Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“AGAMA DAN TANTANGAN RADIKALISME”

Disusun oleh :
Azizah Firdausi Zahratusani 205090200111009
Fathia Ardina Jilena 205090200111037
Isnadia Rahmania Anindita 205090200111013
Kamilla Okky Praviani 205090200111005
Muhammad Abdullah Faqih 205090200111001
Muhammad Fikri Nur 205090200111021
Samantha Virginia Tansil 205090200111025
Syafira Indah Permata 205090200111033
Tari Gintani Mulya Riani 205090200111045
Urfa Nurul Izzah 205090200111041

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia sedang digoncang dengan isu-isu kekerasan yang dianalisir timbulnya dari
gerakan gerakan radikal. Pemahaman yang terlalu ekstrim serta kelompok-kelompok puritan
dalan pemahaman tertentu atau kelompok tertentu. Agama Islam adalah agama yang dibawa
oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup
agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya.
Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya
meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu, tidak ada suatu
agama pun yang diterima selain Islam.
Perkembangan Islam mengidentifikasikan adanya perkembangan pemikiran Islam itu
sendiri. Pemikiran Islam merupakan ijtihad seseorang maupun kelompok dalam memahami
teks isi Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam proses ijtihad pada masa Rasulullah langsung
melalui bimbingan wahyu Allah, maka pemikiran Rasulullah tidak salah, apabila salah maka
Allah SWT langsung menegur kesalahan melalui wahyu. Para sahabat dalam berijtihad
setelah wafatnya Rasulullah tetap berpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam
melanjutkan penyebaran Islam dan pembinaan umat Islam (Thoyyib, 2018). Keharmonisan
tercipta ketika adanya keselarasan antar dua pihak atau lebih.
Terciptanya keadaan yang sinergis diantara pihak satu dan pihak lainnya yang
didasarkan pada cinta kasih, dan mampu mengelola kehidupan dengan penuh keseimbangan
(fisik, mental, emosional, dan spiritual) baik dalam tubuh keluarga maupun hubungannya
dengan yang lain, sehingga terciptanya suasana aman, perasaan tentram, dan lain sebagainya
juga dapat menjalankan peran-perannya dengan penuh kematangan sikap, serta dapat melalui
kehidupan dengan penuh keefektifan dan kepuasan batin. Sementara paham yang radikal,
ekstrim, dan fundamental akan melahirkan acaman terhadap dirinya serta sekitarnya yang
akan dirasakan dalam jang waktu yang perlahan sehingga menjadi isu teror dimana-mana
sebagaimana yang telah dan sedang terjadi saat ini.
Dengan adanya perkembangan Islam yang melejit cepat, tidak menutup kemungkinan
juga terjadinya radikalisme. Radikalisme merupakan paham atau aliran yang mengingikan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Esensi
radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Sementara itu
Radikalisme menurut Wikipedia adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang
yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara-cara kekerasan (Yunus, 2017). Apabila dilihat dari sudut pandang
keagamaan dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama
yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga tidak jarang
penganut dari paham/aliran tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda
paham/aliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan dipercayainya
untuk diterima secara paksa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembahasan makna dari agama dan tantangan radikalisme?
2. Bagaimana urgensi agama Islam bagi manusia sebagai agama yang sempurna?
3. Bagaimana penerapan pemahaman dan teladan bahwa Islam adalah agama yang
mencegah kekerasan dan ketidakmanusiaan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan makna dari agama dan tantangan radikalisme.
2. Menjelaskan urgensi agama Islam bagi manusia sebagai agama yang sempurna.
3. Menunjukkan penerapan pemahaman dan teladan bahwa Islam adalah agama yang
mencegah kekerasan dan ketidakmanusiaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemahaman Agama dan Tantangan Radikalisme


Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang
pernah diterima. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam
suatu hal. Sedangkan menurut Anas Sudjiono pemahaman adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,
memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
dan hafalan. Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengartikan atau
menerjemahkan sesuatu dengan caranya sendiri. Mereka dapat mengartikan apa yang mereka
peroleh dari pengetahuan yang mereka terima. Jadi, sebuah pemahaman itu memiliki tingkat
kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hafalan atau ingatan.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada
kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan. Agama Islam merupakan agama Ad-dinul Islam berarti
kesejahteraan atau keselamatan di dunia maupun di akhirat bagi umat Islam. Agama Islam
juga bertujuan sebagai pedoman umat Muslim. Dari agama pertama yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada nabi dan Rasul-Nya bertujuan untuk meluruskan hidup manusia sehingga
agama sangatlah melekat pada kehidupan manusia, karena agama itu sendiri sebagai pedoman
hidup manusia agar kehidupan tidak kacau. Maka sejatinya manusia memerlukan agama
untuk kehidupan yang lurus.
Radikalisme bukan sekadar tantangan bagi umat Islam, melainkan seluruh umat
beragama. Untuk itu, pemerintah dituntut jeli dalam mengonsep dan mengimplementasikan
upaya deradikalisasi supaya kehidupan bermasyarakat tidak semakin rusak akibat banyaknya
kekerasan yang mengatasnamakan agama. Di era digital, dalam ruang lingkup kompetisi
global, disrupsi sosial politik juga terjadi di masyarakat. Kamaruddin Amin yang berlatar
belakang pendidikan doktoral di bidang Periwayatan Hadits dari Universitaet Bonn, Jerman,
menjelaskan tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam dinamika umat beragama.
Media sosial telah menjadi satu faktor yang mengubah perilaku sikap keagamaan. Masyarakat
dunia saat ini telah terintegrasi secara global. Apa yang menjadi isu di Eropa dan Amerika,
misalnya, dengan mudah bisa terjadi di Indonesia. Di antara berbagai perubahan itu isu
radikalisme adalah satu hal yang harus diwaspadai.
1. Mendorong pemerintah daerah membuat regulasi atau peraturan daerah seperti surat
ederan yang memperintahkan aparatur sipil untuk bekerja sampai ke desa-desa melawan
radikalisme
2. Membentuk forum-forum kerukunan umat, tim kewaspadaan dini, tim penanggulangan
terorisme. Forum ini harus dipergunakan pemerintah daerah untuk mencegah tindakan
radikalisme individu atau kelompok
3. Tim terpadu penanganan konflik sosial harus melaksanakan pemantauan terhadap pelaku
aksi radikalisme dan terorisme
4. Aparat di daerah harus memonitor atau memantau keberadaan kelompok-kelompok
tertentu semisal warga negara Indonesia yang baru pulang dari luar negeri dan berpotensi
membawa paham-paham radikal
5. Pemerintah harus mendorong semua pihak hingga ormas-ormas di masyarakat untuk
bersama menangkal radikalisme
2.2 Urgensi Islam Sebagai Agama yang Sempurna
Islam, berasal dari kata “aslama-yaslimu-islama”, yang artinya tunduk, patuh, dan
menyerahkan diri. Kata islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya
selamat, tidak tercela. Islam adalah agama Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Nama Islam adalah pemberian dari Allah SWT. Dan para pengikut Islam
disebut Muslimin. Agama Islam adalah agama yang yang di wahyukan oleh Allah SWT untuk
mengenal dan taat kepada-Nya. Dalam QS. Ali-Imran ayat 19 yang artinya :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Berikut adalah bukti bahwa Islam agama yang sempurna,
1. Al-Qur’an terbukti dalam ilmu sains
Al-Qur’an adalah kitab yang berisi firman Allah SWT yang tidak mungkin terdapat
kesalahan di dalamnya. Al-Qur’an bukanlah kitab sains, tetapi sudah banyak penulis yang
mengkaji tentang Al-Qur’an dan banyak penemuan yang baru terungkap 10, 50, 100,
bahkan 200 tahun yang lalu tapi Al-Qur’an telat mencatatnya 1400 tahun yang lalu. Dan
hebat semua itu benar dan sesuai.
2. Islam telah memberikan contoh dalam segala aspek
Sebagai agama yang sempurna, Islam telah mengajarkan manusia dari segala aspek
kehidupan dan juga meluruskan jalan untuk menggapai kesuksesan di dunia maupun
akhirat. dari akhlakul karimah, adab terhadap orang tua, cara berniaga, hingga berumah
tangga.
3. Al-Qur’an tidak memerlukan pembaharuan atau revisi
Berbeda dengan kitab suci lainnya seperti injil yang yang mengalami beberapa kali
perubahan dan pembaruan, Al-Qur’an tidak memerlukan revisi dan berlaku untuk
selamanya. Mengapa? Karena didalamnya telah terdapat pelajaran berkehidupan yang
baik di dunia dan cara menjemput kehidupan akhirat dengan baik pula.
4. Islam adalah agama yang seimbang
Islam bertujuan untuk kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhrat, artinya Islam
bukanlah agama yang memberatkan sebelah. Di dunia saja atau di akhirat saja.
Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa),
syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat).
1. Islam sebagai syumuliyatuz zaman (sepanjang masa) adalah agama masa lalu, hari ini dan
sampai akhir zaman nanti. Sebagaimana Islam merupakan agama yang pernah Allah
sampaikan kepada para Nabi terdahulu, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat untuk menyerukan: “Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut.” (QS.
An Nahl 16: 36). Kemudian disempurnakan oleh Allah melalui risalah nabi Muhammad
SAW sebagai kesatuan risalah dan nabi penutup. Islam yang dibawa Nabi Muhammad
SAW dilaksanakan sepanjang masa untuk seluruh umat manusia hingga hari
kiamat. “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’ 34: 28)
2. Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek
lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad dan da’wah (sebagai
penyokong/ penguat Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah
(sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai satu-
satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya
agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran 3: 19)
3. Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia
dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena
berasal dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-
Nya. Firman Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan pencipta alam semesta: “Dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Dia hidupkan bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al Baqarah 2: 163-164)
Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh sisi kehidupan. Islam adalah
negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan,
dan jihad dan dakwah. Ia adalah aqidah yang lurus, tidak kurang atau tidak lebih. Dan Allah
SWT sudah berfirman melalui Rasulullah SAW, bahwa sebelum hari kiamat datang, Islam
akan menjadi jaya atau mengalami zaman keemasan, dengan dipimpin oleh Isa as dan Imam
Mahdi. Sehingga meskipun saat ini Islam melemah karena penganut-penganutnya, namun
janji Allah SWT akan membuktikan bahwa masa keemasan Islam itu adalah bentuk dari
kesempurnaan Islam.

2.3 Islam Memerangi Kekerasan dan Ketidakmanusiaan


Kekerasan adalah perbuatan yang bersifat memaksa dalam arti kata memaksakan
kehendak dengan cara memerintah ataupun permohonan yang harus dilaksanakan atau wajib
untuk dilaksanakandan apabila perintah itu tidak dilaksanakan maka ada konsekuensi atau
tindakan-tindakan yang berupa kekerasan. Kekerasan yang dilakukan dapat berbagai bentuk,
seperti kekerasan emosional, kekerasan fisik dan sebagainya yang dapat menimbulkan
tindakan ketidakmanusiaan. Sejak kehadiran islam di muka bumi, islam telah
memperkenalkan dirinya sebagai agama yang sangat dekat dan akrab dengan sesama manusia.
Kehadirannya di tunjukan untuk memberikan sesuatu yang berguna bagi islam dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya, sejahterah di dunia dan akhirat. Secara etimologi Islam berasal
dari bahasa arab, terampil dari kata salima yang berarti selamat sentausa. Berasal kata itu,
dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti
juga menyerahkan diri, patut, tunduk, dan taat. Taat kepada aturan agama dan Rasulullah
SAW dalam rangka menuju terciptanya kedamaian dan kesalamatan.
Dalam Islam, tindakan anarkis atau kekerasan hukum nya adalah haram dan terlarang.
Karena hal itu akan mendatangkan berbagai macam fitnah di tengah-tengah masyarakat.
Tidak mungkin akan tercipta kedamaian, keharmonisan, dan kerukunan apabila tindakan
anarkis terjadi di mana-mana. Contohnya, dalam kondisi konflik dan perang, jelas semua
orang akan merasakan tidak aman, nyaman, dan tenteram. Karena kehidupan masyarakat
dibayang-bayangi dan dihantui rasa ketakutan dan kematian. Oleh karena itu, ketika terjadi
pembunuhan pertama yang menimpa anak Adam, langsung Allah SWT melarang keras
tindakan pembunuhan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di muka bumi. Sehingga
Alqur'an melukiskan, apabila manusia membunuh seorang manusia, maka seperti membunuh
semua manusia yang ada di dunia ini, dan jika manusia menjamin kelangsungan hidup
manusia lainnya, maka seperti memberikan jaminan hidup bagi seluruh ma nusia yang ada di
muka bumi ini. Allah SWT juga menegaskan: "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum)
bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang
itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semua nya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah
itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau di buang dari negeri (tempat
kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu peng hinaan untuk mereka di dunia, dan di
akhirat mereka memperoleh siksaan yang besar" (QS. Al-Maidah [5]:32-33).
Islam datang dengan membawa kedamaian, bukan saja hanya pemeluknya melainkan
semua agama yang berada di muka bumi ini. Bahkan Islam menyajung asas perdamaian dan
menetapkan hubungan aman dan damai antarsesama manusia, ia menghormati dan
memuliakan manusia, terlepas dari perbedaan bangsa, warna kulit, agama, bahasa ibu, negara,
asal daerah dan kedudukan sosial mereka. Namun sering kali, banyak kejadian dan fenomena
yang terjadi dimana Islam hanya di jadikan kambing hitam oleh suatu kelompok tentu atau
orang-orang tertentu dengan menjadikan Islam sebagai agama kekerasan, mereka lakukan itu
hanya untuk mendapatkan tujuan dan keinginan mereka. Ambisi mereka untuk menjadikan
Islam sebagai agama yang anti kekerasan dan anti ketidakmanusiaan, membuat pandangan
yang buruk bahkan memunjukkan ambiugitas diantara para pemeluk agama lain. Sebenarnya,
tidak ada satu agama pun yang membolehkan tindakan kekerasan. Apa lagi agama Islam yang
mewujudkan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil-'alamin). Dengan demikian, kekerasan
atas nama agama itu boleh jadi yang tampak ke permukaannya saja. Sedangkan penyebab
utamanya bisa saja ketidakadilan, kesenjangan ekonomi, kedzaliman, tidak adanya kepastian
hukum, dan ketidaktegasan aparat pemerintah. Namun, selaku masyarakat yang beragama,
kita tetap dilarang untuk melakukan tindakan kekerasan dengan alasan apapun, karena tidak
akan menyelesaikan masalah. Allah SWT pun dengan tegas melarang tindakan kekerasan
sekalipun atas nama agama. Adapun beberapa sikap dan upaya dalam menghadapi kekerasan
yang mengatasnamakan negara, diantaranya :
1. Meningkatkan deteksi dini terhadap berbagai peristiwa yang potensial menjadi pemicu
munculnya aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama atau kelompok;
2. Menghimbau kepada instansi terkait (pemerintah atau non pemerintah) untuk berupaya
mencegah mengeluarkan kebijakan yang dapat memicu terjadinya aksi kekerasan masa
dengan mengatasnamakan agama atau kelompok;
3. Melakukan sosialisasi tentang upaya mewujudkan keharmonisan antar warga masyarakat
bersama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, sehingga dapat dihasilkan kesamaan
pandang tentang makna keharmonisan;
4. Melakukan kaji ulang terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang potensial menjadi
pemicu munculnya kondisi disharmonis di tengah-tengah masyarakat;
5. Melakukan berbagai aksi sosial dan keagamaan yang ditujukan untuk membangun dan
menumbuhkembangkan rasa solidaritas dan harmonitas antar umat beragama
(masyarakat)
Pemberian dukungan dari berbagai kalangan, legislatif, eksekutif, dan yudikatif, tidak
terkecuali tokoh agama dan tokoh masyarakat, terhadap setiap tindakan tegas yang akan
dilakukan guna mencegah kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan kelompok,
sehingga setiap tindak tegas tidak dianggap sebagai pelanggaran HAM.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Radikalisme bukan sekadar tantangan bagi umat
Islam, melainkan seluruh umat beragama. Beberapa langkah penanganan radikalisme yang
meliputi mendorong pemerintah daerah membuat regulasi untuk melawan radikalisme,
membentuk forum-forum kerukunan umat, tim terpadu melaksanakan pemantauan terhadap
pelaku aksi radikalisme, aparat di daerah harus memantau keberadaan kelompok-kelompok
tertentu yang berpotensi membawa paham radikal, dan pemerintah harus mendorong semua
pihak untuk bersama menangkal radikalisme.
Islam, berasal dari kata “aslama-yaslimu-islama”, yang artinya tunduk, patuh, dan
menyerahkan diri. Kata islam terambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya
selamat, tidak tercela. Islam merupakan agama Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Agama Islam adalah agama yang yang di wahyukan oleh Allah SWT
untuk mengenal dan taat kepada-Nya. Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup
seluruh sisi kehidupan. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan
kekuatan, kasih sayang dan keadilan, dan jihad dan dakwah. Kesempurnaan Islam ini ditandai
dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya),
dan syumuliyatul makan (semua tempat).
Agama Islam merupakan agama Ad-dinul Islam berarti kesejahteraan atau keselamatan
di dunia maupun di akhirat bagi umat Islam. Islam datang dengan membawa kedamaian,
bukan saja hanya pemeluknya melainkan semua agama yang berada di muka bumi Bahkan
Islam menyajung asas perdamaian dan menetapkan hubungan aman dan damai antarsesama
manusia, ia menghormati dan memuliakan manusia, terlepas dari perbedaan bangsa, warna
kulit, agama, bahasa ibu, negara, asal daerah dan kedudukan sosial mereka. Dalam Islam,
tindakan anarkis atau kekerasan hukum nya adalah haram dan terlarang. Karena hal itu akan
mendatangkan berbagai macam fitnah di tengah-tengah masyarakat. Selaku masyarakat yang
beragama, kita tetap dilarang untuk melakukan tindakan kekerasan dengan alasan apapun,
karena tidak akan menyelesaikan masalah. Allah SWT pun dengan tegas melarang tindakan
kekerasan sekalipun atas nama agama.
Adapun beberapa sikap dan upaya dalam menghadapi kekerasan yang
mengetasnamakan agama diantaranya meningkatkan deteksi dini terhadap berbagai peristiwa
yang potensial menjadi pemicu munculnya aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama
atau kelompok, menghimbau kepada instansi terkait untuk berupaya mencegah mengeluarkan
kebijakan yang dapat memicu terjadinya aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama,
melakukan sosialisasi tentang upaya mewujudkan keharmonisan antar warga masyarakat,
melakukan kaji ulang terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang potensial menjadi pemicu
munculnya kondisi disharmonis, dan melakukan berbagai aksi untuk membangun rasa
solidaritas antar umat beragama.

3.2 Saran
Dalam kehidupan ini kita tidak hanya satu agama saja, terdapat banyak agama dan
kepercayaan yang dianut umat manusia. Kita harus meningkatkan rasa toleransi dan
harmonisasi agar dapat tercipta kehidupan yang aman dan damai. Kita harus saling
menghargai dan menghormati antar umat beragama. Dengan demikian, kasus-kasus atau
tindakan-tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadiyah.id. 2011. Islam Agama Sempurna dan Diridhai Tuhan. URL: https://ahmadiyah.id/
pustaka/brosur/islam-agama-sempurna-dan-diridhai-tuhan. Diakses tanggal 9 November
2020.
FaktadanLogika.blogspot.com. 2015. Bukti Agama Islam Sempurna. URL:
http://faktadanlogika.blogspot.com/2015/08/bukti-islam-agama-sempurna.html?m=1.
Diakses 9 November 2020
Gultom, Elisatris. 2011. Mencegah Aksi Kekerasan Berlatarbelakang Agama. URL:
https://elisatris.wordpress.com/mencegah-aksi-kekerasan-berlatarbelakang-agama/. Diakses
tanggal 9 November 2020.
Rumadan, Salmiwati. 2019. Islam Anti Kekerasan sebagai Agama yang Damai. URL:
https://www.kompasiana.com/salmiwati91843/5d0e1d97097f36553378b123/islam-anti-
kekerasan-sebagai-agama-yang-damai. Diakses tanggal 9 November 2020.
Rohman, Dudung Abdul. 2015. Khotbah Jumat-Islam Melarang Tindak Kekerasan. URL:
https://republika.co.id/berita/koran/news-update/15/11/19/ny23t420-khotbah-jumat-islam-
melarang-tindakan-kekerasan. Diakses tanggal 9 November 2020.
Roji, Kotamad. 2012. Islam Agama Sempurna dan Lengkap. URL:
https://kotamad.wordpress.com/2012/01/30/islam-agama-sempurna-dan-lengkap/. Diakses
tanggal 9 November 2020.
Tedi, Kh. 2010. Radikalisme Tantangan Seluruh Umat Beragama. URL:
https://elsaonline.com/radikalisme-tantangan-seluruh-umat-beragama/. Diakses tanggal 9
November 2020.
Thoyyib, M. (2018). RADIKALISME ISLAM INDONESIA. 16.

Yusron. 2020. Pengertian Gama Islam. URL: https://belajargiat.id/islam/. Diakses 9 November


2020.
Yunus, A. F. (2017). Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama
Islam. Jurnal Online Studi Al-Qur an, 13(1), 76–94. https://doi.org/10.21009/JSQ.013.1.06
Zahro, Lailatuz. 2017. Pengaruh Pemahaman Agama terhadap Perilaku Santri di Madrasah
Diniyah Tarbiyatul Ulum Nglebeng Panggul Trenggalek. Skripsi. IAIN Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai