Disusun oleh:
Indah Mahmudah Khusniyah
131923143038
TRIGGER CASE
Anak C laki-laki usia 6 tahun dibawa ibunya ke Poli anak RSUD Dr. Soetomo dengan keluhan sesak,
sering gatal-gatal seluruh tubuh dan matanya bengkak sejak 2 hari yang lalu. Ibu mengatakan bengkak
pada anaknya terjadi setelah makan udang. Hasil pengkajian keadaan umum lemah, nafsu makan
menurun setelah kejadian tersebut, mata bengkak, wajah merah. BB 16.5 Kg. Suhu 36.8 °C, frekuensi
napas 30x/menit, frekuensi nadi 98x/menit.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Riwayat Penyakit Sekarang : Pada tanggal 14 Juli 2020 pukul 07.30 An. C dan ibunya
datang ke poli anak RSUD Dr. Soetomo dengan keluhan sesak, sering gatal-gatal seluruh
tubuh dan matanya bengkak sejak 2 hari yang lalu. Ibu An. C mengatakan bengkak pada
anaknya terjadi setelah makan udang. An. C sudah kunjungan ke-2 terakhir di poli anak pada
tanggal 8 Juli 2020.
K
= Perempuan
= Meninggal
= An. C
= Tinggal
serumah
Riwayat nutrisi
Nafsu makan: O Baik Tidak baik O Mual O Muntah
Pola makan : 2x/hari O 3x/hari O >3x/hari
Minum: Jenis : air mineral dan susu, jumlah ±1500-2000cc/hari
Pantangan makan : Ya (Udang) O Tidak
Menu makanan: Anak diberikan nasi, sayur, dan buah. An. C suka makan nasi
goreng dan telur ceplok
Riwayat Pertumbuhan
BB saat ini : 16,5 Kg (Nilai normal 20 kg)
BB sebelum sakit 18 Kg
TB : 110 cm
LD: 57 cm
LK: 50 cm
LLA:14,7 cm
BB Lahir : 3000 gr
Panjang Lahir: 45 cm
IMT : 13,6 (Nilai normal 14,7-21,5)
Status Gizi: kurang (wasted)
Riwayat Perkembangan
Pengkajian Perkembangan (DDST) :
An. C masuk kategori Normal. Dikatakan normal karena tidak ada penilaian
delayed (keterlambatan) dan hanya 1 caution (peringatan). Oleh karena itu, perlu
dilakukan uji ulang saat kontrol berikutnya sekitar 1-2 minggu kemudian.
Tahap Perkembangan Psikososial :
An. C mengatakan ia ditunjuk sebagai ketua kelasnya, ia juga memiliki banyak
teman laki-laki, tetapi ia memiliki 5 teman akrab yang selalu bersama kemana-mana.
Ia juga selalu berusaha untuk masuk 10 besar peringkat di kelasnya. An. C sudah
menguasai 3 tugas perkembangan (kepercayaan, otonomi, dan inisiatif).
Menurut teori psikososial dari Erikson, An. C termasuk dalam fase industry vs
inferiority. Erikson menjelaskan bahwa dalam tahap ini, anak akan belajar
bekerjasama dan bersaing dengan anak lainnya baik dalam kegiatan akademik
maupun pergaulan. Otonomi mulai berkembang dan interaksi sosial lebih luas. Hal
ini tercermin dari keterangan yang disampaikan oleh An. C
Tahap Perkembangan Psikoseksual :
Observasi & Pemeriksaan Fisik (ROS:Review Of System)
Keadaan Umum : O Baik O Sedang Lemah
ROS
Tanda vital TD: 100/78 mmHg Nadi: 98x/mnt Suhu Badan: 36,80C
RR:30x/mnt
Masalah : Pola Napas Tidak Efektif
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pernafasan B1 (Breath)
Bentuk dada : Normal O Tidak
Pola nafas Irama : O Teratur Tidak teratur
Jenis : Dispnoe O Kusmaul O Ceyne Stokes O Lain-lain:
Suara Nafas : O Vesiculer O Ronchi Wheezing O Stridor O Lain-lain:
Sesak Nafas : Ya O Tidak Batuk : O Ya Tidak
Retraksi otot bantu nafas : O Ada ICS O Supraklavikular O Suprasternal O
Tidak ada
Alat bantu pernafasan : O Ya: O Nasal O Masker O Respirator Tidak
Lain-lain : Saturasi O2 96%, Nampak pernapasan cuping hidung
Masalah : Pola Napas Tidak Efektif
(Blood)Kardiovakuler B2
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor : 2mm/2mm O Anisokor O Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : OAnemis OIkterus Lain-lain: Ananemis, anikterus, konjungtiva
bengkak
Gangguan Penglihatan : Ya O Tidak
Penglihatan terganggu karena mata bengkak
Pendengaran(Telinga)
Gangguan Pendengaran : O Ya Tidak Jelaskan
Penciuman (Hidung) :
Bentuk : Normal O Tidak Jelaskan
Gangguan Penciuman : O Ya Tidak Jelaskan
n B4Perkemiha
Kebersihan :
Masalah : Bersih O Kotor
Tidak ada masalah keperawatan pada sistem persarafan
Urin : Jumlah : ±1000 cc/hari
penginderaan Warna : kuning jernih Bau : khas urine
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): Tidak
Kandung kencing : Membesar O Ya Tidak
Nyeri tekan O Ya Tidak
n B5Pencernaa
Kemampuan pergerakan
Masalah sendi
: Defisit :
Nutrisi Bebas O Terbatas
Kekuatan otot: 5 5
5 5
Kulit : terdapat bentol – bentol di sekujur tubuh dan gatal
Warna
Tyroid:kulit: O Ikterus
Membesar
Masalah O Ya
: Risiko O Sianotik
gangguan Kemerahan O Pucat
Tidak kulit
integritas O Hiperpigmentasi
Endorin
Hiperglikemia O Ya Tidak
Hipoglikemia O Ya Tidak
Luka Gangren O Ya Tidak
Lain-lain:Masalah
tidak ditemukan kelainan
: Tidak ada masalahpada sistem endokrin
keperawatan pada sistem endokrin
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
HygienePers.
Mandi : 2 x/hari Sikat gigi : 2x/hari (pagi dan malam hari)
Keramas : 2x/minggu Memotong kuku: 1 x/minggu (kuku terlihat rapi)
Ganti pakaian : 2 x/hari
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan pada personal hygiene
sosio-Psiko-
(Indah Mahmudah)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ringkasan Kasus
1. Identitas Anak:
Nama : An. C
Umur : 6 tahun
Jenis Kelamin : laki - laki
Alamat : Surabaya
Sumber informasi : Ibu
Diagnosa medis : Alergi Makanan
3. Pemeriksaan penunjang:
a. Leukosit 5000/ml
b. Albumin 1,9 (3,4-5,0)
c. HGB 12,2 g/dl
d. Hitung jenis Eosinofil >5 sel/LPB
e. Kadar IgE total serum spesifik
f. Pemeriksaan Skin Test : hasil alergi udang
4. Terapi:
- Terapi Diet Khusus Alergi
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANALISA DATA
Suplai O2 terganggu
14 Juli 2020 - Status gizi: Gizi kurang Peningkatan pelepasan mediator Defisit Nutrisi
(wasted) kimia (histamin, bradikinin,
- Mukosa bibir kering prostaglandin) dan basofil
- Nafsu makan menurun
- Albumin 1,9 g/L Masuk dan mengendap di saluran
cerna
Mengiritasi lambung
Meningkatkan HCl
Defisit nutrisi
14 Juli 2020 DS: Alergen (makanan) masuk ke Ansietas
- Ibu An. C mengatakan tubuh
sangat khawatir dengan
kondisi anaknya Dampak hospitalisasi pada orang
tua
DO:
- TD : 130/90 mmHg Respon psikologis kecemasan
- Nadi : 100x/menit
- RR : 20 x/menit Ansietas
- Ibu An. C tampak gelisah
dan tegang
14 Juli 2020 DS : Alergen (makanan) masuk ke Risiko
- Klien mengeluh bentol- tubuh Gangguan
bentol dan gatal sekujur Integritas Kulit
tubuh. Merangsang sel-sel reseptor Ig M
(Sel mast, basofil, iosinofil)
DO: meningkatkan IgE
- Terdapat bentol-bentol di
sekujur tubuh klien Degranulasi sel mast dan
- Kulit klien tampak mengeluarkan bebgaia mediator
kemerahan kimia
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi dan hambatan upaya napas ditandai
dengan ibu klien mengatakan anaknya sesak, penggunaan otot bantu pernapasan ICS, nampak
pernapasan cuping hidung, RR: 30 x/menit, pernapasan ireguler (D.0005)
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan klien mengeluh
gatal-gatal di sekujur tubuh dan matanya bengkak serta kesulitan tidur karena nyeri (D.0074)
3. Defist nutrisi berhubungan dengan peningkatan HCl di lambung ditandai dengan nafsu makan
menurun dan BB menurun (D. 0019)
4. Ansietas berhubungan dengan hubungan orang tua-anak tidak memuaskan ditandai dengan ibu
klien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, ibu klien tampak gelisah dan tegang,
takipnea, takikardi, hipertensi (D.0080)
5. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif ditandai dengan kulit
bentol-bentol seluruh tubuh dan kemerahan (D.0139)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Selasa, 14 09.00 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Manajemen Nyeri (I.03114)
Juli 2020 WIB gejala penyakit ditandai dengan gatal-gatal di Observasi
sekujur tubuh dan matanya bengkak serta 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kesulitan tidur karena nyeri (D.0074) 2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
selama 1x24 jam diharapkan status kenyamanan 5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
(L.08064) membaik dengan kriteria hasil sebagai 6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
berikut : 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1) Keluhan tidak nyaman menurun (5) 8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
2) Keluhan sulit tidur menurun (5) 9) Monitor efek samping penggunaan analgetik.
3) Gatal menurun (5) Terapeutik
4) Keluhan nyeri menurun atau hilang (5) 10) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
11) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
12) Fasilitasi istirahat dan tidur
13) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi)
14) Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
15) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
16) Jelaskan strategi meredakan nyeri
17) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
18) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
19) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Selasa, 14 09.00 Defist nutrisi berhubungan dengan peningkatan Manajemen nutrisi (I.03119)
Juli 2020 WIB HCl di lambung ditandai dengan nafsu makan Observasi
menurun dan BB menurun (D. 0019) 1) Identifikasi status nutrisi, alergi makanan, makanan yang disukai, jumlah
dan kebutuhan nutrisi
Tujuan : 2) Monitor asupan makanan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3) Monitor berat badan dan asupan makanan
3x24 jam diharapkan status nutrisi (L.03030) Terapeutik
membaik dengan kriteria hasil : 4) Berikan makanan TKTP
1) Berat badan membaik 5) Berikan makanan sedikit tapi sering
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2) IMT membaik 14,7-21,5 6) Berikan makanan dalam kondisi hangat
3) Nafsu makan membaik 7) Berikan makanan dengan dihias semenarik mungkin
Edukasi
8) Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
9) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk jumlah kalori yang dibutuhkan
4. Selasa, 14 09.00 Ansietas berhubungan dengan hubungan orang Reduksi Ansietas (1.09314)
Juli 2020 WIB tua-anak tidak memuaskan ditandai dengan ibu Observasi
klien mengatakan khawatir dengan kondisi 1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
anaknya, ibu klien mengatakan sulit tidur, ibu 2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
klien tampak gelisah dan tegang, tampak 3) Monitor tanda-tanda ansietas
berkeringat, takipnea, takikardi, hipertensi Terapeutik
(D.0080) 4) Ciptakan suasana terapeutik yang menumbuhkan kepercayaan
5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
Tujuan : 6) Pahami situasi yang membuat ansietas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 7) Dengarkan dengan penuh perhatian
1 x 24 jam diharapkan tingkat ansietas (L.09093) 8) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
berkurang dengan kriteria hasil : 9) Informasikan secara factual menegnai diagnosis, pengobatan dam
1) Memverbalisasikan khawatir berkurang prognosis
2) Memverbalisasikan bingung berkurang Edukasi
3) Tidak tampak perilaku tegang dan gelisah 10) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
11) Latih teknik relaksasi
5. Selasa, 14 09.00 Risiko gangguan integritas kulit berhubungan Perawatan integritas kulit (1.11353)
Juli 2020 WIB dengan bahan kimia iritatif ditandai dengan kulit Observasi
bentol-bentol seluruh tubuh dan kemerahan 1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
(D.0129)
Terapeutik
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi 2) Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
keperawatan selama 1x24 jam diharapkan 3) Gunakan produk berbahan ringan /alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Integritas kulit dan jaringan (L.14125) membaik 4) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
dengan kriteria hasil sebagai berikut :
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1) Elastisitas meningkat (5) Edukasi
2) Kerusakan lapisan kulit menurun (5) 5) Anjurkan menggunakan pelembab (mis.lotion, serum)
3) Nyeri menurun (5) 6) Anjurkan munim air yang cukup
4) Kemerahan menurun (5)
7) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5) Tekstur membaik (5)
8) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
9) Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
10) Anjurkan tidak menggaruk daerah yang gatal dengan kuku
11) Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2. Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada
kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari
kondisi sistem pernapasan secara fungsional.
Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan
mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen.Proses
pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
JENIS PERNAPASAN
Jenis pernafasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pernafasan eksternal dan pernafasan
internal
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh,
sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya
oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui
trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan
diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa
oleh arteri ke seluruh tubuh, kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen
100mmHg.
2. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan
dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses semua hormon termasuk derivate
catecholamine dapat melebarkan saluran pernapasan.
5. Masker Venturi
a. Karakteristik
1) Masker plastik dengan 6 venturi konektor,
2) Mencampur O2 bebas dengan O2 sumber.
b. Konsentrasi O2
1) Orange = 10 lpm / 50 %
2) Merah = 8 lpm / 40 %
3) Hijau = 8 lpm / 35 %
4) Putih = 6 lpm / 31 %
5) Kuning = 4 lpm/ 28 %
6) Biru = 4 lpm / 24 %
c. Keuntungan
1) Konsentraso O2 dapat ditentukan dengan mengganti konektor sesui dengan yang
diinginkan,
2) Ketepatan konsentras lebih baik,
3) Dapat digunakan pada klien dengan kecenderungan retensi CO2
d. Kerugian
1) Mahal,
2) Dibutuhkan waktu untuk mengganti konector bila ingin merubah konsentrasi,
3) Konektor beresiko hilang, dan
4) Klien tidak bebas beraktifitas.
A. TAHAP PRE INTERAKSI
1. Verifikasi order/tindakan
2. Menyiapkan alat :
1) Sumber O2
2) Flow meter
3) Venturi masker with konektor
Bila menginginkan higt humidity:
1) Sumber compressed air source
2) Flow meter
3) Humidifire dan air
4) Selang berukuran besar
3. Cuci tangan
B. TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam dengan menyebut nama
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menjaga privasi
C. TAHAP KERJA
1. Pasang tanda dilarang merokok pada pintu atau tempat yang mudah dilihat
2. Tunjukkan venturi masker dan terangkan prosedurnya.
3. Set venturi masker sesuai kebutuhan FiO2.
4. Sambungkan selang masker dengan sambungan luar humidifire.
5. Cek aliran udara apakah sudah benar-benar mengalir.
6. Letakkan masker venturi pada hidung, mulut dan dagu klien bagian bawah dan pasang
elastik strapnya.
7. Cek aliran udara tidak buntu.
8. Bila menggunakan higt humiditi:
9. Sambungkan humidifire dan sumber O2
10. Pasang selang pada humidifire dan sambung tubing pada dasar konektor
D. TAHAP TERMINASI
1. Akhiri dan simpulkan kegiatan
- Berikan H.E pada pasien dan keluarga:
1) Tidak boleh merokok di lingkungan pasien
2) Jangan merubah flowmeter
2. Evaluasi perasaan klien
3. Kontrak dengan kegiatan selanjutnya
4. Bereskan alat dan cuci tangan
E. DOKUMENTASI
Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien
1) Catat flow rate dan respon klien, Laporkan bila klien intolerance terhadap terapi.
2) Bila klien menunjukkan retensi CO2, lakukan BGA tiap 30 menit, selama 1 – 2
jam atau sampai PaO2 > 50 mmHg dan PaCO2 tidak meningkat, Monitor PH,
Laporkan bila PH meningkat.
3) Observasi tingkat kenyamanan klien.
DAFTAR PUSTAKA
XTim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (T. Pogja (ed.); 1
Cetakan II). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI.