dibutuhkan lebih sedikit


meminimalkan incremental layering komposit
meminimalkan pengerutan pada saat polimerisasi
mengurangi kebocoran tepi tumpatan

Adhesi pertukaran ion terhadap dentin pada


bagian restorasi sik di bawah gusi
melepaskan fluor
menghambat pembentukan plak pada tepi
restorasi “open sandwich”
BASIS RESTORASI SANDWICH

JENIS BAHAN UNTUK BASIS

• Tipe II.1 autocure / conventional


• Tipe II.1 dual cure / RMGIC
• Tipe II.2 SIK yang diperkuat
• Tipe III Basis / Liner kavitas
Tumpatan yang menerima tekanan oklusal 
gunakan bahan sik dengan rasio bubuk maksimal
untuk basis pada
Tumpatan Estetik  Pakai tipe II.1 dual cure
Basis SIK Tipe II.1 Autocure

Pasang matriks yang sesuai

Aplikasikan sik sampai seluruh dentin


dan sekurang-kurangnya 2 mm dari
dinding gusi kavitas tertutup sik
4 menit setelah awal pengadukan, lapisi
dengan bonding resin  LC  biarkan
20 menit
Lapisi dengan Komposit
Penempatan SIK sebagai Basis Kavitas
Basis SIK Tipe II.1 dual cure
Aplikasikan sik lapis demi lapis  LC sampai
seluruh dentin dan sekurang-kurangnya 2
mm dari dinding gusi kavitas tertutup sik
Ulangi LC dari berbagai arah
Kurangi sik  laminasi dengan komposit

119
Basis Sik Tipe II.2
Bahan restorasi diperkuat

Pasang matriks yang sesuai

Aplikasikan sik lapis demi lapis sampai


seluruh dentin dan sekurang-kurangnya 2
mm dari dinding gusi kavitas tertutup sik

6 menit setelah awal pengadukan


dilakukan preparasi untuk pelapisan
komposit
Basis SIK Tipe III

Rasio bubuk/cairan = 1,5 : 1 (liner) hanya jika


seluruh kavitas dikelilingi email dan cukup kuat
untuk membentuk tepi tumpatan yang diperkuat
sik  lapisi seluruh tubula dentin dengan sik
setebal > 1 mm
Rasio bubuk/cairan >3 :1 (basis) jika terdapat
tepi dentin atau email tipis  pasang matriks 
penuhi kavitas dengan bahan sik  tepi dinding
gusi dilapisi sampai daerah kontak
6 menit setelah pengadukan dapat dipreparasi
untuk pelapisan komposit
PROSEDUR LAMINASI KOMPOSIT
DI ATAS SIK AUTOCURE

1. Segera setelah sik mengeras (tergantung jenis


basis SIK yang digunakan) : kurangi sik dengan
bur intan sangat halus dibawah semprotan
air/udara  membentuk outline kavitas
2. Email dibevel
3. Buang pelapis bonding resin pada sik yang
akan dietsa dan pada email
4. Bilas  keringkan
Email dan SIK dietsa dengan asam fosfat
37% 15 detik  bilas 30 detik  keringkan
perlahan
Aplikasikan bonding resin, buang
kelebihannya dengan hembusan udara 
LC
Aplikasikan komposit secara incremental
 LC
Lakukan prosedur pembentukan dan
pemolesan komposit
Mechanical interlock autocure sik -
komposit sama dengan komposit – email
BASIS SIK + KOMPOSIT

preparasi

Preparasi + 3 mm Etsa ortofosfat 37% 15”


Aplikasi Bonding Pasang matriks

Penumpatan komposit Potongan mesio distal


Laminasi komposit di atas RMGIC

RMGIC tidak perlu dietsa  kapasitas


bonding dari HEMA dalam RMGIC cukup 
berikatan kimia dengan komposit
Etsa email  bonding email & sik  LC
Tumpat komposit dengan teknik ‘incremental’
Laminasi komposit di atas sik

Segera setelah sik mengeras : kurangi sik


dengan bur intan sangat halus dibawah
semprotan air/udara  membentuk outline
kavitas
Buang pelapis bonding resin pada sik yang
akan dietsa dan pada email
Email dibevel  bilas  keringkan
Laminasi sik dengan Amalgam
Untuk merestorasi molar yang menerima daya
oklusal besar
Ingat : amalgam perlu ketebalan yang cukup
dan kavitas retensi mekanis
Pilih jenis bahan sik terkuat sebagai basis
(autocure atau RMGIC)
Seluruh tepi email dibuka, retensi mekanis
dibuat baik pada struktur gigi yang tersisa
maupun pada sik
Kurangi sik untuk secukupnya untuk tempat
amalgam
Setelah sik mengeras  kondisikan dengan
asam poliakrilat 45%  buang
kelebihannya, tinggalkan selapis tipis hanya
pada permukaan sik  kondensasikan
amalgam
Kekuatan perlekatan sik-amalgam masih
meragukan
Fissure sealant & kavitas kelas I

POLA FISUR

• Sederhana, terbuka
• Dasar fisur dapat
dicapai oleh sik

• Sempit  gagal
• Sik tidak dapat lewat
pada celah < 200 µm
FISSURE SEALANT
ROOT SURFACE SEALING

Restoration in a non load bearing area


Fissure sealant & kavitas kelas I
Karies proksimal dari bukal / lingual

Preparasi kavitas bentuk slot


Preparasi kavitas
bentuk tunnel (terowongan)
Preparasi

Subbase
Aplikasi base sik Laminasi komposit

Restorasi tunnel pada gigi 24 dan 46


ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT

ART

Metoda Penumpatan Sederhana


Pembuangan jaringan karies terinfeksi
dengan menggunakan alat-alat genggam
(hand instruments)
Rasa sakit atau trauma minimal
Penumpatan dengan bahan adhesif semen
ionomer kaca
Bahan dan Alat ART

Fuji IX GP
Keuntungan :
Untuk pasien lansia / cacat yang tidak
dapat datang ke sarana pelayanan gigi
Pelayanan di daerah tanpa sarana listrik
Patient friendly  untuk pasien anak-
anak / orang yang takut / trauma pada
pengeboran gigi
Menimbulkan rasa percaya pasien pada
dokter gigi
Biaya relatif murah
PROSEDUR KERJA

Pasien dibaringkan di meja dengan bantal


sandaran kepala
Posisi Operator
Duduk pada kursi di belakang kepala
pasien atau sedikit ke kanan sesuai
dengan gigi yang akan di rawat
Seluruh telapak kaki bertumpu ke lantai
Jarak pandangan ke mulut pasien : 30-35
cm
Diagnosis
Pada kavitas yang mencapai dentin tanpa
kelainan jaringan pulpa ireversibel

Preparasi Kavitas Tanpa Alat Rotari


Jaringan terinfeksi  dengan ekskavator +
detektor karies
Email menggaung  dengan hachet dan hoe
Tepi kavitas  dengan pahat (chisel)
Penumpatan
Isolasi gigi dengan gulungan kapas
Kavitas dibersihkan dengan butiran kapas
basah, dikeringkan dengan butiran kapas
kering  pasang matriks + wedge jika perlu
Kavitas dikondisikan dengan asam poliakrilat
10 % selama 10 detik (sesuai aturan pabrik)
SIK diaduk sesuai aturan pabrik  masukan
dengan instrumen plastis  jika sudah tidak
mengkilat, tekan dengan jari  carving
Tumpatan diulas dengan pernis tahan air
PROSEDUR PREPARASI
Modifikasi ART Pada Praktek

Bur hanya untuk membuka kavitas


Instrumen genggam : untuk
membersihkan karies, email menggaung
dan merapikan tepi kavitas
Penumpatan dengan bahan sik
Preparasi minimal
Patient friendly
Membina praktek
KEGAGALAN PENUMPATAN

Jika terjadi mikroleakage akibat ikatan


pertukaran ion gagal

• Kondisioning Gagal : karena kontaminasi


lapisan smear, saliva, darah, minyak dari
handpiece dll.
• Rasio bubuk : cairan kurang tepat
• Aliran cairan dentin yang berlebihan
• Adanya tekanan hidrolik pada
pemasangan mahkota penuh pada gigi
vital
156
157
 1. Kekuatan kompresi >> SIK sebagai
restorasi tunggal
 3. Bersifat adhesi  lapisan resin terikat sik
 4. Pelepasan F >>
 5. mengurangi microleakage, karena ikatan
kimiawi SIK dengan email & dentin baik.
 6. Bersifat radiopak.
 7. SIK bersifat biokompabilitas,
 8. lebih murah
158
159
160
161
162
163
BAHAN BACAAN
1. Mount G.J. (2002). An Atlas of Glass-Ionomer
Cements. Martin Dunitz
2. Davidson C.L. & Mjor I.A. (1999) Advances in Glass-
ionomer Cements. Quintessence
3. Mount G.J. & Hume W.R. (1998). Preservation and
Restoration of Tooth Structure. Mosby
4. Roulet J.F. & Degrange M.D. (2000). Adhesion; The
Silent Revolution in Dentistry. Quintessence

Anda mungkin juga menyukai