Makalah Spmi Kelompok
Makalah Spmi Kelompok
oleh
Arini Mustika (P17331115040)
Aji Pangestu (P173311150)
Difa Dwi Astari (P17331115019)
Inten N Indilah (P17331115003)
Raudya Irani R(P17331115012)
Tujuan penyelenggaran makanan Institusi adalah tersedianya makanan yang memuaskan bagi
klien, dengan manfaat yang optimal bagi Institusi. Secara khusus penyelenggara makanan
Institusi dituntut untk :
1. Menghasilkan makanan berkualitas yang baik dipersiapkan dan dimasak dengan layak.
2. Pelayanan yang cepat , akurat dan menyenangkan.
3. Menu seimbang dan bervariasi
4. Harga layak serasi dengan pelayanan yang diberikan
5. Standar kebersiahan dan sanitasi yang tinggi.
Ketenagaan
1. Jenis dan Jumlah tenaga
Jumlah kualifikasi dan keterampilan tenaga pemasak makanan perlu dipertimbangkan
sesuai macam dan jumlah hidangan yang direncanakan
2. Higiene dan Keselamatan Kerja
Higiene pangan adalah semua kondisi dan ukuran yang diperlukan untuk menjamin
keamanan dan kesesuaian pangan pada semua tahap rantai makanan (Codex Alimentarius
Commission,1997).
Perencanaan Anggaran, Perencanaan Menu dan siklus menu, standar makanan
Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan penyusunan biaya yang
diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi client dan karyawan yang dilayani. Tujuan
dari perencanaan anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen yang dilayani sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Adapun langkah-langkah dalam penyelenggaraan perencanaan anggaran bahan
makanan adalah sebagai berikut :
a. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun sebelumnya.
b. Tetapkan macam dan jumlah konsumen
c. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan survey pasar,
kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan
d. Buat pedoman berat bersih bersih bahan makanan yang digunakan dan dikonversikan kedalam
berat kotor.
e. Hitung ndeks harga makanan per orang per hari dengan cara mengalikan berat kotor bahan
makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai konsumen yang dilayani.
f. Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1 tahun
dikalikan indeks harga makanan)
g. Hasil aan dilaporkan kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-
masing) untuk meminta perbaikan.
h. Rencana anggaran diuulkan secara resmi melalui jalur administratif yang berlaku.
Menu adalah rangkaian dari beberapa hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan
untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa susunan
hidangan pagi, hidangan siang dan hidangan malam. Perencanaan menu adalah serangkaian
kegiatan penyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan
makanan di institusi. (Muchatob, 1991). Sebelum proses penyelenggaraan makanan banyak
dilakukan, tentunya perlu perencanaan dan persiapan yang matang sehingga proses
penyelenggaraan makanan banyak dapat berjalan dengan baik. Perencanaan menu yang baik
mempunyai tujuan yaitu:
a. Sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan pengolahan sehari-hari
b. Mengatur variasi dan kombinasi hidangan untuk menghindari kebosanan yang disebabkan
pemakaian jenis bahan makanan atau hidangan yang diulang-ulang
c. Menyusun menu sesuai biaya yang tersedia, sehingga kekurangan anggaran dapat dihindari
atau harga makanan per unit dapat dikendalikan
d. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin
e. Menu yang terencana baik dapat menjadi suatu alat penyuluhan gizi yang baik
Perencanaan menu dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari kepala manajemen perencanaan
makanan, kepala masak, dan pengawaas makanan
b. Menetapkan macam menu
c. Menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu. Perlu ditetapkan macam
menu yang cocok dengan system penyelenggaraaan makanan yang sedang berjalan. Siklus
dapat dibuat untuk menu 5 hari, 7 hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun waktu penggunaan menu
dapat diputar selama 6 bulan-1 tahun.
d. Menetapkan pola menu. Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan frekuensi
macam hidangan yang direncaanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran menu.
Dengan menetapkan pola menu dapat dikendaikan penggunaan bahan akanan sumber zat gizi
dengan mengacu gizi seimbang.
e. Menetapkan besar porsi. Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang
direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar
makanan yang berlaku di suatu institusi tersebut.
f. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam pada satu putaraan menu
termasuk jenis makanan selingan.
g. Merancang format menu. Format menu adlah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang
telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format enu sesuai golongan
bahan makanan.
h. Melakukan penilaian meu dan merevisi menu. Untuk melakukan penilaian menu diperlukan
instrument penilaian yang selanjutnya instrument tersebut disebarkan. Bila ada ketidaksetujuan
leh salah ssatu pihak manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-benar
disetujui oleh manajer.
i. Melakukan tes awal menu. Bila enu telah disepakati, maka perlu dilakukan uji coba menu.
Hasil uji coba menu, langsung diterapkan untuk perbaikan menu.
2.2 Sistem Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan sebagai suatu sub sistem terdiri dari 7 komponen yaitu input
(masukan), transfomasi (proses), output (luaran), kontrol (pengawasan), memori, dan timbal
balik (feedback) :
1. INPUT
Input adalah sumber daya operasional untuk mencapai tujuan dari sistem. Input dari kegiatan
penyelenggaraan makanan adalah:
a. Manusia
- Tenaga kerja
- Keterampilan
b. Bahan-bahan
- Makanan
- Alat/bahan kebersihan
c. Fasilitas
- Ruangan
- Peralatan
d. Operasional
- Laporan keuangan
- Waktu
- Keperluan
- informasi
2. PROSES
Tindakan atau aktivitas yang dilakukan dalam mengubah input dan output.Proses
penyelenggaraan makanan meliputi :
1) Fungsi managemen
Sebuah komponen dari unsur perubahan yang tak terpisahkan , yang dilakukan oleh para
manajer untuk berkoordinasi dengan tujuan subsistem.Manajemen fungsional terdiri dari,
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan staf (pekerja), pengarahan dan pengawasan.
Fungsi-fungsi ini digunakan untuk mengatur pengoperasian yang termasuk sumber daya
manusia, keuangan dan pemasaran.
2) Subsistem fungsional
Subsistem fungional dari sebuah sistem penyelenggaraan terklasifikasi berdasarkan tujuan
mereka masing-masing, yang terdiri atas pembelian, produksi, distribusi dan penyajian, sanitasi
dan pemeliharaan. Tergantung dari jenis sistem penyelenggaraan makanan, subsistem dalam
sistem dapat bervariasi.
3) Keterkaitan antara proses
Keterkaitan antara proses terdiri dari pembuatan keputusan, komunikasi, dan keseimbangan
yang dibutuhkan untuk mengkoordinasi karakteristik dari sistem di dalam pengubahan input
menjadi output.
a. Pembuatan keputusan didefinisikan sebagai sebuah seleksi oleh manajemen dari berbagai
macam alterntaif yang ada.
b. Komunikasi dapat disebut sebagai kendaraan untuk mentransmisi (menyalurkan) keputusan
dan informasi lainnya, baik informasi tertulis maupun informasi lisan.
c. Keseimbangan mengacu pada kemampuan manajemen untuk mengatur stabilitas organisasi
dibawah kondisi perubahan teknologi, ekonomi, politik dan sosial.
3. OUTPUT
Hasil akhir dari perubahan (taransformasi) input ke pencapaian tujuan sistem.Output adalah
penyelenggaraan makanan meliputi :
a. Makanan
- Kualitas
- Kuantitas
b. Kepuasan Pelanggan
c. Kepuasan Karyawan
d. Akuntabilitas keuangan
4. KONTROL
Pengawasan memastikan sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan organisasi. Pengawasan juga memastikan bahwa organisasi berfungsi secara resmi tanpa
kendala hukum. Terdiri dari pengawasan internal dan pengawasan eksternal
a. Pengawasan internal, terdiri dari perencanaan tujuan, tujuan organisasi, sasaran organisasi,
standar-standar, kebijakan-kebijakan dan prosedur.
b. Pengawasan eksternal, berasal dari lokal, negara, undang-undang pemerintah, dan kontrak
dengan organisasi atau perusahaan lain.
5. MEMORI
Memori adalah semua penyimpanan dan pembaharuan informasi yang memberikan catatan-
catatan sejarah dari pengoperasian sistem. Analisa dari catatan sejarah dapat membantu pimpinan
organisasi untuk mengambil perencanaan dan dapat menghindari pengulangan kesalahan.
6. FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor lingkungan adalah hal-hal yang terjadi di luar sistem penyelenggaraan makanan yang
akan berdampak pada komponen dalam sistem. Faktor lingkungan terdiri dari inovasi teknologi,
globalisasi, kompetisi, perubahan demografi dan perubahan politik.
7. TIMBAL BALIK
Timbal balik adalah proses-proses dimana sistem secara berkelanjutan menerima informasi dari
lingkungan internal dan eksternal. Timbal balik membantu sistem dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan yang dibutuhkan. Contoh timbal balik adalah komentar dari konsumen yang
dapat menjadi informasi yang berharga. Organisasi tanpa mekanisme timbal balik yang efektif
dapat menjadi sistem yang tertutup dan akan gulung tikar.
2.3 Sistem Penyelenggaraan Makanan Komersial
- Catering
- Hotel
- Restauran
- Bar
- Cafetaria
- Warung
- Kaki lima
Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan, menyediakan dan melayani
tamu dalam bentuk barang dan jasa. Dari segi produk industri hotel terdiri dari dua bagian yaitu
produk yang berwujud dan produk hotel yang tidak berwujud. Adapun salah satu contoh dari
produk yang berwujud adalah makanan dan minuman. (Marpaung, 1990) Makanan komersial
jelas berbeda dengan bentuk penyelenggaraan makanan institusi lainnya. Tujuan pada
penyelenggaraan makanan pada hotel, motel, Yaitu menyajikan makanan dan minuman sesuai
pelayanan akomodasi yang ditentukan. Sedangkan restaurant, menyajikan makanan dan
minuman dengan harga yang tinggi sesuai pelayanan yang diberikan oleh restaurant tersebut.
Catering adalah jasa yang memberikan pelayanan dan penyediaan makanan sesuai dengan
kebutuhan (Ayodiya,2008). Catering biasanya dibutuhkan pada berbagai acara seperti pesta
perkawinan, seminar, acara keagamaan dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut membutuhkan
makanan dalam jumlah tertentu. Bahan makanan pada catering dipatok 50 g perbahan makanan.
Pelayanan catering berbeda dengan restaurant, apabila restaurant harga tinggi akan mendapatkan
pelayanan yang baik juga. Sedangkan catering dengan harga yang terjangkau sudah mendapatkan
pelayanan yang baik juga.
BAB III
SIMPULAN
https://www.academia.edu/login?
login=arinimustika97@gmail.com&email_was_taken=true&provider=Google
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sucirahmaw-5251-3-bab2.pdf
http://tsalitsade.blogspot.co.id/2015/10/mspm-penyelenggaraan-makanan-institusi.html
[HOSPITALITY FOOD & BEVERAGE SERVICE]
https://fr.slideshare.net/mobile/akhilalpnapandey/hospitality-food-beverage-srvice