BAB 2 Anestesia Untuk Pasien Geriatri
BAB 2 Anestesia Untuk Pasien Geriatri
Proses penuaan merupakan kejadian universal dan progresif yang ditandai dengan
perubahan degeneratife baik kapasitas struktur atau fungsional dari organ dan jaringan.
Prinsip yang harus d ipertimbangkan ketika berhadapan dengan pasien geriatri adalah
proses degeneratif bersifat progresif dan melibatkan kapasitas fungsional seluruh sistem
organ.
Pemberian premedikasi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dosis juga harus
disesuaikan untuk pasien geriatri.
Usia lanjut bukan merupakan kontraindikasi untuk anestesia umum atau regional.
Pemilihan teknik anesthesia sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pasien dan tindakan
operasi yang akan dilakukan. Anestesia regional memiliki keunggulan dalam
mempertahankan fungsi paru dan jalan nafas.
Anestesia umum pada pasien geriatri berkaitan erat dengan insiden hipotermia. Pada
kedua teknik sebaiknya dilakukan penyesuaian dosis dengan titrasi dan diperhitungkan
dengan kondisi pasien. Manajemen intraoperatif yang dilakukan dengan baik berkaitan erat
dengan luaran pascaoperasi yang optimal.
Penanganan pascaoperasi pada pasien geriatri juga harus dilakukan dengan berhati-hati
karena banyak komplikasi yang tidak segera timbul pascaoperasi. Masalah paru merupakan
masalah yang paling sering ditemukan pada pasien geriatri.
Postoperative cognitive dysfunction (POCD) didefiniskan sebagai deteriorasi pada hasil uji
neuropsikiatri ditandai dengan penurunan fungsi kognitif. Sebuah penelitian kohort menyebutkan
insidens POCD pada pasien berusia 60 tahun ke atas sebanyak 25% pada 1 minggu pascaoperasi dan
10% pada 3 bulan pascaoperasi. Follow up lebih lanjut menyebutkan insidens POCS mencapai 1 %
pada 2 tahun pascaoperasi.
Faktor penyebab POCD antara lain: emboli serebral, gangguan homeostasis perioperatif, dan
gangguan kognitif sebelumnya. Perubahan homeostasis dan gangguan elektrolit, seperti
hiponatremia, merupakan penyebab utama terjadinya delirium yang apabila tidak ditatalaksana
dengan baik dapat menyebabkan POCD berkepanjangan.
Teknik perioperatif yang baik dapat menurunkan angka terjadinya gangguan kognitif pada pasien
geriatri. Premedikasi dengan benzodiazepin dapat menyebabkan disorientasi dan confusion pada
pasien geriatri.
Anestesia regional lebih disarankan pada pasien geriatri untuk menurunkan risiko gangguan
kognitif pascaoperasi. Namun penelitian jangka panjang menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan
bermakna antara anestesia umum dan regional terhadap insiden POCD jangka panjang.
2. Frailty
Frailty didefinisikan sebagai gangguan homeostasis dengan gambaran disregulasi terhadap jalur
fisiologis dan molekular. Apabila pasien dalarn keadaan frailty yang berat maka tatalaksana
perioperatif harus dilakukan dengan berhati-hati.
Morbiditas dan mortalitas yang terjadi pascaoperasi dapat berkaitan dengan peningkatan stress
dan metabolisme pada tubuh, terutama pada pasien geriatri. Prehabilitasi dengan latihan fisik dan
intervensi lain berkaitan dengan perbaikan luaran pasien geriatri yang akan menjalani operasi
sekaligus mencegah terjadinya komplikasi lanjut. Selain latihan fisik, prehabilitasi yang disarankan
untuk pasien geriatri termasuk nutrisi.
McGill memperkenalkan konsep prehabilitasi multimodal yakni dengan Iatihan fisik, optimalisasi
medis, intervensi psikologi, dan intervensi nutrisi. Apabila ini dilakukan dengan baik diharapkan
dapat mengurangi insiden mortalitas dan morbiditas pascaoperasi.
Geriatri berkaitan dengan berbagai penurunan kapasitas fungsional serta perubahan profil
farmakokinetik dan farmakodinamik. Untuk menurunkan risiko perioperatif pada pasien geriatri
membutuhkan evaluasi preoperatif dengan seksarna, manajemen intraoperatif secara hati-hati dan
tatalaksana pascaoperasi yang baik untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.