Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dan
kasus yang ada pada saat melakukan asuhan keperawatan komunitas di desa Bahagia
meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal pada proses keperawatan secara menyeluruh,
perawat kesehatan komunitas harus mendukung pengkajian awal dengan data yang
lebih konkret sebelum merumuskan diagnosis dan rencana keperawatan komunitas.
pada tahap ini penulis akan membandingkan pengkajian yang ada di teori dan
dikasus.

Pengkajian yang ada di teori sudah dijelaskan secara rinci berdasarkan CAP,
dimana di BAB teori tersebut menjelaskan Data inti seperti Demografi, perkawinan,
dan kepercyaan, dan menjelaskan Sub system, yaitu ada lingkungan fisik, Pendidikan,
keamanan dan Transportasi, politik dan pemerintah, komunikasi, ekonomi, pelayana
kesehatan social dan rekreasi.
Sedangkan Pengkajian yang ada dikasus pun sudah menjelaskan berdasarkan
pengkajian CAP, tetapi didalam kasus hanya saja di point sub sistem pada bagian
lingkungan fisik yang terdapat dikasus dimana belum menjelaskan secara jelas
mengenai sarana pembuangan sampah di daerah tersebut seperti apa, sarana
pembuangan kotoran manusia di desa tersebut seperti apasaran mandi dan saran
SPAL. Tetapi walaupun ada sedikit yang belum di jelaskan tetapi keduanya sudah ada
kesesuai dalam menyusun pengkajian berdasarkan CAP.
B. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan tidak terdapat kesenjangan yang ada pada teori dan kasus.
Dimana di kedua nya terdapat 4 diagnosa yang sama yaitu hipertensi b.d
ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu, diabetes melitus berhubungan
dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak baik. memeriksakan kesehatan pada sakit
saja), penyakit jantung berhubungan dengan, stroke berhubungan dengan.

Dalam merumuskan dan mengambil diagnosa penulis mendapatkan faktor


penghambat yaitu karena dalam menyusun dan menentukan diagnosa perlu analisa
yang tinggi dan pengalaman yang lebih karena penulis masih pemula dan masih
belajar, sedangkan faktor pendukung yang penulis dapat adalah data-data yang ada
sudah sesuai dengan data primer dan sekunder yang kita dapat dan tepat untuk
menegakkan diagnosa tersebut, dan penulis sudah menulis dan menentukkan diagnosa
sesuai referensi yang kita pakai yaitu berdasarkan NANDA. Solusinya adalah perawat
dapat lebih banyak belajar dan menambah pengalaman lagi agar dapat menentukan
diagnosa, serta membina hubungan saling percaya agar pasien dapat trust dengan
perawat.

C. Intervensi Keperawatan
Pada tahap perencanaan ini, penulis membuat perencanaan sesuai dengan teori
dan telah dimodifikasi sesuai kebutuhan klien. Teori Perencanaan tersebut harus
memperhatikan prioritas suatu masalah, menentukan suatu kriteria hasil dan
menentukan suatu rencana keperawatan.

Dalam kasus, diagnosa pertama adalah Hipertensi b.d Ketidakpatuhan lansia


dalam mengikuti posyandu lansia. Tujuan dilakukannya tindakan keperawatan yang
sudah direncanakan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu
pengetahuan/persepsi lansia terkait penyakit hipertensi pada lansia dan posyandu
lansia adekuat. Dengan rencana keperawatan : Jelaskan sistem perawatan kesehatan
segera, cara kerjanya dan apa yang bisa diharapkan pasien atau keluarga, Bantu pasien
atau keluarga untuk berkoordinasikan dan mengkomunikasikan perawatan kesehatan,
Informasikan kepada pasien mengenai perbedaan berbagai jenis fasilitas pelayanan
kesehatan (misalnya rumah sakit umum, rumah sakit khusus, rumah sakit pendidikan,
klinik rawat jalan), Informasikan pasien cara mengakses layanan emergensi melalui
telepon dan layanan kendaraan dengan tepat, Minta layanan kesehatan dari pada
profesionaal kesehatan lain untuk pasien, dengan tepat, Koordinasikan rujukan ke
penyedia layanan kesehatan yang relevan, dengan tepat.

Diagnosa kedua adalah Diabetes melitus. Tujuan dilakukannya tindakan


keperawatan yang sudah direncanakan yaitu selama 1 minggu pengetahuan/persepsi
lansia terkait penyakit diabetes melitus pada lansia dan posyandu lansia adekuat.
Dengan rencana kepeawatan : Ciptakan lingkungan perawatan kesehatan dimana
pasien dengan permasalahan memahami dan dapat mencari tanpa merasa malu atau
merasa di cela, Gunakan komunikasi yang sesuai dan jelas, Hindari penggunaan
akronim/singkatan dan jargon medis, Gunakan strategi untuk meningkatkan
pemahaman (yaitu mulai dari infromasi yang penting dahulu, fokus pada pesan-pesan
inti dan ulangi, batasi jumlah informasi yang disajikan pada satu waktu, gunakan
contoh untuk mengilustrasikan pon penting, hubungkan dengan pemgalaman individu,
gunakan gaya bercerita), Gunakan beberapa alat komunikasi (leaflat, flichart, dll),
Bantu individu untuk mengantisipasi pengalaman mereka terhadap sistem pelayanan
perawatan kesehatan (misalnya, pada waktu diberikan pertanyaan, bertemu dengan
profesi kesehatan yang berbeda, menyampaikan pada penyedia layanan saat informasi
tidak dipaahami).

Diagnosa ketiga adalah Stroke. Tujuan dilakukannya tindakan keperawatan yang


sudah direncanakan yaitu selama 1 minggu pengetahuan/persepsi lansia terkait
penyakit stroke pada lansia dan posyandu lansia terkelola dengan baik. Dengan
rencana keperawatan : Berikan penjelasan kepada individu tentang penyakit yang
bersangkutan, Berikan penjelasan program pengobatan, Dukung membuat keputusan
perawatan kesehatan, Pemberian pengobatan oral, Pengelolaan latiha fisik.

Diagnosa keempat adalah Penyakit jantung. Tujuan dilakukannya tindakan


keperawatan yang sudah direncanakan yaitu selama 1 minggu pengetahuan/persepsi
lansia terkait penyakit jantung pada lansia dan posyandu lansia dapat dipahami dengan
seksama. Dengan rencana keperawatan : Bantu lansia untuk mengatur aktivitas fisik
dan pemeliharaan pengembangan energy, Peningkatkan kegiatan olahraga lansia,
Lansia mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, Jelaskan pentingnya
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, Dorong pasien untuk mengunjungi fasilitas
pelayanan kesehatan

D. Evaluasi
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien antara teori dan kasus,
penulis menggunakan metode SOAP dalam mengevaluasi dari proses keperawatan
dan hasil respon pasien terhadap tindakan pelakanaan keperawatan selama 1 minggu.
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari
pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di Desa Bahagia adalah 100% peserta
hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan
sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan
pengetahuan kelompok usia lanjut terkait penyakit hipertensi pada lansia dan
posyandu lansia adekuat, penyakit diabetes melitus pada lansia dan posyandu lansia
adekuat, penyakit stroke pada lansia dan posyandu lansia terkelola dengan baik, dan
penyakit jantung pada lansia dan posyandu lansia dapat dipahami dengan seksama.

Anda mungkin juga menyukai