Makalah Sosantro Tri Pusat
Makalah Sosantro Tri Pusat
Disusun Oleh :
1. Alifariza Qurota'Ayun Ananta ( 210141601269 )
2. Edwin Satya Suhantyo ( 210141601270 )
3. Mohammad Ilham Ar Rasikh ( 210141601231)
4. Oktavia Eka Wulandari ( 210141601254 )
5. Robiatul Adawiyah ( 210141601224 )
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi dan
Antropologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah pengetahuan dan pengalaman
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zulkarnain, M. Pd, M. Si selaku
dosen Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada anggota kelompok yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan
makalah ini.
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat berlapang dada menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normative. Disisi lain proses perkembangan dan Pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses Pendidikan yang ada dalam disistem
Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tri pusat Pendidikan. Dengan kata
lain proses perkembangan Pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal
tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem Pendidikan formal dijalankan. Namun
juga tergantung pada lingkungan Pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
1.3 Tujuan
3. apakah tri pusat Pendidikan saling berkaitan, serta bagaimana peran keluarga dalam
Pendidikan.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui dan Memahami apa yang dimaksud dengan Tri Pusat Pendidikan
Pendidikan
PEMBAHASAN
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan”.
menyatakan “didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat
pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam
pergerakan pemuda”. Dari pendapat tersebut, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan yaitu
pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat yang diatur dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang
dan pelatihan. Perubahan tersebut tentu erat kaitannya dengan perubahan ragam sosial
tidak bisa terelakkan mengingat lembaga pendidikan baik formal, non formal maupun
informal merupakan agen sosial yang merupakan bagian dari sosiologi. Pendidikan
sebagai sebuah proses sosiologi, dimana didalamnya terdapat suatu kegiatan yang
dinamakan sosialisasi. Sedang sosiologi sendiri dipandang sebagai suatu ilmu yang
seorang individu melakukan proses penanaman atau transfer nilai, tata aturan, kebiasaan
bahkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah tatanan
Tri Pusat Pendidikan merupakan tiga sarana utama pendukung dalam pendidikan,
khususnya terhadap anak. Sarana tersebut meliputi rumah (keluarga), sekolah (guru), dan
dalam melaksanakan proses pendidikan. Dengan kata lain, visi dan misi ketiganya harus
sama. Kalau pun tidak sama, setidaknya dapat diselaraskan dan disinergiskan. Sehingga
satu sama lain dapat saling mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan masing-
masing. Dengan adanya kesinergisan, maka komunikasi yang terjalin pun tentunya
lancar.
Dari ketiga unsur tadi, tentunya yang mudah dilakukan dalam proses komunikasi
adalah rumah (keluarga) dengan sekolah (guru). Terlebih lagi pada saat sekarang, sudah
banyak media dan sarana yang memfasilitasi hubungan/komunikasi antara guru dan
orang tua, sehingga dapat terjalin dengan mudah. Namun, untuk komunikasi dengan
masyarakat dan lingkungan anak, tentunya tidak semudah komunikasi dengan pihak
sekolah. Orang tua harus mengetahui detil tentang pergaulan anak di luar sekolah dan
rumah.
Untuk itu, dalam membentengi lingkungan anak, maka peran dan tanggungjawab orang
kecil karena hubungan sedarah. Keluraga bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family:
ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain
seperti kakek, nenek, ipar dan lain sebagainya). Pada umumnya jenis kedualah yang
banyak dijumpai di indonesia. Meskipun pada mulanya ibu yang saling berpengaruh
dalam perkembangan anak, namun pada akhirnya anggota keluarga lainnya ikut
memengaruhi perkembangan anak. Di samping faktor iklim sosial itu, fakto-faktor lain
dalam keluarga juga ikut memengaruhi perkambangan anak seperti kebudayaan, tingkat
anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarga (Tirtahardja, 2004).
dalam ukuran yang relatif, telah diterima secara luas di kalangan masyarakat. Keluarga
merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat yang didalamnya
dan sikapnya dalam hidup dan dengan itu diperoleh ketenangan dan ketentraman
alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya
dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu
anak. Suasana pendidikan keluarga sangan perlu diperhatikan, sebab dari sinilah
yang diliputi cinta dan kasih simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan
c. Menanamkan dasar pendidikan moral. Dalam keluarga pula dasar dasar penanaman
moral bagi anak, yang tercermin dari kedua orang tua. Sebagai teladan yang dapat
dicotoh anak. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa, “Rasa
cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya
pekerti, terdapatlah didalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni,
basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak.
Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri
dari ayah ibu dan anak. Perkembangan rasa sosial anak didik sedini mungkin dengan
e. Peletak dasar –dasar keagamaan. Keluarga tak hanya menanamkan nilai- nilai moral,
tetapi juga nilai keagamaaan ke dalam pribadi anak. Masa kanak-kanak adalah masa
Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja, akan tetapi
keluarga ikut berperan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Dama UU
RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga
Pendidikan keluaraga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
face secara tetap; dalam kelompok yang de,ikian perkembangan anak dapat diikuti
dengan teliti oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan
2. Orang tua punya mtivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan
sosial orang tuanya. Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara
3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, orang tua
penting dan menentukan karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu
para ibu dalam tiap keluarga agar dapat mendidik anak-anaknya dengan optimal. Dan
ditegaskan lagi bahwa di samping pendidikan keluarga itu, keluarga juga seyogianya ikut
penitipan anak, sekolah, kursus, organisasi pemuda, dll). Keikutsertaan keluarga itu