Anda di halaman 1dari 13

Pelafalan Bunyi Ujar Bahasa Indonesia

Vokoid dan Konsoid


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Fonologi yang Dibina oleh
Agi Ahmad Ginanjar, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Kelompok 7
Adiyatma Nur Hidayat (202121052)
Nabila Nur Amanah (202121016)
Zakiatun Nisa Ardila (202121034)

Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi
20201
Daftar Isi

Daftar Isi...............................................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
Pembahasan.........................................................................................................................................1
1.1 Pelafalan Vokoid Bahasa Indonesia...................................................................................1
1.2 Pelafalan Konsoid Bahasa Indonesia..................................................................................4
Daftar Pustaka...................................................................................................................................11
BAB I
Pembahasan
1.1 Pelafalan Vokoid Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia terdapat sebelas jenis Vokoid, yaitu: [a], [α], [I]. [i], [U],
[u], [e], [],[ә], [o], [σ]. Dalam menghasilkan vokoid-vokoid ini alat ucap yang berfungsi
yaitu paru-paru, pita suara, bibir, uvula, dan lidah. Paru-paru berfungsi mengeluarkan
udara, pita suara berfungsi menghasilkan suara, bibir berfungsi mengatur pola (bundar
dan tak bundar), uvula berfungsi mengatur jalan keluar udara antara ke hidung atau ke
mulut, dan lidah berfungsi mebentuk ruang resonansi.
Dari beberapa alat ucap yang terlibat dalam menghasilkan vokoid, yang menjadi
perhatian dalam pelafalan vokoid adalah posisi bibir, posisi lidah (maju-mundur dan
naik-turunnya lidah) dan turun naiknya uvula. Untuk fungsi paru-paru dan pita suara
tidak menjadi perhatian karena kedua alat ucap tersebut saat menghasilkan bunyi vokoid
relative dalam kondisi yang sama yakni Paru-paru menghembuskan udara dan pita suara
selalu dalam kondisi bergetar ketika menghasilkan setiap bunyi vokid
Posis bibir dalam menghasilkan vokoid dapat berbentuk bundar, dan dapat pula
berbentuk tak bundar. Posisi bibir dalam bentuk bundar terjadi ketika menghasilkan
vokoid [a], [α], [o], [ο], [U], [u]. sedangkan posisi tidak bundar terjadi ketika
menghasilkan bunyi [e], [],[I]. [i], [ә].
Posisi naik turunnya lidah dilihat dari segi bergeraknya bagian-bagian lidah.
Lidah terbagi tiga bagian yaitu bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang.Lidah
merupakan bagian alat ucap yang sangat elastis sehingga bagian-bagian lidah itu mudah
sekali digerakan, jika dalam menghasilkan vokoid bagian depan dinaikkan maka vokoid
itu disebut vokoid depan [I], [i], [e], dan []. Jika dalam menghasilkan vokoid bagian
belakang yang dinaikan maka vokoid itu disebut vokoid belakang yakni [U], [u], [o], [σ].
Jika dalam menghasilkan vokoid bagian depan, bagian tengah atau bagian belakang
dalam posisi sejajar maka vokoid itu disebut vokoid pusat yakni [a], [α] dan [ə]
Posisi maju mundurnya lidah dari jarak antara lidah dengan alveolum (lengkung
kaki gigi) manakala lidah maju maka dekat dengan alveolum dan manakala mundur maka
lidah menjauh dari alveolum. Jika dalam menghasilkan vokoid lidah dekat pada alveolum
maka vokoid itu dinamakan vokoid atas [I], [i]. [u], [U]. jika dalam menghasilkan vokoid
lidah dimundurkan agak jauh dari alveolum maka vokoid itu disebut vokoid tengah [e],
[], [ə] dan jika dalam menghasilkan vokoid lidah dimundurkan lagi dan lebih jauh lagi
dari alveolum maka vokoid itu disebut vokoid bawah [a], [α], [o] dan [σ].
Posisi uvula dalam menghasilkan vokoid dapat dilihat dari segi fungsinya dalam
mengatur jalan udara yang dilalui. Manakala uvula turun maka udara sebagian atau
seluruhnya keluar melalui hidung dan manakala uvula naik maka udara seluruhnya keluar
melalui mulut. Jika dalam menghasilkan vokoid uvula naik sehingga udara seluruhnya
keluar melalui mulut maka vokoid itu disebut vokoid oral [a], [I], [U], [e], [o] dan [ə].
Jika dalam menghasilkan vokoid uvula turun dan sebagian udara keluar melalui hidung
maka vokoid itu disebut vokoid nasal [α], [i], [] dan [σ] [u].
Dari penjelasan tersebu kita daxpat mendeskripsikan cara melafalkan vokoid-
vokoid tersebut seperti berikut ini.
1. Vokoid [a] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang dikeluarkan dari paru-
paru disertai bergetarnya pita suara, posisi bibir bundar, lidah jauh dari alveolum,
bagian belakang diangkat dan uvula menutup udara kehidung sehingga semua udara
keluar melalui mulut.
2. Vokoid [α] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru,
disertai bergetarnya pita suara, possi bibir bundar, lidah jauh dari alveolum, bagian
belakang diangkat dan uvula membuka celah udara keluar melalui hdung sehingga
sebagian udara keluar melalui mulut dan sebagain lagi keluar dari hidung.
3. Vokoid [U] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru,
disertai bergetarnya pita suara, posisi bibir bundar, lidah dekat dengan alveolum,
bagian belakang diangkat dan uvula menutup celah udara ke hidung sehingga semua
udara keluar melalui mutlut.
4. Vokoid [u] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai bergetarnya pita suara, posisi bibir bundar, lidah dekat kepada alveolum,
bagian belakang diangkat dan uvula membuka celah udara ke hidung sehingga
sebagian udara keluar melalui mulut dan sebagian lagi keluar melalui hidung.
5. Vokoid [I] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai pita suara bergetar, posisi bibir bundar, lidah dekat alveolum disertai bagian
depan dan belakang diangkat, uvula menutup celah udara keluar melalui hidung
sehingga dudara secara keseluruhan keluar melalui mulut.
6. Vokoid [i] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru,
disertai pita suara bergetar, posisi bibir bundar, lidah dekat pada alveolum disertai
bagian depan dan belakang diangkat. Uvula membuka celah udara hidung sehingga
sebagian udara keluar melalui mulut dan sebagian lagi keluar melalui hidung.
7. Vokoid [o] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai bergetarnya pita suara, posisi bibir bundar, lidah agak jauh dari alveolum,
bagian belakang lidah diangkat dan uvula menutup udara ke hidung sehingga secara
kseluruhan udara keluar melalui mulut.
8. Vokoid [σ] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai bergetarnya pita suara, posisi bibir bundar, lidah agak jauh dari alveolum,
bagian belakang lidah diangkat dan uvula membuka celah udara ke hidung sehingga
sebagian udara keluar melalui mulut dan sebagian lagi keluar melalui hidung
9. Vokoid [e] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai pita suara bergetar, posisi bibir tidak bundar, lidah agak jauh dari alveolum,
bagian depan dan belakang lidah diagkat, dan uvula menutup celah udara ke hidung
sehingga secara kseluruhan udara keluar melalui mulut.
10. Vokoid [€] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai pita suara yang bergetar, posisi bibir tidak bundar, lidah agak jauh dari
alveolum, bagian depan dan belakang lidah diangkat dan uvula membuka celah
udara ke hidung sehingga sebagian udara keluar melalui mulut dan sebagian lagi
keluar dari hidung
11. Vokoid [ə] dihasilkan atas keserempakan antara udara yang keluar dari paru-paru
disertai bergetarnya pita suara, posisi bibir tidak bundar, lidah agak jauh dari
alveolum disertai bagan depan dan belakang diangkat. Uvula menutup celah udara
ke hidung sehingga secara keseluruhan udara keluar melalui mulut.
1.2 Pelafalan Konsoid Bahasa Indonesia
Konsoid dalam bahasa Indonesia ada sebanyak dua puluh lima buah. Dari
sebanyak itu diantaranya ada beberapa buah yang merupakan hasil serapan dari bahasa
asing. Dengan adanya konsonan-konsonan hasil serapan bahasa asing, konsosnan bahasa
Indonesia diantaranya ada yang hampir mirip bunyinya sehingga dalam pemakaiannya
sering tertukar, yang berakibat salah pelafalan. Berikut ini cara-cara melafalkan konsoid-
konsoid yang dimaksud.
Untuk mengetahui cara melafalkan konsoid bahasa Indonesia dengan tepat kita
perlu menelusurinya dari berbagai segi. Yang perlu menjadi perhatian kita dalam
menghasilkan konsoid ada empat segi yaiti:
1. terjadinya persentuhan antara titik articulator dan titik artikulasi
2. bentuk alangan udara yang dijumpai ketika keluar melewati alat ucap
3. kondisi pita suara
4. jalan udara yang dilalui ketika keluar melalui rongga-rongga ujaran.

Berdasarkan persentuhan titik artikulator dengan titik artikulasi, kita dapat


menemukan konsoid-konsoid homorgan (satu dasar ucap yang sama) seperti berikut ini:
1. Konsoid bilabial yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan
titik artikulasi bibir bawah dengan titik articulator bibir atas. Yang termasuk
pada jenis konsoid ini yaitu [b], [p], [m].
2. Konsoid labiodental yaitu konsoid yang dihasilkan dengan
mempersentuhkan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai
artikulatornya, yang termasuk pada jenis konsoid ini adalah [w], [v], dan [f]
3. Konsoid apikodental yaitu konsoid yang dihasilkan dengan
mempersentuhkan ujung lidah sebagai articulator dan lengkung kaki gigi
sebagai titik artikulasinya, yang termasuk pada jenis konsoid ini adalah [t],
[d], [s], [z], dan [n].
4. Konsoid midiopalatal yaitu konsoid yang dihasilkan dengan
mempersentuhkan tengah lidah sebagai articulator dengan langit-langit keras
sebagai titik artikulasi. Yang termasuk pada jenis konsoid ini adalah [c], [j],
[y], [n], [S].
5. Konsoid dorsovelar yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mempersentuhkan
belakang lidah sebagai articulator dengan langit-langit lunak sebagai titik
artikulasi yang termasuk pada jenis konsoid ini adalah [k], [g], [ɲ], [q] dan
[□]
6. Konsoid glottal stop yaitu konsoid yang dihasilkan dengan posisi pita suara
tertutup sehingga udara yang keluar dari paru-paru terhalang sama sekali.
Yang termasuk jenis konsoid ini adalah [?]
7. Konsoid laringal yaitu konsoid yang dihasilkan dengan posisi pita suara
terbuka lebar. Yang termasuk konsoid ini adalah [h]

Berdasarkan jenis alangan yang dijumpai udara ketika keluar dari paru-paru
konsoid dapat ditelusuri menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Konsoid hambatan (plosif) yaitu konsoid yang dihasilkan dengan cara
menghambat udara yang keluar dari paru-paru secara penuh. Yang termasuk
hambatan konsoid ini adalah [c], [b], [k], [d], [t], [j], [p], [g], dan [?]. konsoid-
konsoid plosif jika terdapat pada awal suku kata disebut konsoid implosif,
sedangkan jika berada di akhir suku kata disebut konsoid eksplosif.
2. Konsoid frikarif yaitu konsoid yang dihasilkan bila udara yang keluar dari
paru-paru digserkan hingga terjadi bunyi geser. Yang termasuk konsoid ini
adalah [f], [v], [q], [□], [y], [w] dan [h]
3. Konsoid spiran atau desis yaitu konsoid yang terjadi bila udara dari paru-paru
mendapat alangan berupa pengaduan hingga menghasilkan bunyi desis yang
termasuk konsoid ini adalah [s], [S], [z].
4. Konsoid lateral atau likwida yaitu konsoid yang dihasilkan dengan
mengangkat lidah kelangit-langit sehingga udara keluar melalui kedua sisi
yang termasuk dalam konsoid ini adalah [l]
5. Konsoid getar yaitu konsoid yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah
kepada alveolum atau pangkal gigi kemudian lidah menjauh lalu mendekat
lagi dan seterusnya secara berulang dengan cepat sehingga menghasilkan
bunyi gatar. Yang termasuk dalam konsoid ini adalah [r].

Berdasarkan kondisi (bergetar atau tidaknya) pita suara konsoid dapat


dikategorikan atas:
1. Konsoid bersuara yaitu konsoid yang dihasilkan bila pita suara dalam kondisi
bergetar yang termasuk konsoid ini adalah [b], [d], [g], [j], [l], [m], [n], [ἠ],
[ɲ], [□], [q], [r], [v], [w], [y] dan [z]
2. Konsoid tidak bersuara yaitu konsoid yang dihasilkan bila pita suara dalam
kondisi tidak bergetar, yang termasuk konsoid ini adalah [c], [f], [h], [p], [s],
[S], [k], [?]
Berdasarkan arus udara yang dilewati ketika keluar dari paru-paru konsoid dapat
dikategorikan atas :
1. Konsoid oral yaitu, konsoid yang dihasilkan bila udara keluar secara
keseluruhan melalui arus rongga mulut. Yang termasuk konsoid oral adalah
[b], [c], [d], [f], [g], [h], [j], [k], [l], [p], [q], [r], [s], [t], [v], [y], [w], [z], [□],
[S] dan [?]
2. Konsoid nasal, yaitu konsoid yang dihasilkan bila udara secara keseluruhan
atau sebagain melalui ruas rongga hidung. Yang termasuk konsoid ini adalah
[n], [m], [ἠ], dan [ɲ]

