Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TRI PUSAT PENDIDIKAN DAN PERAN KELUARGA


KAITANNYA DENGAN SOSIOLOGI

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan


yang diampu oleh Dr. Zulkarnain, M. Pd, M. Si

Disusun Oleh :
1. Alifariza Qurota'Ayun Ananta ( 210141601269 )
2. Edwin Satya Suhantyo ( 210141601270 )
3. Mohammad Ilham Ar Rasikh ( 210141601231)
4. Oktavia Eka Wulandari ( 210141601254 )
5. Robiatul Adawiyah ( 210141601224 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang

Tri Pusat Pendidikan dan peran keluarga kaitanya dengan sosiologi.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi dan

Antropologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah pengetahuan dan pengalaman

untuk para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Zulkarnain, M. Pd, M. Si selaku

dosen Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada anggota kelompok yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat berlapang dada menerima segala

kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Malang, 12 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia

menurut ukuran normative. Disisi lain proses perkembangan dan Pendidikan manusia

tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses Pendidikan yang ada dalam disistem

Pendidikan formal ( sekolah ) saja. Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses

Pendidikan juga meliputi Pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tri pusat Pendidikan. Dengan kata

lain proses perkembangan Pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal

tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem Pendidikan formal dijalankan. Namun

juga tergantung pada lingkungan Pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Tri Pusat Pendidikan ?

2. Apa Kaitan Tri Pusat Pendidikan dengan Sosiologi Pendidikan ?

3. Apakah Tri Pusat Pendidikan saling berkaitan ?

4. Bagaimana Peran Keluarga dalam Pendidikan ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah Dipaparkan,Tujuan Keseluruhan Dari

Makalah ini adalah :


1. apa yang dimaksud dengan tri pusat Pendidikan?,

2. apa kaitan tri pusat Pendidikan dengan sosiologi Pendidikan dan

3. apakah tri pusat Pendidikan saling berkaitan, serta bagaimana peran keluarga dalam

Pendidikan.

1.4 Manfaat

1. Mengetahui dan Memahami apa yang dimaksud dengan Tri Pusat Pendidikan

2. Mengetahui dan Memahami Keterkaitan Tripusat Pendidikan dengan Sosiologi

Pendidikan

3. Mengetahui dan Memahami Keterkaitan Tri Pusat Pendidikan

4. Mengetahui dan Memahami bagaimana peran keluarga dalam Pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tri Pusat Pendidikan

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional Bab II Pasal 2 dicantumkan tujuan pendidikan nasional yaitu

“Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan”.

Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan

keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan pendidikam

keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal) masyarakat (pendidikan non

formal) Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan

menyatakan “didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat

pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam

pergerakan pemuda”. Dari pendapat tersebut, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan yaitu

pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat yang diatur dalam

sistem pendidikan nasional UU No. 20 Tahun 2003.

2.2 Keterkaitan Tri Pusat Pendidikan dengan Sosiologi Pendidikan


Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah

pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan pengajaran

dan pelatihan. Perubahan tersebut tentu erat kaitannya dengan perubahan ragam sosial

masyarakat, sehingga menyebabkan manfaat sosiologi menjadi penting dalam

mendampingi proses-proses pendidikan. Dalam proses pendidikan, kegiatan sosialisasi

tidak bisa terelakkan mengingat lembaga pendidikan baik formal, non formal maupun

informal merupakan agen sosial yang merupakan bagian dari sosiologi. Pendidikan

sebagai sebuah proses sosiologi, dimana didalamnya terdapat suatu kegiatan yang

dinamakan sosialisasi. Sedang sosiologi sendiri dipandang sebagai suatu ilmu yang

mengkaji tentang kehidupan masyarakat. Proses sosialisasi merupakan kegiatan dimana

seorang individu melakukan proses penanaman atau transfer nilai, tata aturan, kebiasaan

bahkan kebudayaan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah tatanan

masyarakat atau kelompok.

2.3 Keterkaitan Tri Pusat Pendidikan

Tri Pusat Pendidikan merupakan tiga sarana utama pendukung dalam pendidikan,

khususnya terhadap anak. Sarana tersebut meliputi rumah (keluarga), sekolah (guru), dan

masyarakat (lingkungan). Kita ketahui bahwa pendidikan yang berkembang di rumah

(keluarga) termasuk pada pendidikan informal. Pendidikan yang berkembang di sekolah

termasuk pada pendidikan formal.

Ketiga sarana pendidikan  tersebut haruslah sejalan dan senantiasa beriringan

dalam melaksanakan proses pendidikan. Dengan kata lain, visi dan misi ketiganya harus

sama. Kalau pun tidak sama, setidaknya dapat diselaraskan dan disinergiskan. Sehingga

satu sama lain dapat saling mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan masing-
masing. Dengan adanya kesinergisan, maka komunikasi yang terjalin pun tentunya

lancar.

Dari ketiga unsur tadi, tentunya yang mudah dilakukan dalam proses komunikasi

adalah rumah (keluarga) dengan sekolah (guru). Terlebih lagi pada saat sekarang, sudah

banyak media dan sarana yang memfasilitasi hubungan/komunikasi antara guru dan

orang tua, sehingga dapat terjalin dengan mudah. Namun, untuk komunikasi dengan

masyarakat dan lingkungan anak, tentunya tidak semudah komunikasi dengan pihak

sekolah. Orang tua harus mengetahui detil tentang pergaulan anak di luar sekolah dan

rumah.

Untuk itu, dalam membentengi lingkungan anak, maka peran dan tanggungjawab orang

tua serta guru sangat diperlukan.

2.4 Peran Keluarga Dalam Pendidikan

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah keluarga

kecil karena hubungan sedarah. Keluraga bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family:

ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain

seperti kakek, nenek, ipar dan lain sebagainya). Pada umumnya jenis kedualah yang

banyak dijumpai di indonesia. Meskipun pada mulanya ibu yang saling berpengaruh

dalam perkembangan anak, namun pada akhirnya anggota keluarga lainnya ikut

memengaruhi perkembangan anak. Di samping faktor iklim sosial itu, fakto-faktor lain

dalam keluarga juga ikut memengaruhi perkambangan anak seperti kebudayaan, tingkat

kemakmuran, keadaan perumahan dan lain sebagainya. Dengan demikian perkembangan

anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarga (Tirtahardja, 2004).

Keluarga memiliki peran penting dalam pendidikan anak dan berpengaruh

terhadap kepribadian anak. Adiwikarta (1988:69) mengatakan bahwa pengaruh keluarga


terhadap kegiatan pendidikan dalam keluarga kepribadian anak itu besar, meskipun

dalam ukuran yang relatif, telah diterima secara luas di kalangan masyarakat. Keluarga

merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat yang didalamnya

hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya bersifat langsung. Di situlah

perkembangan individu dan terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan.

Melalui interaksi tersebut diperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi

dan sikapnya dalam hidup dan dengan itu diperoleh ketenangan dan ketentraman

(Langgulung, 1995). Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara

alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya

dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang

sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu

keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan

kearah penbentukan pribadi yang utuh.

Peran Keluarga Dalam Pendidik :

a. Pengalaman pertama masa kanak-kanak. Lembaga pendidikan keluarga memberikan

pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi

anak. Suasana pendidikan keluarga sangan perlu diperhatikan, sebab dari sinilah

keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya dintentukan.

b. Menjamin kehidupan emosional anak. Suasana dalam keluarga merupakan suasana

yang diliputi cinta dan kasih simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan

tentram, suasana percaya mempercayai.

c. Menanamkan dasar pendidikan moral. Dalam keluarga pula dasar dasar penanaman

moral bagi anak, yang tercermin dari kedua orang tua. Sebagai teladan yang dapat
dicotoh anak. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa, “Rasa

cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya

sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristinewa pendidikan budi

pekerti, terdapatlah didalam hidup keluarga dalam sifat yang kuat dan murni,

sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya.”

d. Meberikan dasar pendidikan sosial. Dalam kehidupan kekeluargaan, merupakan

basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak.

Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri

dari ayah ibu dan anak. Perkembangan rasa sosial anak didik sedini mungkin dengan

menumbuhkan rasa tolong menolong, gotong royong secara kekeluargaan.

e. Peletak dasar –dasar keagamaan. Keluarga tak hanya menanamkan nilai- nilai moral,

tetapi juga nilai keagamaaan ke dalam pribadi anak. Masa kanak-kanak adalah masa

yang paling baik untuk meresapkan dasar dasar hidup beragama.

Fungsi dan peranan keluarga, di samping pemerintah dan masyarakat dalam

Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluarga saja, akan tetapi

keluarga ikut berperan dan bertanggung jawab terhadap pendidikan lainnya. Dama UU

RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga

dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni membangun manusia yang seutuhnya.

Pendidikan keluaraga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang

diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai

budaya,nilai moral, dan keterampilan. Vembriarto (1990:45) mengatakan bahwa kondisi

yang menyebabkan pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak

dikarenakan oleh beberapa hal berikut.

1. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi face-to-

face secara tetap; dalam kelompok yang de,ikian perkembangan anak dapat diikuti
dengan teliti oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan

sosial lebih mudah terjadi.

2. Orang tua punya mtivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan

buahcinta kasih hubungan suami-istri. Anak merupakan perluasan biologis dan

sosial orang tuanya. Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara

orang tua dengan anak.

3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, orang tua

memainkan peran sangat penting terhadap sosialisasi anak.

Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat pendidikan yang

penting dan menentukan karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu

para ibu dalam tiap keluarga agar dapat mendidik anak-anaknya dengan optimal. Dan

ditegaskan lagi bahwa di samping pendidikan keluarga itu, keluarga juga seyogianya ikut

mendukung program-program lingkungan pendidikan lainnya ( kelompok bermain,

penitipan anak, sekolah, kursus, organisasi pemuda, dll). Keikutsertaan keluarga itu

daoat pada tahap perencanaan, pemantauan, dan dengan berbagai cara.

Anda mungkin juga menyukai