OLEH :
00320060
(Ns. Hendri Pencon S.Kep) (Ns. Rizki Sari Utami M, S. Kep, M. Kep)
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sedang, GCS 15
2. Tanda-tanda vital : TD : 120/60 mmHg, N : 102x/menit, S : 37.2ºC,
RR : 20x/menit
3. Pemeriksaan kepala dan leher
Inspeksi : tidak ada tanda peradangan dan pembengkakan
Palpasi : tidak teraba adanya massa
4. Pemeriksaan integumen
Inspeksi : warna kulit (normal), warna kuku (pink)
Palpasi : tekstur kulit (normal) dan akral teraba hangat
5. Pemeriksaan dada/thorax
Inspeksi : bentuk dada kanan dan kiri simetris
Palpasi : tidak ada penggunaan otot bantu tambahan
Auskultasi : tidak terdengar adanya suara nopas tambahan
Perkusi : saat di palpasi terdengar bunyi sonor pada dinding paru-paru (perkusi
jaringan paru-paru normal)
6. Pemeriksaan payudara
Inspeksi : bentuk payudara kiri dan kanan simetris
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa
7. Abdomen
Inspeksi : tidak terlihat adanya pembengkakan, ada luka post operasi dibalut
dengan verban di bagian perut kanan bawah
Palpasi : tidak teraba adanya massa pada abdomen, tidak teraba adanya
pembesaran hepar
Auskultasi : bising usus 30x/menit
Perkusi : tidak ada bunyi timpani / hipertimpani / pekak
8. Genetalia
Inspeksi : tidak ada tanda peradangan dan pembengkakan, tidak ada bau busuk,
tidak ada iritasi pada area genetalia, terpasang selang kateter no.16.
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
9. Ekstremitas
Inspeksi : klien bisa mika-miki sendiri, klien belum bisa duduk karena nyeri
pada perut, klien bisa menggerakkan kaki tanpa hambatan, klien
belum bisa mobilisasi ke toilet karena nyeri perut dan masih terpasang
kateter no.16
Palpasi : tidak ada trauma/ kelainan pada kaki dan tangan
Perkusi : refleks spontan
10. Neurologis : GCS (15), E(4), M(6), V (5)
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Terapi
Nama Obat Dosis Fungsi
1 gram / 12 jam obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi saluran
napas atas dan bawah,
saluran kemih dan kelamin,
kulit dan jaringan lunak.
Anbacim mengandung
cefuroxime yang digunakan
F. ANALISA DATA
2 DS :
❖ Pasien mengatakan susah tidur
karena merasakan nyeri luka
operasi
❖ Pasien mengeluh istirahat tidak
cukup karena nyeri luka operasi
❖ Pasien mengatakan kadang Kondisi nyeri luka
kadang terjaga karena Gangguan Pola Tidur post operasi
appendiktomy
merasakan nyeri nya
DO
❖ Mata pasien tampak sayu dan
merah
❖ Wajah pasien tampak tidak segar
3 DS :
❖ Pasien mengatakan sulit untuk
bergerak karena luka operasinya
❖ Pasien mengatakan nyeri saat
bergerak
❖ Pasien mengatakan enggan
melakukan pergerakan
DO :
❖ Pasien membutuhkan bantuan
Nyeri area luka post
dalam aktivitasnya setelah Gangguan Mobilitas
operasi
Fisik
operasi appendiktomy
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi appendiktomy
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri area luka operasi
appendiktomy
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Kaji nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik,
dengan agen pencedera 3x24 jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
fisik (prosedur operasi) dengan kriteria hasil : nyeri dan factor pencetus),
Tingkat Nyeri : 2. Monitoring TTV
1. Nyeri berkurang dengan skala 2 3. Observasi petunjuk nonverbal dan Memonitor tanda-
2. Pasien tidak mengeluh nyeri tanda vital
3. Pasien tampak tenang 4. Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi distraksi,
4. Pasien dapat tidur dengan tenang nafas dalam, mendengarkan music.
5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60- 5. Dukung istirahat tidur yang adekuat.
100 x/menit) 6. Kolaborasi dengan dokter jika tindakan tidak
6. Tekanan darah dalam batas normal (90/60 berhasil dalam pemberian teknik nonfarmakologi,
mmHg -120/80 mmHg) yaitu denga pemberian analgetik.
7. RR dalam batas normal (16-20x/menit)
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 1. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
berhubungan dengan nyeri 24 jam diharapkan pola tidur membaik dengan psikologis)
kriteria : 2. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
luka post operasi 1. Klien dapat istirahat cukup 3. Monitoring TTV
appendiktomy 2. Tidak ada keluhan sulit tidur 4. Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan,
3. Tidak ada keluhan sering terjaga suhu, matras, dan tempat tidur)
4. Tidak ada keluhan tidak puas tidur 5. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
5. Pola tidur tidak berubah nonfarmakologi lainnya
3 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.
berhubungan dengan nyeri 3X24 jam diharapkan masalah teratasi dengan 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
area luka operasi kriteria hasil : 3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi.
appendiktomy 1. Pasien meningkat dalam aktivitas fisik. 4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas. meningkatkan pergerakan
3. Memverbalisasikan perasaan dalam 5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.
meningkatkan kekuatan dan kemampuan 6. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
berpindah. (Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
4. Memperagakan penggunaan alat. (mis. Duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur,
pindah dari tempat tidur ke kursi)
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari Pertama
Suhu = 37,3 ) A:
➢ Masalah nyeri belum teratasi
2 15 Juli Gangguan pola 15.45 1.mengidentifikasi factor Ns. 18.30 S: Ns. Eva
2021 tidur pengganggu tidur Eva Susanti
➢ Pasien mengatakan sudah bisa tidur
berhubungan Susant Lubis
(pasien mengatakan sudah bisa tapi belum nyenyak
dengan nyeri i Lubis
tidur tapi belum nyenyak tadi ➢ Pasien mengatakan sudah tidak
luka post operasi
malam, kadang kadang masih pusing lagi
appendiktomy
terbangun karena nyerinya ) O:
➢ Pasien sudah tampak segar
➢ TTV pasien sudah diambang batas
15.55 2. Memonitoring TTV pasien normal
( TD = 110/90 mmHg , Nadi = A:
90x/menit, RR = 19x/menit , ➢ Masalah teratasi sebagian
Suhu = 37,3) P:
➢ Pertahankan posisi nyaman pasien
3.Memberikan dan mempertahankan
16.00 ➢ Berikan lingkungan yang nyaman
posisi yang nyaman untuk tidur
➢ Monitoring TTV pasien
(pasien nyaman dengan posisi
semi fowler )
1 16 Juli Nyeri akut 16.00 1. Mengkaji ulang skala nyeri Ns. Eva 18.00 S: Ns. Eva
2021 berhubungan pasien Susanti Susanti
➢ Pasien mengatakan nyeri sudah
dengan agen Lubis Lubis
P = luka post operasi, banyak berkurang (ringan), seperti
pencedera fisik
teriris, pada bagian perut kanan
(prosedur Q = terasa kaku , seperti
bawah di area luka operasi ,saat
operasi) teriris
bergerak, hilang timbul, Skala
R = pada bagian perut nyeri 2
kanan bawah O:
2 16 Juli Gangguan pola 16.45 1. Identifikasi pola tidur pasien Ns. 19.00 S: Ns.
2021 tidur (pasien mengatakan sudah Eva Eva
➢ Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan bisa tidur ) Susanti Susanti
tidur
dengan nyeri 2. Berikan posisi yang nyaman Lubis Lubis
O:
luka post operasi 16.50 kepada pasien
➢ Pasien sudah tampak rileks dan
appendiktomy (pasien mengatakan posisi
segar
nyaman yaitu berbaring
➢ Wajah pasien sudah tidak lesu lagi
dan semi fowler )
➢ TTV pasien sudah dalam batas
3. Berikan lingkungan yang
16.55 normal
nyaman kepada pasien
A : Masalah teratasi
(pasien tidur dengan
P : Intervensi dihentikan
pencahayaan yang redup)
3 16 Juli Gangguan 17.15 1. Mengkaji respon pasien Ns. 19.15 S: Ns.
2021 mobilitas fisik terhadap aktivitas Eva Eva
➢ Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan Susanti Susanti
posisi semi fowler secara mandiri
dengan nyeri 17.20 2. Memonitoring aktivitas Lubis Lubis
O:
area luka operasi pasien
➢ Pasien posisi semi fowler di
appendiktomy
tempat tidur