Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

ABORTUS INSIPIENS
Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

Dosen Pembimbing: Susanti Pratamaningtyas.,M.Keb

Disusun oleh Kelompok 2 :

Ninne Gerdha Fardyana (P17321181001)


Yustina Dewi Anggraini (P17321183018)
Aliffiyanti Fairuz (P17321183030)
Natasya Farhana Niam (P17321183033)
Rike Puspitasari (P17321183035)
Inas Zhafirah (P17321183036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
2021/2022
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................5
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Abortus Insipiens...............................................5
2.1.2 Etiologi Abortus ..............................................................5
2.1.3 Diferensiasi kasus............................................................6
2.1.4 Penilaian Awal Abortus...................................................9
2.1.5 Stabilisasi Pasien.............................................................9
2.1.6 Diagnosis dan Penanganan Abortus Insipiens.................10
2.1.7 Terapi Abortus................................................................11
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep manajemen asuhan varney..................................11
2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP.....................................16
2.2.3 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian
SOAP 17
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................26
BAB V PENUTUP....................................................................................29
5.1 Kesimpulan..........................................................................................29
5.2 Saran....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................30
3
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan salah satu
faktor penyumbang angka kematian ibu, namun lebih sering dilaporkan dalam
bentuk pendarahan bukan dalam bentuk abortus.
Abortus  insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan
ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan itu tidak dapat
dipertahankan lagi.
Pada kasus ini, hendaknya penolong dapat memberikan pertolongan
yang tepat dan optimal, sehingga penderita tidak sampai mengalami
komplikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kematian ibu. Pada
kasus abortus insipiens, janin sudah tidak dapat diselamatkan maka jaringan
fetus yang keluar harus benar – benar bersih dalam rahimnya agar tidak
menimbulkan komplikasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang disebut dengan Abortus Insipiens?
2. Bagaimana etiologi dari Abortus Insipens?
3. Bagaimana penilaian awal pada Abortus Insipiens?
4. Bagaimana diagnosis dan penanganan pada kasus Abortus Insipiens?
5. Bagaimana terapi yang diberikan pada kasus Abortus Insipiens?
6. Bagaimana penerapan manjemen varney pada kasus Abortus Insipiens?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari Abortus Insipiens
2. Untuk memahami etiologi dari Abortus Insipiens
3. Untuk mengetahui penilaian awal pada kasus Abortus Insipiens
5

4. Untuk mengetahui diagnosis dan penanganan pada kasus Abortus


Insipiens
5. Untuk mengetahui terapi yang diberikan pada kasus Abortus Insipiens
6. Untuk mengetahui bagiaman penerapan manjemen varney pada kasus
Abortus Insipiens
6

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Teori


2.1.1 Definisi Abortus Insipiens
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-
akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan yang belum mampu untuk hidup
diluar kandungan (Eka Hartini, 2018).
Abortus Insipiens adalah abortus yang sedang mengancam
yang ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah
membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan
dalam proses pengeluaran (Sarwono Prawirohardjo, 2016).
Abortus Insipiens terjadi perdarahan ringan hingga sedang
pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berasa dalam
kavum uteri. Abortus insipiens ditandai dengan perdarahan sedang
hingga banyak, terkadang keluar gumpalan darah, serviks terbuka,
uterus sesuai masa kehamilan, kram nyeri perut bawah karena
kontraksi rahim kuat akibat adanya kontraksi uterus terjadi
pembukaan, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi (Pebri
Warita,dkk, 2020).

2.1.2 Etiologi Abortus


Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa
sebab diantaranya
a. Kelainan hasil pertumbuhan konsepsi. Kelainan inilah yang
paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum
umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan
kelainan ini yaitu kelainan kromosom/genetic,lingkungan
tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau
kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi
7

janin seperti radiasi, obat-obatan, tembakau, alcohol dan infeksi


virus.
b. Kelainan pada plsenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan
pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan
oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
c. Faktor ibu seperti penyakit penyakit kronis yang diderita oleh
sang ibu seperti radang paru-paru,tifus, anemia berat,
keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
d. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan
pada mulut Rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang
lengkungannya ke belakang, mioma uteri dan kelainan bawaan
pada rahim (Purwoastuti Endang,2015).

