Anda di halaman 1dari 26

1

Asisten : Yopie Wulanda


Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN


SEKSUALITAS IKAN DAN TINGKAT KEMATANGAN
GONAD

OLEH :

MARIO SYATMA

1104114619

BUDIDAYA PERAIRAN

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2012
2
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan begitu banyak rahmat dan karunianya kepada saya, sehingga

saya sebagai penulis laporan biologi perikanan yang berjudul ”Seksualitas Ikan

dan Tingkat Kematangan Gonad” dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.

Ridwan Manda Putra, M.Si sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah Biologi

Perikanan ini. Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada asisten yang

banyak memberikan petunjuk dan saran demi terlaksananya penyusunan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa tak ada yang sempurna di atas bumi ini. Begitu

juga dengan laporan ini, masih jauh dari kesempurnaan. Maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini.

Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan laporan ini bermanfaat untuk

kita semua.

Pekanbaru , 2 Oktober 2012

MARIO SYATMA
3
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 7
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................


III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat…………………………………………. . 13
3.2. Bahan dan Alat ....................................................................... 13
3.3. Metode Praktikum................................................................... 13
3.4. Prosedur Praktikum………………........................................... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil.......................................................................................... 15
4.2. Pembahasan............................................................................... 20
4.2.1. Pengamatan Ciri Seksual Sekunder ........................................ 20
4.2.2. Pengamatan Ciri Seksual Primer ............................................ 21
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan................................................................................ 23
5.2. Saran.......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 24
LAMPIRAN.............................................................................................. 25
4
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Halaman

1. Pengukuran Morfometrik Ikan ....................................................... 16


2. Ciri Seksual Sekunder Ikan ............................................................ 18
5
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Morfologi Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) 15


6
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum........................................


26
7
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu organisme yang hidup di air, dimana setiap

individu mempunyai ciri yang berbeda satu sama lain terutama dalam menentukan

jenis kelamin setiap individu. Untuk mengetahui ciri yang menentukan jenis

kelamin ikan diperlukan pengamatan terhadap organ reproduksinya.

Pengetahuan mengenai seksualitas ikan merupakan suatu kegiatan yang

menarik untuk dipelajari dan dikembangkan terutama bagi orang-orang yang

berkecimpung di bidang biologi perikanan. Setelah bidang biologi pada

khususnya mengenai tentang seksualitas pada berbagai jenis ikan sungguhlah

banyak keuntungannya terutama dalam bidang budidaya perikanan.

Pengenalan mengenai seksualitas dalam budidaya erat kaitannya karena,

hal ini akan mengetahui bagaimana memperoleh bibit atau induk-induk yang

unggul. Aplikasi dari mengetahui seksualitas pada ikan ialah bagaimana kita

menemukan induk-induk unggul yang menghasilkan bibit-bibit anak ikan yang

unggul pula baik untuk budidaya maupun dalam koleksi populasi ikan jenis

tersebut dalam suatu ekologi ekosistem.


8
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Manda (2012) mengatakan bahwa penentuan ciri seksual yang diamati

pada setiap individu ikan terdiri dari ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.

Penampakan ciri seksual sekunder pada individu ikan ada yang bersifat permanen

dan ada juga yang bersifat sementara.

Untuk membedakan suatu individu ikan baik ikan jantan maupun ikan

betina kita dapat memperhatikan ciri- ciri seksual yang dimilikinya yaitu ciri

seksual primer atau sekunder. Pengamatan terhadap ciri seksual primer dapat

dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan di bagian perut dan kemudian

memperhatikan gonad yang dimilikinya, gonad tersebut adalah testes atau ovari.

Untuk membedakan tetes atau ovari adalah dengan memperhatikan warna gonad,

bentuk permukaan gonad dan diameter gonad, sedangkan cara kedua adalah

memperhatikan ciri seksual sekunder yakni penentuan jenis kelamin dilakukan

dengan cara memperhatikan bentuk tubuh dan organ pelengkapnya (Penuntun

Praktikum Biologi Perikanan, 2012).

Perkembangan gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh

kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan juga kondisi lingkungan perairan

seperti suhu yaitu pada saat gonad sedang dalam proses pengembangannya.

Gonad yang berkembang di dalam tubuh individu ikan akan mempengaruhi

pertambahan berat tubuh.

Pengamatan tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara

morphologi dan histologi. Pengamatan secara morphologi dapat dilakukan di

lapangan dan di laboratorium, sedangkan pengamatan secara histologi sangat


9
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

memerlukan peralatan yang canggih dan teliti serta memerlukan pendanaan yang

cukup.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis kelamin individu

ikan baik dari penampakan ciri seksual primer maupun ciri seksual sekunder.

Praktikum ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui secara jelas jenis

kelamin pada individu ikan.


10
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) adalah jenis ikan yang habitatnya

berasal dari air tawar. Ciri-ciri ikan tambakan adalah : Bentuk tubuh compressed,

Kepala tumpul dan ekor berpinggiran tegak (truncated). Tubuh diliputi sisik mulai

dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Posisi mulut terminal, bentuk mulut

proctractile, ukuran mulut sempit. Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan

bawah bola mata. Ukuran bibir tebal, kedua bibir berlipatan dan keduanya

bersambung. Bibir atas bergerigi tetapi rahang tidak bergerigi. Terdapat dua

pasang lubang hidung.

Memiliki sirip punggung yang terdapat dibelakang kepala bagian anterior

badan, sirip dada terletak dibawah linea lateralis. Persis dibelakang sirip dada

terdapat sirip perut, dan dibelakang dubur terdapat sirip anus (Aquaculture, 2009).

Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan,

pada ikan gonad berada di samping kiri dan kanan gelembung renang, di bawah

vertebrae dan di atas saluran pencernaan (Ridwan, 2012).

Manda (2012) mengatakan bahwa penampakan ciri-ciri seksual ini pada

beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan sudah mengalami
11
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

matang gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri-ciri

seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum

maang gonad ataupun sudah selesai mijah.

Gonad yang sudah jelas bentuknya, berbentuk testes atau ovari ialah

apabila individu ikan itu sudah mulai matang gonad (kelamin) berada pada tahap

perkembangan I dan III. Akan tetapi jika masih berada pada tahap kematangan

gonad I dan II agak sulit untuk dibedakan bentuknya dengan mata biasa menurut

Kesteven dalam Bagenal dan Braum (1971) (Penuntun Praktikum Biologi

Perikanan, 2011).

Bagian reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan adalah proses

perkembangan gonad yang semakin matang. Selama proses ini sebagian besar

hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Susanto H , 2001).

Sumantadinata (2003) mengatakan bahwa gonad ikan disebut juga kelenjar

biak. Gonad ikan betina dinamakan ovarium. Sedangkan gonad ikan jantan

dinamakan testes. Ovarium ikan terletak memanjang di dalam rongga badan dan

biasanya terdapat sepasang yang terletak masing-masing di kiri dan kanan antara

gelembung renang diatas usus. Sedangkan testes pada ikan jantan sepasang dapat

sama panjang dan ada pula yang salah satunya lebih panjang dari yang lain.

Pulungan (2004) mengatakan bahwa sifat seksual primer pada ikan

ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses

reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-

tanda yang dapat dipakai untuk memebedakan ikan jantan dan betina. Apabila

spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan
12
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

ikan jantan dan betina maka spesies ikan itu mempunyai seksual dimorphisme.

Dan bila untuk menjadi tanda adalah warna maka ikan itu memiliki sifat

dichromatisme. Biasanya warna ikan jantan lebih cerah dari warna ikan betina.

Otolith pada ikan adalah massa kristalin yang terdapat di telinga dalam

pada ikan yang berfungsi untuk mendeteksi gaya berat atau keseimbangan

(Yushinta Fujaya , 2008).


13
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu dilaksanakannya praktikum yaitu hari Selasa tanggal 2 Oktober

2012 pukul 10.30 – 12.30 WIB. Sedangkan tempat dilaksanakannya praktikum ini

adalah di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah ikan

Tambakan (Helostoma temmincki). Alat-alat yang digunakan adalah sebagai

berikut : 1) Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengukur berat tubuh ikan

yang akan di praktikumkan yaitu ikan tambakan yang akan digunakan untuk data

pada pengamatan seksualitas sekunder. 2) Penggaris berfungsi untuk mengukur

panjang tubuh ikan yang meliputi : Tl, Sl, BdH, dan HdL, yang kemudian

berfungsi dalam menentukan seksualitas sekunder 3) Gunting bedah yang

berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk bedah ikan pada saat penentuan

seksualitas primer 4) Alat tulis yang berguna untuk menulis data yang telah

didapatkan pada saat praktikum.

3.3. Metode Praktikum


14
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah

menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang di

praktikumkan, selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun

praktikum biologi perikanan dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan

hasil pengamatan selama praktikum berlangsung.

3.4. Prosedur Praktikum

Dalam melakukan praktikum, ikan yang dijadikan objek praktikum

terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui

panjang total (TL), panjang baku (SL), tinggi badan (BdH), panjang kepala

(HdL), dan panjang tubuh (FL) serta pengukuran tehadap bidang-bidang dari

tubuh ikan lainnya. Selanjutnya dilakukan penimbangan setiap individu ikan dan

pembelahan bagian abdominal untuk mengetahui jenis kelamin apakah jantan atau

betina.

Mencatat penampakan ciri seksual sekunder (dimorphisme dan

dichromatisme) pada individu ikan jantan atau betina yang diamati, melihat

bentuk secara lengkap dan jelas perbedaan penampakan ciri seksual primer dan

sekunder, menggambar bentuk testes dan ovari yang tampak, membuat laporan

sementara hasil pengamatan dan pencatatan.


15
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan dengan menggunakan ikan tambakan

sebagai objek pengamatan, ikan yang diamati sebanyak 25 ekor. Data yang

diamati meliputi ukuran morphometrik dan berat setiap individu ikan, serta

mengamati ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.

Untuk membedakan ikan yang berjenis kelamin jantan dan betina, maka

dapat dibedakan berdasarkan gonad yang ada. Gonad yang berbentuk testes berarti

ikan tersebut berjenis kelamin jantan demikian juga sebaliknya jika gonad yang

ada berbentuk ovari, maka ikan tersebut berjenis kelamin betina.

Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

Klasifikasi Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) :

Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
16
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temmincki

Dari pengamatan seksualitas primer maka jenis kelamin ikan yang di

praktikumkan dapat ditentukan dengan hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel. 1. Pengukuran Morfometrik Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

TL SL Bdh Berat TKG


No Jenis kelamin
(mm) (mm) (mm) (gr)
1. 110 80,5 40,5 0,3 I Jantan
2. 110 80 40,3 0,3 I Jantan
3. 110,2 80,5 40,2 0,3 I Jantan
4. 110 30 40 0,2 I Jantan
5. 110 90,4 40,1 0,3 I Jantan
6. 100,5 80,5 40 0,3 I Jantan
7. 100,5 80,2 40 0,3 II Jantan
8. 100,3 80,2 40,4 0,3 I Jantan
9. 100,6 80,3 40,5 0,3 III Betina
10 110,2 80,3 40,3 0,2 I Jantan
11 110,1 80,2 40,2 0,2 I Jantan
12 100,2 70,4 40,2 0,2 I Jantan
13 100,3 70 40 0,3 I Jantan
14 90,7 70,7 40 0,2 II Jantan
15 100,3 70,7 30,8 0,2 I Jantan
16 100,8 80,3 40 0,2 I Jantan
17 110,5 80 30,9 0,2 I Jantan
18 90,5 70,6 30,5 0,3 I Jantan
19 110,5 80,9 40,4 0,3 I Jantan
20 110,2 80,8 40,5 0,3 I Jantan
21 90,7 70,7 40,3 0,2 II Jantan
22 110,4 70,9 40,2 0,2 I Jantan
23 100,5 80.5 40,2 0,2 I Jantan
24 110,1 80,8 40,4 0,3 II Jantan
25 110,7 90 40,9 0,3 IV Betina
17
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

