Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Gagal
Napas Akut”.
ST.Kep.,M.Tr.Kep selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Keperawatan Kritis yang telah
banyak membantu dalam menyusun serta memberi motivasi yang luar biasa agar dapat
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang saya buat demi masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
A. Anatomi Fisiologi............................................................................................. 3
B. Definisi............................................................................................................. 5
C. Klasifikasi........................................................................................................ 5
D. Etiologi............................................................................................................. 6
E. Manifestasi Klinis............................................................................................ 8
F. Pemeriksaan Penunjang................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan............................................................................................... 10
H. Komplikasi....................................................................................................... 10
I. Patifisiologi...................................................................................................... 11
J. Pathway............................................................................................................ 12
K. Asuhan Keperawatan Teori.............................................................................. 13
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 24
A. Kesimpulan...................................................................................................... 24
B. Saran................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan dasar manusia menurut hierarki Maslow adalah bernafas.
makanan yang menghasilkan energi dan karbon dioksida. Energi berguna untuk
iii
menjalankan kegiatan hidup. Kekurangan oksigen dalam hitungan menit saja dapat
mengancam jiwa seseorang, oleh karena itu masalah kesehatan yang berpengaruh
gangguan pada kehidupan (RS Jantung “Harapan Kita”, 2001). Indikator gagal nafas
adalah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi penapasan normal ialah 16-20
x/mnt. Bila lebih dari 20x/mnt tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator
adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg). Gagal nafas penyebab terpenting adalah
ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan nafas atas. Agar dapat
penyebab serta permasalahannya. Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama
adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan pada sistem pernapasan,
sehingga dalam hal ini masyarakat perlu diberikan pendidikan kesehatan yang efektif
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini ialah bagaimana
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
iv
Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
Menurut Arif Mutaqin (2008), anatomi saluran pernafasan terdiri dari saluran
pernafasan bagian atas (rongga hidung, sinus paranasal dan faring), saluran pernafasan
bagian bawah (laring, trakhea, bronkus dan alveoli), sirkulasi pulmonal (ventrikel kanan,
arteri pulmonar, arteriola pulmonar, kapiler pulmonar, venula pulmonar, vena pulmonar,
v
dan atrium kiri), paru (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus), rongga pleura dan otot-
otot pernafasan.
Vena pulmonaris
Atrium kiri
Paru Paru kanan 3 lobus
vi
Paru kiri 2 lobus Merupakan gabungan
antarasaluran pernafsan
bagian bawah dan
Rongga pleura Melapisis rongga dada Untuk mempermudah
(pleura parietalis) gerakan kedua
permukaaan selama
Menyelubungi setiap pernafsan dan sebagai
paru (pleura viseralis) pemisah antara paru
Cairan pleura dengan rongga dada. Pada
orang normal cairan di
rongga berkisar antara 1-
20 ml yang berguna
Otot-otot pernafasan Otot-otot inspirasi sebagai pelumas.
Menyediakan mekanisme
Diafragma secara fisisk untuk proses
respirasi, yaitu mendorong
Interkostalis eksterna masuk dan keluarnya gas
Strenokleidomastoideus dari tubuh.
Serratus anterior
Pektoralis minor
Otot erektus pada tulang
belakang
Skalens
Otot-otot ekspirasi
Abdominalis
Interkostalis interna
Serratus posterior-
anteriror
B. Definisi
oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbondioksida (PaCO2) dan PH yang adekuat
disebakan oleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997).
vii
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan
pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan pada
dari 50 mmHg (hipoksemia) dan peningakatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45
Jadi, dapat disimpulkan bahwa gagal nafas adalah pertukaran gas yang tidak
C. Klasifikasi
1. Gagal nafas berdasarkan tipenya dibagi kedalam dua tipe yaitu sebagai berikut:
a. Tipe I: disebut gagal nafas normakapnu hipoksemia: PaO2 rendah dan PCO2
arterial oksigen (Pa O2) hingga dibawah 60 mmHg dengan tekanan arterial
karbondioksida yang normal atau rendah. Ini merupakan bentuk paling umum dari
gagal nafas dan dapat diasosiasikan dengan segala bentuk penyakit paru yang
akut, yang secara menyeluruh melibatkan pengisian cairan pada unit alveolus atau
kolaps dari unit alveolus. Beberapa contoh dari gagal nafas tipe I adalah edema
b. Tipe II: disebut gagal nafas hiperkapnu hipoksemia: PaO2 rendah dan PCO2
tinggi. Gagal nafas hiperkapnia (tipe II) ditandai dengan meningkatnya PaCO2
melibihi 50 mmHg. Hipoksemia biasa terjadi pada pasien dengan gagal nafas tipe
ini yang bernafas dengan udara ruangan. Keasaman atau PH bergantung pada
viii
kadar bikarbonat, yang kembali lagi bergantung pada durasi hiperkapnia. Etiologi
dada dan gangguan jalan nafas berat (contohnya pada asma dan PPOK/penyakit
2. Sedangkan menurut jenisnya gagal nafas dibagi kedalam dua jenis yaitu sebagai
berikut:
a. Gagal napas akut. Gagal napas akut terjadi dalam hitungan menit hingga jam,
yang ditandai dengan perubahan hasil analisa gas darah yang mengancam jiwa.
Terjadi peningkatan kadar PaCO2. Gagal napas akut timbul pada pasien yang
penyakit timbul.
b. Gagal napas kronik. Gagal napas kronik terjadi dalam beberapa hari. Biasanya
terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik, seperti bronkhitis kronik dan
D. Etiologi
1. Depresi sistem saraf pusat. Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat.
Pusat pernafasan yang mengendalikan pernafasan, terletak dibawah batang otak (pons
timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang
otak terus kesaraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf
ix
3. Efusi pleura, hematotoraks dan pneumothoraks. Merupakan kondisi yang
diakibatkan penyakit paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera
4. Trauma. Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
dari hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi
pernafasan. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas.
5. Penyakit akut paru. Pneumonia disebakan oleh bakteri dan virus. Pneumonia kimiawi
atau pneumonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi
lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, ateletaksis, embolisme paru dan
1) Penyebab sentrala
2) Penyebab perifer
Tanda
b. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta
Gejala
volume tidal, pola nafas ireguler atau terengah-engah, aritmia jantung, gelisah,
F. Pemeriksaan Penunjang
xi
Pemeriksaan gas darah arteri penting untuk menentukan adanya asidosis
mengalami asidosis metabolik, alkalosis metabolik atau keduanya pada pasien yang
sudah lama mengalami gagal nafas. Selain itu pemeriksaan ini juga sangat penting
untuk mengetahui oksigenasi serta evaluasi kemajuan terapi atau pengobatan yang
diberikan terhadap pasien serta untuk melihat apakah pasien mengalami hipoksemia
hipoksemia sedang: PaO2 <60 mmHg dan hipoksemia berat: PaO2 <40 mmHg.
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui. Dengan pemeriksaan rontgen dada akan banyak data yang diperoleh seperti
4. Hemodinamik
5. EKG
dan aritmia jantung sering dijumpai pada gangguan ventilasi dan oksigenasi.
6. Pemeriksaan sputum
xii
Yang perlu dipehatikan adalah warna, bau dan kekentalan. Jika perlu lakukan
kultur dan uji kepekaan terhadap kuman penyebab. Jika terdapat garis-garis darah
pneumonia, TB paru dan keganasan. Sputum yang berwarna merah jambu dan
berbuih (pink frothy), kemungkinan disebabkan edema paru. Untuk sputum yang
mengandung banyak sekali darah (grossy bloody), lebih sering merupakan tanda dari
G. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen: pemberian oksigen kecepatan rendah: masker V enturi atau nasal
prong.
2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP.
3. Inhalasi nebulizer
4. Fisioterapi dada
6. Pengobatan
setelah diperoleh hasil kultur dan uji kepekaan terhadap kuman penyebab.
c. Obat-obatan yang lain dapat diberikan untuk menurunkan proses inflamasi dan
H. Komplikasi
Menurut Ahrens dan Donna (1993), komplikasi yang dapat timbul dari gagal nafas
adalah:
1. Asidosis metabolic
xiii
2. Infeksi
I. Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana
masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut adalah gagal nafas
yang timbul pada pasien yang paru-parunya normal secara struktur maupun fungsional
sebelum awal penyakit tiombul. Sedangkan gagal nafas kronik terjadi pada pasien dengan
penyakit parukronik seperti bronkhitis kronik, emfisema atau penyakit paru hitam
(penyakit penambang batu bara). Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksia dan
hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru
kembali kekeadaan asalnya. Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang
ireversibel.
Indikator gagal nafas adalah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
pernafasan normal adalah 16-20x/menit. Bila lebih dari 20x/menit tindakan yang
tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20
ml/kg).
Penyebab gagal nafas terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana
terjadi obstruksi jalan nafas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernafasan terletak
dibawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anastesi, cidera
kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia mempunyai
dangkal. Pada periode post operatif dengan anastesi bisa terjadi pernafasan tidak adekuat
xiv
J. Pathway
Trauma, depresi sistem saraf pusatm
penyakit paru akut, kelainan
neurologis, efusi pleura, hematotoraks
dan pneumothoraks
Dipsnea, sianosis
xv
Sumber : Harsono, 1996
1. Pengkajian
a. Airway
b. Breating
c. Circulation
Papiledema.
d. Disability
e. Eksposure
Penampilan umum klien seperti apa, apakah adanya udem, pucat, tampak
lemah, adanya perlukaan atau adanya kelainan yang didapat secara objektif.
a. Sistem kardiovaskuler
xvi
S3S4/irama gallop
udara di mediastinum).
TD: hipertensi/hipotensi
b. Sistem pernafasan
Gejala: riwayat trauma dada penyakit paru kronis, inflamasi paru, keganasan,
c. Sistem integument. Sianosis, pucat, krepitasi sub kutan, mental: cemas, gelisah,
bingung, stupor.
d. Sistem musculoskeletal. Edema pada ektremitas atas dan bawah, kekuatan otot
dari 2-4.
i. Sistem reproduksi. Tidak ada masalah pada reproduksi. Tidak ada gangguan pada
rahim/srviks.
j. Sistem indera
tiba.
xvii
Pendengaran: telinga berdengung.
tajam/tumpul baik.
l. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat nafas dalam, dapat menjalar ke
radiasi/kemoterapi.
nafas.
xviii
4. Intervensi Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan karbon
dioksida dalam sel-sel tubuh. Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak
gangguan pada kehidupan. Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/menit. Bila lebih dari20x/menit tindakan yang
sehingga timbul kelelahan. Kapasitasvital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
B. Saran
Semoga makalah yang saya susun dapat bermanfaat, sehingga dapat membantu
Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi mengenai gagal nafas untuk menunjang
proses pembelajaran.
27
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA NIC NOC jilid 2. Yogjakarta: Media Action Publishing.
Sari. 2011. Makalah Konsep Askep Gagal Nafas. Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta.
W. Sudoyo, Aru, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
28