Dari penjelasan tersebut pelafalan konsoid dapat di deskripsikan cara


melafalkan konsoid-konsoid bahasa Indonesia seperti dibawah ini:
1. Konsoid [b] adalah konsoid plosif, bilabial, oral, dan bersuara. Artinya
konsoid [b] dihasilkan dengan cara menghambat udara yang dihembuskan
dari paru-paru pada pertemuan antara bibir bawah dengan bibir atas,
kemudan diletuskan seraya pita suara bergetar. Konsoid [b] seandainya
mempunyai posisi pada akhir kata terdengar sama dengan konsoid [p].
misalnya pada kata (biadab) seolah-olah konsoid [b] yang pertama berbeda
dengan konsoid [b] yang kedua. Konsoid [b] termasuk konsonan bersuara.
2. Konsoid [c] adalah konsoid plosif, mediopalatal, oral, dan tak bersuara.
Maksudnya konsoid [c] dihasilkan denga cara menghambat udara yang keluar
dari paru-paru pada pertemuan antara tengah lidah dengan langit-langit keras,
kemudian diletuskan dengan tidak disertai bergetarnya pita suara. Konsoid [c]
tergolong konsonan tidak bersuara.
3. Konsoid [d] adalah konsoid plosive, apikoalveolar, oral, dan bersuara.
Artinya konsoid [d] dihasilkan dengan cara menghambar udara yang
dihembuskan dari paru-paru pada pertemuan antara ujung lidah dengan
lengkung kaki gigi (alveolum), kemudiann diletuskan seraya pita suara
bergetar. Konsoid [d] seandainya terdapat pada posisi akhir kata terdengar
seperti bunyi [t]. contohnya pada kata (derajad) bunyi /d/ yang terakhir
terdengar berbeda dengan bunyi [d] yang pertama. Bunyi [d] yang terakhir
terdengar seperti bunyi [t].
4. Konsoid [f] adalah konsoid frikatif, labiodental, oral dan tidak bersuara.
Artinya konsoid [f] dihasilkan dengan menggesekkan udara yang
dihembuskan dari paru-paru pada pertemuan antara bibir bawah dengan gigi
atas, dengan tidak disertai bergetarnya pita suara. Pelafalan konsoid [f] sering
tertukar dengan pelafalan konsoid [p] misalnya dalam melafalkan kata (aktif)
sering dilafalkan (aktip). Konsoid [f] tergolong konsoid tidak bersuara.
5. Konsoid [g] dihasilkan dengan menghambat udara yang dihembuskan dari
paru-paru pada pertemuan antara belakang lidah denga langit-langit linak,
kemudian diletuskan disertai bergetarnya pita suara, konsoid [g] bila terdapat
pada akhir kata sering terdengar bunyi [k] umpamanya melafalkan tuturan
kata (bedug) yang terdengar akan terkesan dengan bunyi (beduk). Konsoid
[g] tergolong konsonan bersuara.
6. konsoid [h] adalah konsoid praktif, laringal, oral, dan tidak bersuara artinya
konsoid [h] dihasilkan hampir mirip dengan cara sedikit menggesekan udara
yang dihembuskan dari paru-paru pada pita suara yang berada dalam posisi
terbuka. Konsoid [h] tergolong konsonan tak bersuara. Konsoid [h] pada kata
kata-kata tertentu sering tidak dilafalkan dengan jelas, misalnya pada tuturan
kata (tahU) yang bersinonim dengan hapal, dilafalkan (tau)
7. konsoid [?] adalah konsoid plosive, laringal, tidak bersuara. Artinya konsoid
[?] dihasilkan dengan cara menghambat udara pada pita suara dengan tanpa
disertai adanya getaran pada pita suara. Oleh karena itu konsoid [?] termasuk
konsoid tidak bersuara. Dalam bahasa Indonesia konsoid [?] sebagai
dilambangkan dengan huruf /k/ misalnya dengan tuturan kata (tida?) ditulis
tidak namun dalam tuturan kata (do?a) tidak ditulis doka.
8. Konsoid [j] adalah konsoid plosif, mediopalatal, oral dan bersuara artinya
konsoid [j] dihasilkan dengan menghambat udara yang dihembuskan dari
paru-paru pada pertemuan antara tengah lidah dengan langit-langit keras
kemudian dilepaskan seraya pita suara bergetar. Konsoid ini tergolong
konsoid bersuara.
9. Konsoid [k] adalah konsoid plisif, dorsovelar, oral, dan tidak bersuara artinya
konsoid [k] dihasilkan dengan menghambat udara yang dihembuskan dari
paru-paru pada pertemuan belakang lidah dengan langit-langit lunak
kemudian dilepaskan tanpa disertai pita suara bergetar.
10. Konsoid [l] adalah konsoid lateral, apikoalveolar, oral, dan bersuara artinya
konsoid [l] dihasilkan dengan merintangi udara yang dihembuskan dari paru-
paru oleh ujung lidah yang disentuhkan pada lengkung kaki gigi sehingga
udara keluar melalui celah sebelah kri dan kanan. Dalam melafalkan bunyi
tersebut posisi pita suara bergetar oleh karena itu bunyi [l] termasuk bunyi
ujar bersuara.
11. Konsoid [m] adalah konsoid bilabial, nasal dan bersuara artinya konsoid [m]
dihasilkan dengan cara menghambat udara yang dihembuskan dari paru-paru
pada pertemuan antara bibir bawah dengan bibir atas namun udara keluar
melalui hidung. Dalam melafalkannya posisi pita suara bergetar oleh karena
itu konsoid [m] tergolong konsoid bersuara
12. Konsoid [n] adalah apikoalveolar, nasal, dan bersuara artinya konsoid [n]
dihasilkan dengan menghambar udara yang dihembuskan dari paru-paru pada
pertemuan antara ujung lidah dengan lengkung kaki gigi, udara sebagain
besar keluar melalui mulut. Dalam melafalkan konsoid [n] pita suara bergtar
sehingga konsoid [n] termasuk konsoid bersuara.
13. Konsoid [p] adalah konsoid plosif, bilabial, oral dan bersuara artinya konsoid
[p] dihasilkan dengan cara menghambar udara yang dihembuskan dari paru-
paru pada pertemuan antara bibir bawah dengan bibir atas kemudian
diletuskan dengan tanpa disertai getaran pita suara. Oleh Karena itu konsoid
[p] tergolong konsoid tak bersuara
14. Konsoid [q] adalah konsoid frikatif, mediopalatal, oral dan bersuara artinya
konsoid [q] dihasilkan dengan cara menggesekan udara yang keluar dari
paru-paru pada pertemuan antara trengah lidah dengan langit-langit keras
disertai bergetarnya pita suara. Konsoid [q] termasuk konsoid bersuara
penutur bahasa Indonesia sering salah dalam melafalkan konsoid [q] yaitu
tertukar dengan konsoid [k] seperti menuturkan kata (qur?an) menjadi (kur?
an)
15. Konsoid [r] adalah konsoid getar, apikoalveolar, oral dan bersuara. Artinya
konsoid [r] dihasilkan dengan cara mendekatkan ujung lidah kepada
lengkung kaki gigi secara berulang-ulang dengan ceparnya disertai hembusan
udara yang keluar dari paru-paru sehingga nampak terdengar bergetar.
16. Konsoid [s] adalah konsoid spira, apikoalveolar, oral dan tidak bersuara
artinya konsoid [s] dihasilkan dengan mempertemukan ujung lidah dengan
lengkung kaki gig, bersama-sama dengan hembusan udara yang keluar dari
paru-paru dengan agak keras. Sehingga keluar bunyi desis, namun tidak
menggtarkan pita suara. Melafalkan bunyi [s] suka terjadi hipekorek menjadi
(ts) dan [S]. misalnya dalam pelafalan kata (missal) kadang-kadang suka
dilafalkan (mitsal); kemudian kata (sah) yang berarti resmi sering dilafalkan
(Sah).
17. Konsoid [t] adalah konsoid plosif, apikoalveolar, oral dan tidak bersuara
artinya konsoid [t] dihasilkan dengan hambatan udara yang dihembuskan dari
pari-pari pada pertemuan antara ujung lidah dengan alveolum, disertai posisi
pita suara tidak bergetar. Karena posisi pita suara demikian maka konsoid [t]
termasuk konsoid tidak bersuara. Konsoid [t] apabila terdapat pada posisi
akhir kata suka menggantikan konsoid [d] misalnya pada kata (derajad)
dilafalkan (drajat)
18. Konsoid [v] adalah konsoid frikatif, labiodental, oral, dan bersuara. Artinya
konsoid [v] dihasilkan dengan menggesekan udara yang keluar dari paru-paru
pada pertemuan antara bibir bawah dengan gigi atas sehingga terdengar bunyi
