S AKSEPTOR KB IMPLANT
DI PUSKESMAS SOWI KABUPATEN MANOKWARI
7. Riwayat KB
- Pernah mengikuti KB : Tidak pernah
- Jenis kontrasepsi :-
- Lama pemakaian :-
- Ikut KB atas kemauan : Diri Sendiri dan
Suami
- Tempat Pelayanan :-
- Keluhan selama memakai :-
- Pengetahuan Ibu tentang KB : ibu sudah mengetahui dan mengerti tentang
jenis KB, kelebihan dan kekurangan setiap KB karena telah diberikan KIE
saat nifas dan mencari informasi melalui sosial media
- Kontrasepsi yang digunakan sekarang : Tidak ada
8. Kebiasaan sehari – hari
- Obat – obatan / Jamu : Tidak ada
- Pola nutrisi
Sebelum menggunakan KB : 2-3 kali/ hari
- Merokok : Tidak ada
- Aktivitas sehari – hari
Di rumah : Mengurus rumah dan anak
Di luar rumah : Arisan dan jalan sore
- Pola istirahat / tidur
Siang : 1 jam
Malam : 7-8 jam
- Pola seksual
Frekuensi : 2-3 kali seminggu
Keluhan : Tidak ada
C. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB / TB : 58 kg / 160 cm
- Keadaan emosional : Stabil
- Tanda – tanda vital
Tekanan darah: 110/80 mmHg
Suhu tubuh : 36,7 ºC
Nadi : 82 x/mnt
Pernapasan : 20 x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Muka : Tidak tampak pucat dan tidak ada
sianosis
- Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah
muda
- Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar
tiroid, getah bening, dan vena jugularis
- Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada.
- Payudara : Tampak bersih. Tampak simetris, tidak
tampak retraksi
- Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, tidak
tampak asites
- Genetalia : Tidak ada perdarahan pervaginam
- Ekstremitas : Tampak simetris, tidak ada edema
b. Palpasi
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis
- Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
benjolan
- Abdomen : Tidak ada pembesaran, tidak teraba
massa
- Tungkai : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada varices
c. Auskultasi
- Paru – paru
Wheezing : Tidak ada
Ronchi : Tidak ada
- Jantung
Irama : Regular
Frekuensi : 65 x/mnt
d. Perkusi
- Refleks patella
Kanan / Kiri : + / +
3. Pemeriksaan khusus
a. Pemeriksaan inspecullo : Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
LANGKAH II
INTERPRETASI DATA DASAR
DIAGNOSA DASAR
S:
1. Ibu mengatakan berusia 25 tahun, baru
melahirkan anak pertama pada tanggal
23 Juli, ingin menunda kehamilan anak
kedua dan ingin menggunakan kb susuk
Ny. S Usia 25 Tahun P1A0 Akseptor Baru 2. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
KB Implant penyakit
3. Ibu mengatakan sudah mengetahui
dan mengerti tentang jenis KB,
kelebihan dan kekurangan setiap KB
karena telah diberikan KIE saat nifas
dan mencari informasi melalui sosial
media
O:
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tekanan darah : 110/80 mmHg
3. Suhu tubuh : 36,7 ºC
4. Nadi : 82 x/mnt
5. Pernapasan : 20 x/mnt
6. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas
normal
MASALAH DASAR
Tidak ada Tidak ada
LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN
MENGANTISIPASI PENANGANAN
Tidak ada data penunjang yang mendukung
LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada data penunjang yang mendukung
LANGKAH V
Tanggal : 1 September 2021 Pukul : 9.15 WIT
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional : Pasien memiliki hak memperoleh informasi secara benar dan jelas
mengenai kesehatan Klien, termasuk resume isi rekam medis jika diperlukan (pasal
62 (b) UU nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan)
2. Jelaskan kembali pada ibu tentang jenis-jenis alat kontrasepsi, manfaat, kelebihan dan
efek samping lalu berikan ibu kesempatan untuk menentukan alat kontrasepsi yang
akan digunakan
Rasional : Penelitian mengatakan bahwa pengetahuan ibu tentang kontrasepsi
mempengaruhi keputusan ibu dalam keikutsertaan program Keluarga Berencana
(KB).
3. Jelaskan kepada ibu prosedur tindakan yang akan dilakukan
Rasional : Pasal 61 UU Kebidanan Nomor 4 tahun 2019 menjelaskan tentang
kewajiban bidan dalam point (b) adalah memberikan informasi yang benar, jelas, dan
lengkap mengenai tindakan Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai
kewenangannya.
4. Lakukan informed consent kepada ibu
Rasional : Kewajiban bidan dalam memberikan asuhan adalah memperoleh
persetujuan dari klien atau keluarganya atas tindakan yang diberikan karena pasien
berhak utuk memberi persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan yang akan
dilakukan (pasal 62 (d)).
5. Lakukan tindakan pemasangan KB Implant
Rasional : Semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara berhati-hati dan
lembut, untuk mencegah infeksi maupun ekspulsi
6. Berikan KIE pasca pemasangan KB Implant
Rasional : Salah satu rencana asuhan pemasangan KB Implant yaitu pemberian
konseling pasca pemasangan, tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya infeksi pada
luka bekas insisi
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Rasional : Pasca pemasangan implant akan muncul keluhan memar, bengkak dan
nyeri di bagian lengan, maka diperlukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesik dan antibiotik
8. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang atau bila ada keluhan
Rasional : Jadwal kontrol ulang setelah pemasangan KB Implan yaitu 3 hari atau bila
ada keluhan
9. Lakukan pendokumentasian pada kartu kunjungan ulang KB
Rasional : Mendokumentasikan asuhan kebidanan sesuai standar merupakan salah
satu kewajiban bidan dalam menjalankan asuhan kebidana pasal 61 (e) UU Nomor 4
tahun 2019 tentang Kebidanan. Dokumentasi asuhan merupakan bukti otentik asuhan
yang dapat berfungsi sebagai alat komunikasi diantara pemberi layanan dan juga
sebagai bukti sah secara hukum atas asuhan yang diberikan.
LANGKAH VI
Tanggal : 1 September 2021 Pukul : 9.20 WIT
PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI
1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
Keadaan umum baik, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, pernapasan
20x/mnt, suhu 36,7 ºC dan hasil pemeriksaan fisik secara keseluruhan dalam batas
normal
2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang jenis-jenis alat kontrasepsi, manfaat, kelebihan
dan efek samping lalu memberikan ibu kesempatan untuk menentukan alat
kontrasepsi yang akan digunakan
a) Pil adalah alat kontrasepsi oral yang akan menggantikan produksi hormone
estrogen dan progesterone oleh ovarium. Manfaat : Dapat menekan hormone
ovarium selama siklus haid yang normal. Kelebihan : Siklus haid teratur, tidak
menggangu hubungan seksual dan dapat berhenti setiap saat. Efek Samping :
Kenaikan berat badan, jerawat, hipertensi dan sakit kepala.
b) KB Suntik adalah alat kontrasepsi suntik yang akan disuntikkan dibagian bokong
setiap 1 bulan atau 3 bulan. Manfaat : Mengentalkan lendir serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Keuntungan : tidak berpengaruh pada
hubungan seksual dan ASI, pemakaian jangka panjang, mencegah penyakit
kanker endometrium, KET dan radang panggul. Efek samping : Gangguan haid,
keputihan, jerawat, perubahan berat badan dan perubahan libido
c) IUD atau Spiral adalah alat kontrasepsi kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan di masukkan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. Manfaat : mencegah
pertemuan sperma dan ovum ke dalam alat reproduksi dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi. Kelebihan : pemakaian jangka panjang yaitu
5-10 tahun, tidak mempengaruhi hubungan seksual dan ASI. Efek samping :
Peruahan siklus haid, haid lebih lama/ banyak dan spotting
d) Implant adalah alat kontrasepsi berupa batang silastik yang dipasang dibawah
kulit. Manfaat : mengentalkan lendir serviks sehingga menganggu transportasi
sperma. Kelebihan : pemakaian jangka panjang yaitu 3 tahun, pengembalian
kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak mempengaruhi hubungan seksual
dan ASI. Efek samping : perubahan pola haid, peningkatan/ penurunan berat
badan, tidak melindungi dari penyakit IMS
e) Tubektomi dan Vasektomi adalah tindakan operasi dengan memotong tuba falopi
(pada pria) dan memotong vas deferens (pada wanita). Manfaat : Bersifat
permanen. Kelebihan : sangat efektif, tidak mempengaruhi hubungan seksual dan
ASI. Efek Samping : menyangkut resiko dan efek samping pembedahan, kadang
ada sedikit rasa nyeri setelah operasi, infeksi mungkin saja terjadi jika prosedur
operasi tidak benar.
4) Langkah 4
Pasang kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan
dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat
pemasangan dengan kain steril.
5) Langkah 5
Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi terhadap obat
anestesi, isi alat suntik dengan 1 ml obat anestesi (lidocaine 2%) ditambahkan
dengan 1 ml aquadest
6) Langkah 6
Suntikkan anestesi lokal 0,3 cc pada kulit (Intradermal) pada tempat insisi
yang telah di tentukkan sampai kulit sedikit menggelembung, sambil melihat
reaksi yang timbul selama 1 menit.
Jika tidak ada reaksi, teruskan penusukkan jarum kelapisan bawah kulit
(subdermal) sepanjang 4 cm, dan lakukan aspirasi untuk memastikan jarum
tidak masuk ke dalam pembuluh darah dan suntikkan obat intrakutan, tanpa
memindahkan/mengeluarkan jarum, masukkan ke subdermal. Hal ini akan
membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya dan dorong jarum
menelusuri bawah kulit hingga 4 cm, kemudian tarik jarum sambil
menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing 1 ml)
membentuk huruf V pada jalur pemasangan kapsul nomor 1 dan 2.
d. Pemasangan kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anestesi telah berlangsung dan sensasi
nyeri hilang.
1) Langkah 1
Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan scalpel atau ujung bisturi hingga
mencapai lapisan subdermal
2) Langkah 2
Masukkan ujung trokar (dengan sudut 300 dan bagian bawah) hingga
mencapai lapisan subdermal, kemudian luruskan trokar sejajar dengan
permukaan kulit. Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorong sampai batas
tanda 1( dekat pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi.
Dorong sedikit ujung kapsul hingga teraba ,setelah dipastikan batang kapsul
pada tempatnya di subdermal, maka tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar
hingga tanda 2 ( dekat ujung trokar)
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trocar ke arah lateral
kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula. Untuk memastikan kapsul
pertama bebas, kapsul kedua ditempatkan setelah trokar didorong kembali
mengikuti kaki V sebelahnya hingga tanda 1, kemudian dorong pendorong
sampai kapsul keluar dari trokar.
3) Langkah 3
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul telah
terpasang. Pastikan ujung dari kedua kapsul harus cukup jauh dari luka insisi.
4) Langkah 4
Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah di pastikan
tepat keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan pendarahan.
Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa betadine
e. Tindakan setelah pemasangan kapsul
1) Menutup luka insisi
Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid untuk menutup luka insisi,
periksa perdarahan. Lalu balut dengan kasa Rol agar kapsul tetap berada di
dalam kulit dan tidak mudah keluar
Selanjutnya buang sampah sekali pakai yang telah terkontaminasi oleh klien,
cuci alat lalu rendam dengan larutan klorin selama 10 menit dan sterilkan.
Cuci tangan segera dengan sabun dan air
2) Perawatan klien
Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak
umum yang mungkin terjadi selama pemasangan. Amati klien lebih kurang 15
sampai 20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain
sebelum memulangkan klien.