Anda di halaman 1dari 4

NPM : 1806206302

PJ MA : Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D


Topik Summary : Isu Penting dan Perspektif Human
Behavior in Fire
Tanggal : 5 Desember 2020

Summary 12

Human Behavior in Fire adalah studi mengenai respon manusia, seperti kehati-hatian ,
kepercayaan, attitudes, motivasi, keputusan, tingkah lakum dan strategi yang dilakukan dalam
menghadapi pahanan kebakaran atau hal yang lain, seperti keadaan darurat di bangunan, struktur,
dan sistem transportasi (Kuligowski, 2016) 1. Studi mengenai human behavior in fire melibatkan
multidisiplin ilmu, seperti ahli dalam bidang Teknik, arsitektur, ilmu computer, matematika,
hukum, sosiologi, psikologi, faktor manusia, komunikasi, dan ergonomi. Berikut dijelaskan
mengenai isu-isu penting dan perspektif dalam memahami human behavior in fire1.

A. Isu-Isu Penting Human Behaviour in Fire2,3.


1) Memahami Respon Manusia terhadap Kebakaran/Api1.
Respon manusia merupakan isu yang penting untuk diperhatikan dalam memahami tingkah
laku manusia dalam kejadian kebakaran. Untuk mendapat pemahaman ini perlu
mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif mengenai respon manusia terhadap
kebakaran/api. Teori human fire response yang komprehensif merupakan kunci
peningkatan desain teknis keselamatankebakaran, kinerja berdasarkan sistem regulasi,
jalan keluar terkait model komputasi, dan manajemen keselamatan kebakaran1.
Terdapat dua periode utama mengenai respon manusia terhadap kebakaran, yaitu pre-
evacuation period dan movement period (Gambar 1)1
Gambar 1. Periode Respon Manusia Ketika Terjadi Kebakaran1

Tahap pre-evacuation terjadi ketika ignisi dimulai hingga seseorang atau kelompok mulai
merencanakan pindah ke tempat yang lebih aman. Tahap ini terdiri dari tiga sub-fase, yaitu1

a. Fase Pre-Alarm. Waktu ini dimulai dari titik dimana api terbakar (ignisi) hingga titik
dimana alarm gedung berbunyi atau penghuni gedung mendapat isyarat terjadinya
kebakaran.
b. Fase Evacuation Descision-making. Pada fase ini penghuni gedung telah mengetahui
informasi kebakaran di gedung. Setelah memproses informasi mereka harus melakukan
keputusan apakah perlu melindungi/menyelamatkan diri atau tidak?
c. Fase Protective Action. Pada fase ini individu mulai mengumpulkan barang-barang
pribadi atau membantu penghuni lain mempersiapkan evakuasi untuk melindungi
mereka sebelum memulai evakuasi.

Pada tahap Movement Period, penghuni gedung mulai melakukan evakuasi dan memperhatikan
isyarat perlindungan diri dan orang lain ketika melakukan evakuasi1. Tahp-tahap ini penting untuk
dipahami oleh tim teknisi dalam memahami human behavior in fire1.

2) Faktor yang Mempengaruhi Behavior in Fire1.


Dalam merespon terjadinya kebakaran dan proses evakuasi jarang terdapat kesamaan
dalam perilaku antar orang. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut ketika merespon kebakaran, yaitu 1
a. Pengaruh Sosial. Penelitian telah membuktikan bahwa pengaruh orang lain di dalam
gedung akan berdampak pada respon individe lain dalam merespon isyarat kebakaran
b. Pengaruh Stress on Behavior (Persepsi). Selain ancaman fisik terhadap kebakaran,
kebakaran juga dapat menyebabkan kondisi lain, seperti ketidakpastian, infromasi
berlebih, dan tekana waktu. Beberapa kondisi kompleks tersebut dapat membuat
seseorang stress kemudian mempengaruhi tingkah laku seseorang dalam menghadapi
situasi emergency dan melakukan evakuasi
c. Pengaruh yang Dibangun Lingkungan terhadap Perilaku. Poin ini lebih menekankan
pada kondisi jalur evakuasi dalam suatu bangunan. Model Affiliative memprediksi
bahwa seseorang cenderung akan melakukan evakuasi melalui jalur yang sering
mereka gunakan untuk keluar daripada pintu khusus untuk evakuasi karena jarang
digunakan.
d. Pengaruh Kepemimpinan dalam Perilaku. Pemimpin atau manajemen terkait keadaan
emergensi menjadi pihak yang mempengaruhi keputusan dan aksi yang dilakukan
kelompok peghuni gedung dalam merespon kebakaran.
e. Pengaruh Demografi (Gender). Studi Bryan and Wood, membuktikan bahwa laki-laki
akan lebih cenderung merespon kebakaran dengan mencari sumber api dan mencari
alat pemadaman api.
3) Teori yang Tidak Terkait Human Behaviour in Fire1
Isu penting selain memahami tingkah laku manusia dalam merespon kebakaran yaitu hal-
hal yang tidak termasuk daman human behavior in fire. Tujuannya adalah mencegah
kesalahan teknisi dalam mendesain proses dan mencegah persepsi negatif individu dalam
skenario bencana. Tiga teori yang tidak terkait tingkah laku manusia saat terjadi kebakaran,
yaitu1
a. Panic Behavior. Menurut Johnsons, panik merupakan kompetisi antar individu secara
egois tidak terkontrol yang dipengaruhi oleh tekanan sosial dan budaya. Emosi natural
tersebut akan merugikan ketika menghadapi kebakaran.
b. Disaster Shock. Situasi ini akan memicu individu tidak mampu mengatasi siatuasi
bencana yang harus dihapai. Shock akan berdampak luas hingga tahap pemulihan
bencana yaitu seseorang mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
c. Group Mind. Perilaku dan pemikiran kelompok atau massa akan mempengaruhi
seseorang dalam kelompok tersebut ketika merespon kebakaran karena satu kelompok
cenderung memiliki perilaku yang sama.
B. Perspektif dalam Memahami Human Behavior in Fire
Perspektif merupakan cara pandang, formulasi, dan definisi yang beragam dalam suatu hal atau
ilmu, dalam hal ini adalah human behavior in fire4. Beberapa persepsi cara pandang manusia
berikut bertujuan untuk memprediksi respon individu ketika bencana terjadi1.
a. Perceptions of Environmental Threats. Pandangan ini terkait kepercayaan seseorang
terhadap kemungkinan dan konsekuensi mengenai jenis bencana dan ekspektasi mereka
terhadap dampak, seperti kematian, luka, kerusakan properti, dan gangguan aktivitas
keseharian (bekerja, sekolah, belanja).
b. People’s Peceptions of Protective Actions. Aksi atau Tindakan ini merupakan hal yang
dapat mereka persiapkan untuk menghadapi bencana.
c. Peceptions of Stakeholders. Stakeholder dalam konteks bencana dapat berupa pemerintah
setempat atau negara, evaluator, media, pemberi kerja, dan individu sendiri. Penting untuk
memahami cara orang memandang pemangku kepentingan/stakeholder dari tiga faktor,
yaitu keahlian mereka tentang benaca (kebakaran), kepercayaan, dan tanggung jawab saat
terjadi kebakaran atau api.

Referensi
1. Kuligowski, E., 2016. Human Behavior In Fire. Gaithersburg: SFPE Handbook of Fire
Protection Engineering, pp.2070 - 2108.
2. Pramusinto, A., 2000. Isu-Isu Penting Dalam Evaluasi Kegiatan Pembangunan. [ebook]
perpustakaan.bappenas.go.id, p.14. Available at:
<http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/78087-[_Konten_]-
Artikel%20A.49-21-00.pdf> [Accessed 5 December 2020].
3. https://www.sfpe.org/. 2019. HUMAN BEHAVIOR IN FIRE. [online] Available at:
<https://www.sfpe.org/page/HumanBehavior> [Accessed 5 December 2020].
4. Rajagrafindo Persada. 2019. Perspektif Ilmu Politik - Anwar Arifin - Rajagrafindo Persada.
[online] Available at: <http://www.rajagrafindo.co.id/produk/perspektif-ilmu-politik/>
[Accessed 5 December 2020].

Anda mungkin juga menyukai