gesekan, disertai pita suara bergetar. Oleh Karena itu konsoid [v] termasuk
konsoid bersuara.
19. Konsoid [w] adalah konsoid fraktif, bilabial, oral, bersuara. Artinya konsoid
[w] dihasilkan dengan cara menggesekan udara pada pertemuan bibir bawah
dengan bibir atas, disertai posisi pita suara bergetar. Konsoid [w] termasuk
konsoid bersuara. Dasar ucap pelafalan konsoid [w] sering terjadi kesalahan,
yang seharusnya bibir bawah dengan bibir atas namun sering bibir atas
dengan gigi bawah.
20. Konsoid [y] adalah konsoid frikatif, mediopalatal, oral dan bersuara. Artinya
konsoid [y] dihasilkan dengan cara menggesekan udara yang keluar dari
paru-paru pada pertemuan antara tengah lidah dengan langit-langit keras
dusertai posisi pita suara bergetar. Konsoid [y] termasuk konsoid bersuara.
21. Konsoid [z] adalah konsoid frikatif, apikoalveolar, oral dan bersuara artinya
konsoid [z] dihasilkan dengan cara menggesekan udara yang keluar dari paru-
paru pada pertemuan antara ujung lidah dengan alveolum, sehingga terdengar
bunyi desis disertai posisi pita suara bergetar. Oleh karena itu konsoid [z]
termasuk konsoid bersuara. Pelafalan konsoid [z] dalam pemakaian bahasa
sehari-hari suka diganti oelh pelafalan konsoid [j]. contoh dalam pelafalan
kata (ijazah) sering dilafalkan (Ijajah) atau diganti dengan konsoid [s]
contohnya melafalkan (zirzak) menjadi (sirsak).
22. Konsoid [ɲ] adalah konsodi dorsovelar, nasal, dan bersuara artinya konsoid
[ɲ] dihasilkan dengan cara menghambar udara yang keluar dari paru-paru
pada pertemuan antara belakang lidah dengan langit-langit lembut, sehingga
udara keluar dari hidung. Namun sebagian kecil ada yang melalui mulut,
disertai bergetarnya pita suara. Konsoid [ɲ] disebut konsonan sengau, dalam
kebanyakan bahasa dilambangkan atau dituliskan dengan huruf (ng)
23. Konsoid [ἠ] adalah konsoid mediopalatal, nasal dan bersuara konsoid [ἠ]
dihasilkan dengan cara menghambat udara yang keluar dari paru-paru pada
pertemuan antara tengah lidah dengan langit-langit keras. Sehingga udara
sebagian besar keluar dari hidung disertai posisi pita suara bergetar. Konsoid
[ἠ] termasuk konsoid sengau. Dalam kebanyakn bahasa konsoid [ἠ]
dilambangkan huruf (ny)
24. Konsoid [x] adalah konsoid frikatif, dorsovelar, oral dan bersuara. Artinya
konsoid [x] dihasilkan dengan cara menggesekan udara yang keluar dari
paru-paru pada pertemuan antara belakang lidah dengan langit-langit lunak,
disertai posisi pita suara bergetar. Pelafalan konsoid [x] sering tertukar
dengan pelafalan konsoid [k] atau konsoid [h]. contohnya dalam menurutkan
kata (xusus) ada yang suka (kusus) ada pula yang (husus). Konsoid [x]
merupakan konsoid baru dalam bahasa Indonesia yang merupakan serapan
dari bahasa arab yang dilambahkan dengan / /‫ ﺥ‬oleh karena itu bunyi ini
hanya digunakan dalam kata-kata yang merupakan serapan dari bahasa Arab.
Konsoid [x] dalam bahasa Indonesia ditulis atau dilambangkan dengan /kh/
25. Konsoid [S] adalah konsoid spiran, mediopalatal, oral dan tidak bersuara.
Artinya konsoid [S] dihasilkan dengan cara menggesekan udara dengan keras
pada pertemuan antara tengah lidah dengan langit-langit keras hingga
mengeluarkan bunyi desis, namun tidak disertai dengan bergetarnya pita
suara. Konsoid [S] termasuk konsoid tidak bersuara. Penutur bahas
aindonesia masih banyak yang salah melafalkan konsoid ini, mereka sering
tertukar dengan melafalkan konsoid [s]
Daftar Pustaka

Heryadi, Dedi. 2016. Fonologi Bahasa Indonesia dalam Nuansa Pembelajaran. Tasikmalaya:
Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai