LMMXZ
LMMXZ
OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari media pertumbuhan.
2. Untuk mengetahui manfaat atau fungsi dari media pertumbuhan.
3. Untuk mengetahui komponen penyusun media pertumbuhan.
4. Untuk mengetahui jenis atau klasifikasi media pertumbuhan.
5. Untuk mengetahui persyaratan media pertumbuhan.
1.4 METODE
Pembuatan paper kelompok kami ini dibuat dengan mengguankan metode
kepustakaan, yaitu mengambil referensi dari buku-buku pedoman dan internet demi
menyempurnakan hasil dari pembuatan paper ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media
dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi atau zat-zat hara
(nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang selanjutnya dirakit
untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga sel-sel tersebut dapat
dimanfaatkan.. Dengan adanya media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi
mikroorganisme menjadi kultur tunggal (kultur murni) dan juga memanipulasi
mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.
Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang
berbeda pula , sehingga dikembangkan berbagai macam media pertumbuhan untuk
digunakan dalam diagnosa mikrobiologi.
Media pertumbuhan bakteri atau media kultur bakteri adalah cairan atau gel yang
di design untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan sel. Terdapat dua jenis
utama media pertumbuhan yaitu media yang digunakan untuk kultur pertumbuhan sel
tumbuhan atau binatang dan jenis yang kedua yaitu kultur mikrobiologi yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Dapat disimpulkan media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi
(nutrient) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
2. Sumber Nitrogen
Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih
kurang 10 % dari berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang
berbeda, dan mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil
akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium
(NH4+). Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi nitrat (NO3) dan
nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak (NH3). Jalur asimilasi ini
berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit. Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme
yang menggunakan ion ini sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal
sebagai denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer.
Kemampuan untuk mengasimilasi N2 secara reduksi melalui NH3, yang disebut fiksasi
nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri yang memiliki kemampuan
metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat
aktif dengan adanya oksigen. Kemampuan fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang
berevolusi sangat berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen nya
dari oksigen.
Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber nitrogen utama,
dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2) atau
dari asam amino (RCHNH2COOH). Produksi amoniak dari deaminasi asam amino disebut
ammonifikasi. Amoniak dimasukkan ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang
melibatkan glutamat dan glutamine.
3. Sumber Belerang
Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang membentuk
bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil dan merionil
protein. Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan.
Namun, beberapa bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-). Kebanyakan
mikroorganisme dapat menggunakan sulfat sebagai sumber belerang, mereduksi sulfat menjadi
hidrogen sulfida (H2S). Beberapa mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S secara langsung dari
medium pertumbuhan tetapi senyawa ini dapat menjadi racun bagi banyak organisme.
Kedua unsur ini yaitu belerang dan nitrogen terdapat dalam sel dalam bentuk tereduksi,
sebagai gugus sulfhidril dan amino. Sebagian besar mikroorganisme mampu menampung unsur-
unsur ini dalam bentuk oksida dan mereduksi sulfat dan juga nitrat. Sumber nitrogen yang paling
lazim untuk mikroorganisme adalah garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu
mereduksi nitrogen molekul (N2 atau dinitrogen). Mikroorganisme lain memerlukan asam-asam
amino sebagai sumber nitrogen, jadi yang mengandung nitrogen organik. Tidak semua
mikroorganisme mampu mereduksi sulfat, beberapa diantaranya memerukan H2S atau sistein
sebagai sumber S.
4. Sumber Phospor
Fosfat (PO43-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim
seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A),
komponen dinding sel (teichoic acid), beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah
bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).
5. Sumber Mineral
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan ion
ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium dalam molekul klorofil,
dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya sangat
penting untuk fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai komponen dinding sel
gram positif, meskipun ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme
laut membutuhkan Na+ untuk pertumbuhannya. Dalam memformulasikan medium untuk
pembiakan kebanyakan mikroorganisme, sangatlah penting untuk menyediakan sumber
potassium, magnesium, kalsium, dan besi, biasanya dalam bentuk ion-ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan
Fe2+). Banyak mineral lainnya (seperti Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+) dibutuhkan: mineral
ini kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai kontaminan dari kandungan medium lainnya.
6. Sumber Oksigen
Untuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam
CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya organisme yang tergantung dari
oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan
diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau
hidrokarbon aromatic yang berantai panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen dapat
dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok organisme: organisme aerob obligat yang mampu
menghasilkan energi hanya melalui respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen.
Organisme anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk
organisme ini O2 bersifat toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2
udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi
memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain
(Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi (dengan
adanya O2) ke peragian (tanpa O2).
1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45⁰C.
c. Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah
lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat
media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof
obligat.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH
akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba nontarget/kontaminan.