PENDAHULUAN
atau 1000 ml setelah persalinan seksio sesarea. PPH yang berat terjadi
postpartum adalah atonia uteri, trauma, sisa plasenta, dan koagulopati, yang
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
1
Menurut data dari WHO setiap hari di dunia terjadi 800 ibu meninggal
bahwa Angka Kematian Ibu melonjak dari 228 menjadi 359 per 100 ribu
tahun (14%)
2
BAB II
REKAM MEDIK
I. IDENTITAS
Agama : Islam
Status : Menikah
No. RM : 37.21.06
II. ANAMNESIS
Prawiranegara pada hari Jumat tanggal 12 Juli 2019 pukul 17.00 WIB
Pasien datang melalui IGD Maternal RSUD dr. Drajat Prawiranegara pada
hari Jumat 12 Juli 2019 dengan rujukan dari PKM Dina karena perdarahan
3
setelah melahirkan anak ke lima dan tekanan darah tinggi. Pasien mengaku
tidak ada penurunan kesadaran. Pasien mengatakan merasa lemas dan pusing
karena mulas-mulas dan keluar air seperti rembesan pada jalan lahir. Pasien
melahirkan anak ke lima pukul 11.00 WIB, anak menangis spontan. Ibu
rumah sakit, pasien hanya merasa tubuhnya sangat lemas dan pusing. Pada hasil
mengatakan satu jam setelah lahiran bidan menyarankan kepada keluarga dan
pasien untuk di rujuk ke RSDP karena perdarahan yang terus menerus dan tensi
tinggi pada pasien, tetapi pasien tidak dapat dirujuk langsung karena terkendala
mendapatkan obat nifidipine oral 0,5 ml (1/2 tab), MgSO4 20% (20cc) secara
bolus. Diagnosa rujukan pasien P 6 A 1 post partum 2 jam dengan PEB dan
syok hipovolemik.
Suami pasien dan pasien mengatakan saat melahirkan anak ke empat pasien
juga mengalami perdarahan dan tensi tinggi tetapi saat itu pasien mengaku
kondisinya tidak selemas saat ini. Pasien mengaku tidak di sarankan di rujuk.
Pasien menyangkal adanya riwayat diabetes mellitus, sakit jantung, asma dan
alergi.
4
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Operasi :
Riwayat Pengobatan :
Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Dismenorhea : (-)
TP : 27 Juli 2019
1 x menikah, lama pernikahan 20 tahun saat usia pasien 16 tahun dan usia suami
5
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
P 5 +1 A 0
Jumlah anak :5
Keguguran :-
2.5
1. 2002 9 bulan dukun Normal P Sehat
kg
2,5
2. 2005 9 bulan Dukun Normal P Sehat
kg
3
3. 2012 9 bulan Dukun Normal P Sehat
kg
2.8
4. 2016 9 bulan Bidan Normal L Meninngal
kg
3
5 2019 9 bulan Bidan Normal P Sehat
kg
Tempat : Bidan
Riwayat Kontrasepsi
I : KB suntik 3 bulan,
II : KB suntik 3 bulan
6
III : Tidak KB
IV : Tidak KB
Keluhan : (-)
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 39,1°C
Berat badan : 65 kg
Status Generalis
7
Bentuk dan ukuran normal, septum nasal di tengah, tidak ada
Hidung
sekret, tidak ada perdarahan, mukosa tidak hiperemis
Toraks
8
tidak terdapat kemerahan, tidak tampak retraksi
interkostalis dan supraklavikularis
Lochea : Rubra
Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit : 17,9 %
Leukosit : 24410 / µL
Trombosit : 211.000 / µL
MCV : 77,8 fl
MCH : 26.50 pq
Serologi darah
Hbs Ag : Negatif
Kimia Darah
Urine
Makroskopis
Kekeruhan : Jernih
10
PH : 6.0
Albumin :-
Glukosa :-
Keton :-
V. RESUME
ke Rumah Sakit Umum Drajat Prawinegara rujukan dari BPM bidan Dina
dengan diagnosa rujukan P 6 A 1 post partum 2 jam dengan PEB dan syok
oral 0,5 ml (1/2 tab), MgSO4 20% (20cc) secara bolus Pasien mengatakan
muntah, dan sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/80
dengan nasal canul), pada mata konjungtiva anemis +/+, ektremitas teraba akral
11
VI. DIAGNOSIS KERJA
Ny. S 36 tahun dengan P 5 +1 A 0 post partum luar ditolong bidan di PKM lima
jam yang lalu dengan PEB dan Syok hipovolemik teratasi et causa Hemoragic
VII. TATALAKSANA
menit.
Protap PEB
- MgS MgSO4 20% 4gr (20 cc) iv, perlahan selama 15 menit.
VIII. PROGNOSIS
12
FOLLOW UP
13
Kontraksi uterus baik - Memasang infus RL + Oxy 2
ampul labu ke 2 (taka)
Ppv (+) aktif sedikit - Memasang labu ke 8 (taka)
- Memberikan amoxicilin 1 gr
T : 150/70 mmHg, N
105x/m, R 26 x/m S
36,4oC
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di PKM 3 jam yll
d/ post syok
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta
dengan PEB + anemia,
bayi hidup
S: 36.6oC
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di PKM 5 1/2
jam yll d/ post syok
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta
dengan PEB + anemia,
bayi hidup
14
17.00 TD : 140/80 mmHg P/
R :24 x/menit
Merawat infus 2 line : (taka)
N: 114 x/menit Rl+ oxy 2amp labu ke 2
17.15 - Paracetamol infus (guyur)
S : 39,1°C
- Infus NaCl labu 1
SpO2 : 98% ( dengan - DC (+) 500cc kuning
nasal canul)
S :38,7 oC
20.30
TD : 120/80 mmHg
S: 37.6 oC
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di PKM 7 jam yll
d/ post syok
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta
dengan PEB + anemia,
bayi hidup
23.00 P/
- Memasang transfusi
darah taki golongan
darah O Lb 1 no botol
v4873657 240cc PRC
30tpm tetesan lancar
23.45 P/
Inj ceftriaxon 1 gr IV
00.00 Membuang urine 500cc
RR : 23 x/m
Suhu : 36.8 C
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di BPM 19 1/2
jam yll d/ post syok
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta
+obs febris + anemia
berat
16
07/15 TD 130/80 mmHg P/
Cardio : m+
kardiomegali +
A/ A/ P 5+1A0 PPL
PEB suspec high
output ec HHD?
Hipokalemi, obs.febris
N : 117 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36, C
Perdarahan pervaginam
: (+) sedikit inaktif
A/ A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di BPM 1hari yll
d/ post syok
hipovolemik teratasi ec
17
HPP ec sisa plasenta
dengan PEB + anemia,
bayi hidup
Suhu : 36, C
RR : 20 x/m
Suhu : 36, C
R19x/m
S 36.8oC
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di BPM dengan
PEB +syok
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta+
Susp HHD +
hipokalemia +anemia,
bayi hidup
O/ KU SS
KS cm
18
TD 110/80 mmHg
N 78x/m
R19x/m
S 36.2oC
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di BPM dengan
PEB +syok
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta+
Susp HHD +
hipokalemia +anemia,
bayi hidup
N : 82 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36, 6 C
Perdarahan pervaginam
(+) sedikit inaktif
A/ P 5+1A0 PPL
spontan di tolong oleh
bidan di BPM dengan
PEB +syok
19
hipovolemik teratasi ec
HPP ec sisa plasenta+
Susp HHD +
hipokalemia +anemia,
bayi hidup
KS : CM
TD : 130/100 mmHg
N : 89 x/m
RR : 24 x/m
Suhu : 36
20
Perdarahan pervaginam
(+) sedikit inaktif
A/ P 5+1A0 PPL
spontan dengan sisa
plasenta +PEB+ PPCM
+hipokalemi+ s/ high
output +stroke +HHD
KS : CM Rencana kuretase
N : 78 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36.3 C
Perdarahan pervaginam
(+) sedikit inaktif
22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
syok, yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok obstruktif, dan syok
distributif.
kecilnya curah jantung. Dengan demikian syok dapat terjadi oleh berbagai macam
sebab dan dengan melalui berbagai proses. Secara umum dapat dikelompokkan
masalah pompa jantung, masalah pada pembuluh baik arteri, vena, arteriol, venule
atupun kapiler, serta sumbatan potensi aliran baik pada jantung, sirkulasi pulmonal
dan sitemik
23
1.1 Definisi Syok Hipovolemik ( hemoragik)
kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. Cairan di tubuh manusia
terdiri dari cairan intraselular dan cairan ekstraselular terbagi dalam cairan
24
merata. Kehilangan darah dari intravaskular sampai 10% dari Estimated
Tetapi kehilangan yang lebih dari 25% atau bila terjadi syok atau hipotensi
Tanda dan gejala klinik pada umumnya sama yaitu tekanan darah
menurun, nadi cepat dan lemah, pucat keringat dingin, sianosis jari-jari,
sesak napas, penglihatan kabur, gelisah dan akhirnya oliguria atau anuria.
- Nadi cepat dan lemah (110 kali per menit atau lebih)
25
yaitu 15, 15-30, 30-40, dan >40%. Setiap stadium syok hipovolemik ini
pada kehilangan darah hingga maksimal 15% dari total volume darah.
perifer sehingga terjadi penurunan refiling kapiler. Pada saat ini pasien
juga menjadi sedikit cemas atau gelisah, namun tekanan darah dan
tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi dan nafas masih dalam kedaan
normal
Frekuensi nadi terus meningkat hingga diatas 120 kali per menit,
peningkatan frekuensi nafas hingga di atas 30 kali per menit, tekanan nadi
dan tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling kapiler yang sangat
lambat.
dari 40%. Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali per menit dengan
26
pengisian lemah sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala klinis pada
1.4 penanganan
kondisi stabil.
27
memperberat trauma dan perdarahan yang terjadi, pada wanita hamil
Saat ini posisi tredelenberg tidak dianjurkan lagi karena justru dapat
Jika terjadi syok, tindakan yang harus segera dilakukan antara lain
sebagai berikut:
endotrakheal
sirkulasi sentral
- pasang 2 set infus atau lebih untuk transfusi, cairan infus dan
obat-obat IV, bagi pasien yang syok. Jika sulit mencari vena
match dari grup yang sam, kalau tidak tersedia berikan darah
- terapi obat-obatan :
28
- analgesik : morfin 10-15 IV, jika ada rasa sakit, kerusakan
Dalam kebidanan segera lakukan resusitasi, beikan oksigen, infus, cairan , dan
transfusi darah. Jika terjadi atonia uteri segera lakukan masase uterus, berikan
suntikan metil- ergometrin (0,2 mg) IV atau perinfus (20-40U/I) dan bila gagal
bila anak sudah cukup. Semua laserasi yang ada harus di jahit.
1.5 Komplikasi
Syok yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan rusak jaringan organ
29
1.6 Mortalitas
banyak gejala fisik dan psikologis pada wanita muda usia subur.
plasenta lahir.
yang berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua tranfusi pada wanita
30
Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera). Perdarahan
adalah atonia uteri, perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta,
1. Tone Dimished:
31
2. Tissue
a. Retensio plasenta
b. Sisa plasenta
Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, hal itu
belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan tetapi belum
(plasenta adhesiva)
32
late postpartum hemorraghe. Apabila didapatkan kavum uteri kosong tidak
3. Trauma
jalan lahir.
a. Ruptur uterus
b. Inversi uterus
d. Vaginal hematom
Ruptur spontan uterus jarang terjadi, faktor resiko yang bisa menyebabkan
terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep, walau begitu laserasi bisa
berbahaya karena tidak akan terdeteksi selama beberapa jam dan bisa
yang berlebihan jika mengenai arteri atau vena yang besar, jika episitomi luas,
jika ada penundaan antara episitomi dan persalinan, atau jika ada penundaan
33
antara persalinan dan perbaikan episitomi. Perdarahan yang terus terjadi
(terutama merah menyala) dan kontraksi uterus baik akan mengarah pada
perdarahan dari laserasi ataupun episitomi. Ketika laserasi serviks atau vagina
Peristiwa ini terjadi tiba-tiba dalam kala III atau segera setelah plasenta
Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar dari
ruang tersebut.
Tindakan yang dapat menyebabkan inversion uteri ialah perasat crede pada
korpus uteri yang tidak berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat dengan
plasenta yang belum lepas dari dinding uterus. Pada penderita dengan syok
perdarahan dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada
uteri atau dalam vagina. Kelainan tersebut dapat menyebabkan keadaan gawat
34
Hemorraghe postpartum digunakan untuk persalinan dengan umur
kehamilan lebih dari 20 minggu, karena apabila umur kehamilan kurang dari
Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan sekitar perineum
dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan
syok atau dapat berupa perdarahan yang merembes perlahan-lahan tapi terjadi terus
menerus sehingga akhirnya menjadi banyak dan menyebabkan ibu lemas ataupun
Pada perdarahan melebihi 20% volume total, timbul gejala penurunan tekanan
darah, nadi dan napas cepat, pucat, ekstremitas dingin, sampai terjadi syok. Pada
laserasi jalan lahir, bila karena retensio plasenta maka perdarahan akan berhenti
Pada perdarahan yang terjadi setelah plasenta lahir perlu dibedakan sebabnya
antara atonia uteri, sisa plasenta, atau trauma jalan lahir. Pada pemeriksaan obstretik
kontraksi uterus akan lembek dan membesar jika ada atonia uteri. Bila kontraksi
35
uterus baik dilakukan eksplorasi untuk mengetahui adanya sisa plasenta atau
yang pecah.
dan lain-lain.
36
BAB IV
ANALISA KASUS
dengan perdarahan post partum + syok hipovolemik. Pasien memiliki keluhan lmas,
pucat, akral dingin dan tekanan darah 80/50 mmHg dan nadi 110x/m pernapasan
dan pemeriksaan fisik, pada pasien saat tiba di IGD maternal didapatkan tanda
gejala syok hipovolemik dan dilakukan penanganan sesuai dengan teori yaitu
pemasangan infus 2 line, pengambilan darah, dan pemakaian cairan infus seperti
RL.
Pada pasien ini juga didapatkan setelah pemasangan infus 2 line dan
dilakukan observasi yang ketat mengenai kondisi umum pasien dan kekuatan uterus
perdarahan post partum yang disebabkan oleh sisa plasenta dan PEB dan anemia
37
Teori Kasus
tahapan resusitasi.
penyebab darah
intrafemoral
38
kembalikan volume darah Pasien dilakukan tranfusi PRC
cross match
39
1. Apakah diagnosis sudah tepat?
Diagnosa masuk :
P 5+1A0 PPL spontan di tolong oleh bidan di PKM 6 jam yll d/ post syok
hipovolemik teratasi ec HPP ec sisa plasenta dengan PEB + anemia, bayi
hidup
Berdasarkan dari hasil anamnesis tekanan darah pasien tinggi setelah pasien
darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg pada 2
kesempatan dengan perbedaan waktu minimal 4 jam dan saat pasien dalam
keadaan istirahat (bed rest) disertai proteinuria lebih dari 5 g/24 jam,
sedangkan pada pasien didapatkan tekanan darah tinggi pertama kali setelah
pasien melahirkan.
plasenta lahir. Penyebab perdarahan post partum tone, tissue, trauma dan
thrombin. Pada pasien ini di dapatkan berdasarkan hasil USG pasien adalah
adalah atonia uteri, sedangkan sisa plasenta hanya sekitar 20-30%, dan pada
pasien juga tidak dapatkan keterangan bahwa plasenta lahir lengkap ataupun
tidak.
40
2. Apakah penatalaksanaan sudah tepat?
cari dan hentikan segera penyebab darah bersihkan saluran napas dan berikan
aliran darah ke sirkulasi sentral,pasang 2 set infus atau lebih untuk transfusi,
cairan infus dan obat-obat IV, bagi pasien yang syok.kembalikan volume
darah dengan : darah segar dengan cross match. Pada pasien telah dilakukan
secara benar penanganan untuk mengatasi syoknya terlebih dahulu dan juga
perdarahan 600cc. Pada pasien juga di lakukan pemasangan 2set infus yaitu
41
BAB V
KESIMPULAN
jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok.
Atau dapat berupa perdarahan yang merembes perlahan-lahan tapi terjadi terus
menerus sehingga akhirnya menjadi banyak dan menyebabkan ibu lemas ataupun
jatuh kedalam syok. Apabila diketahui penyebab perdarahan adalah sisa plasenta
maka pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Dalam kondisi tertentu
harus dilakukan dirumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis
sebaiknya diberikan.
42
BAB VI
SARAN
Pasien dianjurkan untuk melakukan KB secara IUD atau steril karena pasien
kehidupan ibu.
pasien di rujuk dan disarankan melahirkan di rumah sakit karena dapat kembali
43
DAFTAR PUSTAKA
44