Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

TRANSPOSON BAKTERI

Mata Kuliah : Biologi Molekuler

Dosen Pengampu : Elsie, S.Si., M.Si.

Disusun oleh :

Dwi Kartika Sari (180202002)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................1

Bab I Pendahuluan...........................................................................................2

I.1 Definisi Dan Karakteristik Transposon..................................................2

I.2 Tipe-Tipe Transponson.........................................................................3

Bab II Isi............................................................................................................5

2.1 Mekanisme Transposisi Pana Transponson Tn3..................................

Bab III Penutup.................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..........................................................................................7

Daftar Pustaka..................................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Definisi dan Karakteristik Transposon

Transposisi dapat menyebabkan terjadinya penyusunan kembali


(rearrangement) genom suatu jasad. Hal ini dapat terjadi, misalnya karena ada
dua duplikat (copy) transposon yang sama pada lokasi kromosom yang berbeda
sehingga dapat menyebabkan terjadinya rekombinasi antarduplikat transposon
tersebut. Rekombinasi semacam itu dapat membawa implikasi terjadinya delesi,
penyisipan, inversi, atau translokasi. Transposisi mempunyai peranan dalam
proses evolusi beberapa plasmid bakteri. Sebagai contoh, integrasi plasmid F
yang berasal dari E. coli ke dalam kromosom bakteri seringkali terjadi melalui
proses rekombinasi antara suatu transposon yang ada di dalam plasmid dengan
transposon yang homolog di dalam kromosom bakteri (Yuwono, 2005: ).

Elemen transposable (TE), juga dikenal sebagai " gen pelompat ", adalah
urutan DNA yang berpindah dari satu lokasi pada genom ke lokasi lain. Unsur-
unsur ini pertama kali diidentifikasi lebih dari 50 tahun yang lalu oleh ahli
genetika Barbara McClintock dari Cold Spring Harbor Laboratory di New York.
Ahli biologi awalnya skeptis terhadap penemuan McClintock. Namun, selama
beberapa dekade berikutnya, menjadi jelas bahwa TE tidak hanya "melompat",
tetapi mereka juga ditemukan di hampir semua organisme (baik prokariota
maupun eukariota) dan biasanya dalam jumlah besar. Misalnya, TE membentuk
sekitar 50% genom manusia dan hingga 90% genom jagung (SanMiguel, 1996).

Elemen Tn3 merupakan elemen dari kelompok transposon yang memiliki


ulangan ujung terbalik. Elemen Tn3 ini lebih besar daripada elemen IS,
mengandung struktur yang disebut Cointegrate. Transposon dari keluarga Tn3
membentuk kelompok elemen transposabel bakteri yang tersebar luas dan
sangat homogen dalam hal fungsi transposisi dan sistem yang sangat serbaguna

3
untuk memediasi penyusunan kembali gen dan plastisitas genom karena
organisasi modularnya. 

Struktur transposon pada dasarnya terdiri atas gen transposase yang


diapit oleh sepasang urutan basa bukan pengkode yang disebut inverted repeat
(panjangnya 20-40 nukleotida). Gen transposase mengkode produksi enzim
transposase yang memberi cis sequence ke daerah inverted repeat sehingga
suatu transposon dapat pindah dari suatu lokasi ke lokasi lain dalam genom.

Enzim transposase memotong segmen DNA target pada suatu lokasi di


dalam genom dan menghasilkan segmen DNA yang tidak berpasangan.
Transposon tersebut kemudian dipotong atau direplikasikan pada tempat
semula. Transposon yang telah dipotong atau disalin kemudian dihubungkan
dengan ujung-ujung untai tunggal yang terletak pada segmen DNA yang
terpotong tersebut. Celah-celah yang terbentuk pada untai DNA tersebut akan
diisi kembali oleh DNA polimerase dan ditutup kembali dengan enzim ligase
(Hodgkin & Anderson 2006).

Transposon memiliki selektivitas yang berbeda-beda terhadap tempat


targetnya tetapi sebagian besar transposon dapat berpindah ke berbagai lokasi
di dalam DNA. Kemampuan untuk menyebarkan gen-gen tertentu ke seluruh
bagian genom membuat transposisi sepenuhnya berbeda dibandingkan dengan
mekanisme pencampuran genetik lainya. Transposon akan menimbulkan mutasi
apabila menyisip ke dalam urutan pengkode dari suatu gen atau ke dalam daerah
DNA yang mengatur ekspresi gen

I.2 Tipe-tipe transponson

Saat ini, para ilmuwan mengetahui bahwa ada banyak jenis TE yang
berbeda, serta sejumlah cara untuk mengkategorikannya. Salah satu divisi yang
lebih umum adalah antara TE yang membutuhkan transkripsi terbalik (yaitu,
transkripsi RNA menjadi DNA) untuk transpos dan yang tidak. Elemen
sebelumnya dikenal sebagai retrotransposon atau TE kelas 1, sedangkan yang

4
terakhir dikenal sebagai transposon DNA atau TE kelas 2. Sistem Ac/Ds yang
ditemukan McClintock termasuk dalam kategori yang terakhir. Kelas yang
berbeda dari elemen transposable ditemukan dalam genom organisme
eukariotik yang berbeda.

a DNA-mediated transposition
1. Bacterial replicative transposons, menyalin elemen DNA kemudian
menyisip ke dalam lokasi target yang baru, contohnya: Tn3, Phage
Mu
2. Bacterial cut-and-pasto transposons, pemotongan DNA di lokasi
asal kemudian menyisip ke lokasi baru, contohnya: Tn5, Tn10, Tn7,
IS911,Tn917
3. Eukaryotic transposons, pemotongan DNA di lokasi asal kemudian
menyisip ke lokasi yang baru, contohnya: P elements (Drosophilla),
hAT family elements dan Tc 1/Mariner elements (Watson dkk.
1995).

b. RNA-mediated transposons

1. Viral-like retrotransposons: transkripsi ke dalam RNA dari promoter


diikuti transkripsi balik dan penyisipan pada lokasi target,
contohnya: Ty elements (yeast)
2. Poly-A retrotransposon: transkripsi ke dalam RNA dari promoter
internal diikuti transkripsi balik primer target oleh pembelahan
endonuklease, contohnya: F dan G elements (Drosophilla), dan Alu
sequence (manusia) (Watson dkk. 1995).

5
BAB II

ISI

2.1 Mekanisme transposisi pana transponson Tn3

Transposisi pada Tn3 berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama


adalah transposase memediasi penggabungan antara dua molokul sehingga
membentuk struktur yang disebut cointegrate. Selama proses ini, transposon
mengalami replikasi dan masing-masing membentuk sambungan pada
cointegrate. Pada tahap kedua, pengkode tnpR memutuskan mediasi
rekombinasi pada lokasi yang spesifik antara dua Tn3 elemen. tahapan ini
muncul pada urutan di Tn3 yang disebut res, lokasi resolusi, dan menyebabkan
timbulnya dua molekul, masingmasing dengan kopian dari transposon.

Transposisi Replikatif

Tn3 mengandung dua gen yang berperan dalam transposisi. Tn3


ditransposisikan dengan proses dua langkah, masing-masing langkahnya
membutuhkan salah satu produk gen Tn3.

 Langkah pertama, kedua plasmid bergabung, dengan Tn3 replikasi,


untuk membentuk kointegrasi di mana mereka digabungkan melalui
sepasang salinan Tn3. Langkah ini membutuhkan rekombinasi antara
dua plasmid, yang dikatalisis oleh produk dari gen transposase Tn3
tnpA. Gambar 23.6 menunjukkan gambaran rinci tentang bagaimana
keempat DNA untaian yang terlibat dalam transposisi mungkin
berinteraksi untuk membentuk yang berkointegrasi. Gambar 23.5
dan 23.6 menggambarkan transposisi antara dua plasmid, tetapi
donor dan target DNA dapat berupa jenis DNA lain, termasuk DNA
fag atau kromosom bakteri itu sendiri.
 Langkah kedua dalam transposisi Tn3 adalah resolusi kointegrasi, di
mana kointegrasi terurai menjadi dua plasmid independen, masing-

6
masing membawa satu salinan Tn3. Langkah ini, dikatalisis oleh
produk dari gen resolvase tnpR, adalah rekombinasi antara situs
homolog pada Tn3 sendiri, disebut res situs. Beberapa baris bukti
menunjukkan bahwa transposisi Tn3 adalah proses dua langkah.
Pertama, mutan pada gen tnpR tidak dapat menyelesaikan
kointegrasi, sehingga menyebabkan pembentukan kointegrasi
sebagai produk akhir transposisi. Hal ini menunjukkan bahwa
kointegrasi biasanya perantara dalam reaksi. Kedua, bahkan jika gen
tnpR rusak, kointegrasi dapat diselesaikan jika fungsi gen tnpR
disediakan oleh molekul DNA lain — inangnya kromosom atau
plasmid lain, misalnya.

Transposisi nonreplikatif/konservatif

Transposisi secara konservatif tidak terjadi replikasi sehingga disebut


nonreplikatif, transposisi terjadi dengan cara pemotongan elemen transposon
dari kromosom atau plasmid dan transposon tersebut kemudian diintegrasikan
ke tempat yang baru (yuwono, 2005).

7
BAB III

KESIMPULAN

Transposisi adalah suatu proses perpindahan elemen genetik dari satu


lokus dalam suatu kromosom, plasmid, atau genom virus, ke bagian lain
kromosom yang sama, atau bahkan ke suatu lokus dalam kromosom lain

Banyak transposon mengandung gen selain dari yang diperlukan untuk


transposisi umumnya gen resistensi antibiotik. Sebagai contoh, Tn3 mengandung
gen yang memberikan resistensi ampisilin. Tn3 ditransposisikan dengan proses
dua langkah yakni transposisi replikatif dan transposisi nonreplikatif, masing-
masing langkahnya membutuhkan salah satu produk gen Tn3. Pada proses
(transposisi replikatif). Pertama transposon bereplikasi dan DNA donor menyatu
ke DNA target, membentuk kointegrasi. Pada langkah kedua, kointegrasi
dipecahkan menjadi dua DNA lingkaran, yang masing-masing memuat salinan
transpo son. Jalur alternatif, tidak digunakan oleh Tn3, sedangkan pada
transposisi nonreplikatif, di mana tidak ada replikasi dari transposon tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Albert. B, Brad D, Lewis J, Raff M, Watson JD. 1995. Molecular Biologi Of the Cell.
Gardland: New York.379-383

Anderson, E.T. & McFarlane, J. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori
dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

SanMiguel, P., et al. Nested retrotransposons in the intergenic regions of the


maize genome. Science 274, 765–768 (1996)

Weaver, Robert Franklin, 1942. Molecular Biology Fifth Edition. McGraw-Hill.


New York

Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai