Anda di halaman 1dari 12

ASBAB NUZUL

(Urgensi dan Fungsinya Dalam Penafsiran Ayat Al-Qur`An)

Syukraini Ahmad*

Abstrak

Al-Quran sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia terutama bagi orang yang bertaqwa
maka perlu dipahami dan ditafsirkan dengan benar dan tepat. Dalam memahami dan menafsirkannya
pengetahuan tentang asbab nuzul ayat dinilai sangat penting, terutama ayat-ayat al-Qur`an yang
memiliki sabab nuzul. Ini karena seorang mufassir tidak mungkin mengetahui penafsiran suatu ayat
Al-Quran tanpa bersandarkan kepada kisah dan penjelasan sebab turunnya. Sedangkan penjelasan
sabab nuzul Al-Quran merupakan cara yang kuat dalam memahami dan menafsirkan makna-makna
ayat Al-Quran. Di samping itu, sabab nuzul memiliki banyak fungsi yang utama, diantaranya:
Mengetahui hikmah pensyariatan hukum, Mengkhususkan hukum, Memastikan makna ayat Al-
Qur`an dan menghilangkan kerancuan maknanya, Memahami dan memantapkan wahyu dalam benak
setiap orang yang mendengarnya.

Kata Kunci : Urgensi, Fungsi, Asbab Nuzul

Pendahuluan semuanya mengakui urgensi dan fungsi


Sebagian orang memang ada yang Sabab nuzul dalam menafsirkan Al-Qur’an.
tidak memandang penting sabab nuzul Mengetahui Sabab nuzul bagi mufasir,
dalam menafsirkan Al-Qur’an. Tanpa bukan tidak memiliki arti apa pun,
sabab nuzul, kata mereka, tidak ada melainkan justru akan lebih
halangan untuk memahami dan memperdalam penghayatan dan wawasan
menafsirkan ayat Al-Qur’an tanpa harus penafsiran Al-Qur’an. Bahkan
melengkapi dirinya dengan ilmu tentang menyangkut penafsiran ayat-ayat tertentu,
sabab nuzul al-Qur`an karena ia mengalir sabab nuzul bisa membentengi mufassir
sebagaimana mengalirnya sejarah. dari kemungkinan menghasilkan
Pandangan ini tentu salah, bahkan sabab penafsiran Al-Qur’an yang salah dan
nuzul mempunyai banyak faidah.1 berakibat fatal.
Mayoritas di kalangan mufassir
apa pun madzhab tafsir yang dianut dan
metode penafsiran yang digunakan,

*Penulis adalah Dosen FUAD IAIN Bengkulu


El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

A. Pengertian Asbabun Nuzul waktu sesuatu itu terjadi seperti suatu


Kata Asbabun Nuzul terdiri dari kata peristiwa atau pertanyaan.”5
Asbab dan An-Nuzul. Asbab dapat berarti Berdasarkan dua definisi Asbab

)sesuatu yang Nuzul diatas maka dapatlah


diformulasikan bahwa asbab nuzul ialah
menyampaikan kepada sesuatu yang lain,
sesuatu yang karena sesuatu itu
‫(الحبل‬tali, tambang), dan menyebabkan satu atau beberapa ayat Al-
Qur’an diturunkan yang berbicara
2
(tiap tali yang kamu turunkan dari
tentangnya atau menjelaskan hukumnya
atas) sedangkan an-Nuzul berarti disaat sesuatu itu terjadi. Yang dimaksud
dengan sesuatu itu sendiri ada kalanya
‫عليهم ونزل بهم‬ (menempati dan
berbentuk kejadian atau pertanyaan yang
menempati tempat mereka).3 diajukan kepada Rasulullah saw.
Sedangkan secara terminologi ada Adapun ayat yang diturunkan
beberapa pengertian yang diberikan oleh karena suatu peristiwa menurut az-
para ulama ulumul Qur`an. Di antaranya: Zarqaniy ada tiga bentuk.
Pertama, peristiwa khusumah
Az-Zarqaniy menyebutkan:
(pertengkaran) yang sedang berlangsung,
semisal perselisihan antara kelompok Aus
dan Khazraj yang disebabkan oleh
propokasi kaum Yahudi sampai mereka
berteriak “as-silah, as-silah” yang berarti
“Sabab Nuzul ialah sesuatu (yang karena
senjata, senjata. Karena peristiwa ini maka
sesuatu itu menyebabkan) turun satu atau
turunlah beberapa ayat dari surat Ali
beberapa ayat Al-Qur‟an yang berbicara
Imran yang dimulai dari ayat 100 :
tentangnya atau menjelaskan hukumnya
disaat sesuatu itu terjadi.”4
       
Manna‟ Al-Qaththan menyebutkan :

      

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu


“Sababun Nuzul ialah sesuatu yang dengan
mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
keadaan sesuai itu Al-Qur‟an diturunkan pada
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan

96
Syukraini Ahmad
ASBAB NUZUL: Urgensi dan Fungsinya dalam Penafsiran Ayat al-Qur’an

mengembalikan kamu menjadi orang kafir kesesuaian dengan Tuhanku dalam tiga
sesudah kamu beriman.” perkara. Aku katakan kepada Rasulullah
Hingga beberapa ayat berikutnya bagaimana kalau maqam Ibrahim kita
yang memperingatkan kedua suku ini jadikan sebagai tempat shalat, maka
untuk menghindari dari bercerai berai dan turunlah ayat 125 surat Al-Baqarah:
permusuhan dan mengingatkan untuk
       
tetap menjalin kasih sayang, persatuan
“dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim
dan kesatuan. tempat shalat.”
Kedua, Peristiwa berupa kesalahan
yang keji yang dilakukan oleh seseorang. Dan aku berkata ya Rasulullah:

Seperti orang masih mabuk mengimami “Sesungguhnya di antara orang-orang

shalat sehingga ia salah dalam membaca yang menemui isteri-isterimu ada yang

ayat surat al-Kafirun. Setelah membaca baik dan adapula yang jahat, bagaimana

surat al-Fatihah lalu dia membaca: kalau baginda memerintahkan kepada


mereka untuk membuat hijab (tabir),
     
maka turunlah ayat hijab, yakni ayat dari
Dia lupa membaca ‫ آل‬pada kata
surat al-Ahzab ayat 53.
 yang semestinya  ‫ آل‬. Maka
turunlah ayat 43 surat an-Nisa`:      

             

           

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah     
kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang       
kamu ucapkan.”
Ketiga, Peristiwa mengenai cita-cita
      
dan harapan, seperti Muwafaqat
     
(kesesuaian, kecocokan) Umar RA. seperti
yang diriwayatkan oleh AL-Bukhari dan       
lain-lain dari Anas RA berkata bahwa
Umar RA telah berkata: “Aku ada  
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah


Sedangkan ayat ataupun beberapa
kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali
ayat yang diturunkan karena ada
bila kamu diizinkan untuk Makan dengan
pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi
tidak menunggu-nunggu waktu masak
saw juga ada tiga bentuk, yaitu:
(makanannya), tetapi jika kamu diundang
Pertama, Pertanyaan tentang
Maka masuklah dan bila kamu selesai makan,
peristiwa masa lampau. Seperti firman
keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang
Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 83:
percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu
akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu       
kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar),
dan Allah tidak malu (menerangkan) yang    
benar. apabila kamu meminta sesuatu “dan mereka akan bertanya kepadamu
(keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), (Muhammad) tentang Dzulkarnain.
Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati cerita tentangnya."
mereka.” Kedua, Pertanyaan tentang
Dan isteri-isteri Rasulullah saw peristiwa yang sedang berlangsung.
berkumpul dalam keadaan cemburu lalu Seperti firman Allah SWT dalam surat al-
Aku (Umar) menegur mereka, lalu Isra` ayat 85 :
turunlah ayat 5 surat at-Tahrim:
       
      
       
    
“dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.

     Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-
ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan

melainkan sedikit".
“jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi
Ketiga, Pertanyaan tentang peristiwa
Tuhannya akan memberi ganti kepadanya
yang akan datang. Seperti firman Allah
dengan isteri yang lebih baik daripada kamu,
SWT dalam surat an-Nazi`at ayat 42 :
yang patuh, yang beriman, yang taat, yang
bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang 7
     
berpuasa, yang janda dan yang perawan.”6

98
Syukraini Ahmad
ASBAB NUZUL: Urgensi dan Fungsinya dalam Penafsiran Ayat al-Qur’an

“(orang-orang kafir) bertanya kepadamu


      
(Muhammad) tentang hari kebangkitan,
kapankah terjadinya?” 8
   
Menurut az-Zarqaniy, makna “
“dan jangan sekali-kali kamu mengatakan
” adalah waktu diturunkannya ayat tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan
al-Quran yang membicarakan tentang
menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah
sebab tersebut, baik diturunkan langsung
kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan
sesudah terjadi sebab itu , ataupun
Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan
kemudian karena memiliki hikmah.
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat
Seperti ketika beberapa orang Quraisy
kebenarannya dari pada ini".
bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
Az-Zarqaniy juga mengatakan
ruh, ashhabul kahfi dan Zulqarnain?
bahwa tidak semua ayat atau beberapa
Maka Rasulullah SAW mengatakan: besok
ayat mempunyai asbab an-Nuzul,
saya akan memberitahu kalian. Dan beliau
diantaranya ayat yang berbicara tentang
tidak mengatakan insya Allah (jika Allah
peristiwa atau keadaan masa lampau dan
menghendaki) maka wahyupun tidak turun
masa yang akan datang. Seperti kisah
selama 15 hari sebagaimana yang
nabi-nabi dan umat terdahulu dan juga
diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq, dan ada
peristiwa tentang as-Sa`ah (kiamat) dan
yang mengatakan 3 hari, dan adapula
yang berhubungan dengannya. Ayat-ayat
yang mengatakan 40 hari, sehingga
seperti ini banyak terdapat dalam al-
beliaupun merasa gelisah. Kemudian
Qur`an al-Karim.9 Senada dengan az-
turunlah wahyu yang menjawab
Zarqaniy, Syaikh al-Ja`bari juga
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Disini
mengatakan bahwa al-Qur`an diturunkan
terdapat hikmah, Allah ingin
dalam dua bagian. Bagian pertama, al-
membimbing RasulNya tentang adab
Qur`an diturunkan secara ibtida` (tidak
memujinya dengan ungkapan Insya Allah.
terikat dengan sabab nuzul) dan bagian
Dan Allah berfirman dalam surat al-Kahfi
kedua, al-Quran diturunkan berdasarkan
ayat 23-24:
peristiwa dan pertanyaan (yang

      


  merupakan sabab nuzul)10

        


El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

B. Urgensi Sabab Nuzul. “Penjelasan sabab nuzul merupakan cara yang


Az-Zarkasyi seorang ulama Al- kuat dalam memahami makna-makna ayat Al-
Qur`an menyebutkan bahwa para Quran.”

mufassir memberikan perhatian terhadap


Kata Ibnu Taymiyah :
Asbab Nuzul dalam kitab-kitab mereka. Di
antara para ulama awal yang mengarang
kitab Asbab Nuzul adalah Ali bin al-Madini
yang merupakan gurunya Al-Bukhari.
“Mengetahui sabab nuzul membantu
Dan yang termasyhur kitab yang dikarang
seseorang untuk memahami ayat Al-Quran,
oleh al-Wahidi. Lalu beliau (Az-Zarkasyi)
karena pengetahuan tentang as-sabab (sebab)
menyebutkan telah salah orang yang
akan mewariskan pengetahuan terhadap
beranggapan bahwa Asbab Nuzul tidak
musabbab (akibat).”12
penting karena mempelajarinya hanya
bagaikan mengikuti peristiwa sejarah. Dari pandangan para ulama

Padahal sebenarnya asbab Nuzul memiliki ulumul Qur`an di atas maka dapatlah

fungsi-fungsi 11 (yang banyak dan utama dinilai bahwa mengetahui asbab nuzul

dalam memahami dan menafsirkan ayat sangatlah urgen, karena tidak mungkin

Al-Qur`an). dapat memahami dan menafsirkan ayat

Urgensi asbabun nuzul dapat pula al-Qur`an dengan benar dan tepat tanpa

dipahami antara lain dari komentar para memiliki pengetahuan tentang sabab

pakar Ulum Al-Qur`an. Diantaranya nuzul.

berkata Al-Wahidi :

C. Fungsi Sabab Nuzul.


Ada beberapa fungsi yang dapat
diambil dari mengetahui sababun nuzul
“Tidak mungkin seseorang bisa mengetahui diantaranya ialah:
penafsiran suatu ayat Al-Quran tanpa
1. Mengetahui sisi-sisi positif
bersandarkan kepada kisah dan penjelasan
(hikmah) yang mendorong atas
sebab turunnya.”
pensyariatan hukum, dan ini bermanfaat

Ibn Daqiq Al-'Id menyatakan : bagi orang yang beriman dan orang yang
tidak beriman.

100
Syukraini Ahmad
ASBAB NUZUL: Urgensi dan Fungsinya dalam Penafsiran Ayat al-Qur’an

Adapun bagi orang yang beriman terletak pada pengetahuan tentang sabab
maka akan bertambah imannya dan turun ayat itu.14
timbul keinginan yang kuat untuk
4. Memastikan makna ayat
melaksanakan hukum-hukum Allah SWT,
Al-Qur`an 15 dan menghilangkan
dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur`an,
kerancuan maknanya. 16
setelah nampak baginya kemaslahatan-
kemaslahatan dan keistimewaan- Contoh pertama, dalam hadis
keistimewaan dari persyariatan hukum shahih: dari Marwan bin Hikam
Islam dan untuk inilah al-Quran bahwasanya dia mengutus seseorang
diturunkan. Sedangkan orang kafir maka kepada Ibnu Abbas lalu menanyakannya:
hikmah-hikmah yang terdapat pada jika semua orang bahagia dengan nikmat
pensyariatan hukum itu akan yang ia dapatkan (fariha bima utiya) dan
mengantarkannya kepada beriman, jika ia suka dipuji atas apa yang tidak ia lakukan
mau insaf (sadar) ketika dia mengetahui (ahabba an yuhmada bima lam yaf`al) akan
bahwa pensyariatan hukum Islam ini disiksa sungguh kita semua tentu akan
datang untuk menjaga kemaslahatan- disiksa ? maka Ibnu Abbas menjawab:
kemaslahatan manusia, bukan untuk ayat ini turun tentang ahli kitab.
menjerumuskannya dan menghukumnya. Kemudian beliau membaca ayat 187-188 :
Sebagai contoh pensyari`atan hukum
Islam yang secara bertahap dalam       
pengharaman khamr.13
    
2. Mengkhususkan hukum
bagi siapa yang berpegang dengan kaidah:       
"bahwasanya ungkapan (teks) Al-quran
itu didasarkan atas kekhususan sebab.
      

3. Kenyataan menunjukkan       


bahwa adakalanya lafal dalam ayat Al-
Quran itu bersifat umum, namun
     
membutuhkan pengkhususan yang
     
pengkhususannya itu sendiri justru
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

“dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji


    
dari orang-orang yang telah diberi kitab
(yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi
      
kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu
menyembunyikannya," lalu mereka   
melemparkan janji itu ke belakang punggung
mereka dan mereka menukarnya dengan harga “Tidak ada dosa bagi orang orang beriman dan
yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mengerjakan amalan amalan sholih karena
mereka terima. janganlah sekali-kali kamu memakan makanan yang telah mereka makan
menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dahulu, apabila (selama itu) mereka tetap
dengan apa yang telah mereka kerjakan dan bertaqwa serta beriman, dan mengerjakan
mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan amalan amalan sholih, kemudian mereka tetap
yang belum mereka kerjakan janganlah kamu bertaqwa dan beriman, serta kemudian mereka
menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, (tetap juga) bertaqwa dan berbuat kebajikan.
dan bagi mereka siksa yang pedih.” Dan Allah mencintai orang orang yang
Ibnu Abbas mengatakan: “mereka berbuat kebajikan.”
(ahli kitab) ketika ditanya oleh Nabi Secara tekstual, ayat di atas
Muhammad SAW tentang sesuatu lalu menunjukkan bahwa meminum khamr
mereka menyembunyikannya (jawaban tidak berdosa selama orang yang
yang sebenarnya), dan mereka bersangkutan tetap beriman dan bertaqwa
mengatakan yang lain. Lalu mereka pergi serta berbuat kebaikan.
dengan bangga setelah menjawab yang Sebagaimana yang diduga oleh
tidak ditanyakan kepada mereka, mereka Uthman Ibn Maz`un dan `Amr Ibn Ma`di
bersikap riya` dan menginginkan pujian dengan mengatakan bahwa khamr itu
dengan jawaban itu, dan merasa gembira boleh berdasarkan pada Al-Qur`an surat
dengan menyembunyikan jawaban al-Maidah ayat 93. Padahal sekiranya
sebenarnya.17 mereka berdua mengetahui sabab nuzulnya
Contoh kedua, dalam surat al niscaya mereka tidak akan mengatakan
Maidah [5]:93 Allah berfirman: demikian. Sebab nuzulnya adalah ketika
turun ayat pengharaman khamr (QS. Al-
     Maidah ayat 90), para sahabat
menanyakan, bagaimana nasib mereka
      yang terbunuh dalam perang fi sabilillah

102
Syukraini Ahmad
ASBAB NUZUL: Urgensi dan Fungsinya dalam Penafsiran Ayat al-Qur’an

(para syuhada`) yang sebelum mereka tetapi, jelas akan menjadi lain pemahaman
meninggal dunia mereka meminum dan kesimpulannya ketika mengetahui
khamr padahal ia adalah kotoran (rijsun) sabab nuzul ayat tersebut. Ayat ini turun
hukumnya haram? lalu turunlah ayat bagi orang yang shalat sunnah dalam
tersebut.(HR. Ahmad, an-Nasai dan yang keadaan bepergian atau pun orang yang
lainnya). 18 shalat namun tidak bisa mengenali arah
Dengan demikian, tidak bisa kiblat yang tepat yakni menghadap ke
dikatakan bahwa ayat itu membolehkan arah ka’bah baitullah di masjid al Haram
lagi minum khamr setelah turun QS. Al- lalu dia shalat berdasarkan ijtihadnya
Maidah ayat 90 yang secara terang- namun kemudian ternyata hasil ijtihadnya
terangan mengharamkan khamr. Kerana itu salah.19
yang dimaafkan dalam ayat 93 tersebut 5. Menghilangkan kerancuan
adalah perilaku para sahabat yang telah dari pembatasan hukum (daf`u tawahhum
meninggal dunia sebagai syuhada` dan al-Hashr).
ketika itu khamr belum diharamkan. Firman Allah SWT dalam surat al-
Contoh ketiga, Firman Allah SWT: An`am ayat 145:

               

              

“Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat,      
maka kemanapun kamu menghadap di situlah
wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha luas         
(rahmatnya) lagi maha mengetahui (QS al
baqarah [2]:115)        

Secara tekstual, ayat ini  


menunjukkan bahwa menghadapkan
“Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam
wajah ke arah manapun di waktu solat itu
wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
boleh dan tidak wajib menghadapkan
yang diharamkan bagi orang yang hendak
wajah ke arah kiblat baik ketika bepergian
memakannya, kecuali kalau makanan itu
maupun tidak bepergian. Dan ini tentu
bangkai, atau darah yang mengalir atau
bertentangan dengan ijmak ulama. Akan
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

daging babi - karena sesungguhnya semua itu Marwan mengatakan:


kotor - atau binatang yang disembelih atas sesungguhnya dialah (Abdurrahman bin
nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Abu Bakar) orang yang dimaksudkan ayat
keadaan terpaksa, sedang dia tidak 17 surat al-Ahqaf :
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
     
Pengampun lagi Maha Penyayang". “dan orang yang berkata kepada dua orang ibu

Dalam ayat tersebut Allah bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya”.

menyebutkan secara eksplisit mengenai Aisyah menolak tuduhan itu dan


keharaman bangkai, darah, daging babi menjelaskan sabab Nuzulnya. `Aisyah pun
dan binatang yang disembelih karena berkata: “Marwan telah berdusta, Demi
selain Allah. Ini tidak berarti hanya empat Allah, bukan dia yang dimaksud dengan
hal ini saja yang diharamkan. Karena jika ayat itu, kalau seandainya aku ingin
dilihat sabab Nuzulnya, pembatasan menyebutkannya maka aku akan
bukanlah tujuan turunnya ayat. Ayat ini sebutkan siapa namanya” sampai akhir
turun sebagai reaksi terhadap perilaku kisah.21
orang-orang kafir yang memutar balikkan
7. Memudahkan untuk
ketentuan Allah dengan menghalalkan
menghafal, memahami dan memantapkan
apa yang Allah haramkan dan
wahyu dalam benak setiap orang yang
mengharamkan apa yang Allah halalkan.
mendengarnya, jika ia mengetahui sebab
Sebagaimana Imam Syafi`i mengatakan
turunnya. Karena hubungan sebab dan
bahwa makna ayat ini adalah orang-orang
akibat, hukum dan peristiwa, peristiwa
kafir yang mengharamkan apa yang telah
dan pelaku, masa dan tempatnya, semua
Allah halalkan dan menghalalkan apa
itu merupakan faktor-faktor penguat
yang telah Allah haramkan, ayat ini turun
dalam ingatan.22
untuk menantang tujuan mereka.20
Berdasarkan fungsi-fungsi yang
6. Mengetahui suatu ayat
telah diuraikan diatas maka dapatlah
diturunkan kepada siapa, sehingga tidak
dipahami bahwa sabab Nuzul sangatlah
terjadi keraguan yang mengakibatkan
urgen diketahui oleh mufassir maupun
penuduhan terhadap orang yang tidak
bagi orang-orang yang hendak memahami
bersalah dan membebaskan tuduhan
makna ayat-ayat al-Qur`an khususnya
terhadap orang yang bersalah.
ayat-ayat yang memiliki sabab nuzul.

104
Syukraini Ahmad
ASBAB NUZUL: Urgensi dan Fungsinya dalam Penafsiran Ayat al-Qur’an

D. Kesimpulan 1. Mengetahui sisi-sisi positif (hikmah)


yang mendorong atas pensyariatan
Sabab nuzul ialah sesuatu yang
hukum.
karena sesuatu itu menyebabkan satu atau
2. Mengkhususkan hukum bagi siapa
beberapa ayat Al-Qur’an diturunkan yang
yang berpegang dengan kaidah:
berbicara tentangnya atau menjelaskan
"bahwasanya ungkapan (teks) Al-quran
hukumnya disaat sesuatu itu terjadi. Yang
itu didasarkan atas kekhususan sebab.
dimaksud dengan sesuatu itu sendiri ada
3. Kenyataan menunjukkan bahwa
kalanya berbentuk kejadian atau
adakalanya lafal dalam ayat Al-Quran
pertanyaan yang diajukan kepada
itu bersifat umum, namun
Rasulullah saw.
membutuhkan pengkhususan yang
Sabab Nuzul dinilai memiliki urgensi
pengkhususannya itu sendiri justru
yang kuat, ini dapat diketahui dari para
terletak pada pengetahuan tentang
mufassir yang memberikan perhatian
sebab turun ayat itu.
terhadap asbab Nuzul dalam kitab-kitab
4. Memastikan makna ayat Al-Qur`an dan
mereka. Dan banyak ulama yang
menghilangkan kerancuan maknanya.
menyatakan salah orang yang
5. Menghilangkan kerancuan dari
beranggapan bahwa Asbab Nuzul tidak
pembatasan hukum (daf`u tawahhum al-
penting karena mempelajarinya hanya
Hashr).
bagaikan mengikuti peristiwa sejarah.
6. Mengetahui suatu ayat diturunkan
Padahal sebenarnya asbab Nuzul memiliki
kepada siapa, sehingga tidak terjadi
fungsi-fungsi yang banyak dan utama
keraguan yang mengakibatkan
dalam menafsirkan ayat Al-Qur`an.
penuduhan terhadap orang yang tidak
Seseorang mufassir tidak mungkin
bersalah dan membebaskan tuduhan
mengetahui penafsiran suatu ayat Al-
terhadap orang yang bersalah.
Quran tanpa bersandarkan kepada kisah
Memudahkan untuk menghafal,
dan penjelasan sebab turunnya.
memahami dan memantapkan wahyu
Sedangkan menjelaskan sabab nuzul Al-
dalam benak setiap orang yang
Quran merupakan cara yang kuat dalam
mendengarnya.
memahami dan menafsirkan makna-
makna ayat Al-Quran.
Adapun fungsi-fungsi asbab Nuzul,
diantaranya:
El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018

Referensi
Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur`an, Penerjemah
Tim Pustaka Firdaus, Cet.10 (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2008), hlm.170-171
1Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-
18Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-
Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, Ditashhih dan Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.49/
ditakhrij ayatnya oleh Muhammad Salim Hasyim, Badruddin Muhammad bin Abdillah az-Zarkasyiy,
Cet.I, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2010), al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 51-52/ Subhi As-
hlm.48/ Badruddin Muhammad bin Abdillah az- Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur`an, hlm.171-172.
Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, Dita`liq oleh 19Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-
Mushthofa Abdul Qodir `Atho, Juz I, (Beirut: Dar al- Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.49/
Fikr, 1429-1430 H/2009 M), Hlm.45/ Muhammad Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy, Manahilul
Abdul Azhim az-Zarqaniy, Manahilul `Irfan fi `Ulum `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 91-92
al-Qur`an, Ditahqiq oleh Fawwaz Ahmad Zamarli, 20Badruddin Muhammad bin Abdillah az-
Juz I, Cet.I, (Beirut: Darul Kitab al-`Arabiy, 1415 Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 46-47/
H/1995 M), hlm. 91 Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-Suyuthiy,
2Ibnu Manzur, Lisan al-`Arab, Jilid 7 (Beirut:
al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.49
Dar Sadir, t.t.) hlm.100-1001 21Manna’ Al-Qathan, Mabahits fi „ulumil
3Ibnu Manzur, Lisan al-Arab, Jilid 14,
quran, (al-Qohiroh: Maktabah Wahbah, 2000), hlm. 78/
hlm.237 Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-Suyuthiy,
4Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy,
al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.49
Manahilul `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 89 22Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy,
5Manna’ Al-Qathan, Mabahits fi „ulumil quran,
Manahilul `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm.95
(al-Qohiroh: Maktabah Wahbah, 2000), hlm. 74
6Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy,

Manahilul `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 90


7Ibid.
8Kata-kata ini mereka (orang-orang kafir)

ucapkan adalah sebagai ejekan saja, bukan karena


mereka percaya akan hari berbangkit.
9Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy,

Manahilul `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm.90-91


10Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-

Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48


11Badruddin Muhammad bin Abdillah az-

Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 45


12Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-

Suyuthiy, al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48/


Jalauddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-Suyuthiy,
Asbabun Nuzul: sebab turunya ayat al-Qur`an,
penerjemah Tim Abdul Hayyie, Cet.I, (Jakarta:
Gema Insani, 2008), hlm. 11-12/ Muhammad Abdul
Azhim az-Zarqaniy, Manahilul `Irfan fi `Ulum al-
Qur`an, hlm. 91
13Muhammad Abdul Azhim az-Zarqaniy,

Manahilul `Irfan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 91


14Badruddin Muhammad bin Abdillah az-

Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 46/


Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-Suyuthiy,
al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48
15Badruddin Muhammad bin Abdillah az-

Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm.45


16Badruddin Muhammad bin Abdillah az-

Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 50/


Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-Suyuthiy,
al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48
17Badruddin Muhammad bin Abdillah az-

Zarkasyiy, al-Burhan fi `Ulum al-Qur`an, hlm. 50-51/


Jalaluddin Abdurrahan bin Abi Bakr as-Suyuthiy,
al-Itqan fi Ulum al-Qur`an, hlm.48-49/ Subhi As-

106

Anda mungkin juga menyukai