N Keterangan
TKG
O
1. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
2. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
3. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
4. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
5. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
6. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
7. Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta
II
bentuknya lebih jelas dari TKG I
8. Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
9. Ovari berwarna kuning, secara morfologi telur mulai
III
kelihatan butirnya oleh mata
10 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
11 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
12 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
13 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
14 Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta
II
bentuknya lebih jelas dari TKG I
15 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
16 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
17 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
18 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
19 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
20 I Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
18
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih


21 Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta
II
bentuknya lebih jelas dari TKG I
22 Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang
I
terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
23 Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta
I
bentuknya lebih jelas dari TKG I
24 Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta
II
bentuknya lebih jelas dari TKG I
25 Ovari semakin besar, telur berwarna kuning dan mudah
IV dipisahkan, butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2 –
2/3 rongga perut, usus terdesak

Tabel. 2. Ciri Seksual Sekunder Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)

N
Jantan Betina
0
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
1.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
2.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
3.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
4.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
5.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
6.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
7.
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebh gelap, bentuk
8.
lekukan kepala menonjol
Warna lebih cerah, lekukan kepala
9.
datar
19
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Warna tubuh lebih gelap, bentuk


10
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
11
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
12
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
13
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
14
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
15
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
16
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
17
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
18
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
19
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
20
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
21
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
22
lekukan kepala menonjol
Warna tubuh lebih gelap, bentuk
23
lekukan kepala menonjol
20
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Warna tubuh lebih gelap, bentuk


24
lekukan kepala menonjol
Warna lebih cerah, lekukan kepala
25
datar

4.2 Pembahasan

4.2.1. Pengamatan ciri seksual sekunder

Untuk mengetahui penampakan ciri seksual sekunder dilakukan dengan

memperhatikan bentuk atau ukuran serta bagian-bagian tubuh tertentu maupun

pada organ-organ pelengkapnya seperti ukuran tubuh, bentuk tengkuk pada

kepala, bentuk abdominal, bentuk papila genital, jumlah lubang genital, bentuk

lubang genital dan warna pada permukaan tubuh dan organ-organ pelengkapnya

seperti warna pada badan, warna pada sirip punggung dan ekor, warna noktah

pada batang ekor, warna pada dasar sirip dada dan perut serta garis-garis warna

pada sirip ekor dan tubuh. (Ridwan, 2012).

Hasil pengamatan dari 25 ekor ikan Tambakan didapatkan ciri individu

jantan dan betina. Individu jantan mempunyai ciri-ciri antara lain ukuran tubuh

lebih kecil dari tubuh ikan betina yang bervariasi karena ikan yang menjadi objek

tidak seumur, bentuk tengkuk kepala ada tonjolan pada ikan jantan dan pada ikan

betina meruncing, mempunyai satu lubang genital, bentuk abdominal melengkung

pada betina dan pada jantan agak lurus dan datar, bentuk ujung sirip punggung

jantan lebih runcing dan betina agak membundar, pada individu ikan jantan

permukaan kepala lebih kasar daripada ikan betina.


21
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Dari hasil pengukuran morphometrik dari ikan Tambakan didapatkan

ukuran badan antara 90-110 mm dan berat setiap individu anatara 0,2-0,3gr. Dan

dari hasil pengamatan jenis kelamin didapatkan 23 ekor ikan jantan dan 2 ekor

ikan betina.

