Anda di halaman 1dari 7

Sinopsis Novel Sejarah

“BUMI MANUSIA”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :

1. MELINA
2. SITI RAHAYU

KELAS XII MIA.1

SMA NEGERI 1 PEKALONGAN


LAMPUNG TIMUR
TP. 2019/2020
A. Identitas Novel
Judul : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Isi : 535 hlm
Penerbit : Lentera Dipantara
ISBN : 979-97312-3-2
Cetakan : 15, Januari 2010
Harga : Rp. 90.000

B. Sinopsis
Novel ini berisikan sebuah cerita tentang perlawanan kaum pribumi
melawan kolonialisme belanda. Cerita ini bermula saat pribumi bernama
Minke pemuda pribumi putra seorang bupati yang berkesempatan menempuh
pendidikan di H.B.S merupakan salah satu siswa yang pandai. Karakter minke
adalah pribumi yang cerdas dan berani melawan penindasan terhadap dirinya.
Ia diperolok temannya karena kulitnya berbeda dengan temannya keturunan
belanda. Minke sangat mengagungkan eropa dan melupakan budayanya karena
merasa eropa jauh lebih baik dalam segala hal.
Minke diajak temannya berkunjung ke Wonokromo sebuah perusahaan
dan perkebunan tebu milik Nyai Ontosoroh. Nyai Ontosoroh dipaksa menikah
orang tuannya kepada orang belanda, dan dijadikan gundiknya. Awalnya Nyai
Ontosoroh menolak dan benci kepada sang suami (Tuan Mellema). Namun
seiring berjalannya waktu Tuan Mellema ternyata sangat saying pada Nyai
Ontosoroh. Dari sang suami pula Nyai Ontosoroh belajar tentang perusahaan
hingga benar-benar berpengalaman sampai seluruh perusahaan yang
mengendalikan adalah Nyai Ontosoroh meskipun pada akhirnya . Pernikahan
itu melahirkan Annelies yang cantik jelita keturunan jawa-belanda. Pertemuan
itulah adalah pertemuan pertama yang membuat Annelies dan Minke jatuh
cinta. Suatu hari Minke diminta Nyai Ontosoroh untuk datang kembali ke
Wonokromo karena sejak kepergiannya Annelies sering melamun dan
pekerjaannya banyak yang salah. Minke menjadi tempat curahan hati Annelies
ia bercerita tentag keluarganya bahwa karena suatu hal ayahnya yang dulu baik
berubah karena suatu hal. Yaitu saat anak papanya datang dan memperolok
papanya serta menghina mamanya dan menuntut haknya. Sejak itu sang papa
jarang pulang dan Nyai Ontosoroh yang mengurus seluruh perusahaan dan
perkebunan. Minke semakin dekat dengan keluarga itu. Bahkan Minke dan
Annelies diperbolehkan tidur bersama satu ranjang.
Minke dikejutkan saat suatu pagi ia dijemput agen polisi untuk dibawa ke
kantor polisi, kemudian Minke naik dokar dan ternyata menuju ke gedung
bupati kota B. ternyata saat itu adalah saat dimana ayah Minke diangkat
menjadi bupati. Ayahhanda Minke sangat marah karena Minke tak pernah
membalas surat dari sang ayah. Selesai berurusan di kota B Minke kembali ke
Surabaya namun karena suatu hal demi menjaga kebaikan semuanya Minke
tidak ke Wonokromo. Suatu hari Minke mendapat kabar bahwa Annelies sakit
keras karena merindukan Minke. Nyai Ontosoroh memasrahkan Annelies pada
Minke. Setelah kedatangan Minke Annelies sembuh. Berbagai masalah datang
dalam kehidupan Minke dan Annelies. Minke melanjutkan pendidikannya
hingga lulus sebagai lulusan terbaik H.B.S ia tak menyangka seorang pribumi
berada diatas eropa. Dan di hari bahagia itu minke dan annelies mengumumkan
pernikahannya. Pesta pernikahan besar-besaran digelar dengan tata cara islam.
Enam bulan telah terlewati. Keluarga itu lagi-lagi dihantam badai.
Annelies dan Nyai menghadap ke pengadilan putih yang memutuskan semua
hak-hak kuasa kekayaan Tuan Mallema jatuh pada anak kandungnya. Hal itu
membuat keluarga itu sangat terkejut. Juga surat yang menunjukkan bahwa
Mauris Mellema menjadi wali bagi Annelies. Dan pengasuhnya di Nederland.
Hal ini membuat Minke hampir pingsan. Sejak saat itupun kesehatan Annelies
mulai terganggu. Nyai sudah menyepa advokat untuk membantu. Inilah
perkara bangsa kulit putih yang menelan pribumi. Nyai dan Minke tak ingin
menyerah dalam perkara ini. Mereka terus melawan. Pribumi harus
mempertahankan hak-haknya tidak boleh ditindas eropa saja. Semua hal
dilakukan Minke untuk mempertahankan Annelies dari menulis, berdemo
hingga mengajak forum islam yang membela Minke. Hari terus berlalu
sampailah pada saat-saat terakhir dimana Annelies akan pergi Annelies
mempunyai permintaan terakhir kepada mamanya untuk mengasuh seorang
adik perempuan mirip Annelies. Perempuan erop mulai menarik Annelies ia
berjalan lambat-lambat menuruni tangga dalam tuntunan orang eropa.
Badannya Nampak sangat rapuh dan lemah. Anneliespun pergi menuju dimana
ratu Wilhelnima berkuasa.

C. Kelebihan dan Kekurangan


1. Kelebihan buku ini:
Sangat cocok dibaca untuk semua kalangan remaja, mahasiswa dan
saya sangat suka dengan sosok Nyai Ontosoroh yang mempunyai
kepribadian dan tutur kata sangat baik dan banyak kutipan yang
disampaikan.

2. Kekurangan:
Banyak bahasa yang tidak saya pahami jadi mungkin buku ini tidak
cocok untuk anak-anak.
D. Unsur Intrinsik
1.Tema
Tema novel ini adalah tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan
priyayi Jawa dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya di
tengah pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.

2. Tokoh dan Penokohan


Minke : merupakan tokoh utama dalam novel ini, cerdas, berjiwa
pribumi, keturunan priyayi, siswa HBS, baik, penyayang.(hlm 33)
Annelies : putri dari orang belanda (Herman Mellema) dan pribumi
(Nyai Ontosoroh), pendiam, manja, labil.
Nyai Ontosoroh (Sanikem): istri simpanan dari Herman Mellema, mandiri,
tegas, bijaksana, pandai, dan tegar.
Herman Mellema : kaku dan kasar {“siapa kasih kowe ijin datang
kemari, monyet!”. Dengusnya dalam melayu-pasar, kaku dan kasar, juga
isinya.”} (hal 64)
Robert Mellema : egois, tidak bermoral
Ayah Minke : masih berpatokan dengan adat istiadat Jawa, pemarah,
keras dalam mendidik Minke.
Ibu Minke : bijaksana, penyayang
Robert Surhorf : pengecut
Jean Marais : penyayang (ayah may marais)
May Marais : manja
Darsam : seorang Madura yang berwatak keras, patuh kepada tuannya.
Ah Tjong : licik
Maiko : seorang pelacur dari Jepang, egois dan tidak jujur
Amelia Hammers Mellema : istri sah Herman Mellema, ambisius
Insinyur Maurits Mellema : ambisius,
Magda Petters : baik,
Mevrow Telinga : seorang yang penyayang (hal 268) {“memvrom telinga
telah beberapa kali mengomopres kepala ku dengan cuka-bawang merah”}
Miriam de la Croix :senior Minke di HBS
Sarah de la Croix :senior Minke di HBS
Herbert de la Croix : ayah Sarah dan Miriam

3. Latar
a. Latar tempat: Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur (hal 24, dan
setiap
penduduk Surabaya dan Wonokromo)
b. Latar waktu: Pagi
c. latar suasana: tegang dan genting

4. Sudut Pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang
pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.

5. Alur dan Pengaluran


Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat
ditebak. Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan berpikir cerita
akan berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan Annelies, tetapi cerita
ini diakhiri dengan perpisahan Annelies dan Minke. Annelies harus pergi ke
negaranya, Belanda, sedangkan Minke tetap di Hindia sebagai seorang
Pribumi.

Secara keseluruhan novel ini menggunakan alur maju, tetapi ditengah cerita
terdapat kilas balik, yaitu :
Agar ceritaku ini agak urut, biar kuutarakan dulu yang terjadi atas diri
Robert sepeninggalanku dari Wonokromo dibawa agen polisi klas satu itu
ke B……………

E. Unsur Ekstrinsik
Nilai Etika yang Terkandung dalam Novel “Bumi Manusia Dalam novel
“Bumi Manusia” terlihat
- Contoh etika dalam novel ini adalah di saat Minke sungkem kepada ayahnya.

Berikut kutipan dalam teks


“... kata mulutku, dan seperti mesin tanganku mengangkat sembah yang
kesekian kali....”
Tidak banyak etiket yang terkandung dalam novel ini, karena kebanyakan
budaya yang muncul merupakan penggambaran dari beberapa budaya yang
ditonjolkan.

Amanat
Novel yang dilatarbelakangi pergerakan Indonesia di awal abad 20 ini,
menceritakan pergerakan, perjuangan, dan semangat pemuda Indonesia di masa
itu. Pengarang menyerukan agar pemuda-pemudi sekarang ini tetap
mempunyai semangat itu meskipun sekarang sudah tidak ada penjajahan
kolonial. “Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran,
apalagi dalam perbuatan”.
F. Kesimpulan
Tokoh utama dalam novel ini adalah Minke,seorang pribumi asli, namun
karena keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di HBS Surabaya.
Hanya dia pribumi totok yang bersekolah disana. Selebihnya adalah warga
negara kelas 1, orang Eropa, kelas 2 : Indo dan Tionghoa. Karena ajakan
Robert Surhorf (teman Minke di HBS), dia berkesempatan berjunjung ke
sebuah rumah Tuan Belanda, Herman Mellema. Sebuah kunjungan yang
merubah hidup Minke selamanya.
Tidak disangka, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh cinta
pada Minke. Cinta sang putri mendapat dukungan dari sang bunda, Nyai
Ontosoroh. Minke memasuki kehidupan keluarga itu, bahkan dipersilahkan
untuk tinggal serumah dengan mereka. Sejak itulah, banyak pertentangan dan
rintangan yang menghampiri hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai