Anda di halaman 1dari 2

Dampak Positif dan Negatif

RUU Cipta Kerja

Seperti yang kita ketahui kalangan buruh melakukan gerakan mogok nasional, Oktober
2020 (yang dikenal sebagai demo Omnibus Law 2020) yang dilakukan selama tiga hari (di mulai
pada Selasa, 06 Oktober 2020). Hal itu dilakukan sebagai bentuk penolakan RUU Cipta Kerja.
Banyaknya protes yang dilakukan oleh serikat buruh tanah air, namun pemerintah dan DPR tak
menghiraukan dan terus melanjutkan pengesahan RUU yang termasuk dalam omnibus law ini.
Sebelum membahas mengenai dampak positif dan negative RUU Cipta Kerja, maka perlu kita
ketahui secara umum dampak bagi buruh jika RUU Cipta Kerja disahkan, seperti: aturan kerja
yang eksploratif, outsourcing meluas, hilangnya ketentuan minimum di kabupaten/kota, sanksi
pidana bagi perusahaan yang melanggar dihapuskan, batasan pekerja kontrak dihapuskan, uang
penghargaan dipotong, dan pekerja yang di PHK tidak dapat menggugat perusahaan.

Selanjutnya kita dapat melihat adanya dampak positif dan negative dari RUU Cipta
Kerja, antara lain:

Dampak positif

1. Mendorong kemajuan dalam ekonomi negara (menambah lapangan kerja), karena para
pengusaha diberikan kemudahan untuk berinvestasi.
2. Menurut Menteri Kemenko Maritim, Luhut Pandjaitan. RUU Cipta Kerja bisa menjadi
senjata bagi Indonesia untuk menjadi negara yang sangat kompetitif dalam dunia ekonomi.

Dampak negative

1. Ketenagakerjaan: menghilangkan upah minimum dan jam kerja yang eksploratif.


2. Terhadap Lingkungan: menghilangkan syarat Izin Lingkungan sebagai ketentuan membuka
usaha
3. Tenaga Kerja Wanita: cuti haid, melahirkan dan keguguran tidak lagi dianggap, oleh karena
itu tidak diberikan kompensasi.

Memang, pro dan kontra jelas terjadi dalam setiap pembahasan rancangan Undang-Undang,
bahkan membuat regulasi dilevel kabupaten/kota pun pemerintah kabupaten/kota akan menuai
protes dari berbagai pihak, ada yang mendukung dan ada yang menolak, pandangan mereka juga
ada yang berpendapat positif dan ada pendapat negatif, semuanya ini pastinya diserahkan kepada
DPR RI sebagai perwakilan yang sah. Masukan dari masyarakat baik dari sisi positif maupun sisi
negatif harus menjadi pertimbangan bagi para Wakil Rakyat di DPR RI yang membahas RUU
Omnibus Law ini, agar tidak mencederai amanat rakyat yang sudah diembannya. Prinsip menuju
Indonesia maju tetap ada, pemerataan pembangunan juga penting, dan upaya meningkatkan
pendapatan masyarakat di segala bidang juga diperlukan. Semoga Wakil Rakyat yang sedang
mengemban tugas di parlemen ini tetap ikhitiar kebaikan melalui regulasi yang menjelaskan
bukan menyembunyikan dalam menyusun Rancangan RUU Omnibus Law.

Anda mungkin juga menyukai