Anda di halaman 1dari 30

OBESITAS &

NUTRIGENOMIK

Safira Chairani Dimarti, S.Si., M.Biomed.


OBESITAS
• Kondisi akumulasi lemak secara
abnormal atau berlebih yang dapat
meningkatkan risiko munculnya
penyakit dan mengganggu
kesehatan (WHO, 2021).

• Menjadi epidemi global → 35%


dari total populasi dunia disebut
mengalami kelebihan berat badan
(overweight) dan obesitas.

• Penilaian overweight & obesitas


berdasarkan BMI (Body Mass
Index).

• 4 juta orang meninggal tiap


tahunnya akibat komplikasi
obesitas.

• Prevalensi global obesitas


meningkat dari 4% ke 18% (1972-
2016) (WHO, 2021).
DEFINISI
OBESITAS
• Kelebihan berat
badan (overweight):
BMI 25-29.9.
• Obesitas: BMI > 30
(WHO, 2021)

Diagram Body Mass Index (BMI) untuk ukuran overweight dan obesitas.
MENGAPA OBESITAS
BISA TERJADI?
Dapat dipengaruhi oleh
Asupan energi
dari makanan
tinggi. Lingkungan Perilaku

Penggunaan Hormonal Metabolik


energi (energy
expenditure)
rendah.
Genetik
APA YANG TERJADI PADA
TUBUH SAAT OBESITAS?
POSITIVE ENERGY BALANCE: NEGATIVE ENERGY BALANCE:
energy intake > energy output energy intake < energy output
– Terjadi deposisi – Terjadi lipolisis
triasilgliserol/trigliserida trigliserida (TAG).
di jaringan adiposa – Mobilisasi asam lemak
(adipogenesis). dari jaringan adiposa.
– Lipolisis mengalami
penurunan.
PENYEBAB OBESITAS

Diet tidak Gaya Genetic Snacking,


seimbang hidup make-up skipping
sedenter meals

Kombinasi ketiganya serta kondisi obesogenik lainnya dapat meningkatkan prevalensi


obesitas.
DIET TIDAK SEIMBANG JADI
PENYEBAB OBESITAS
Konsumsi makronutrien melebihi batas
rekomendasi.

Intake makanan tinggi lemak & tinggi gula serta


tinggi kalori secara berlebih

Kurangnya konsumsi makanan dengan sifat high-


appetite controlling.
OBESITAS & INFLAMASI
– Obesitas berkaitan dengan kelainan inflamasi tingkat rendah dan sebagian besar diakibatkan
ketidakseimbangan nutrien dengan energi yang dihasilkan tubuh.
– Nutrien proinflamatorik menjadi kontributor dalam munculnya kondisi obesitas.
– Terjadi infiltrasi oleh sel makrofag dan sel limfosit T pada jaringan adiposa → menstimulasi pelepasan
molekul-molekul inflamatorik: tumor necrosis factor-α (TNF-α), plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-
1), IL-6, IL-1β, IL-8, leptin, resistin, dan adiponectin.

Persinyalan insulin,
Molekul Inflamasi Gangguan homeostasis
inflamatorik glukosa,
kronis metabolik metabolisme lipid
FAKTOR RISIKO AKIBAT
OBESITAS
Penyakit Diabetes Sindrom
kardiovaskuler mellitus tipe II metabolik

Hipertensi Kanker
PENDEKATAN
NUTRIGENOMIK
UNTUK
OBESITAS

(Ramos-Lopez et al., 2017)


HUBUNGAN
OBESITAS &
NUTRIGENOMIK

• Nutrien mampu mempengaruhi regulasi metabolisme pada tubuh melalui


induksi/inhibisi ekspresi gen tertentu.

• Gen yang dipengaruhi berkaitan dengan produksi molekul/enzim yang secara


langsung atau tidak langsung berpengaruh pada lipolisis, adipogenesis, regulasi
insulin, dan molekul inflamatorik.

• Obesitas: hasil interaksi genom dan lingkungan → tidak semua orang memberi
respon fisiologis sama, meskipun diberi obesogen yang sama.

• Variasi respon individu terhadap obesogen terjadi karena adanya Single Nucleotide
Polymorphism (SNP).

• Variasi interindividu terkait BMI dipengaruhi oleh genom sebanyak 40-70%; SNP
5%.
(Doo and Kim, 2015)
KLASIFIKASI
OBESITAS GENETIK (Loss & Bouchard)
Strong Genetic Slight Genetic
Genetic Obesity Genetically Resistant
Predisposition Predisposition
• 5% dari kasus • Di lingkungan • Di lingkungan • Tidak mengalami
obesitas; sangat nonobesogenik → nonobesogenik → obesitas dalam
kelebihan berat overweight; di normal atau sedikit kondisi obesogenik
badan. lingkungan overweight sekalipun.
• Terjadi variasi satu obesogenik → • Di lingkungan
gen dapat obesitas. obesogenik →
menyebabkan • Diakibatkan overweight atau
obesitas. kerentanan alel pada obesitas.
beberapa lokus
MANAJEMEN BERAT BADAN
– Selain dipengaruhi keseimbangan energi, manajemen berat badan dalam obesitas juga diregulasi
secara genetik yang meliputi proses untuk menjaga tubuh berada pada kondisi homeostasis.
– Genom/genetic make-up dikaitkan dengan lingkungan dan proses internal lainnya → aktivitas fisik,
nafsu makan, diferensiasi sel adiposit, persinyalan insulin, fungsi mitokondria, lipid turnover,
thermogenesis, dan efisiensi energi.
– Diketahui gen spesifik yang juga mengalami polimorfisme dan mempengaruhi regulasi metabolik untuk
pengaturan berat badan.
VARIABILITAS BERAT BADAN
DIPENGARUHI OLEH GEN
Gen memodulasi aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan kondisi homeostasis energi
agar berat badan tetap normal. Aktivitasnya antara lain:

Faktor transkripsi
Termogenesis
nukleus

Molekul & reseptor


Kerja hipotalamus
persinyalan

Adipogenesis & Fungsi seluler


deposisi lemak lainnya
GEN YANG BERKAITAN DENGAN
REGULASI METABOLIK
Metabolisme
Pengaturan Sintesis Faktor
lipid dan Termogenesis
energy intake adipogenesis adipositokin transkripsi
• MC3R • PLIN1 • ADBR • ADIPOQ • PPARG
• MC4R • APOA5 • UCP • IL-6 • TCF7L2
• POMC • LIPC • CLOCK
• LEP • FAB2
• LEPR
• FTO
POLIMORFISME DAN
DAMPAKNYA PADA OBESITAS

• Polimorfisme gen bersama dengan gaya hidup mempengaruhi risiko


munculnya obesitas.
• Individu yang mengalami obesitas punya kecenderungan menyimpan
lemak (excessive fat gain).
• Kecenderungan fat gain terjadi karena adanya varian pada gen.
• Gen-gen tersebut dapat dimiliki oleh orang yang memiliki kecenderungan
menyimpan lemak.
• Terdapat lebih dari 500 SNP yang berkaitan dengan risiko munculnya
obesitas.
POLIMORFISME DAN DAMPAKNYA
PADA OBESITAS
Proses Gen yang memiliki varian
Kontrol nafsu makan CNR1, NPY, POMC, MC4R
Regulator nukleus dan sitoplasma FTO, TFAPB2, TCF7L2, SCAP, DRD2
Adipogenesis dan metabolisme lipid ADRB3, PPAR, APOs, PLIN
Energy expenditure UCP
Persinyalan insulin ISR-2, INSIG2, GIPR
Inflamasi (peradangan) ADIPOQ, IL-6, RESISTIN
Gen-gen tersebut dapat dimiliki oleh orang yang memiliki kecenderungan menyimpan lemak.
PENGARUH
POLIMORFISME
TERHADAP
OBESITAS DAN
KOMPLIKASINYA
PENGARUH POLIMORFISME
GEN TERHADAP OBESITAS
– Polimorfisme gen ACC2, CPT1A, CPT1B, dan PLIN berasosiasi dengan obesitas pada beberapa populasi.
– Polimorfisme pada gen ADRB2 dan ADRB3 menyebabkan perubahan asam amino yang berasosiasi
dengan proses lipolisis pada sel lemak manusia; berasosiasi dengan kenaikan berat badan, penurunan
tingkat metabolik basal (Basal Metabolic Rate), obesitas, serta penurunan lipolisis.
– Hormone-sensitive lipase berpengaruh pada lipolisis dan menghidrolisis trigliserida → polimorfisme
pada gen pengode enzim tersebut menyebabkan turunnya laju lipolisis pada sel lemak.
– Adiponectin → diekspresikan pada adeposit terdiferensiasi → berkaitan dengan sensitivitas insulin →
adiponectin (ADIPOQ) rs17300539 dan rs1501299 berasosiasi dengan risiko obesitas pada orang
Kaukasia, sedangkan rs266729 berasosiasi dengan risiko obesitas pada orang Asia.
PENGARUH POLIMORFISME
GEN TERHADAP OBESITAS
– Obesitas berkaitan dengan polimorfisme gen limfotoksin-α (LTA), TNF-α, dan IL-6. Kondisi
obesitas mendorong ekspresi pengode LTA & sitokin TNF-α dan IL-6 → terjadi kondisi
inflamatorik → menyebabkan obesitas akibat gangguan proses metabolisme.
– Peroxisome proliferator activator receptor γ (PPARγ) menjadi regulator gen yang mengatur
sensitivitas insulin, diferensiasi adiposit, dan kerentanan terhadap obesitas → polimorfisme
pada gen PPARγ serta Pro12Ala berkaitan dengan obesitas dan sindrom metabolik.
– Polimorfisme pada gen ESR1 (estrogen receptor 1) rs1884051 berasosiasi dengan variabel
obesitas → berat badan, BMI, rasio pinggang-panggul, fat body mass, dan body fat percentage.
PENGARUH JENIS DIET TERHADAP
OBESITAS
Western Pattern Diet
• Kaya dengan lemak jenuh, refined grains (tepung
terigu, nasi putih, dan roti), dan gula.
• Meningkatan ekspresi sitokin proinflamatorik
postprandial dan aktivasi nuclear factor kappa B
(NF-kB) di PBMC.
• NF-kB meregulasi ekspresi molekul adhesi untuk
merespon stimulus inflamatorik → E- & P- selectin,
intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1), vascular
cell adhesion molecule-1 (VCAM-1).
• Meningkatkan risiko CVD, diabetes mellitus tipe 2,
Contoh western pattern diet. obesitas, dan sindrom metabolik lainnya.
PENGARUH JENIS DIET TERHADAP
OBESITAS
Mediterranean Diet
• Kaya dengan minyak zaitun, buah, sayur, ikan,
whole grains, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Intake daging merah & dairy products sedikit.
• Mengandung banyak monounsaturated fatty acid
(MUFA).
• Memiliki aktivitas antiinflamatorik → menurunkan
ekspresi IL-6, IL-8, IL18, TNF-α, CRP, MCP-1, dan
molekul adhesi endothelium (VCAM-1, ICAM-1, E- &
Contoh Mediterranean diet. P-selectin).
• MedDiet menurunkan risiko akibat stress oksidatif.
PENGARUH JENIS DIET TERHADAP
OBESITAS
Mediterranean Diet
• MedDiet diperkaya MUFA dan minyak zaitun →
downregulate atau menurunkan ekspresi gen NF-
κβ, meningkatkan ekspresi gen IkBα apabila
dibandingkan dengan SFA-diet.
• Menurunkan ekspresi gen pengode sitokin
proinflamatorik MCP-1 & TNF-α.
• MUFA dari MedDiet menghambat ekspresi gen
fosforilasi oksidatif, apolipoprotein B.
• MedDiet + EVOO → meningkatkan ekspresi gen
Contoh Mediterranean diet. siklooksigenase (COX-1) & low-density lipoprotein
receptor-related protein (LRP1).
PENGARUH NUTRIEN TERHADAP
OBESITAS
Resveratrol
• Senyawa polifenol yang terdapat pada anggur
merah dan kacang tanah.
• Memiliki aktivitas antiobesitas → mampu
meningkatkan fosforilasi & aktivasi AMPK (regulator
utama metabolisme energi).
• Resveratrol mengaktivasi AMPK → menghambat
asetil-koA-karboksilase (ACC) & menghambat kerja
malonil-koA sebagai stimulator lipogenesis.
• Upregulation gen SIRT1 → mampu meningkatkan
Resveratrol terdapat di dalam anggur merah. ekspresi gen pengode koaktivator PPARγ (PGC-1α)
→ kofaktor biosintesis mitokondria → mencegah
akumulasi lipid.
PENGARUH NUTRIEN TERHADAP
OBESITAS
Resveratrol
• Menurunkan ekspresi gen pengode PPARγ, C/EBP, dan
SREBP-1c → menghambat akumulasi trigliserida →
menghambat diferensiasi adiposit.

• Penurunan ekspresi gen PPARγ, C/EBP, dan SREBP-1c juga


berkorelasi dengan penurunan ekspresi gen lipogenik
(fatty acid synthase, lipoprotein lipase, fatty acid binding
protein) → menghambat akumulasi lemak.

• Resveratrol meningkatkan pembentukan dan aktivitas


mitokondria melalui berbagai jalur.
Resveratrol terdapat di dalam anggur merah. • Meningkatkan ekspresi estrogen receptor-α → mendorong
ekspresi lewat jalur AKT → menurunkan insulin dan
hiperglikemia → mencegah risiko diabetes.
PENGARUH NUTRIEN TERHADAP
OBESITAS
Luteolin
• Flavon berupa kristal kuning, ditemukan dalam
bentuk terglikosilasi dalam seledri, paprika hijau,
perilla leaf.
• Memiliki efek antidiabetik: menghambat fosforilasi
c-Jun N-terminal kinase → menghambat interaksi
adiposity dan makrofag → menghambat
pembentukan IL-6, MCP-1, dan TNF-α → jumlah IL-
6 meningkat juga meningkatkan risiko obesitas &
DM tipe II.
• Efek antiobesitas: meningkatkan energy
Luteolin terkandung di paprika hijau dan seledri. expenditure dengan termogenesis melalui jalur
aktivasi AMPK/PGC1α.
PENGARUH NUTRIEN TERHADAP
OBESITAS
Luteolin
• Tidak mendorong terjadinya diferensiasi adiposit.

• Luteolin meningkatkan ekspresi protein PPARγ →


redistribusi asam lemak dari liver ke jaringan
lemak → mendorong ekspresi gen fatty acid
uptake (fatty acid binding protein, CD36, dan
lipoprotein lipase) → mendorong lipogenesis,
tapi juga mendorong lipolisis.

• Meningkatkan lipolisis dan menginduksi Siklus


Luteolin terkandung di paprika hijau dan seledri.
Krebs → mengurangsi adiposa.
PENGARUH NUTRIEN TERHADAP
OBESITAS
Curcumin
• Termasuk senyawa polifenol, terkandung di kunyit (Curcuma
longa).

• Memiliki aktivitas antiobesitas → penghambatan diferensiasi


adiposity, penghambatan lipogenesis, mendorong oksidasi
asam lemak, dan memodulasi energi.

• Menurunkan ekspresi fatty acid binding protein 4 dan C/EBPα


→ biomarker diferensiasi adiposit.

• Menurunkan akumulasi lemak dengan menurunkan ekspresi


mRNA CD antigen 36 → transporter asam lemak di adiposit.
Curcumin terkandung di dalam kunyit (Curcuma longa).
• Mengaktivasi AMPK → menurunkan eskpresi asam lemak
sintase dan gliserol-3-fosfat asil transferase-1 → menghambat
sintesis asam lemak dan gliserol.
REFERENSI
– Correa, TAF. et al. 2020. Nutritional genomics, inflammation, and obesity. Arch.
Endocrinol. Metab. 64(3): 205-222.
– Doo, M. and Kim, Y. 2015. Obesity: Interactions of Genome and Nutrients Intake.
Prev. Nutr. Food Sci. 20(1): 1-7.
– Kwon, EY. and Choi, MS. 2020. Principles of Nutrigenetics and Nutrigenomics.
Elsevier. 327-334.
– Martinez, JA. 2014. Perspectives of personalized nutrition for obesity. J. Nutrigenet.
Nutrigenomics. 7(1): 1-3.
– Ramos-Lopez, O. et al. 2017. Guide for Current Nutrigenetic, Nutrigenomic, and
Nutriepigenetic Approaches for Precision Nutrition Involving the Prevention and
Management of Chronic Diseases Associated with Obesity. Journal of Nutrigenetics
and Nutrigenomics. 10(1): 43-62.
TERIMA
KASIH
Selamat belajar!

Anda mungkin juga menyukai