4.2.2. Pengamatan ciri seksual primer

Untuk mengetahui jenis kelamin individu ikan dapat dilakukan dengan

mengamati ciri seksual primer dengan cara : 1) Membelah tubuh bagian

abdominal individu ikan, 2) Mengeluarkan gamet yang dilakukan dengan cara

menstriping induk yang sudah matang gonad sempurna yaitu dilakukan dengan

cara memberi tekanan lembut dan halus pada bagian abdominal dan urut dari arah

dada ke lubang genital, 3) Mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara

pengisapan dengan bantuan kateter canula. Dalam pelaksanan praktikum yang

dilakukan utuk mengetahui jenis kelamin individu ikan adalah dengan cara

membedah tubuh bagian abdominal saja. (Penuntun Praktikum Biologi

Perikanan, 2012)

Gonad pada ikan Tambakan yaitu testes pada ikan jantan dan ovari pada

ikan betina. Pada gonad jantan (testes) tidak memiliki butiran telur. Testes pada

ikan Tambakan berwarna putih susu sedangkan ovari pada ikan Tambakan

berwarna kuning keemasan dimana dapat dilihat dengan mata telanjang. Letaknya

di samping kiri dan kanan gelembung renang, di bawah vertebrae dan di atas

saluran pencernaan. Ikan jantan dan ikan betina juga memiliki sifat yang

berbeda secara fisik, misalkan dalam pergerakan, tingkah laku, cara makan, dan
22
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

penyesuaian diri dalam lingkungan populasi maupun ekologi dan habitatnya.

(Tang.U.M., 2002) .

V.
23
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

penentuan jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

pengamatan seksualitas primer dan pengamatan seksualitas sekunder. Pengamatan

seksualitas primer dapat dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan itu sendiri

kemudian gonadnya diperhatikan. Dari situlah kita dapat menentukan jenis

kelamin ikan tersebut. Sedangkan pengamatan seksualitas sekunder dapat

dilakukan dengan pengamatan bagian-bagian luar tubuh ikan tersebut, tanpa

membedah tubuh ikan yang akan diamati.

Dan pada praktikum Tingkat Kematangan Gonad Ikan dapat disimpulkan

bahwa ikan yang diamati Tingkat Kematangan Gonad nya masih rendah (ikan

muda), sehingga sulit diperoleh ikan yang siap untuk memijah atau ikan yang

telah matang gonad. Dan selain itu perkembangan gonad di dalam tubuh ikan

sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan juga kondisi lingkungan

perairan tempat ikan itu hidup.

5.2. Saran

Saran untuk praktikum ini adalah agar dalam pengamatan seksualiatas ikan

dan kematangan gonad ikan ini sebaiknya menggunakan spesies ikan yang

berbeda dan sebaiknya ikan yang akan disiapkan untuk praktikum adalah ikan

yang sudah matang gonad pada setiap kelompok.


24
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

DAFTAR PUSTAKA

Fujaya , Yushinta. 2008 . Fisiologi Ikan . Jakarta : Rineka Cipta

Pulungan, Putra, Nuraini, Aryani Dan Efiyeldi, 2004. Penuntun Praktikum

Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi Perikanan Manajemen

Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas

Riau. Pekanbaru. 66 Halaman.

Ridwan, Chaidir, dan Windarti, 2012. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan.

Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Pekanbaru.75 Halaman.

Sumantadinata. 2003. Berbudidaya Ikan Dalam Menciptakan Bibit

Unggul. Jakarta : Penerbit Agromedia Pustaka , 84 Halaman .

Susanto,H. 2001. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta : PT . Penebar Swadaya ,

73 Halaman .

Tang.U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Universitas Riau. Pekanbaru , 217 Halaman .

http://aquaculture-unri.blogspot.com/2009/05/literatur-perikanan.html
25
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

LAMPIRAN
26
Asisten : Yopie Wulanda
Hari / Jam : Selasa / 10.30-12.30

Alat-alat yang digunakan :

GUNTING BEDAH PISAU CUTTER

SERBET PENGGARIS

PENA PENGHAPUS

PENSIL NAMPAN

BUKU GAMBAR BUKU PENUNTUN

Anda mungkin juga menyukai