Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RANGKUMAN BUKU

DOSEN PENGAMPU

Dr. H. ZULFADLI, LC., MA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

NADILA (190801027)
PUTRI WAHYU MUSTIKASARI (190801024)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS STUDI ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan Rahmat
dan Hidayah-nya kami dapat menyusun makalah “Al-islam” ini tepat pada Waktunya
Sehubung dengan tersusunnya makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada pihak-pihak uang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini. Terimakasih kepada bapak Dr. H. ZULFADLI, LC., MA. Selaku dosen
pembimbing mata kuliah al-islam 4.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami selaku penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami di masa yang akan dating.

Pekanbaru, 24 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iv
Bab I.......................................................................................................................................................1
I. Perbedaan Asasi Antara Manusia Dengan Hewan.........................................................................1
II. Manusia Makhluk Pencari Kebenaran...........................................................................................1
III. Masalah Manusia..........................................................................................................................2
Bab II......................................................................................................................................................2
V. Ilmu Pengetahuan.........................................................................................................................3
Bab III.....................................................................................................................................................5
VI. Filsafat..........................................................................................................................................5
Bab IV....................................................................................................................................................7
VII. Agama.........................................................................................................................................7
Bab V.....................................................................................................................................................9
VII. Kepercayaan................................................................................................................................9
IX. Agama Sebagai Kebenaran...........................................................................................................9
X. Iman, Akal-Budi dan Hati...............................................................................................................9
XI. Albert Einstein Tentang Agama Dan Akal Pikiran........................................................................10
Bab VI..................................................................................................................................................12
XII. Nisbah Antara Ilmu, Filsafat Dan Agama....................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................13
RANGKUMAN
BAB I

I. PERBEDAAN ASASI ANTARA MANUSIA DENGAN HEWAN


 Manusia adalah sejenis hewan juga
 Manusia mempunyai perbedaan tertentu di bandingkan dengan hewan
 Di tinjau dari segi jasmaniah, perbedaan antara manusia dengan hewa adalah gradual,
tidak asasi
 Ditinjau dari segi ruhaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan adalah prinsipiil,
fundamental, asasi
 Ditinjau dari segi ruhaniah, maka keistimewaan manusia dibandingkan dengan hewan
terliat dalam kenyataan, bahwa : manusia adalah seseorang, suatu pribadi … makhluk
yang berakal sehat, sadar diri, berbicara berdasarkan akal-fikirannya, oandai
membandingkan dan menafsirkan, tukang bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu,
punya kehendak dan kemauan bebas, mengenal norma, dapat merasa malu, berpolitik,
berkreasi, berproduksi, … tegasnya : manusia itu makhluk yang berkebudayaan.

II. MANUSIA MAKHLUK PENCARI KEBENARAN


a. Manusia adalah hewan tukang bertanya
b. Hubungan Tanya dan pikir.
Manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari
jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam dan
manusia, artinya mencari kebenaran tentang Tuhan, alam, dan manusia. Jadi pada akhirya :
Manusia adalah makhluk pencari kebenaran.

III. MASALAH MANUSIA


a. Alam sebagai masalah manusia
b. Manusia sebagai masalah manusia
c. Masalah hidup manusia
d. Masalah asasi manusia
RANGKUMAN
BAB II
V. ILMU PENGETAHUAN
Arti Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan itu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan
syarat tertentu, yaitu: sistematik, rasional, empiris, umum dan kumulatif (bersusun timbun);
bahwa ilmu pengetahuan itu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten
mengenai hal-hal yang di studinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan
penginderaan manusia.

Obyek Ilmu Pengetahuan


Pada garis-besarnya ilmu pengetahuan terbagi atas tiga kelompok besar:
A. Ilmu-ilmu Pengetahuan Alam (Natural Sciences):
1. Biologi
2. Antropologi fisik
3. Ilmu kedokteran
4. Ilmu farmasi
5. Ilmu pertanian
6. Ilmu pasti
7. Ilmu alam
8. Ilmu teknik
9. Geologi
10. Dan lain sebagainya

B. Ilmu-ilmu kemasyarakatan (Social Sciences)


1. Ilmu hukum
2. Ilmu ekonomi
3. Ilmu jiwa social
4. Ilmu bumi social
5. Sosiologi
6. Antropologi budaya dan social
7. Ilmu sejarah
8. Ilmu politik
9. Ilmu pendidikan
10. Publisistik dan jurnalistik
11. Dan lain sebagainya

C. Humaniora ( Studi Humanitas, humanities studies)


1. Ilmu agama
2. Ilmu filsafat
3. Ilmu bahasa
4. Ilmu seni
5. Ilmu jiwa
6. Dan lain sebagainya

Fungsi Ilmu Pengetahuan


Drs R.B.S. Fudyartanta, dosen psikologi di Universitas Gajah Mada, menyebutkan ada
empat macam funsi ilmu pengetahuan, yaitu :
1. Fungsi Deskriptif: menggambarkan, melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau
masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti
2. Fungsi Pengembangan: melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil
ilmu pengetahuan yang baru
3. Fungsi Prediksi: meramalkan kejadian-kejadiab yabg besar kemungkinan terjadi sehingga
manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.
4. Fungsi Kontrol: berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa yang tidak di kehendaki.

Metode Ilmu Pengetahuan


Dapatlah disusun sebagai berikut:
1. Pengumpulan (koleksi) data dan fakta
2. Pengamatan (observasi) data dan fakta
3. Pemilihan (seleksi) data dan fakta
4. Penggolongan (klasifikasi) data dan fakta
5. Penafsiran (interpretasi) data dan fakta
6. Penarikan kesimpulan umum (generalisasi)
7. Perumusan hipotesa
8. Pengujian (verifikasi) terhadap hipotesis melalui riset
9. Penilaian (evaluasi): menerima atau menolak, atau menambah, atau merubah hipotesa
10. Perumusan teori ilmu pengetahuan dan
11. Perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan

Postulat, Asumsi, Hipotesa dan Teori

a. Postulat
Dalam ilmu postulat sama artinya dengan aksioma. Aksioma ialah perjanjian tetap, tetapi
dibuat semau-maunya sebagai dasar sesuatu dalam ilmu pasti
b. Asumsi (Assumption)
Asumsi dan Anggaran Dasar ialah anggapan yang sudah di anggap benar, yang tidak
diragukan lagi, terutama oleh penyidik itu sendiri.
c. Hipotesa
Hipotesa adalah sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan ini belum final, masih harus di
buktikan kebenarannya
d. Teori
Teori itu tidaklah lain dari hipotesa yang sudah menjadi tesa (thesis), karena sudah terbuktikan
kebenarannya di atas batu ujian empiris, riset dan eksperimental.
Batas dan Relativitas Ilmu Pengetahuan
Batas dan relativitas ilmu pengetahuan antara lain :
1. Bahwa tidak semua persoalan (yang dipersoalkan oleh) manusia dapat di jawab oleh
ilmu pengetahuan
2. Bahwa nilai kebenaran ilmu pengetahuan itu adalah positif (sampai saat ini) dan
relative (tidak mutlak)
3. Bahwa masalah-masalah yang diluar atau diatas jangkauan ilmu pengetahuan, yang
demkian tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, diserajkan kepada filsafat.
RANGKUMAN
BAB III
VI. FILSAFAT
Riwayat Filsafat
Menurut Al-Farabi filsuf muslim terbesar sebelum IBN SINA, terutama terkenal sebagai
penafsir Aristoteles: falsafah atau filsafat itu terambil dari bahasa Yunani yang masuk dan
digunakan sebagai bahasa arab, yaitu berasal dari bahasa philosopid. Philo brarti cinta dan
Sophia berarti hikmah, dan oleh karena itu: Philosophia berarti Cinta akan hikmah atau cinta
kebenaran.

Arti Filsafat
1. Filsafat ialah “ilmu istimewa” yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa. Karena masalah-masalah termaksud itu
di luar atau di atas jangkauan ilu pengetahuan biasa
2. Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan alak-budinya untuk memahami
(mendalami dan menyelami) secara radikal dan integral serta sistematik hakikatnya.
a) Hakikat Tuhan
b) Hakikat alam semesta, dan
c) Hakikat manusia

Obyek Filsafat
Obyek material filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan mungkin ada) yakni :
1. Obyek material filsafat ialah yang pada garis besarnya dapat kita bagi atas tiga
persoalan pokok:
a) Hakikat tuhan
b) Hakikat alam; dan
c) Hakikat manusia

2. Obyek forma filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-
dalamnya, sampai ke akarnya) tentang obyek material filsafat.

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan


Antara ilmu dan filsafat ada beberapa perbedaan yang antara lain :
1. Obyek forma ilmu : mencari keterangan terbatas sejauh jangkauan pembuktian
penelitian, percobaan dan pengalaman manusia; obyek forma filsafat : mencari
keterangan sedalam-dalamnya sampai keakar persoalan, sampai ke sebab-sebab dan
ke “mengapa” terakhir, sepanjng kemungkinan yang ada pada akal-budi manusia
berdasarkan kekuatannya.
2. Obyek material filsafat ialah :
a. Masalah Tuhan, yang sama sekali di luar atau di atas jangkauan ilmu
pengetahuan biasa
b. Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
biasa
c. Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa.

Cabang-Cabang Filsafat
Cabang-cabang filsafat antara lain :
1. Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada dibalik fisika, tentang hakikat yang
bersifat transenden, di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia
2. Logika, filsafat tentang fikiran yang benar dan ada yang salah
3. Etika, filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang benar
4. Estetika, filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek
5. Epistemologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan
6. Filsafat-filsafat khusus lainnya seperti : filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam,
filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan , dan lain sebagainya.

Tujuan, Fungsi Dan Guna Filsafat


"Filsafat, sebagaimana kita lihat, adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta,
maknanya dan juga nilainya", tulis HAROLD H. TITUS. Pada bagian lain TITUS menjelaskan,
bahwa apabila tujuan ilmu ialah deskripsi dan kontrol, dan apabila tujuan seni ialah kreativitas,
kesempurnaan, bentuk, keindahan, komunikasi dan ekspresi (creativity, perfection, form,beauty,
conmunication and expression), maka tujuan (goals) filsafat ialah pengertian dan kebijaksanaan
(understanding and widom).
RANGKUMAN
BAB IV

VII. Agama
Mencari Arti Agama
Bahwa dalam arti teknis : Religion (bahasa Inggris) = Religie (bahasa belanda) = Din
(bahasa arab) = agama (bahasa Indonesia)

Religion Dan Religie


Tidak ada satu definisi tentang religion yang dapat diterima secara umum. Para failasuf,
para sosiolog, para psikolog, dan para teolog dan iain-lainnya telah merumuskan definisi tentang
religion menurut caranya masing-masing Sebagian filsuf beranggapan bahwa religion itu adalah
"supertitious structure of incoherent metaphisical notions": sebagian ahli sosiologi lebih senang
menyebut religion sebagai "collective expression of human values"; para pengikut Karl Marx
mendefinisikan religion dengan "the opiate..of.. the peaple"; sedangkan sementara psikolog
menyimpulkan bahwa religion itu "mystical complex surrounding a projected super-ego". Dari
data empiris termaktub di atas, jelaslah bahwa tak ada batasan tegas mengenai religion, yang
mencakup berbagai fenomena religion itu.

Din

Di dalam Al-Munjid dapat kita temukan keterangan tentang arti Din sebagai berikut: Ad-
Din (Jama': Adyan): (1) Al-Jaza wa l-Mukafaah; (2) Al-Qadha; (3) Al-Malik/al-Muluk wa 's-
Sulthan; (4) A-Tadbir; (5) Al-Hisab, (Artinya: (1) pahala, (2)ketentuan, (3) kekuasaan, (4)
pengelolaan, (5) perhitungan).

Klasifikasi Agama
Ada berbagai klasifikasi yang dibuat para ahli tentang agama AHMAD ABDULLAH
AL-MASDOOSI di dalam bukunya Living Religions of the world menulis:
Religion can also be classified on the following grounds
(1) Revealed and non-revealed;
(2) Missionary and non-missionary;
(3) Geoghraphical-racial and universal.
1. Revealed and non Revealed Religions
Adapun yang dimaksud dengan "revealed religions" (agama wahyu) ialah agama yang
menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para Rasul-rasul-Nya dan kepada Kitab-kitab-Nya
serta pesannya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia. Sedangkan sebaliknya "non
revealed religions" agama yang tidak memandang essensial penyerahan manusia kepada tata-
aturan llahi Yang dimaksud revealed religion, menurut AL MASDOOSI, ialah Yudaisme,
Kristen dan Islam. Selebihnya termasuk pada non-revealed religions. Agama-agama wahyu
bersangkutan dengan rasa Semitik. Sedangkan agama-agama. bukan wahyu tidak ada sangkutan
apa-apa dengan ras Semitik

2. Agama Missionary dan agama non missionary

Sir T.W. ARNOLD memasukkan Buddhisme, Kristen dan Islam pada golongan agama
missionary. Sedangkan Yudaisme Brahmanisme dan Zoroasterianisme dimasukkan pada
golongan non missionary.
Sehubungan dengan masalah termaksud, AL-MASDOOSI antara lain memberi catatan,
bahwa menurut pendapatnya: baik agama Nasrani maupun Buddhisme, ditinjau dari segi
ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary, sebagaimana juga agama-agama
lainnya (selain Islam). Jadi menurut kesimpulan AL.-MASDOOSI hanya Islam sajalah ajarannya
yang asli merupakan aganna missionary. Namun dalam perkembangan ternyata kemudian bahwa
baik agama Nasrani maupun Buddhisme menjadi agama missionary.

3. Klasiikasi Rasial Geogratikal


Ditinjau dari segi rasial dan geografikal agama-agama didunia ini dapat dibagi atas:
1) Semitik;
2) Arya; dan
3) Monggolian.
Yang termasuk agama Semitik ialah: Agama Yahudi, Agama Nasrani dan Agama Islam.
Sedangkan yang tergolong Agama bukan Semitik, Arya ialah: Hinduisme, Jainisme, Sikhisme
dan Zeroasterianisme. Sedangkan yang tergolong non Semitik Monggolian ialah: Confusianisme,
Taoisme dan Shintoisme. "Adapun Buddhisme", menurut Al-MASDOOSI, "tidak dapat begitu
saja dimasukkan ke dalam golongan agama non Semitik Arya, tetapi merupakan campuran
antara Arya dan Mongolian, "
RANGKUMAN
BAB V
VIII. Kepercayaan

Kepercayaan Dalam Agama


Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan tertulis dalam nilai nilai dasar pejuangan
himpunan mahasiswa Islam.Kepercayaan itu akan melahirkan nilaj-nilai guna menopang hidup
budayanya, Sikap tanpa kepercayaan atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi.
Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan, dalam waktu yang sama juga harus
merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan pun harus benar pula.

Fungsi Kepercayaan
Fungsi dan Guna Filsafat", antara lain kita singgung bahwa "yang menjadi inti, sari dan
jiwa suatu kebudayaan pada suatu tempat dan masa itu tidaklah lain daripada pikiran-pikiran ahli
pikir bangsa itu pada tempat dan masa itu." Dan di dalam Pasal yang lalu, antara lain juga kita
singgung, balhwa Tiap-tiap filsut (baca: ahli pikir) membutuhkan suatu pangkal pikiran atau
tidak berangkat". Dan yang dijadikan pangkal-tolak sang ahli piker itu tidaklah lain danipada
keyakinan dan kepercayaan sendiri yang sifatnya subyektil,

IX. AGAMA SEBAGAI KEBENARAN


Agama Sebagai Kebenaran
Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut
1) Allah itu maha besar oleh karena itu dia adalah sumber segala kebenaran yang
2) Alquran adalah alkitab yang mengandung firman-firman nya adalah kitab
kebenaran yang diturunkan oleh sumber kebenaran itu yakni Allah SWT.
3) Islam adalah agama yang benar bersumber wahyu Allah yang dikodifikasikan
dalam Al-quran.
4) Karena Allah itu maha besar, maha mutlak dan maha sempurna, maka agama (Al-
quran) langsung diturunkannya pun nilai kebenarannya mutlak dan sempurna pula
5) Fungsi kehadiran Al-quran keatas dunia ini untuk memberi kepastian kepada umat
manusia mengenai berbagai persoalan asasi mereka, yang dipertanyakan mereka.

X. IMAN, AKAL BUDI DAN HATI


Pesan Mohammad Hatta
Bagaimana hubungan hati dan agama?
untuk ini baiklah kita ikuti keterangan MOHAMMAD HATTA. Berbicara tentang
hubungan lnnu dan agama, beliau mengemukakan:
Ilmu mengenai soal pengetahuan, agama soal kepercayaan. Pengetahuan dan
kepercayaan adalah dua macam sikap yang berlainan dari pada keinsafan mansia.
Pelita ilmu lerletak diotak, pelita agama terletak di hati. Boleh dikatakan ilmu
bermula dengan sikap tidak percaya Agama bermula dengan percaya. ia
menerima suatu kebenaran dengan tidak mau dibantah. Kcbenaran agama bersifat
absolut. Percaya adalah pangkal dan tujuan pengabdian daripada agama
Sebagaimana ilmu yang dipahamkan dapat memperdalam keyakinau agama,
demik1an juga kepercayaan agama dapat memperkuat keyakinan ilmu dalani
menuju cita-citanya. Ilmu, terutama ilmu alam dan teknik, telah mencapai tingkat
kemajuan yang begitu tinggi, sehingga apabila tidak di kekang oleh agama, ia
mudah menjadi demon yang sehebat-hebatnya.

XI. ALBERT EINSTEIN TENTANG AGAMA DAN AKAL PIKIRAN


Albert Einstein
ALBERT EINSTEIN (1879-1955) adalah seorang ahli ilmu fisika yang sangat ulung,
berasal dari Jeman, kemudian diam diAmerika Serikat, pencipta teori relativitas. Dia dan VIAX
PLANCK (1858-1947) serta beberapa sarjana lain telah membuka jalan-jalan baru bagi ilmu
fisika. Pada tahun 1921 ia dianugerahi dadiah Nobel. Di bawah ini penulis lutipkan beberapa
pendapat belia yang bersangkutan dengan masalah kita Iman dan Akal-budi.

The Center For True Religiousness


Emosi yang paling indah dan paling mendalam yang dapat kita alami ialah
kesadaran akan perkataan-perkataan yang sifatnya spiritual kesadaran itu
merupakan kekuatan segala ilmu pengetahuan yang sejati. Orang yang tidak kenal
akan emosi itu yang tidak lagi merasa kagum dan terpesona karena rasa hormat
yang mendalam boleh dikatakan mati.

A Tragedy
Kita telah belajar dari pengalaman yang baik bahwa pikiran rasional tidaklah
cukup untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan sosial kita penyelidikan
yang mendalam dan pekerjaan ilmiah yang hebat sudah seringkali menimbulkan
akibat yang sedih bagi umat manusia menghasilkan pada satu pihak pendapat-
pendapat yang membesarkan manusia dari kerajaan badan yang berat tetapi
sebaliknya pendapat-pendapat itu membuat kehidupan yang sangat gelisah
menjadikan dia budak dari lingkungan teknologinya dan yang paling cerahkan
lagi dari segala-galanya memperbuat alat untuk menghasilkan sesama manusia
secara besar-besaran sesungguhnya ini adalah satu tragedi yang menyedihkan
sekali.

Ide Of God
Agamaku ialah tak lain melainkan suatu perbuatan mengagumi dengan rendah
hati roh yang tidak terbatas leluhurnya ia menyatakan dirinya dalam bagian yang
kecil-kecil yang dapat kita sadari dengan akal kita yang fana lagi lemah itu
keyakinan yang sangat emosional akan adanya suatu daya pikir yang luhur yang
dinyatakan dalam semesta alam yang tidak dapat dipahami itu merupakan
pengertian saya tentang Tuhan.

Religion And Science


Walaupun daerah agama dan daerah ilmu yang nyata terpisah satu sama lain
namun antara keduanya terdapat Pertalian dan perhubungan yang kuat timbal
balik walaupun agama lah yang menempatkan tujuan namun agama tetap belajar
dari ilmu dalam arti yang seluas-luasnya alat-alat apa yang dapat membantu
mencapai tujuan yang telah diterapkan akan tetapi ilmu hanya dapat diciptakan
oleh orang-orang yang jiwanya penuh dengan keinginan untuk mencapai
kebenaran.
RANGKUMAN
BAB VI

XII. NISBAH ANTARA ILMU,FILSAFAT DAN AGAMA


Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan itu ialah hasil usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu
sistema mengenai kenyataan, struktur,pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-
hal yang diselidikinya (alam, manusia dan juga agama) sejauh yang Inanusia yang dibantu dapat
dijangkau daya pemikiran Pengindraannya, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan
cksperimental.

Filsafat
Filsafat ialah "ilmu istimewa" yang mencoba menjawab ilmu masalah-masalah yang
tidak dapat dijawab oleh Pengetahuan biasa, karena masalah-masalah termaksud di luar atau di
atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal-budinya kemahami (mendalami dan
menyelami) secara radikal dan ntegral hakikat sarwa yang ada:
1) Hakikat Tuhan
2) Hakikat alam semesta
3) Hakikat manusia
Serta sikap manusia termasuk sebagai konsekuensi daripada faham (pemahaman) nya tersebut.

Agama
Di tinjau dari segi sumbernya maka agama (tata keimanan, tata kepribadatan. Dan tata
aturan) itu dapat dibedakan atas dua bagian:
1) Agama Samawi (agama langit, agama wahyu, agama profetis, releved religion,
din as-samawi)
2) Agama budaya (agama bumi, agaman filsafat, agama rayu, non-relaved religion,
natural religion, din at-thabi’I, din al-Ardhi)
DAFTAR PUSTAKA
Endang Saifuddin Ashari. Ilmu Filsafat dan Agama, Surabaya, 1987.

Anda mungkin juga menyukai