MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS KULIAH
Oleh:
Miftakhul Jannah
(NIM 20202001480260)
( NIM 20202001480263)
FAKULTAS TARBIYAH
MARET 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmad, inayah, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
1. Ibu Hj. Khoirul Jazilah, M.Pd.I., yang telah membimbing dan memberikan
tugas makalah ini sehingga pengetahuan penulis makin bertambah dan dapat
bermanfaat kelak di kemudian hari.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat
bermanfaat juga bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................
A. Simpulan....................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1 Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), h. 73
2
Ibid, h. 73
1
Dengan adanya ide gagasana baru akan muncul pada kegiatan melukis hingga
mengeksplorasi lukisan yang menarik.
Tidak hanya itu, pendidikan seni untuk anak juga memiliki tujuan
tersendiri yaitu untuk meningkatkan kreativitas, kepekaan rasa serta
kemampuan mengutarakan pendapat melalui berkarya seni. Artinya anak-
anak belajar seni bukan ditujukan untuk menjadikan mereka seniman.
Keterampilan berkarya seni sebenarnya seperti keterampilan berbicara.
Melalui seni anak dapat mengutarakan pendapatnya dalam bentuk gambar
atau lainnya. Memahami karya seni anak tidak seperti memahami lukisan
orang dewasa yang penuh dengan penataan warna dan bentuk-bentuk yang
jelas. Lukisan anak adalah media untuk mengutarakan pendapatnya, di
dalamnya terkandung seribu makna yang tidak dipunyai oleh orang tua. Anak
melukis selayaknya bermain kertas atau benda-benda mainan yang lain.
Sebagai pendidik maka harus mempunyai prinsip atau cara tersendiri
agar anak dapat menghasilkan lukisan dengan sekreatif mungkin, sehingga
kemampuan mengasah otak dengan mengembangkan motorik halusnya dapat
berjalan sesuai harapan. Persiapannya juga harus mendalam mulai dari bahan,
peralatannya, teknik yang akan digunakan pada anak usia dini semua sudah
ada dan sudah ditentukan sesuai dengan umur anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, rumusan masalah
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan manfaat melukis bagi anak usia dini ?
2. Peralatan dan teknik melukis bagi anak usia dini ?
3. Bagaimana gagasan melukis bagi anak ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dibuatnya makalah ini
adalah untuk :
1. Mengetahui tentang pengertian dan manfaaat melukis bagi anak usia dini
2. Mengetahui peralatan dan teknik melukis bagi anak usia dini
3. Mengetahui gagasan melukis bagi anak.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Adapun menurut Boo Yeun Lim melukis adalah kegiatan yang
menarik dan bagian penting dari kurikulum yang terintegrasi dalam
pendidikan anak usia dini.5
Sedangkan Muharram dalam Tika Mardiana mengemukakan
bahwa melukis adalah membuat gambar, melukis dengan tiruan barang
(orang, binatang dan tumbuhan) yang dibuat dengan cat, tinta, potret
dengan gambar angan-angan dan lukisan yang terbayang ( dikhayalkan).6
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa melukis
merupakan kegiatan memvisualkan (membayangkan atau menyatakan
bentuk) dengan ide atau gagasan yang menggunakan cat, kuas, kertas
atau kanvas mempunyai unsur warna dimana kegiatan tersebut dapat
mengekspresikan diri anak dalam bentuk gambar. Kata lukis berarti
bayangan, serta mengandung banyak imajinasi. Maksudnya melukiskan
berarti membayangkan, seperti membayangkan objek yang ada di depan
mata yang dikaitkan, diimajinasikan, serta diasosiasikan dengan objek
yang ada serta yang pernah ada dalam ingatan. Ungkapan ini bisa berupa
gambar yang dapat di lihat.
Hakekat pembelajaran melukis haruslah berpusat pada anak,
menyenangkan, suka rela, serta bermakna dalam bermain sambil belajar.
Menurut bruner dalam Shinta Purnama Sari bermain berfungsi sebagai
sarana untuk mengembangkan kreativitas pada anak fleksibilitas.7 Yang
terpenting pada saat bermain adalah makna bermain dan bukan hasil
akhir.
4
Anak tidak memikirkan tujuan yang dicapai, akan tetapi lebih banyak
mencoba, untuk memadukan berbagai pengalaman baru, suasana yang
nyaman, serta menyenangkan.
2. Manfaat Melukis bagi Anak Usia Dini
Di dalam melukis pada anak usia dini terdapat banyak manfaat.
Hajar Pamadhi dalam Shinta Purnama Sari menyebutkan bahwa ada
sembilan manfaat melukis bagi perkembangan anak yaitu:
a. Melukis sebagai media mencurahkan perasaan
Melukis bagi anak terdapat curahan perasaan yang
dituangkan dalam bentuk warna yang dilukiskan. Salah satu warna
yang digunakan anak yaitu kontraks, kombinasi, dan susunan
warna juga sebagai salah satu simbol untuk menyatakan sesuatu.
Sebagian anak telah mampu mengolah warna dengan jelas dan
enak, mereka telah dapat mencoba mengkombinasikan atau
menyusun warna sesuai dengan rasa, serta telah dapat
menggunakan karya dan warna sebagai simbol untuk menyatakan
sesuatu. Selain itu, sebagian anak juga telah mampu mencampur
warna, baik pastel maupun cat air sebelum digunakan. Teori warna
menjelaskan bahwa warna mempunyai simbol dan kesan rasa
sebagai berikut :
1) Warna panas, dikatakan warna panas karena kelompok warna
ini dapat mempengaruhi kesan tenang. Kelompok warna panas
adalah merah, kuning, orange, putih.
2) Warna dingin, dikatakan dingin karena kelompok warna ini
dapat mempengaruhi kesan sejuk. Kelompok warna dingin
adalah biru, hijau.
5
Media cerita ini sebagai alat komunikasi dengan orang lain tentang
pengalaman apa yang diwujudkan anak dalam karya yang
dibuatnya sendiri. Hasil lukisan atau karya kadang tak berbentuk
ataupun susah dipahami oleh orang lain sebagai ungkapan anak
serta cerita yang telah disampaikan. Namun, ada juga anak yang
susah untuk bercerita lewat lukisan kalau tidak ada contohnya
maka, sebagai seorang pendidik maka dapat melakukan pengarahan
kepada anak sebagai berikut :
1) Mencegah anak untuk menggambar yang tidak bermanfaat.
2) Menerangkan secara logika, bahwa bentuk-bentuk yang dibuat
telah menjelaskan cerita-cerita yang diinginkan. Dalam artian,
menerangkan secara logika yang bisa dipahami anak usia dini.
3) Memeberi contoh dengan gambar.
c. Melukis sebagai alat bermain
Melukis bagi anak-anak juga disebut alat untuk bermain,
anak sering menggunakan warna untuk media bermain. Dengan
berbagai permainan warna seperti mengecap, menempel, meniup
serta menumpukan warna sehingga bisa mengubah suatu bentuk
yang sangat bermakna.
d. Melukis dapat melatih ingatan
Melukis merupakan gambaran bayangan suatu hal yang ada
dalam pikiran pelukis. Seperti halnya pengalaman yang
menyenangkan, menyedikan hingga menjengkelkan dan beberapa
kejadian yang telah masuk dalam ingatan anak (memori) biasanya
akan muncul ketika bentuk, warna, baju, permainan, perilaku orang
atau kata-kata bujukan menuju ingatannya. Pengalaman atau
kejadian tersebut dapat masuk ke dalam ingatan bagi anak dan
semua yang ada dalam ingatan itu bisa dimunculkan ketika anak
melukis.
e. Melukis melatih berfikir komprehensif (menyeluruh)
6
Kaitan melukis dengan perkembangan berpikir maupun
perkembangan perasaan tinggi. Ketika anak akan mencari ide dan
gagasan, pikiran anak akan menjangkau terlebih dahulu objek yang
akan ditampilkan, contohnya: Melukis keramaian kota. Saat
berpikir, anak akan membayangkan kota yang pernah dilihat,
sehingga mungkin ada dalam satu anak yang dalam lukisannya
akan menampilkan hiruk-pikuknya suasana kota. Sedangkan pada
lukisan dari anak yang lain, akan menggambarkan hasil pikirannya
tentang salah satu peristiwa yang menarik perhatiannya dari
keramaian kota, misalnya adanya tabrakan mobil dan ditampakkan
salah satu supir atau pengendara yang terluka. Kemungkinan
lukisan yang lain hanya mengungkapkan satu orang anak yang lari
mengejar orang tuanya sambil menangis.
f. Melukis sebagai media sublimasi perasaan
Melukis sebagai media untuk mencurahkan ungkapan
perasaan terhadap peristiwa melalui warna yang digabungkan pada
gambar dengan menggambar sebuah kejadian terhadap suatu
peristiwa. Dengan begitu maka bentuk kejujuran atas kejadian
sekaligus salah satu catatan terhadap kejadian tersebut.
g. Melukis melatih keseimbangan
Secara keseluruhan cara membayangkan sesuatu oleh anak
dianggap sebagai kegiatan menyeimbangkan antara objek dengan
emosi. Pada kesempatan ini terjadi peristiwa yang bersamaan,
sebab pikiran dan perasaan masih menyatu. Ketika pikiran dan
perasaan telah mulai memisah, unsur bentuk kemungkinan akan
menonjol, karena berjalan sesuai dengan perkembangan
pengamatan anak. Pikiran anak dapat tertuangkan dengan jelas,
mungkin berupa keinginannya atau kemungkinan pernyataan
kesedihannya.
h. Melukis melatih kreativitas anak
7
Melukis salah satu kegiatan berfikir anak untuk
menyimbolkan gerakan pengalaman yang baru yang telah terjadi,
hingga cara berfikir anak luas dan bisa menuangkan ide yang bagus
serta imajinasi yang tinggi.
8 Hajar Pamadhi, Evan Sukardi, Seni Keterampilan Anak, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008) h. 3.10-3.19
8
1. Peralatan melukis anak
a. Pensil
Hasil lukisan dengan peralatan pensil ini anak akan tampak lukisan
dengan hasil goresan atau arsiran. Pada umumnya anak dapat
menggambar dengan cepat kemudian langsung ingin memberikan
warna pada gambarannya.
b. Pena atau sepidol
Alat ini digunakan untuk mengantarkan tinta sebagai pewarna
gambar. Ujung pena berbentuk runcing, tumpul bulat atau tumpul
patah lurus.
c. Kuas
Pada peralatan kuas ini sangatlah penting untuk di sediakan karena
merupakan peralatan utama saat melukis. Dari kuas terdapat
banyak sekali macam-macamnya oleh karena itu, pengajar harus
faham kuas yang cocok digunakan untuk anak usia dini.
d. Krayon pastel
Alat ini sebagai bahan untuk pewarna berbentuk batangan. Kesan
pastel sesuai dengan pegangannya, jika anda ingin membuat blok
kertas pembungkus pastel dilepas terlebih dahulu.
e. Cat Air
Untuk pembelajaran anak usia dini, cat air memang sudah umum
dan digunakan sebagai percobaan karena mengaplikasikan cat ini
tidak begitu rumit dan sangat mudah untuk dipraktekkan.
f. Arang
Pada prinsipnya alat gambar arang ini sama dengan pensil konte,
yaitu dengan menghitamkan terlebih dahulu kertas gambar,
kemudian menghapusnya. Karya gambar dengan arang relative
mudah terhapus oleh tangan.
g. Palet
Peralatan ini digunakan sebagai wadah cat air agar tidak
berserakan. Alat ini lebih umum digunakan untuk anak belajar
9
secara mandiri karena, wadah ini tergolong sangat minim untuk
dibuat bersamasama jadi, lebih baiknya untuk dibuat secara
mandiri.
h. Ranting pohon
Kesan yang ditimbulkan pena berbentuk formal, artinya garis yang
dihasilkan sesuai dengan bentuk ujung pena yang tersedia. Untuk
membuat bentuk yang artistic dengan kesan bervariasi dapat
menggunakan ranting pohon yang dipatahkan. Patahan ini akan
membentuk kesan yang dikehendaki sesuai dengan keinginan
(ekspresi).
i. Potongan pohon
Peralatan ini dimaksudkan untuk menjadi bahan saat ingin melukis,
karena dengan potongan pohon ini dapat dimanfaatkan untuk di
gambar kemudian di lukis menggunakan cat air untuk anak usia
dini.
j. Pup
Pup adalah sejenis alat buatan sendiri yang terbuat dari bahan kain
dan isi dari kain perca, busa (spons) atau kapas. Cara membuatnya:
sediakan kain ukuran 25 x 25 cm di tengah diisi dengan kain perca
atau busa kemudian tutupkan atau bungkuskan sehingga
membentuk bulatan. Bulatan yang sudah jadi tadi diikat dengan
kencang agar isi yang terbungkus tidak mudah lepas.
k. Jari tangan
Alat ini sangatlah umum dilakukan sorang anak, karena mayoritas
anak memiliki rasa ingin tahunya besar sehingga jari tanganlah
yang digunakan tanpa memperdulikan alat-alat lainnya. Akhirnya,
anak mencelupkan tangannya sendiri ke cat warna. Teknik melukis
langsung dengan pewarna tersebut dinamakan finger painting, yaitu
teknik melukis dengan jari tangan secara langsung tanpa
menggunakan bantuan alat.
l. Selotip
10
Mungkin banyak yang tidak menyadari untuk memkai selotip ini
pada saat melukis, tapi peralatan ini sangat penting digunakan
untuk bisa meltih kerapian dan kerajinan seorang anak. Dengan
cara memberikan batas di samping kertas atau kanvas yang
digunakan agar anak melukisnya bisa lebih rapi dan indah..
11
tersebut ditutup dengan kertas guna penekanan. Dalam hal ini
langkah dilanjutkan dengan menutup dan menekan kertas penutup
dengan tangan dan selanjutnya benang ditarik satu persatu. Hasil
yang ditimbulkan berupa bentuk bunga terompet.
d. Teknik ikat celup
Teknik ini menggunakan cara membuat ikatan-ikatan terlebih
dahulu, dan hasilnya pun belum dapat diduga seperti apa. Oleh
karenanya tidak digolongkan ke dalam melukis. Sebagian orang
mengatakan prinsip melukis dengan teknik ikat celup terletak pada
penempatan ikatan serta variasi celupan dengan beberapa warna.
e. Teknik menempel
Teknik ini merupakan teknik dengan menempelkan bahan berupa
kertas di atas sebuah gambar yang sudah disediakan. Maka dapat
dijadikan bermacam-macam lagi menurut bahnnya yaitu :
1) Azaleyo yaitu bahan yang ditempelkan berupa kertas sejenis
dan potongan kertas tersebut merupakan blok bentuk
2) Mozaik yaitu potongan kertas yang ditempel berfungsi sebagai
butiran warna-warna
3) Kolase yaitu jika yang ditempelkan berupa benda trimatra dan
jenis yang berbeda untuk bahan tersebut
f. Teknik dengan kibasan warna cat air
Melukis dengan teknik kibasan warna cat air ini digolongkan teknik
inkonvensional. Hasil kibasan warna cat air tidak dapat diramalkan.
Oleh karena itu, yang di pentingkan dalam penampilannya adalah
tata letak dan komposisi warna yang akan dilihat dengan
keseimbangan semu (occult axial balance).
C. Gagasan Melukis Bagi Anak
12
memberikan prinsip dan memoitvasi untuk melukis kepada anak usia dini,
sebagai berikut :
13
Cerita merupakan wacana yang paling disukai oleh anak, terutama di
masa pertumbuhan untuk pengenalan dirinya. Cerita yang diberikan
kepada anak dapat disesuaikan dan dikondisikan kepadanya seiring
dengan perkembangan pikiran dan daya emosinya. Anak usia 2 tahun
senang melihat dan mencoba menghafal situasi sekitarnya, sehingga
cerita tentang situasi sekitarnya dapat dipersonifikasikan. Mereka
memparkaya pengetahuan dengan bertanya kepada siapa saja dan
yang paling kuat pengaruhnya adalah orang terdekat.
b. Melukis lagu
Guru mengajarkan anak untuk bernyanyi “bintang kecil”. Setelah
selesai bernyanyi, pendidik dapat meneruskan dengan bercerita pada
anak-anak tentang angkasa yang berisi planet serta dapat pula
digunakan untuk pesawat terbang.
c. Melukis puisi
Prosedur melukis puisi sama dengan melukis nyanyian. Puisi yang
ditampilkan merupakan sentuhan yang dapat memotivasi anak untuk
berkarya. Puisi tersebut dapat diciptakan oleh anak atau dibuat oleh
pendidik. Selanjutnya anak disuruh mengomentarinya.
d. Melukis gerakan dan tarian
Sebelum memulai melukis,ajak anak-anak untuk memperhatikan
suatu tarian yang di peragakan didepan kelas, kemudian arahkan
anak-anak agar dapat memberikan komentar pada tarian tersebut.
e. Melukis kesenangan dan kesedihan
Untuk model melukis kesedihan dan kesenangan, sebelum memulai
melukis, ajak anak-anak merenungkan hal-hal yang telah membuat
hati mereka sedih atau senang. Atau, adakan kegiatan tanya jawab
dengan anak-anak tentang hal-hal yang dapat membuat mereka
bersedih hati atau sebaliknya.
f. Melukis dengan cara berdiskusi terlebih dahulu
Cara ini dilakukan dengan diawali seorang pendidik atau guru
lukisnya mengajak anak didiknya untuk berdiskusi terlebih dahulu,
14
kemudian jika anak sudah memahami apa yang dibicarakan oleh guru
lukisnya maka anak sudah bisa melukis sesuai yang dibicarakan guru
lukisnya tadi.
g. Objek dan isi lukisan
Sebelum melukis, pendidik memberi gambaran atau lukisan yang
realistik. Lalu anak diminta mengamati dan member komentar atau
lukisan yang diperlihatkan pendidik. Setelah itu anak-anak baru
diminta untuk melukis apa yang telah dilihatnya.
15
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian menulis yaitu kegiatan memvisualkan (membayangkan atau
menyatakan bentuk) dengan ide atau gagasan yang menggunakan cat,
kuas, kertas atau kanvas mempunyai unsur warna dimana kegiatan
tersebut dapat mengekspresikan diri anak dalam bentuk gambar.
Manfaat yang dapat diperoleh yaitu :
a. Melukis sebagai media mencurahkan peraasaan
b. Melukis sebagai alat bercerita
c. Melukis sebagai alat bermain
d. Melukis dapat melatih ingatan
e. Melukis dapat melatih bersifat komprehensif (menyeluruh)
f. Melukis sebagai sumblimasi perasaan
g. Melukis sebagai keseimbangan
h. Melukis sebagai kreativitas anak
i. Melukis melambangkan kesetiakawanan yang tinggi
2. Peralatan melukis dapat disesuaikan dengan teknik yang akan dipakai
untuk melukis. Namun, terdapat peralatan yang digunakan secara umum
untuk melukis yaitu :
a. Pensil
b. Pena atau sepidol
c. Kuas
d. Krayon pastel
e. Cat Air
f. Arang
g. Palet
h. Ranting pohon
16
i. Potongan pohon
j. Pup
k. Jari tangan
l. Selotip
a. Teknik tutup
b. Teknik campur warna kering dan warna basah
c. Teknik gesek benang
d. Teknik ikat celup
e. Teknik menempel
f. Teknik melukis dengan mengibaskan warna cat air
3. Gagasan melukis anak usia dini diawali dengan pendidik harus memiliki
prinsip yang tepat untuk mngajarkan melukis bagi anak didiknya
kemudian pendidik harus bisa memotivasi anak didik. Kegiatan melukis
bagi anak yang bisa diterapkan ada 3 macam yaitu :
a. Eksplorasi yaitu mencari ide dengan berbagai cara, berdasarkan
referensi atau buku.
b. Eksperimentasi yaitu tahap mencoba untuk mencari pengalaman.
c. Kreasi atau mencipta yaitu anak harus diberi banyak motivasi oleh
pendidik sebagai jalan membuka ide dan pikiran yang baru untuk
mencipta.
Sedangkan motivasi yang diberikan oleh pendidik bisa melalui cara :
a. Melukis cerita
b. Melukis lagu
c. Melukis puisi
d. Melukis gerakan dan tarian
e. Melukis kesenangan dan kesedihan
f. Melukis dengan cara berdiskuri terlebih dahulu
g. Objek dan isi lukisan
17
B. Saran
Mengembangkan kreativitas anak melalui lukisan tidaklah menjadi
yang utama. Adakalanya anak tidak membidangi dalam hal melukis namun
anak tersebut membidangi kreativitas lainnya dalam hal berseni. Jadi, seorang
pendidik anak tidaklah selalu memaksa anak dapat bisa melukis agar bisa
menilai kreativitas mengenai ide atau gagasan didalamnya namun, melukis
hanyalah sebagai salah satu perantara untuk anak bisa memvisualkan
mengenai ide atau gagasan dari pemikiran anak tersebut. Mengikuti dan
menjalurkan keinginan anak juga penting oleh karena itu, anak tidaklah harus
selalu dipaksa namun, pendidik atau orang tua juga harus faham tentang apa
yang lebih di inginkan anak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Audina, Wina. 2017. “Menggambar dan Melukis Bagi Anak Usia Dini”. Wina
Audina Online.
http://winaaudinaanakke2.blongspot.com/2017/02/menggamabr-
danmelukis-bagi-anak-usia.html?m=1 (diakses pada tanggal 7 Maret
2021 pukul 19.36)
Septi, Anggraeni. 2018. “Manfaat Melukis untuk Anak Usia Dini”. Anggraeni
Septi Online. https://www.anggraenisepti.com/2018/04/manfaat-
melukisuntuk-anak-usia-dini.html?m=1 (diakses pada tanggal 20
Maret 2021 pukul 22.00)
Yuningsih, Cucu Retno. 2019. “Pembelajaran Seni Rupa dipendidikan Anak Usia
Dini”. Jurnal Edukasi Sebelas April. Vol. 3 No. 1 Februari 2019. Hal.
1-7.
19