Anda di halaman 1dari 5

1.

Defenisi HIV pada anak Virus imunodefisiensi manusia adalah dua


spesies lentivirus penyebab AIDS. Virus ini
menyerang manusia dan menyerang sistem
kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi
lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini
terus menyerang tubuh, sistem pertahanan
tubuh kita akan semakin lemah.

- HIV : Human Immunodeficiency Virus

- AIDS : Acquired Immune Deficiency


Syndrome

- Virus menyerang sistem kekebalan tubuh


(limfosit T)

- Virus terdapat pada cairan

tubuh:

- Darah

- cairan mani

- Cairan vagina

- asi

2. Penularan HIV pada anak PENULARAN HIV PADA ANAK

Pelatihan MTBS, 19 Mei 2018

• Transmisi Vertikal (>90%): intra uterine,


during labour, post partum

• Transmisi Horisontal:

- Transfusi darah

- Jarum suntik (remaja pengguna narkoba)

- Hubungan seks (sexual abuse)

- >90% Penularan secara vertikal


- intra uterine 5-10%

- labour 10-20%

- post partum 5-20%

- Risiko penularan tanpa menyusui: 15-30%

- Menyusui 6 bulan: 25-35%

- Menyusui 18-24 bulan: 30-45%

3. Tata laksana bayi baru lahir dari ibu ODHA Tata laksana bayi baru lahir dari ibu odha :

 ARV profilaksis
 Pencegahan infeksi oportunistik
 Pemilihan nutrisi
 Imunisasi
 Pemantauan tumbuh kembang
 Diagnosis status infeksi HIV bayi

Penanganan Bayi Saat Persalinan :

 Gunakan sarung tangan saat terpapar


dengan darahatau cairan tubuh
 Jepit dan potong tali pusat dengan hati-
hati untuk mengurangi kontaminasi
percikan darah
 Keringkan dan bersihkan kulit bayi
dengan kain hangat untuk mengurangi
kontaminasi darah atau cairan tubuh ibu
sebelum pindah ke ruang perawata
 Hindari penggunaaan gastric tube yang
tidak perlu untuk mencegah trauma
mukosa
 Berikan vitamin K dan vaksinasi

ARV profilaksis untuk bayi yang lahir dari ibu


terinfeksi HIV:

 Bayi mendapat susu formula:


zidovudine selama 6 minggu
 Bayi mendapat ASI: zidovudine dan
nevirapine selama 6 minggu (syarat ibu
mendapat ART)

4. Faktor Risiko Transmisi HIV Melalui ASI Ibu :

 HIV-1 load pd plasma


 CD4+ T-cell
 Jumlah HIV-1 RNA tinggi pada ASI
 Peradangan, infeksi, luka pada
payudara

Bayi :

 Keutuhan mukosa mulut dan usus


 Imaturitas imunologi
 Diet
 Mixed feeding
 Exclusive breastfeeding
 Lamanya periode menyusui

5. Resiko transmisi vertikal Risiko transmisi vertikal bergantung pada


beberapafaktor.

 Usia kehamilan. Transmisi vertikal


jarang terjadi pada waktu ibu hamil
muda, karena plasenta merupakan
barier yang dapat melindungi janindari
infeksi pada ibu. Transmisi terbesar
terjadi pada waktu hamil tua dan waktu
persalinan.
 virus di dalam darah.
 kesehatan ibu . Stadium dan
progresivitas penyaklit ibu, ada
tidaknya komplikasi, kebiasaan
merokok, penggunaan obat-obat
terlarang dan defisiensi vitamin A.
 yang berhubungan dengan persalinan;
seperti masa kehamilan, lamanya
ketuban pecah,dan cara persalinan bayi
baru lahir.
 profilaksis obat antiretroviral
 Pemberian ASI

6. Pencegahan transmisi vertikal Pencegahan transmisi vertikal

1. Pencegahan primer

Pendekatan yang paling efektif untuk


mencegah transmisi vertikal adalah
pencegahan pada wanita usia subur. Konseling
sukarela, rahasia, dan pemeriksaan darah
adalah cara mendeteksi pengidap HIV secara
dini.

2. Pencegahan sekunder

a. Pemberian antiretrovirus secara profilaksis


Pada tahun 1994 dapat dibuktikan bahwa
pemberian obat tunggal zidovudine sejak
kehamilan 14 minggu, selama persalinan dan
dilanjutkan 6 minggu kepada bayi dapat
menurunkan transmisi vertikal sebanyak 2/3
kasus11 .

Akhir-akhir ini telah terbukti bahwa


pemberian profilaksis zidovudine dalam jangka
waktu lebih singkat cukup efektif asalkan bayi
tidak diberikan ASI, oleh karena obat tersebut
tidak dapat mencegah transmisi melalui ASI12.
Saat ini penelitian membuktikan bahwa
pemberian satu kali Nevirapine pada saat
persalinan kepada ibu dan kemudian
dilanjutkan dengan pemberian satu kali pada
bayi pada usia 48-72 jam setelah lahir dapat
menurunkan transmisi vertikal sebanyak 50%
bila dibandingkan dengan pemberian
zidovudine oral waktu intrapartum dan pada
bayi selama satu minggu.13 Kombinasi dua
obat antiretroviral atau lebih ternyata sangat
mengurang transmisi vertikal apalagi bila
dikombinasi dengan oersalinan melalui seksio
sesaria serta tidak memberikan ASI. Efek
samping penggunaan antiretroviral ini masih
dalam penelitian

Anda mungkin juga menyukai