Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT LAHIR SANGAT RENDAH (BBLSR)

Dosen pembimbing : Hj. Ns. Yuyun Rahayu, S.Kep M.Kep

Oleh :

Rijal Hoerul Ajwar S.Kep


2106277063

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
REST PLASENTA

1. Definisi
Plasenta yang masih tertinggal disebut rest plasenta. Gejala klinis rest
plasenta adalah terdapat subinvolusi uteri, terjadi perdarahan sedikit yang
berkepanjangan, dapat juga terjadi perdarahan banyak mendadak setelah
berhenti beberapa waktu, perasaan tidak nyaman di perut bagian bawah
(Manuaba, 2010)
Rest Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya dalam
kavum uteri, (Saifuddin, A.B, 2010). Rest plasenta merupakan tertinggalnya
bagian plasenta dalam rongga rahim yang dapat menimbulkan perdarahan
post partum dini atau perdarahan post partum lambat yang biasanya terjadi
dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan, (Prawirohardjo, 2010).
2. Etiologi
Faktor penyebab utama perdarahan baik secara primer maupun sekunder
adalah grande multipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun,
persalinan yang dilakukan tindakan, pertolongan kala uri sebelum
waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan
paksa, pengeluaran plasenta tidak hati- hati (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomaly dari uterus atau serviks
kelemahan dan tidak efektifitas kontraksi uterus, Kelainan dari plasenta,
misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa, implantasi dari cornu
dan adanya plasenta akreta. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan,
seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan
dari plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik, pemberian
uterotonik yang tidak tepat waktunya yang juga dapat menyebabkan serviks
kontraksi dan menahan plasenta, serta pemberian anastesi terutama yang
melemahkan kontraksi uterus, (Prawirohardjo, 2010).
3. Tanda dan Gejala
Rest Plasenta dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi. Perdarahan
yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta. Jika
pada pemeriksaan plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, maka
harus dilakukan eksplorasi dari cavum uteri. Potongan – potongan plasenta
yang ketinggalan tidak diketahui biasanya menimbulkan perdarahan post
partum (Saleha, 2009).
4. Patofisiologi
Menurut, (Saifudin, A.B, 2010) setelah bayi dilahirkan, uterus secara
spontan berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot - otot uterus
menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel
miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih
tebal. Dengan kontraksi yang berlangsung continue, miometrium menebal
secara progresif, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran juga mengecil.
Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat
perlekatan plasenta. Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka
plasenta yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus.
Tegangan yang ditimbulkan menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang
longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu.
Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada di antara serat - serat otot
miometrium yang saling bersilang. Kontraksi serat - serat otot ini menekan
pembuluh darah dan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit
serta perdarahan berhenti. Pengamatan terhadap persalinan kala tiga dengan
menggunakan pencitraan ultrasonografi secara dinamis telah membuka
perspektif baru tentang mekanisme kala tiga persalinan.
5. Pathway

Terdapat sisa plasenta


dalam rahim

Kontraksi uterus
terganggu

Proses perbaikan jaringan


uterus terganggu

Perdarahan post partum

Penurunan jumlah Curretage Terbentuknya


cairan intravaskuler (Kuretase) potre de entre
(pintu masuknya
virus dan bakteri
pathogen)
Jumlah Hb dalam dalam Ansietas Prosedur infasiv
darah menurun

Terputusnya Virus atau bakteri


kontinuitas dapat masuk
Suplai oksigen ke jaringan dengan mudah ke
jaringan menurun
dalam tubuh

Hipoksia jaringan Nyeri akut


Resiko infeksi

Mukosa pucat, akral


dingin, konjungtiva anemis
nadi cepat tapi lemah

Gangguan
perfusi jaringan
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Palpasi Uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri.
2. Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta
3. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises
yang pecah
4. Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, COT (Clot
Observation Test), dll
5. USG : Melihat gambaran uterus
(Mastuningsih, 2015)
7. Komplikasi
Komplikasi sisa plasenta adalah polip plasenta artinya plasenta masih
tumbuh dan dapat menjadi besar, perdarahan terjadi intermiten sehingga
kurang mendapat perhatian, dan dapat terjadi degenerasi ganas menuju
korio karsinoma dengan manifestasi klinisnya. Menurut Manuaba 2008,
memudahkan terjadinya :
1. Anemia yang berkelanjutan
2. Infeksi puerperium
3. Kematian akibat perdarahan
8. Penatalaksanaan
Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta dikeluarkan secara digital atau
dengan kuret besar. Jika ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun
dengan pemberian antibiotik dan 3 – 4 hari kemudian rahim dibersihkan,
namun jika perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun
ada demam (Saleha, 2009).
Keluarkan sisa plasenta dengan cunam ovum atau kuret besar. Jaringan yang
melekat dengan kuat mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk
melepas plasenta terlalu kuat melekatnya dapat mengakibatkan perdarahan
hebat atau perforasi uterus yang biasanya membutuhkan tindakan
hisrektomi (Prawirohardjo, 2009).
9. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Observasi
 Identifikasi skala nyeri
Agen cidera fisik tingkat nyeri menurun dengan kriteria
 Identifikasi faktor yang
hasil : memperberat dan memperingan
nyeri
 Keluhan nyeri menurun
 Monitor efek sampping analgetik
 Fungsi berkemih membaik  Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis
( L.080066 hal 145)
untuk mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi nyeri
 Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi pereda
nyeri
 Anjurkan penggunaan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakolpgis untuk
mengurangi rasa nyeri
( I. 14518 hal 201 )

2. Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Observasi


 Identifikasi teknik relaksasi
Rencana operasi tingkat ansietas menurun dengan kriteria
yang pernah efektip
hasil : digunakan
 Identifikasi kesedian,
 Perilaku gelisah menurun
kemampuan penggunaan
 Pola tidur membaik
teknik sebelumnya
(L.09093 hal 132)
 Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi tekanan
darah, suhu sebelum dan
sesudah latihan
 Monitor respon terhadap
terapi relaksasi
 Terapeutik
 Gunakan suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
 Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu yang cukup nyaman
 Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
 Anjurkan mengambil posisi
nyaman
 Anjurkan sering
mengulangi dan melatih
teknik yang di pilih
 Demontrasikan dan latih
teknik relaksasi
(I.09326 hal 436)
3. Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Observasi
control risiko meningkat dengan kriteria  Monitor tanda gejala
kuretase
infeksi local dan sistematik
hasil :  Terapeutik
 Berikan perawatan kulit
 Kemampuan mencari informasi
pada area
tentang faktor risiko meningkat  Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
 Kemampuan melakukan strategi
pasieun dan lingkungan
control risiko pasieun
(L.14128 hal 60)  Perthankan teknik aseptic
pada pasien berisiko tinggi
 Edukasi
 Jerlaskan tanda dan gejala
 Ajarkan mencuci tangan
dengan benar
 Ajarkan cara memerikasa
kondisi luka dan luka
operasi
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
(I.14539 hal 278)
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB
Untuk Pendidikan Bidan.Ed. 2.Jakarta : EGC
Mastuningsih, P. 2015. Rest Placenta Pada Ibu Nifas P1a1 6 Jam Post
Partum Di Ruang Bersalin Rsud Wangaya. Jurnal Dunia Kesehatan,
Volume 5 nomor 2, Hal : 76-86
Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuah Medika
Saifuddin, Abdul, et.al. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
Sitti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta :
Fitrimaya

Anda mungkin juga menyukai