Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Sejarah Pendidikan. Bahan-bahan yang digunakan didalam makalah
ini saya ambil dari beberapa sumber, yang kemudian saya perbaiki dan rangkai
kembali dengan kata-kata serta kemampuan saya. Dalam penulisan makalah ini
saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya butukan dan harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................... 3
BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dasar dari kebangkitan ilmu filsafat yang merupakan salah satu periode
penting bagi sejarah peradaban dunia dimulai dari masa Yunani Kuno. Bangsa
Yunani yang terkenal dalam bidang pengetahuan serta teknologinya, banyak
menghasilkan ilmuan-ilmuan. Diantaranya seorang ahli Matematika Yunani yang
bernama Phytagoras, ada juga bapak ahli alam yaitu Thales, serta tokoh-tokoh
lainnya yang merupakan para filsuf terkenal hingga masa kini.
Dalam system pendidikan Yunani Kuno, salah satu contoh yang paling
jelas kita lihat adalah system pendidikan yang dijalankan oleh Polis Sparta dan
Polis Athena. Kedua Polis ini memiliki perbedaan termasuk dalam aspek
pendidikan. Dimana Polis Sparta menganut system aritrokasi militeristis, yang
mana pendidikan diselenggarakan oleh Negara dan bertujuan untuk membentuk
warga Negara yang berjiwa patriotic dan siap membela Negara. Sedangkan
Athena menganut prinsip demokrasi, dimana Polis Athena lebih mengedepankan
keselarasan antara pendidikan jasmani serta rohani bagi penduduknya.
1
2. Jelaskan bagaimana pola pendidikan yang ada di Polis Athena ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh filsuf yang ada di Yunani Kuno ?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui bagaimana pola pendidikan yang ada di Polis Sparta.
2. Agar mengetahui bagaimana pola pendidikan yang ada di Polis Athena.
3. Agar mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh filsuf dari kedua polis
tersebut.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
hanya diatas bantal rumput, dan hanya memakai mantel biasa saja pada saat
musim dingin tiba, selain itu mereka juga dibiasakan untuk menahan haus dan
lapar. Segala sifat yang dimiliki oleh seorang tentara sangat menjadi focus utama
mereka. Kekuatan, ketangkasan, keberanian, kegigihan, serta cinta tanah air dan
tunduk kepada aturan Negara harus selalu dijunjung tinggi bagi anak-anak Sparta.
Di Sparta, Negara mengharuskan bagi setiap orang tua yang mempunyai bayi-bayi
cacat atau berkebutuhan khusus saat dilahirkan, mau tidak mau harus membunuh
bayi tersebut, tetapi jika tidak sanggup untuk membunuh maka diperbolehkan
membuangnya, atau mengasingkannya ke gunung atau desa lain. Biasanya bayi-
bayi Sparta yang cacat dan kemudian dibuang ini di pungut kembali oleh Bangsa
Helot. Bangsa Helot adalah bangsa yang berasal dari golongan budak. Bayi-bayi
cacat yang dipungut oleh bangsa Helot ini kemudian nantinya juga akan dijadikan
budak oleh mereka. Tujuan Sparta membuang bayi-bayi cacat tersebut ialah,
mereka ingin membentuk suatu ras superior di Sparta, seperti tercermin pada
kebiasaan orang-orang Jerman yang menganut hal tersebut.
Bukan hanya bagi kaum laki-laki saja, para perempuan di Sparta juga
mendapatkan hal yang sama dengan apa yang dijalankan oleh laki-laki di Sparta.
Hanya saja anak-anak perempuan di Sparta mendapatkan latihan kemiliteran
tersebut di rumah-rumah mereka bersama dengan orangtuanya. Mereka bukan
hanya diajarkan tentang kekuatan fisik saja tetapi juga ilmu rumah tangga seperti
menyulam, memasak, dan mengurus pekerjaan rumah tangga lainnya. Perempuan
di Sparta juga diajarkan bagaimana cara berkuda, melempar lembing, lempar
cakram, dan hal-hal unik lainnya yang hingga kini masih dipakai dan
dipraktekkan oleh dunia.
4
mampu melakukan ekspansi ke wilayah lain guna merampas bahan makanan yang
tersedia.
Kendati demikian, hingga saat ini masih banyak system pendidikan Sparta
yang dianut dan dipraktekkan oleh dunia, seperti Taktik kemiliteran yang hingga
saat ini masih sangat dipakai sedikit banyaknya juga mengambil dari Sparta,
Pendidikan kemiliteran dan juga keahlian dalam bidang persenjataan. Sampai saat
ini juga bahkan ada kegiatan-kegiatan yang masih sangat digemari oleh dunia dan
di jadikan sebuah cabang kompetisi seperti , lempar lembing, lempar cakram,
berkuda, dan hal-hal lain yang berasal dari Sparta.
5
mereka mendapatkan pendidikan moral dan pengembangan fisik dirumah mereka,
agar mereka bisa menghasilkan anak-anak yang sehat ketika dewasa.
1) Gymnastis
2) Muzis
6
alat music tiup tidak memiliki nilai estetika yang tinggi. Sebaliknya, mereka di
Athena sangat menggemari alat music petik yang disebut dengan Citarus. Dalam
perkembangan pelajaran muzis akan ditemukan sebuah pelajaran “seni bebas”
yang terdiri dari :
7
Banyak para ilmuan filsuf lahir dari masa Yunani kuno ini, mereka
masing-masing menanamkan eksistensinya di bidang ilmu masing-masing yang
masih dikenal hingga saat ini, diantaranya :
8
memberikan kontribusi serta pengaruh besar dalam pemerintahan gereja pada
abad pertengahan.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pola pendidikan antara Polis Sparta dan Athena jelas berbeda. Dimana,
Sparta menganut paham Aritrokasi-militeristis dengan dasarnya adalah Undang-
Undang Lycurgus. Ciri dan karakteristik dari pendidikan di Sparta adalah oleh
Negara dan untuk Negara, dengan focus utama pendidikannya adalah latihan
pendidikan jasmani (fisik) dan seni berperang guna menghasilkan serdadu-
serdadu kuat yang nantinya menjadi patriot-patriot pembela Negara yang siap
berperang dan mengorbankan nyawanya demi kebesaran Sparta. Sedangkan
Athena sendiri merupakan Negara demokrasi yang merujuk kepada Undang-
Undang Solon (594 SM). Pada Polis Athena, system ataupun pola pendidikannya
sangat mengedepankan prinsip keselarasan antara pendidikan kemiliteran
10
(Jasmani) dengan pendidikan kerohanian. Athena terkenal haus akan ilmu
pengetahuan. Dalam system kepercayaan pun mereka hanya percaya dengan nilai
keagamaan yang sejalan dengan pengetahuan, serta dapat dilihat dengan indra
mereka. Hingga pada akhirnya dari system ini melahirkan kaum-kaum sofis yang
mana mereka ingin mendapatkan kebebasan pribadi, serta segala sesuatu selalu
disangkut pautkan dengan nilai-nilai materialistis. Yunani kuno juga
menghasilkan para ahli filsuf yang terkenal, diantarnya ada Socrates, Plato,
Aristoteles, dan juga Phytagoras. Dari pendidikan Yunani Kuno ini pula, nantinya
dijadikan sebagai dasar serta acuan pendidikan bangsa-bangsa barat.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sari. 2018. Hafal Mahir Materi Sejarah. Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
11
12