Anda di halaman 1dari 4

MARCO VAN JOHAN MANALU

8206118004

POR B

Soal akhir semester

MOTOR CONTROL DALAM PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

1.     Perhatian adalah sumber tunggal yang  diarahkan  dalam  pelaksanaan pemerosesan


informasi dalam.  Jelaskan perhatian dalam keterkaitannya  dengan  penampilan teknik olahraga.
Dan berikan contoh pelaksanaannya dalam penguasaan keterampilan gerak

2.    Dalam tahap penguasaan keterampilan gerak pengetahuan  tentang hasil yang dicapai
merupakan faktor yang sangat penting dan besar pengaruhnya bagi pencapaian tujuan yang
diharapkan. Uraikan dan jelaskan tahap  implementasinya dalam penguasaan keterampilan gerak.

3.    Penguasaan  suatu  keterampilan  motorik  tergantung  pada seperangkat kemampuan


motorik  dasar yang telah dikuasai seseorang. Pada tahap awal belajar motorik terlaksana atas
dasar kemampuan berfikir dan erat kaitannya dengan perbedaan individual. Uraikan keterkaitan
dari kedua pernyataan tersebut dalam penguasaan keterampilan gerak dan berikan contohnya.

JAWAB:

1. Perhatian (attention) lebih menekankan kepada kemampuan atlet untuk tetap "tune in"
kepada apa yang lebih penting untuk dilakukan dan "tune out" kepada apa yang tidak
penting untuk dilakukan, tujuannya adalah untuk membentuk kemampuan
konsentrasi.
CONTOH: Atlet sepakbola di tengah lapangan di tonton berjuta orang. Sehingga
perhatian atlet lebih fokus kepertandingan.

2. Perilaku gerak dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu :

(1) Teori gerak (motor control)


(2) Belajar gerak (motor learning)
(3) Perkembanagn gerak (motor develovment)
Studi dalam bagian-bagian tersebut dapat dipertimbangkan dalam penelitian
mengenai perilaku gerak. Namun, karena setiap subdisiplin tersebut dimulai
dengn kata “motor”, maka pengertian tekadang agak sedikit
membingungkan mengenai ketiga bidang ini.

Namun demikian deskripsi mengenai kata “motor” sangat akurat dengan


kata movement yang menjadi fokus sentral dari kajian dalam studi. Tetapi
penelitian yang telah dilakukan dalam subdisiplin tersebut sering menjadi
hubungan antar disiplin ilmu, oleh karena itu bentuk-bentuk penelitiannya
sering kali overlaping. Contoh, spesialisasi belajar gerak memiliki
perhatian yng sangat kuat dalam hal teori gerak (motor control).

Untuk melihat perbedaan satu sama lain, kita perlu mengujinya dengan
mecoba lebih memfokuskan pada bidang masing-masing, yaitu: teori gerak,
belajar gerak, dan perkembangan gerak.

1. Teori Gerak (Motor Control)

Teori Gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi syaraf yang


mempengaruhi gerak manusi. Fungsi syaraf terkait erat dengan sistem
syaraf. Sistem syaraf merupakan bagian penting dalam memproduksi
gerak manusia sebab sel-sel syaraf merangsang otot untuk memproduksi
gerak manusia yang diinginkan. Contoh, mengapa orang yang berada di
bawah kondisi tertentu kecepatan rangsangan ototnya lebih cepat?

2. Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu:


a. Tahapan verbal kognitif maksudnya kognitif dan proses membuat
keputusan lebih menonjol.
b. Tahapan Assosiative gerak memiliki makna sebagai pola gerak
yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta didik atau atlet
lebih trampil.
c. Tahapan otomatisasi artinya memperhalus gerakan agar performa
peserta didik atau atlet menjadi lebih padu dalam melakukan
gerakannya.

3. Untuk mencapai penguasaan keterampilan motorik yang bagus anak tersebut


sudah memiliki beberapa gerakan motoik dasar yang dikuasai anak sehingga
lebih mudah dikembangkan dan dilatih lagi skill motoriknya, akan tetapi
sebelum anak memiliki kemampuan gerakan motorik dasar yang sudah
dikuasainya terjadi proses kemampuan berfikir atau cognitiif yaitu
pengetahuan anak tentang gerak dasar motoriknya dipahami terlebih dahulu
sebelum diterapkan. Dengan perbedaan individual anak tersebut tidak semua
anak sama sumbernya untuk memahami belajar gerak motorik dasar.

Jadi kedua pernyataan tersebut sangat erat kaitannya dalam penguasaan keterampilan gerak,
jika anak tidak memiliki kemampuan berfikir (cognitif) maka untuk penguasaan keterampilan
geraknya akan lebih susah dicapai.

Contoh :

Anak melakukan dribbling sepak bola, anak tersebut tidak mengetahui gerakan yang
dilakukannya sudah benar atau tidak, tetapi jika anak sudah membaca atau mencari tau gerakan
yang baik dan benar itu seperti apa, maka anak tersebut akan melakukannya dan ketika anak
tersebut melakukan gerakan yang salah maka anak tersebut akan melakukan proses berfikir
bagaimana gerakan yang sebebnarnya dan memperbaiki gerakannya.

Anda mungkin juga menyukai