Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“PADA NY ‘S’ DENGAN POST OPERASI APPENDICTOMY”

DI RUANG RAWAT INAP DAN INTERNIS


RS GRAHA HERMIN BATAM

OLEH :

EVA SUSANTI LUBIS

00320060

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Ns. Hendri Pencon S.Kep) (Ns. Rizki Sari Utami M, S. Kep, M. Kep)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM
2021
LAPORAN KASUS

POST OPERASI APPENDICTOMY

A. Riwayat Singkat Klien


1. Identitas Klien
a. Nama : Ny “S”
b. Umur : 38 tahun
c. Status perkawinan : Menikah
d. Agama : Islam
e. Tgl masuk RS : 13 Juli 2021
f. Tgl pengkajian : 14 Juli 2021
g. Unit/kamar : Ranap Bedah Dan Internis
h. Diagnosis medis saat masuk : Appendisitis Perforasi
2. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 3 hari yang lalu, mual +, muntah +.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Appendicitis Perforasi
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
5. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada penyakit yang mungkin herediter
B. Pengkajian Pola Gordon
1. Pola persepsi pemeliharaan kesehatan
a. sebelum sakit : Klien mandi 2x sehari
b. sejak sakit : Klien mandi 1x sehari
2. Pola nutrisi dan metabolik
a. sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dan selalu di habiskan
b. sejak sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dan selalu di habiskan
3. Pola eliminasi
a. sebelum sakit : klien mengatakan BAB dan BAK lancar
b. sejak sakit : klien mengatakan belum ada BAB selama dirawat dan BAK
klien lancar
4. Pola aktivitas dan latihan
a. sebelum sakit : segala aktivitas klien lakukan dengan mandiri
b. sejak sakit : setelah post operasi klien membutuhkan bantuan orang lain
dalam beberapa kegiatannya
5. Pola tidur dan istirahat
a. sebelum sakit : klien mengatakan istirahat yang cukup
b. sejak sakit : klien mengatakan istirahatnya kurang
6. Persepsi dan kognitif
a. Sebelum sakit : klien mengatakan kalau dirinya itu peramah
b. Sejak sakit : klien ramah terhadap perawat dan di sekitarnya
7. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
a. Sebelum sakit : klien ada tipe yang easy going
b. Sejak sakit : klien seseorang yang easy going dan baik di ajak dalam terapi
pengobatan
8. Pola hubungan peran
a. Sebelum sakit : sosialisasi klien terhap keluarga dan orang-orang disekitarnya
baik
b. Sejak sakit : sosialisasi klien terhadap keluarga, perawat dan pasien yang
lainnya baik
9. Pola reproduksi
a. Sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada maslah dalam sistem
reproduksinya
b. Sejak sakit : klien mengatakan tidak ada maslah dalam sistem
reproduksinya
10. Pola nilai dan keyakinan
a. Sebelum sakit : klien rajin sholat
b. Sejak sakit : klien masih bisa menjalankan sholat

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sedang, GCS 15
2. Tanda-tanda vital : TD : 120/60 mmHg, N : 102x/menit, S : 37.2ºC,
RR : 20x/menit
3. Pemeriksaan kepala dan leher
Inspeksi : tidak ada tanda peradangan dan pembengkakan
Palpasi : tidak teraba adanya massa
4. Pemeriksaan integumen
Inspeksi : warna kulit (normal), warna kuku (pink)
Palpasi : tekstur kulit (normal) dan akral teraba hangat
5. Pemeriksaan dada/thorax
Inspeksi : bentuk dada kanan dan kiri simetris
Palpasi : tidak ada penggunaan otot bantu tambahan
Auskultasi : tidak terdengar adanya suara nopas tambahan
Perkusi : saat di palpasi terdengar bunyi sonor pada dinding paru-paru (perkusi
jaringan paru-paru normal)
6. Pemeriksaan payudara
Inspeksi : bentuk payudara kiri dan kanan simetris
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa
7. Abdomen
Inspeksi : tidak terlihat adanya pembengkakan, ada luka post operasi dibalut
dengan verban di bagian perut kanan bawah
Palpasi : tidak teraba adanya massa pada abdomen, tidak teraba adanya
pembesaran hepar
Auskultasi : bising usus 30x/menit
Perkusi : tidak ada bunyi timpani / hipertimpani / pekak
8. Genetalia
Inspeksi : tidak ada tanda peradangan dan pembengkakan, tidak ada bau busuk,
tidak ada iritasi pada area genetalia, terpasang selang kateter no.16.
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
9. Ekstremitas
Inspeksi : klien bisa mika-miki sendiri, klien belum bisa duduk karena nyeri
pada perut, klien bisa menggerakkan kaki tanpa hambatan, klien
belum bisa mobilisasi ke toilet karena nyeri perut dan masih terpasang
kateter no.16
Palpasi : tidak ada trauma/ kelainan pada kaki dan tangan
Perkusi : refleks spontan
10. Neurologis : GCS (15), E(4), M(6), V (5)
D. Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
HEMATOLOGI LENGKAP
HEMATOLOGI RUTIN
HEMOGLOBIN 13,0 12-16 g/dl
LED
LEKOSIT 15,400 5000-11000 /ul
HITUNG JENIS
BASOFIL 0,6 0-1 %
EOSINOFIL 2,0 1-3 %
NEUTROFIL 69,0 50-70 %
LIMFOSIT 25,0 20-40 %
MONOSIT 3,4 2-10 %
GRANULOSIT
HEMATOKRIT PCV 36,4 37-43 Vol %
TROMBOSIT 276,000 150000-500000 /ul
ERITROSIT 4,43 4-5 Juta/ul
NILAI ERITROSIT
(MCV,MCH,MCHC)
VER (MCV) 82 82-92 fl
HER (MCH) 29 27-31 pg
KHER (MCHC) 36 32-36 g/dl
HEMOSTATIS
MASA PENDARAHAN 2 1-3 menit menit/dt
MASA PEMBEKUAN 10 5-11 menit menit/dt
KIMIA
GULA DARAH SEWAKTU 114 70-115 mg/dl
ELEKTROLIT ( K, NA, CL)
NATRIUM 139,4 135-155 meq/l
KALIUM 3,98 3,6 – 5,5 meq/l
CHLORIDA 102,3 94-111 meq/l
URINALISA
KEHAMILAN HCG –EIA NEGATIF
IMMUNOLOGI
HBSAG NEGATIF NEGATIF
SEROLOGI
ANTI HIV NON NON
REAKTIF REAKTIF

RAPID TEST ANTIGEN NEGATIF NEGATIF


- USG
Abdomen kanan bawah : tidak tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltic . tampak
koleksi cairan
Kesan
Koleksi cairan pada abdomen kanan bawah ec suspek perforasi
Cholelithiasis
Scanning hepar, kedua ginjal , vesika urinaria dan adnexa tak tampak kelainan.

E. Terapi
Nama Obat Dosis Fungsi
1 gram / 12 jam obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi saluran
napas atas dan bawah,
saluran kemih dan kelamin,
kulit dan jaringan lunak.
Anbacim mengandung
cefuroxime yang digunakan

Ambacym untuk mengobati berbagai


infeksi bakteri. Obat ini
termasuk golongan obat
yang dikenal sebagai
antibiotik sefalosporin. Obat
ini bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan
bakteri.
obat antibiotik untuk
mengobati infeksi. Obat ini

Metrinidazol 500 mg/ 8 jam bekerja dengan cara


menghentikan pertumbuhan
berbagai bakteri dan parasit.
Metamizole adalah obat
analgetik (pereda nyeri),
antispasmodik (meredakan
kram), dan antipiretik
(penurun demam) untuk
Antrain 1 ampul / 12 jam
meringankan rasa sakit,
seperti: sakit gigi, sakit
kepala, nyeri sendi, nyeri
otot, dismenore (nyeri haid),
nyeri kolik dan lain-lain.

F. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS :
❖ Pasien mengatakan nyeri di
bagian luka operasi
❖ P (Penyebab) = Luka post
operasi appendiktomy
❖ Q (Quality) = nyeri tajam , kaku
dan terasa tertusuk tusuk
Agen pencedera fisik
❖ R (Radiates/ Penyebaran) = Nyeri akut
(prosedur operasi)
Fokus pada luka post operasi
appendiktomy pada bagian perut
kanan bawah
❖ S (Severety / keparahan) = skor
nyeri 6-8
❖ T (Time / waktu) = nyeri terus
menerus
DO :
❖ Tampak adanya luka operasi di
bagian perut kanan bawah
❖ Pasien ekspresinya nampak
meringis kesakitan menahan
nyeri
❖ Skali nyeri 6-8
❖ TTV= TD : 120/60 mmHg, N :
102x/menit, S : 37.4ºC, RR :
20x/menit
❖ Pasien tampak memegangi
perutnya di bagian luka operasi
❖ Pasien tampak takut untuk
menggerakan tubuhnya

2 DS :
❖ Pasien mengatakan susah tidur
karena merasakan nyeri luka
operasi
❖ Pasien mengeluh istirahat tidak
cukup karena nyeri luka operasi
❖ Pasien mengatakan kadang Kondisi nyeri luka
kadang terjaga karena Gangguan Pola Tidur post operasi
appendiktomy
merasakan nyeri nya

DO
❖ Mata pasien tampak sayu dan
merah
❖ Wajah pasien tampak tidak segar
3 DS :
❖ Pasien mengatakan sulit untuk
bergerak karena luka operasinya
❖ Pasien mengatakan nyeri saat
bergerak
❖ Pasien mengatakan enggan
melakukan pergerakan

DO :
❖ Pasien membutuhkan bantuan
Nyeri area luka post
dalam aktivitasnya setelah Gangguan Mobilitas
operasi
Fisik
operasi appendiktomy

❖ Fisik pasien tampak lemah


❖ Gerakan pasien tampak terbatas
❖ Pasien tampak takut dan cemas
saat bergerak
❖ :TTV= TD : 120/60 mmHg, N :
102x/menit, S : 37.4ºC, RR :
20x/menit
❖ Pasien terpasang cateter No.16

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi appendiktomy
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri area luka operasi
appendiktomy
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Kaji nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik,
dengan agen pencedera 3x24 jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
fisik (prosedur operasi) dengan kriteria hasil : nyeri dan factor pencetus),
Tingkat Nyeri : 2. Monitoring TTV
1. Nyeri berkurang dengan skala 2 3. Observasi petunjuk nonverbal dan Memonitor tanda-
2. Pasien tidak mengeluh nyeri tanda vital
3. Pasien tampak tenang 4. Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi distraksi,
4. Pasien dapat tidur dengan tenang nafas dalam, mendengarkan music.
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60- 5. Dukung istirahat tidur yang adekuat.
100 x/menit) 6. Kolaborasi dengan dokter jika tindakan tidak
6. Tekanan darah dalam batas normal (90/60 berhasil dalam pemberian teknik nonfarmakologi,
mmHg -120/80 mmHg) yaitu denga pemberian analgetik.
7. RR dalam batas normal (16-20x/menit)

2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 1. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
berhubungan dengan nyeri 24 jam diharapkan pola tidur membaik dengan psikologis)
kriteria : 2. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
luka post operasi 1. Klien dapat istirahat cukup 3. Monitoring TTV
appendiktomy 2. Tidak ada keluhan sulit tidur 4. Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan,
3. Tidak ada keluhan sering terjaga suhu, matras, dan tempat tidur)
4. Tidak ada keluhan tidak puas tidur 5. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
5. Pola tidur tidak berubah nonfarmakologi lainnya

3 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
berhubungan dengan nyeri 3X24 jam diharapkan masalah teratasi dengan 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
area luka operasi kriteria hasil : 3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi.
appendiktomy 1. Pasien meningkat dalam aktivitas fisik. 4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas. meningkatkan pergerakan
3. Memverbalisasikan perasaan dalam 5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.
meningkatkan kekuatan dan kemampuan 6. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
berpindah. (Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
4. Memperagakan penggunaan alat. (mis. Duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur ke kursi)
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S Nama Mahaiswa : Eva Susanti Lubis

No. Rekam Medik : 111954 Nim : 00320060

Ruang Rawat : Ranap Bedah Dan Internis

Hari Pertama

NO. DIAGNOSA PARAF EVALUASI PARAF


NO TANGGAL JAM IMPLEMENTASI JAM
KEPERAWATAN SOAP
1 14 Juli Nyeri akut 16.00 1. Mengobservasi TTV pasien Ns. Eva 18.00 S: Ns. Eva
2021
berhubungan TD = 130/80 mmHg Susanti ➢ Pasien mengatakan nyeri skala 6 Susanti
dengan agen Nadi = 105x/menit Lubis (sedang) seperti ditusuk tusuk pada Lubis
pencedera fisik RR = 19x/menit bagian perut kanan bawah di area luka
(prosedur Suhu = 36,9 ° c operasi ,saat bergerak
operasi) 16.10 2. Mengkaji ulang skala nyeri ( O:
NRS = 7 ) ➢ Pasien terlihat meringis menahan
P = luka post operasi, nyeri , skala nyeri 6
Q = terasa tertusuk tusuk ➢ TD = 128/95 mmHg
R = pada bagian perut kanan ➢ Nadi = 100x/menit
bawah ➢ RR = 21x/menit
S = skala 7 ➢ Suhu = 37,2
T = terus menerus A:
16.15 3. Memberikan posisi nyaman ➢ Masalah nyeri belum teratasi
(Posisi nyaman pasien adalah P:
tirah baring) ➢ Monitoring dan kaji ulang nyeri
16.25 4. Mengajarkan tehnik relaksasi ➢ Monitoring TTV
distraksi ➢ Memberikan posisi nyaman pasien
(Tarik nafas dalam dari ➢ Mengajarkan tekhnik relaksasi
hidungdan keluarkan lewat distraksi Tarik nafas dalam untuk
mulut) mereda nyeri
16.45 5. Kolaborasi dalam pemberian ➢ Kolaborasi dengan dokter untuk
terapi sesuai advice dokter pemberian terapi analgetik sesuai
(pemberian obat anti nyeri indikasi
Antrain 1 ampul / 12 jam )
2 14 Juli Gangguan pola 17.30 1. Mengidentifikasi factor Ns. Eva 19.00 S:
2021 tidur pengganggu tidur Susanti ➢ Pasien mengatakan belum nyenyak
berhubungan (pasien mengatakan karena Lubis tidurnya
dengan nyeri nyeri di luka operasi jadi ➢ Pasien mengatakan karena nyeri jadi
luka post operasi susah tidur) tidak nyenyak tidurnya
appendiktomy 17.35 2. Memonitoring TTV pasien O:
( TD = 128/95 mmHg , Nadi = ➢ Pasien tampak lesu dan tidak segar
102x/menit, RR = 21x/menit ,
Suhu = 37,2)
17.45 3. Memberikan lingkungan yang ➢ Pasien tampak meringis kesakitan
nyaman kepada pasien agar menahan nyeri dalam keadaan
bisa tidur berbaring
(pasien mengatakan biasa ➢ TD = 128/95 mmHg
tidur dengan lampu ➢ Nadi = 102x/menit
dimatikan ) ➢ RR = 21x/menit
17.50 4. Memberikan posisi yang ➢ Suhu = 37,2
nyaman kepada pasien untuk
tidur A:
(Pasien mengatakan nyaman ➢ Masalah belum teratasi
dengan posisi tirah baring) P:
➢ Kaji ulang factor pengganggu tidur
➢ Berikan posisi yang nyaman untuk
tidur
➢ Berikan lingkungan yang nyaman
untuk tidur
➢ Monitor TTV
3 14 Juli Gangguan 16.55 1. Mengkaji respon pasien terhadap Ns. Eva 18.30 S:
2021 mobilitas fisik aktivitas Susanti ➢ Pasien mengatakan pusing
berhubungan (Pasien masih tampak lemas Lubis ➢ Pasien mengatakan takut untuk
dengan nyeri dan pusing dan terasa nyeri di bergerak
area luka operasi bagian luka operasi, susah O:
appendiktomy untuk bangun ) ➢ Pasien tampak lemah dan takut untuk
17.00 2. Mengajarkan kepada pasien bergerak
untuk sedikit melakukan
pergerakan yaitu mika miki A:
(Pasien masih dibantu ➢ Masalah belum teratasi
keluarga untuk mika miki ) P:
17.10 3. Menjelaskan kepada pasien dan ➢ Kaji respon pasien terhadap aktivitas
keluarga tujuan atau manfaat ➢ Ajarkan tekhnik untuk memulai
dari melakukan mobilisasi pergerakan mika miki kepada pasien
(Pasien dan keluarga dan keluarga
kooperatif dan mau ➢ Ajarkan cara rom pasif kepada
memahami keluarga
Hari Kedua

NO. DIAGNOSA PARAF EVALUASI PARAF


NO TANGGAL JAM IMPLEMENTASI JAM
KEPERAWATAN SOAP
1 15 Juli Nyeri akut 15.00 1. Mengkaji ulang skala nyeri pasien Ns. 18.00 S: Ns. Eva
2021 berhubungan Eva Susanti
P = luka post operasi, ➢ Pasien mengatakan nyeri sudah
dengan agen Susant Lubis
Q = terasa kaku , seperti berkurang (ringan) seperti teriris
pencedera fisik teriris i Lubis
tusuk pada bagian perut kanan
(prosedur R = pada bagian perut kanan bawah di area luka operasi ,saat
operasi) bawah
bergerak, nyeri terasa hilang
S = skala 4
timbul, skala nyeri 4
T = hilang timbul
O:

2. Mengobservasi TTV ➢ Pasien sudah tampak agak rileks


15.05
(TD = 110/90 mmHg , Nadi = ➢ Pasien sudah bisa mika miki sendiri

102x/menit, RR= 19x/menit, di tempat tidur

Suhu = 37,3 ) A:
➢ Masalah nyeri belum teratasi

15.10 3. Memberikan posisi nyaman P:


➢ Pertahankan posisi nyaman pasien
(Posisi nyaman pasien yaitu ➢ Monitoring TTV
semi fowler ) ➢ Kaji ulang dan monitoring skala
nyeri
4. Kolaborasi dalam pemberian
15.15 ➢ Mengajarkan tekhnik relaksasi
terapi sesuai advice dokter
distraksi Tarik nafas dalam untuk
( lanjut terapi pemberian obat mereda nyeri
anti nyeri Antrain 1 ➢ Kolaborasi dengan dokter dalam
ampul / 12 jam) pemberian terapi untuk selanjutnya
sesuai indikasi

2 15 Juli Gangguan pola 15.45 1.mengidentifikasi factor Ns. 18.30 S: Ns. Eva
2021 tidur pengganggu tidur Eva Susanti
➢ Pasien mengatakan sudah bisa tidur
berhubungan Susant Lubis
(pasien mengatakan sudah bisa tapi belum nyenyak
dengan nyeri i Lubis
tidur tapi belum nyenyak tadi ➢ Pasien mengatakan sudah tidak
luka post operasi
malam, kadang kadang masih pusing lagi
appendiktomy
terbangun karena nyerinya ) O:
➢ Pasien sudah tampak segar
➢ TTV pasien sudah diambang batas
15.55 2. Memonitoring TTV pasien normal
( TD = 110/90 mmHg , Nadi = A:
90x/menit, RR = 19x/menit , ➢ Masalah teratasi sebagian
Suhu = 37,3) P:
➢ Pertahankan posisi nyaman pasien
3.Memberikan dan mempertahankan
16.00 ➢ Berikan lingkungan yang nyaman
posisi yang nyaman untuk tidur
➢ Monitoring TTV pasien
(pasien nyaman dengan posisi
semi fowler )

3 15 Juli Gangguan 16.30 1. Mengkaji respon pasien terhadap 19.00 S:


2021 mobilitas fisik aktivitas
➢ Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan (Pasien sudah bisa mika miki
mika miki sendiri, belajar posisi
dengan nyeri sendiri di tempat tidur )
semi fowler ditempat tidur dengan
area luka operasi
2. Mengajarkan kepada pasien mandiri
appendiktomy 16.35 untuk bisa bergerak posisi semi
fowler atau rom pasif (pasien O:
kooperatif dan mencoba ➢ Pasien tampak sudah bisa posisi
melakukan mobilisasi yaitu mika miki sendiri
berusaha bangun untuk posisi ➢ Keluarga sudah bisa melakukan
semi fowler di tmpat tidur) rom pasif kepada pasien
16.45 3. Menjelaskan manfaat dan tujuan P:
melakukan mobilisasi kepada ➢ Pertahankan posisi nyaman untuk
pasien dan keluarga pasien bergerak
(pasien dan keluarga ➢ Beri motivasi dan ajarkan untuk
kooperatif ) bisa melakukan rom pasif
Hari ketiga

NO. DIAGNOSA PARAF EVALUASI PARAF


NO TANGGAL KEPERAWATAN JAM IMPLEMENTASI JAM
SOAP

1 16 Juli Nyeri akut 16.00 1. Mengkaji ulang skala nyeri Ns. Eva 18.00 S: Ns. Eva
2021 berhubungan pasien Susanti Susanti
➢ Pasien mengatakan nyeri sudah
dengan agen Lubis Lubis
P = luka post operasi, banyak berkurang (ringan), seperti
pencedera fisik
teriris, pada bagian perut kanan
(prosedur Q = terasa kaku , seperti
bawah di area luka operasi ,saat
operasi) teriris
bergerak, hilang timbul, Skala
R = pada bagian perut nyeri 2
kanan bawah O:

S = skala 2 ➢ Pasien sudah rileks dan segar


➢ Pasien sudah bisa mika miki
T = hilang timbul
secara mandiri
2. Observasi TTV pasien ➢ Skala nyeri 2
16.15 (TD = 110/85 mmHg , Nadi
A : Masalah nyeri teratasi
= 89x/menit, RR=
19x/menit, Suhu = 37,3 )
P:
3.Memberikan posisi nyaman
16.20 ➢ Pertahankan kondisi pasien
kepada pasien
➢ Info ke dokter
(posisi pasien nyaman
dengan posisi semi fowler)

16.30 4. Kolaborasi dengan dokter


untuk pemberian terapi
selanjutnya

2 16 Juli Gangguan pola 16.45 1. Identifikasi pola tidur pasien Ns. 19.00 S: Ns.
2021 tidur (pasien mengatakan sudah Eva Eva
➢ Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan bisa tidur ) Susanti Susanti
tidur
dengan nyeri 2. Berikan posisi yang nyaman Lubis Lubis
O:
luka post operasi 16.50 kepada pasien
➢ Pasien sudah tampak rileks dan
appendiktomy (pasien mengatakan posisi
segar
nyaman yaitu berbaring
➢ Wajah pasien sudah tidak lesu lagi
dan semi fowler )
➢ TTV pasien sudah dalam batas
3. Berikan lingkungan yang
16.55 normal
nyaman kepada pasien
A : Masalah teratasi
(pasien tidur dengan
P : Intervensi dihentikan
pencahayaan yang redup)
3 16 Juli Gangguan 17.15 1. Mengkaji respon pasien Ns. 19.15 S: Ns.
2021 mobilitas fisik terhadap aktivitas Eva Eva
➢ Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan Susanti Susanti
posisi semi fowler secara mandiri
dengan nyeri 17.20 2. Memonitoring aktivitas Lubis Lubis
O:
area luka operasi pasien
➢ Pasien posisi semi fowler di
appendiktomy
tempat tidur

3. Menjelaskan manfaat A : Masalah teratasi


17.25
melakukan pergerakan P:

setelah post operasi kepada ➢ Monitoring pergerakan pasien

pasien dan keluarga ➢ Lapor dokter

Anda mungkin juga menyukai