Anda di halaman 1dari 3

UTS

Pramasastra Madura

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan UTS Mata Kuliah Pramasastra Madura

Oleh :

Gadi Agung Panuntun (20882011A226013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
KABUPATEN SUMENEP
2021
Soal
1. Jelaskan eratnya kaitan pramasastra bahasa Madura dengan fonologi bahasa
Madura, morfologi bahasa Madura dan sintaksis bahasa Madura! Lengkapi
jawaban dengan contohnya!
2. Buktikan lewat contoh-contoh konkret dan disertai penjelasan bahwa bunyi
suprasegmental dalam bahasa Madura ada dalam tataran frasa, klausa dan
kalimat!
3. Jelaskan mengapa vocal e disebut dengan vokal buwi! Lengkapi jawaban
dengan contoh!
4. Jelaskan mengapa bunyi diftong dalam bahasa Madura tidak ada! Lengkapi
jawaban dengan contoh!
5. Jelaskan mengapa dalam bahasa Madura terdapat kluster! Lengkapi jawaban
dengan contohnya!

Jawaban
1. Untuk yang pertama, arti kata pramasastra sendiri adalah tata aturan atau
pohon bahasa, jadi tentu pramasastra berkaitan erat dengan fonologi,
morfologi dan sintaksis. Contoh:
 Dalam bidang fonologi adalah dalam pengucapan kata dimana di
dalamnya terdapat banyak jenis vokal dan di setiap vokal memiliki
cara pengucapan yang berbeda begitupun dengan bunyinya, sebagai
contoh vokal /a/ yang memiliki 3 cara dalam pengucapan juga 3
bunyi yang berbeda.
 Dalam bidang morfologi yang merupakan cabang dari ilmu fonologi
tentu memiliki kaitan erat karena morfologi mempelajari tentang
pengaruh perubahan bentuk kata terhadap makna, maka sebagai
contohnya kata bᾱeri’ (kemarin) jika vokal /ᾱ/ diganti dengan /a/
maka kata tersebut tidak akan memiliki makna
 Dalam bidang sintaksis juga memiliki hubungan yang erat, karena
bidang ini berhubungan dengan unsur-unsur yang membentuk
sebuah kalimat, contohnya: Bâeri’ alé tedung, artinya penggunaan
vokal /é/ dalam kata “alé’” memiliki unsur yang berbeda dengan
vokal /e/ dalam kata “tedung” yang membuktikan perbedaan tersebut
memiliki perbedaan arti yang menjadikannya sebagai kalimat.
2. Terlebih dahulu saya akan memaparkan arti dari suprasegmental, yaitu hal
yang berhubungan dengan segmen ujaran dan karena hal itu tentu bunyi
suprasegmental ada dalam tataran frasa, kalusa dan kalimat.
Contoh:
 Frasa: è sabâ’(dalam pembagian segmennya menjadi è-sa-bâ’)
 Klausa: alè a mandi (dalam pembagian segmennya menjadi a-lè’-a-
man-di)
 Kalimat: alè’ a mandi è songai (dalam pembagian segmennya
menjadi a-lè-a-man-di-è-so-ngai)
3. Vokal e disebut sebagai vokal buwi karena cara pelafalannya yang tidak
menggerakkan lidah atau lebih tepatnya posisi lidah selalu menempel pada
langit-langit mulut dan tidak bergerak, contoh kata: kella, sello’, pello
4. Bunyi diftong pada bahasa Madura tidak ada karena, apa yang dimaksud
diftong adalah vokal rangkap seperti /ai/,/oi/,/ui/ dan di dalam bahasa
Madura tetap di baca “I”, sebagai contoh:
a) È bâlâi dibaca dengan ejaan è-bâ-lâ-i
b) È jâgâi dibaca dengan ejaan è-jâ-gâ-i
5. Terlebih dahulu saya ingin menuliskan arti dari kluster, yaitu kelompok
konsonan atau vokal yang terdapat dalam satu daerah ucapan; gugus bunyi.
Jadi tentu dalam bahasa Madura kluster ada di dalamnya begitupun dengan
bahasa lainnya, seperti contoh kata: kemma dimana di dalamnya ada
kelompok konsonan m/m dalam satu bunyi yang ejaannya kem-ma

Anda mungkin juga menyukai