2.1.3 Diferensiasi Kasus


Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran):
merupakan±20 % dari semua abortus.
Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang berakhir secara
spontan sebelum janin dapat bertahan. WHO mendefinisikan
sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang, yang
biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20
hingga 22 minggu atau kurang. Abortus spontan terjadi pada
sekitar 15%-20% dari seluruh kehamilan yang diakui, dan
biasanya terjadi sebelum usia kehamilan memasuki minggu
ke-13 (Fauziyah, 2012: 37).
Gejala abortus spontan adalah kram dan pengeluaran darah
dari jalan lahir adalah gejala yang paling umum terjadi pada
abortus spontan. Kram dan pendarahan vagina yang mungkin
tejadi sangat ringan, sedang, atau bahkan berat. Tidak ada pola
tertentu untuk berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu
gejala lain yang menyertai abortus spontan yaitu nyeri perut
bagian bawah, nyeri pada punggung, pembukaan leher rahim
8

dan pengeluaran janin dari dalam rahim. Berdasarkan


gambaran klinisnya, abortus dibagi menjadi:
1) Abortus Imminiens (keguguran mengancam). Abortus ini
baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya. Pada abortus ini terjadinya pendarahan
uterus pada kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu,
janin masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosisnya terjadi pendarahan melalui ostium uteri
eksternum disertai mual, uterus membesar sebesar tuanya
kehamilan. Serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini
sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Pada abortus
ini peristiwa peradangan uterus pada kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks.
Diagnosisnya rasa mulas menjadi lebih sering dan kuat,
pendarahan bertambah.
3) Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap). Sebagian
dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya
jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim. Pada
abortus ini pengeluaran sebagian janin pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus. Pada pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavun uteri atau kadang-kadang
sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan
tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat
menyebabkan syok.
4) Abortus komplit (keguguran lengkap). Seluruh buah
kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap. Pada abortus ini,
ditemukan pendarahan sedikit, ostium uteri telah menutup,
uterus sudah mengecil dan tidak memerlukan pengobatan
khusus, apabila penderita anemia perlu diberi
sulfat ferrosus atau transfusi (Fauziyah, 2012: 42-45).
9

5) Missed Abortion (keguguran tertunda) ialah keadaan dimana


janin telah mati sebelum minggu ke-22. Pada abortus ini,
apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8
minggu atau lebih. Sekitar kematian janin kadang-kadang ada
perdarahan sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus
imminiens (Sulistyawati, 2013:123).
6) Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang), ialah abortus
yang telah berulang dan berturut-turut terjadi: sekurang-
kurangnya 3X berturut-turut.
7) Abortus infeksiosus, abortus septik
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada
alat genetalia. Abortus septik ialah abortus yang disertai
penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh (Sarwono,
2014: 467-473).
b. Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan): 80 % dari semua
abortus dibagi atas 2 yaitu:
1) Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus.
Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus
ialah pengguguran kehamilan biasanya dengan alat-alat
dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa
maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit
beratmisalnya: penyakit jantung, hypertensi essentialis,
carcinoma dari serviks.
2) Abortus Provocatus kriminalis
Abortus buatan kriminal (abortus propocatus criminalis)
adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah
atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh
hukum (Feryanto,2014: 41).
Abortus provocatus kriminalis adalah pengguguran
kehamilan tanpa alasan medis yang sah dan dilarang oleh
hukum. Abortus provokatus dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglanding atau curettage dengan
10

penyedotan (Vacum) atau dengan sendok kuret (Pudiastusi,


2012: 41-42)
2.1.4 Penilaian Awal Abortus
Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan penilaian dari :
 Keadaan umum pasien
 Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik <90 mmHg, nadi >112x/menit
 Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut
bawah, adanya cairan bebas dalam vakum pelvis, pikirkan
kemungkinan kehamilan ektopik yang terganggu
 Tanda-tanda infeksi/ sepsis (demam tinggi, secret berbau
pervaginam, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri
goyang porsio, dehidrasi, gelisah atau pingsan)
 Tentukan melalui evaluasi medic apakah pasien dapat
ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Sarwono
Prawirohardjo, 2016).
2.1.5 Stabilisasi Pasien
Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien sebelum
dilakukannya rujukan adalah sebagai berikut :
1. Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan respirasidan
sirkulasi.
2. Menghentikan sumber perdarahan dan infeksi
3. Mengganti cairan tubuh yang hilang
4. Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
11

2.1.6 Diagnosis dan Penanganan

Perdarahan Serviks Uterus Gejala/tanda Diagnosis Tindakan


Sedang Terbuka Sesuai  Kram atau nyeri Abortus  Evakuasi
hingga usia perut bawah Insipiens
masif/banyak kehamilan  Belum terjadi
ekspulsi hasil
konsepsi

 Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi.


Bila usia gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan
Aspirasi Vakum Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin
dikeluarkan. Bila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan
prosedur Dilatasi dan Kuretase (D&K).
 Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia
gestasi lebih besar dari 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan
dengan :
a. Infus Oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan
8 tetes/menit yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes/menit,
sesuai dengan kondisi kontraksi uterus hingga terjadi
pengeluaran hasil konsepsi
b. Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian
c. Misoprostol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan,
dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis
awal.
 Hasil konsepsi yang tersisa dalam eri eri dapat dikeluarkan dengan
AVM atau D&K (hati-hati risiko perforasi). (Sarwono Prawirohardjo,
2016)
12

2.1.7 Terapi Abortus


Terapi untuk perdarahan yang tidak mengancam nyawa adalah
dengan Macrodex, Haenaccel, Periston, Plasnagel, Plasmafundin
(pengekspansi plasma pengganti darah) dan perawatan di rumah sakit
(Purwoastuti Endang,2015).

2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan


2.1 Konsep Manajemen Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
Terdapat 7 langkah manajemen kebidanna menurut
Varney yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar,
langkah II interpretasi data dasar, langkah III mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial, langkah IV identifikasi
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, langkah V
merencanakan asuhan yang menyeluruh, langkah VI
melaksanakan perencanaan, dan langkah VII evaluasi.
1. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua
data yang diperlukan untuk megevaluasi keadaan klien
secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Berupa data subjektif dan data objektif.
 Data Subjektif
a. Identitas : berisi data ibu dan suami berupa
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat.
b. Sumber informasi dalam kasus ini adalah suami
anggota keluarga lain karena ibu dalam keadaan
menahan nyeri hebat sehingga tidak cukup
mampu untuk digali informasi lebih lanjut.
c. Keluhan utama : dalam kasus abortus insipiens
13

d. Riwayat menstruasi : dituliskan riwayat HPHT,


keluhan selama haid, dan tafsiran persalinan.
e. Riwayat hamil ini : pada kasus abortus insipiens,
ibu bisa mengalami mual dan muntah pada usia
kehamilan muda.
f. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang
lalu : sangat diperlukan data riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui
apakah ibu pernah mengalami abortus insipiens
sebelumya.
g. Riwayat penyakit yang diderita : perlu dilakukan
pengkajian riwayat penyakit yang diderita ibu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya
komplikasi seperti salpingitis, dan kelainan
pertumbuhan tuba.
h. Riwayat penyakit yang diderita : dalam keluarga
ibu maupun suami perlu dikaji apakah ada yang
menderita penyakit menurun seperti DM, asma,
hipertensi, jantung, dan penyakit menular
lainnya.
i. Riwayat KB dan rencana KB : penting dikaji
apakah ibu pernah menggunakan alat
kontrasepsi KB atau tidak
j. Riwayat psiko sosial ekonomi : dalam kasus
abortus insipiens ini sangat perlu dikaji apakah
ibu dan suami serta keluarga sangat
menginginkan kehamilan ini atau tidak, serta
untuk mengetahui bagaimana kondisi ekonomi
keluarga.
k. Pola makan/minum/eliminasi : pola makan.
Minum, dan eliminasi ibu harus dikaji untuk
14

mengetahui apakah ada gangguan proses


metabolisme selama kehamilan.
l. Pola istirahat : pola istirahat ibu selama
kehamilan ibu dikaji untuk mengetahui beban
kerja ibu selama kehamilan.
 Data Objektif
a. Pemeriksaan umum : berupa keadaan pasien
secara keseluruhan dan tanda vital
b. Pemeriksaan fisik : berupa pemeriksaan pasien
dari kepala hingga kaki.
c. Pemeriksaan khusus : berupa pemeriksaan
abdomen dan genetalian.
d. Pemeriksaan penunjang : data penunjang dari
pemeriksaan laboratorium berupa USG, CTG,
kadar HB, Ht, leukosit,

2. Langkah II: Interpretasi data dasar


Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Kata
“masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang
dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan terhadap
klien. Masalah bisa menyertai diagnose. Kebutuhan adalah
suatu bentuk asuhan yang harus diberikan kepada klien,
baik klien tahu ataupun tidak tahu.
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang
berkaitan dengan jumlah kehamilannya. Contoh penulisan
paritas dalam interpretasi data : G1P0A0 dan G3P1A1. Pada
penulisan paritas ini yaitu G (Jumlah kehamilan), P
(Jumlah melahirkan), A (Jumlah Abortus).
15

3. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah


potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila mungkin
dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan
yang aman.
Contoh : Diagnosis
G1P1A0 UK 18 minggu dengan abortus insipiens
4. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan atau untuk dikonsultaikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
5. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yg
menyeluruh meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari
klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya.
6. Langkah VI: Melaksanakan Implenetasi
Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima
secara efisien dan aman. Rencana yang telah dirumuskan
mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan secara
mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh bidan ataupun
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Bidan
harus bertanggungjawab dalam implementasi yang efisien,
hal ini akan mengurangi waktu, biaya dan memberikan
kualitas pelayanan yang baik.
16

7. Langkah VII: Evaluasi


Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam
masalah dan diagnosa.

2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP


SOAP terdiri dari empat langkah yaitu :
S : Data Subyektif
Merasakan perdarahan pervaginam disertai rasa mules sejak
kamis sore tanggal 30 Januari 2021 pukul 16.00
O : Data Obyetif
Pemeriksaan Umum :
BB/TB : 50 kg/158 cm
Nadi : 82x/menit
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 OC
Pernafasan : 22x/menit
Kesadaran : Composmetis
Pemeriksaan Penunjang
a Abdomen
Palpasi : TFU berada di antara simpisis dan pusat (UK 16
minggu)
b Genetalia : perdarahan banyak, servik terbuka, tidak
teraba jaringan di ostium uteri.
A : Analisis
G1P0000 UK 16 minggu dengan Abortus insipiens
P : Penatalaksanaan
a) Melakukan persetujuan tindakan kuretase dengan
segera dan merujuk ke Rumah Sakit
b) Perbaikan keadaan umum ibu dengan memberikan
17

cairan dan tranfusi.


c) Bidan mendampingi pasien mempersiapkan peralatan
dan bahan-bahan yang diperlukan , seperti spuit, infus
set , tensimeter dan stetoskop , menyiapkan surat
rujukan , menyiapkan kendaraan yang digunakan untuk
proses merujuk dan memberitahu keluarga untuk
membawa uang dalam jumlah yang cukup.
d) Melakukan stabilisasi kepada Ny.Y dengan memasang
infuse cairan Ringer Laktat 500 ml 20 tts/menit
e) Bidan, Ny.Y dan suami berangkat ke rumah sakit tujuan
f) Kolaborasi dengan profesi lainnya bisa dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk menyiapkan operasi kuretase segera.
18

g) 2.2.3 Bagan dan Alur Berfikir Varney danPendokumentasian


Secara SOAP

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kebidanan

SOAP NOTES

Subjektif dan Objektif

Assasment/Diagnosa

Penatalaksanaan :
- Konsul
- Tes Diagnostik/lab
- Rujukan
- Pendidikan/konseling
- Follow Up
19

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IVKEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 – 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL (ANC)


PENGKAJIAN

Tanggal : 30 Januari 2021 Jam : 09.00 WIB


No. RM :
Nama : Ny.Y Nama Suami : Tn.H
Umur : 21 Tahun Umur : 23 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Kusumabangsa no.13 Alamat : Jl.Kusumabangsa no.13
Kota Kediri Kota Kediri

Cara masuk :
Datang Sendiri Rujukan dari :
Diagnose :
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama :
Perdarahan pervaginam sejak kamis sore (2 hari lalu) dan disertai
mules
2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 13 Tahun
 Jumlah darah haid : 3-4 x/hari ganti pembalut
 HPHT : 10 Oktober 2020
 Keluhan saat haid : Tidak ada
 Lama haid : 7 hari
 Flour albus : Ada, tidak berbau dan tidak berwarna
 TP : 17 Juli 2021
 Keluhan haid : Tidak ada
Disminorhoe Spoting Menorrhagia Premenstrual syndrome
20

Dll..............
3. Riwayat hamil ini
 Hamil muda :
Mual Muntah Perdarahan Lain-lain(isi
sesuai keluhan)
 Hamil tua :
Pusing Sakit Kepala Perdarahan Lain-lain(isi
sesuai keluhan)
 Riwayat imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
 Gerakan janin pertama :.......-...........bulan
 Gerakan janin terakhir
-
 Tanda bahaya dan penyulit kehamilan
Perdarahan pervaginam
 Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi
Tidak pernah mengonsumsi jamu
 Keluhan BAK :....Tidak ada....... Keluhan BAB :..Tidak ada.....
 Kekhawatiran khusus :
Abortus karena perdarahan pervaginam yang dialami sejak 2 hari yang
lalu

4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.


G......1.......p......0......A......0..... Hidup...0...........

N Tgl, Temp Umur Jenis Penolon Penyu Anak Keada


O. Th at kehamil Kelam g lit JK/B an
part partus an in persalin B anak
us an sekara
ng

1. H A M I L I N I

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita : Tidak ada


Pernah dirawat : ya/tidak Kapan : ........ Dimana :..........
Pernah dioperasi : ya/tidak Kapan : .......

6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita


sakit :
21

Tidak ada penyakit keluarga yang menular dan menurun seperti diabetes,
hipertensi, tbc dll

7. Status perkawinan : ya/tidak


Kawin 1 kali, kawin usia 20 tahun, lama menikah 1 tahun

8. Riwayat psiko sosial ekonomi


- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu dan keluarga senang terhadap kehamilannya
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Belum pernah memakai alat kontrasepsi KB
- Dukungan keluarga
Keluarga mendukung terhadap kehamilan ini, seperti mengantar ibu
periksa anc
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami
- Kebiasaan hidup sehat
Jalan-jalan setiap pagi , mandi 2x sehari , sikat gigi 2x sehari memakai
pasta gigi , ganti baju setiap sehabis mandi , ganti celana dalam saat basah
- Beban kerja sehari
Beres-beres rumah , menyapu , pekerjaan dikantor duduk
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
BPM Ny.Eni
- Penghasilan keluarga
Rp. 3.000.000
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : ...-...., Lama : ......-........bulan/tahun
Komplikasi dari KB : ....-..., Rencana KB selanjutnya: ...Pil KB...

10. Riwayat Ginekologi : Tidak ada riwayat


Infertilitas Infeksi virus PMS Endometritis
Polipserviks Kanker kandungan Operasi kandungan
Perkosaan DUB dll

11. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat


22

- Pola makan : 3x sehari (nasi , sayur , lauk pauk , buah kadang-kadang,


porsi sedang)
- Pola minum : .... 8.....gelas/hari Pola eliminasi :
BAK.......4..........kali/hari, warna : jernih ,tidak nyeri/kuning/kuning pekat/
groshematuri , BAK terakhir jam :..08.50 WIB.......
BAB.......1...........kali/hari, karakteristik: lembek, tidak ada
konstipasi/keras, BAB terakhir jam :....06.00 WIB.....................
- Pola istirahat : 8 jam/hari ( Siang 1 jam, malam 7 jam),tidur terakhir jam :
22.00 WIB
- Dukungan keluarga : Suami Orang tua Mertua Keluarga lain
- Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan (perubahan fisik & psikologis,
ketidaknyamanan dan cara mengatasi,kebutuhan bumil, tanda bahaya
kehamilan, tanda-tanda persalinan dsb)

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 50 kg/ 158 cm Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Konjungtiva : anemis/tidak Selera : Ikterik/tidak
Pandangan Kabur Adanya pemandangan dua
- Rahang, gigi, gusi: normal (tidak caries)/tidak, gusi berdarah/tidak
- Leher : adanya pembesaran vena jugularis / tidak, adanya
pembesaran kelenjar thyroid/tidak.
- Dada : aerola hiperpigmentasi Tumor Kolostrum
Puting susu menonjol/masuk ke dalam
- Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
- Sistem respiratori : dispneu tachipneu
wheezing batuk
- Sistem kardio : Nyeri dada murmur palpitasi
- Pinggang :nyeri/tidak, skoliosis, lordosis, kiposis(coret yang
tidak perlu)
- Ekstremitas atas dan bawah: tungkai simetris/asimetris
oedema
varises
Reflek patella + +
+ +
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang melebur
23

linea alba linea nigra strie livide


Strie albican luka bekas operasi lain-lain
Palpasi : Leopold I ….TFU berada di antara simpisis dan pusat…
Leopold II………tidak dilakukan…………
Leopold III……...tidak dilakukan…………
Leopold IV………tidak dilakukan………..
TFU (Mcdonald) …-…cm
TBJ : ....-....gram
Auskultasi : BJJ.....140 ...........x/mnt, reguler / irreguler
His/kontraksi :…. -………….
b. Genetalia
Pemeriksaan Inspeksi :
Tidak ada luka, varises, benjolan serta pembesaran abnormal di
vulva. Perdarahan satu pembalut penuh
Pemeriksaan dalam :
Tidak ada massa di vagina, portio tebal lunak, pembukaan 2 jari,
tidak teraba jaringan di ostium uteri

4. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG : ………-…….
- USG : Janin masih didalam uterus berusia 13 minggu
- Foto thorak : ..........-...........
- EKG : ..........-...........
- HB : 14,5 gr/dL

C. ANALISA / INTERPRETASI DATA


G1P0000 UK 16 minggu dengan abortus insipiens

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 30 Januari 2021 Jam : 09.30 WIB

Pukul 09.30 WIB Melakukan penilaian awal dan pemeriksaan


fisik kepada Ny. Y
Penilaian awal :

1. Periksa pandang
Kesadaran : composmentis
24

Wajah : Tampak kesakitan


Pernafasan : normal
Perdarahan : setengah pembalut
penuh

2. Periksa Raba
Kulit : tidak demam
Nadi : cepat
Kaki : tidak bengkak
Abdomen : tidak ada nyeri tekan
pada perut bagian bawah

Ibu bersedia untuk diperiksa


Pukul 09.35 Melakukan stabilisasi kepada Ny.Y dengan
memasang infuse cairan Ringer Laktat 500
ml 20 tts/menit agar ibu tidak kekurangan
cairan

Ibu bersedia untuk pasang infus


Pukul 09.45 WIB Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang
keadaannya saat ini bahwa kehamilanya
sudah tidak dapat dipertahankan,
perdarahan dan nyeri perut yang timbul
disebabkan karena adanya darah yang
tertinggal di rahim.

Ibu dan suami mengerti dan menerima


kondisi ibu saat ini

Pukul 09.50 WIB Memberi dukungan kepada ibu dan suami


Ibu dan suami mengerti dan ikhlas
25

Pukul 09.55 WIB Memberitahu ibu dan suami bahwa perlu


tindakan lebih lanjut atas kondisi ibu saat
ini yaitu berupa tindakan rujukan untuk
dilakukan kuretase mengeluarkan hasil
konsepsi yang masih ada di uterus
Ibu dan suami bersedia untuk dilakukan
rujukan
Pukul 10.05 WIB Memberikan informed consent kepada
suami karena perlu adanya tindakan
rujukan
Suami menandatangi informed consent
Pukul 10.10 WIB Menghubungi dan melakukan konfirmasi
ke pihak rumah sakit rujukan
Pihak rumah sakit menyiapkan ruangan
untuk Ny.Y
Pukul 10.25 WIB Mempersiapkan rujukan (BASOKU) :
Bidan mendampingi Ny.Y mempersiapkan
peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
, seperti spuit, infus set , tensimeter dan
stetoskop , menyiapkan surat rujukan ,
menyiapkan kendaraan yang digunakan
untuk proses merujuk dan memberitahu
keluarga untuk membawa uang dalam
jumlah yang cukup .
Ibu dan suami mengerti
Pukul 10.30 WIB Bidan, Ny.Y dan suami berangkat ke
rumah sakit tujuan

Kediri,30 Januari 2021


Pembimbing Praktik Mahasiswa
26

.................................................... ......................................................
NIP. NIM.

Dosen Pembimbing

....................................................
NIP.

BAB IV
PEMBAHASAN
27

Ny.Y melakukan kunjungan pada tanggal 31 Januari 2021. Hasil


anamnesis didapatkan bahwa ibu mengalami abortus Insipiens. Merasakan mules
pada perut bagian bawah, keluar darah sedikit dari vagina sejak tanggal 30 januari
2020 pukul 16.00 .
Hasil dari pemeriksaan terdapat Keadaan umum ibu Baik, Kesadaran
compos mentis BB/TB : 50 Kg/158 cm, Tekanan dara : 110/ 70 mmHg, Nadi
: 82x/ menit, Suhu : 36,50C, Pernafasan : 22 x / menit

Hasil pemeriksaan palpasi yang dilakukan: uterus sesuai usia kehamilanya (TFU
16 minggu pertengahan antara simpisis-pusat) Auskultasi : DJJ : tidak ada,
His/kontraksi : Tidak ada, Genetalia : perdarahan , Vt pembukaan 2, vulva vagina
tidak ada kelainan, porsio lunak dan tebal, tidak teraba jaringan di ostium uteri.
Pembahasan asuhan kebidanan dalam kasus ibu hamil dengan abortus
inispiens dilakukan setelah melaksanakan penerapan teori yang digunakan
sebagai landasan dalam melakukan manajemen kebidanan. Dari hasil tersebut
dapat diambil adanya suatu persamaan atau perbedaan antara teori dan praktik.
Dalam pengkajian pada Ny.P di BPM Sindi, Amd. Keb penulis akan membahas
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dan pengumpulan data dasar yang merupakan tahap
awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara
pengkajian data subyektif, data obyektif dan data penunjang.
Berdasarkan pengkajian Ny.Y dengan usia kehamilan 16 minggu
merasakan mules pada perut bagian bawah, keluar mengalami
pendarahan dari vagina pada tanggal 30 Januari 2021 pukul 16.00

Hasil dari pemeriksaan terdapat Keadaan umum ibu Baik,


Kesadaran : compos mentis BB/TB : 50 Kg/158 cm, Tekanan dara :
110/ 70 mmHg, Nadi : 82x/ menit, Suhu : 36,50C, Pernafasan : 22 x /
menit. Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ny.Y
menunjukkanantara teori dan praktek tidak ada kesenjangan.

2. Analisa Data
Berdasarkanpemeriksaan yang telah dilakukan, maka penulis
28

menarik identifikasi diagnosa dari kasus yang ada ditemukan satu


diagnosa yaitu G1P0000 UK 16 minggu, dengan abortus insipiens. Hal
ini menunjukkan kasus tersebut sesuai dengan teori yang ada.
3. Perencanaan, Implementasi, Evaluasi
a) Melakukan persetujuan tindakan kuretase dengan segera dan
merujuk ke Rumah Sakit
b) Perbaikan keadaan umum ibu dengan memberikan cairan dan
tranfusi.
c) Bidan mendampingi pasien mempersiapkan peralatan dan bahan-
bahan yang diperlukan , seperti spuit, infus set , tensimeter dan
stetoskop , menyiapkan surat rujukan , menyiapkan kendaraan yang
digunakan untuk proses merujuk dan memberitahu keluarga untuk
membawa uang dalam jumlah yang cukup.
d) Melakukan stabilisasi kepada Ny.Y dengan memasang infuse cairan
Ringer Laktat 500 ml 20 tts/menit
e) Bidan, Ny.Y dan suami berangkat ke rumah sakit tujuan
f) Kolaborasi dengan profesi lainnya bisa dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk menyiapkan operasi kuretase segera.

Penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat


bidan. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
penatalaksanaannya. Dari rencana yang telah disusun, pemeriksa
melakukan intervensi pada keseluruhan rencana.
Evaluasi pada akhir asuhan, Ny. Y mengetahui dan menyetujui
segala tindakan yang dilakukan. Ibu dan suami mengatakan mengerti dan
memahami dengan semua penjelasan yang diberikan oleh petugas
kesehatan, serta akan menjalankan anjuran yang sudah diberikan oleh
petugas kesehatan.Ibu dapat mengikuti beberapa hal yang dijelaskan oleh
petugas kesehatan.

BAB V
PENUTUP
29

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan asuhan kebidanan di atas dapat disimpulkan
bahwa seorang bidan harus bisa memberikan asuhan kepada setiap kliennya.
Bidan harus memberi asuhan kepada klien secara optimal agar mutu
pelayanan kebidanan dapat meningkat.

5.2 Saran
Semoga dengan adanya asuhan kebidanan pada kegawatdaruratan ibu
hamil dengan abortus insipiens ini dapat di jadikan sebagai refrensi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA
30

Hartini, Eka.2018.Asuhan Kebidanan Kehamilan.Malang:Wineka Media

Nita, Pustika Norma.2013.Asuhan Kebidanan Patologi.Yogyakarta:Nuha Medika.

Prawirohardjo Sarwono.2016.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

Pulungan, Pebri Warita,dkk.2020.Ilmu Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan.


Yogyakarta:Yayasan Kita Menulis

Purwoastuti Endang.2015.Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan


Neonatal.Yogyakarta:Pustaka Baru Press

Walyani, Elisabeth Siwi, dkk.2015.Konsep Dan Asuhan Kebidanan Maternal dan


Neonatal.Yogyakarta:Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai