Anda di halaman 1dari 17

TEORI PRODUKSI, KESEIMBANGAN PRODUSEN DAN LABA MAKSIMUM

DOSEN PENGAMPU Dr.MICA SIAR MEIRIZA SE.,M.Si

OLEH :

KELOMPOK 12

Chintia Agave Immanuella Sianturi 7212444007

Rendy Indrawan S. Siahaan 7212444008

Yolanda Desi Dameria Pakpahan 7213144009

KELAS : 1 B ADP’21

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENDIDIKAN ADMINISTASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas diberikan
rahmat dan kharunia-Nya lah sehingga kami dapat meneyelasikan makalah “keseimbangan
produsen dan laba maksimum”

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu “Dr.MICA SIAR MEIRIZA SE.,M.Si”


selaku dosen pengampumata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro yang telah membimbing kami
dalam mata pelajaran juga yang telah memberikan tugas untuk kami kerjakan dan tekuni.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasi kepada pihak pihak yang turut serta membantu
kami dalam menyusun makalah ini sebagaimana adalah kejawiban kami untuk memenuhi
tugas dari dosen Dr.MICA SIAR MEIRIZA SE.,M.Si . selain itu juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “keseimbangan produsen dan laba maksimum”

Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
kami adalah manusia yang tak luput dari kekurangan dan kesalahan juga keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan . oleh karena itu kami mengucapkan permintaan maaf juga
menerima segala saran maupun kritik yang bersifat membangun. Kami harap makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Terimakasih .

Medan, 16 november 2021

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1


1.2 Identivikasi Masalah............................................................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah............................................................................................................1
1.4 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.5 Tujuan Makalah....................................................................................................................2
1.6 Manfaat Makalah..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi..........................................................3

2.1.1 Teori Produksi.......................................................................................................3

2.1.2 Mengenal Kurva Isoquant dan Isocost..................................................................5

2.2 Keseimbangan Produsen......................................................................................................7

2.2.1 Terbentuknya keseimbangan produsen.................................................................7

2.3 2.3 Laba Maksimum...........................................................................................................10

BAB 111 PENUTUP

Kesimpulan...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori perilaku produsen ialah suatu teori yang menjelaskan bagaimana tingkah laku/
perilaku produsen untuk menghasilkan produk secara efisien dalam kegiatan produksinya.
Produsen berusaha untuk menghasilkan produk secara baik dengan mengatur penggunaan
faktor produksi yang dimilikinya atau Teori produksi adalah teori yang menjelaskan
hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan
outputnya. Saat menganalisi teori produksi, disana akan mengenal dengan istilah produksi
jangka pendek.

Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut
fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan
hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan
jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik
harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.

1.2 Identifikasi masalah

Dari latar belakang di atas dapat didefinisikan masalah sebagai berikut: Analis teori
produksi keseimbangan produsen dan laba maksimum.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, hanya meliputi uraian mengenai
teori teori saja seperti teori produksi atau ekonomi dan keseimbangan produsen juga tujuan
dari perusahaan menjalankan bisnis yaitu untuk mencapai laba maksimum.

1.4 Rumusan Masalah

1
Dari latar belakang dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah mengenai
teori produksi dan kegiatan perusahaan, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kah teori produksi dan fungsi nya dalam ekonomi


2. Bagaimana keseimbangan produsen
3. Apa maksud dari laba maksimum

1.5 Tujuan Makalah

Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk menjelaskan dan agar dapat mengetahui secara jelas mengenai teori produksi,
keseimbangan produsen dan laba maksimum.

1.6 Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis,makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis,
makalah inidiharapkan bermanfaat bagi

1. Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalahini


diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu darimasalah yang
dibahas dalam makalah ini.
2. Pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumbertambahan dan
sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Produksi dan Fungsi Produksi dalam Ekonomi

Dalam melakukan kegiatan produksi, maka diperlukan aneka faktor produksi yang dapat
menunjang berlangsungnya kegiatan produksi tersebut. Faktor produksi yang diperlukan
secara umum adalah faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan skill atau kemampuan. Di
dalam suatu proses produksi, keempat faktor ini adalah hal yang mutlak. Tanpa adanya faktor
produksi tersebut, kegiatan produksi tidak dapat berjalan. Keempat faktor produksi ini saling
menunjang satu sama lain sebagai input, yang pada akhirnya dapat menghasilkan produk atau
output.

2.1.1 Teori Produksi

Dalam kegiatan produksi ini, dikenal pula suatu teori produksi. Teori produksi yang
paling banyak dikenal adalah “Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang” atau Law
of Diminishing Return. Teori produksi ini dikemukakan David Ricardo yang tertulis di dalam
bukunya yang berjudul “Principle of Political Economic and Taxation”. Di dalam Hukum
Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang tersebut, dijelaskan mengenai sifat pokok dari
hubungan antara tingkat poduksi dan tenaga kerja yang digunakan utnuk mewujudkan
produksi tersebut.

Teori Produksi Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang ini menyatakan “Apabila
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya.
Akan tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu, maka produksi tambahan akan semakin
berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.”

Dalam teori produksinya ini, David Ricardo menyatakan bahwa ketika kita menambah
terus menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sementara input yang lain tetap
maka mula -mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing
returns). Akan tetapi, di titik tertentu, hasil yang kita peroleh justru akan semakin berkurang
(diminishing returns).

3
Contohnya, di dalam suat perluasan produksi pertanian, dapat dilakukan dengan
menambah faktor produksi tenaga kerja untuk menggarap sebidang tanah. Dengan begitu,
hasil yang diperoleh akan meningkat.

Peningkatan hasil ini akan berjalan terus hingga mencapai kombinasi faktor -faktor
produksi yang paling tepat, yakni pada waktu diperoleh tambahan hasil yang tertinggi. Jika
hal ini sudah tercapai, maka penambahan tenaga kerja selanjutnya justru akan mengakibatkan
penambahan hasilnya jadi semakin menurun atau bahkant idak memberikan hasil sama sekali
dan akhirnya menjadi negatif.

Lebih jelasnya, bisa dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel teori produksi dengan penambahan satu faktor.

Input 1 (tanah) Input 2 ( tenaga Output (total Hasil lebih


kerja) produk) (marginal produk)
Tetap 0 0 0
tetap 1 6 6
tetap 2 14 8
tetap 3 34 10
Tetap 4 36 12

Tetap 5 45 9
Tetap 6 50 5
Tetap 7 53 3
Tetap 8 53 0
Tetap 9 48 5

Dari angka -angka yang ditunjukan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah
output (total product) memang mengalami pertambahan sebagai akibat dari bertambahnya
jumlah tenaga kerja. Akan tetapi, hasil lebihnya (marginal product) tidak selalu sebanding.

Berlakunya the law of diminishing returns ini perlu dipahami dengan beberapa asumsi,
yakni:

1. Salah satu faktor produksi, misalnya tanah pada pertanian atau mesin pada
industri, harus tetap sehingga perbandingannya saja yang mengalami perubahan.
2. Teknik produksi yang ditetapkan dalam suaut proses produksi tetap. Apabila
tingkat teknik produksi yang diterapkan lebih canggih, maka dapat mempertinggi
produktivitas setiap tenaga kerja, dan artinya hukum tersebut tidak berlaku.
4
3. Daya kerja (productivity) faktor produksi yang diubah, harus sebanding (sama).
Jika faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerjanya, maka tingkat
pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus sama dengan pekerjaan
yan dimaksudkan.

2.1.2 Mengenal Kurva Isoquant dan Isocost

Kurva isoquant dan isocost sangat penting dalam ekonomi. Secara garis besarnya,
kurva isoquant melambangkan kuantitas produksi, sedangkan isocost memperlihatkan total
biaya produksi. Kedua kurva ini menjadi rujukan penting bagi perusahaan supaya bisa
memproduksi hasil output semaksimal mungkin dengan biaya yang telah ditentukan.

Apa yang dimaksud dengan kurva isoquant dan isocost?

1. Kurva isoquant

Dalam buku Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis (2011) oleh Vincent
Gaspersz, kurva isoquant adalah kurva yang menunjukkan semua input produksi yang
mampu menghasilkan kuantitas output yang sama. Iso berarti sama dan quant berarti
kuantitas.

Kurva isoquant memiliki artian jika semua faktor produksi yang digunakan secara efektif
bisa menghasilkan output yang maksimal. Contoh faktor produksinya adalah modal, tenaga
kerja, bahan pembuatan dan lain sebagainya.

Mengutip dari buku Ekonomi Mikro: Dasar-Dasar Teori (2013) karya Muhammad
Khusaini, ciri utama dari kurva isoquant adalah melengkung dari kiri atas ke kanan bawah.
Hal ini menunjukkan jika semakin ke atas atau ke kanan garis kurvanya, berarti tingkat
output akan semakin tinggi.

Kurva isoquant

5
Input Y dan X mengacu pada komponen faktor produksi yang digunakan dalam kurva ini.
Misalnya input Y adalah mesin dan input X adalah tenaga kerja.

2. Kurva isocost

Menurut Multifiah dalam buku Teori Ekonomi Mikro (2011), kurva isocost merupakan
kurva yang menunjukkan sejumlah kombinasi input yang bisa dibeli dengan harga berlaku,
sesuai dengan cost yang tersedia. Isocost juga bisa disebut garis anggaran belanja yang
membatasi perusahaan untuk mengeluarkan biaya berlebih dalam produksi.

Isocost merujuk pada kombinasi faktor produksi yang bisa dibeli oleh perusahaan
dengan harga yang sama, apabila diketahui biaya faktor produksi serta pengeluaran lainnya.

Kurva isocost digambar sesuai dengan faktor produksi yang akan dibeli perusahaan.
Namun, biasanya garis vertikal dan horizontal dalam kurva ini diisi dengan (K) atau harga
kapital serta (L) atau tenaga kerja (labor). Kurva ini digambarkan dengan garis lurus dari kiri
atas ke kanan bawah.

Kurva Isocost

Dalam teori ekonomi mikro disebutkan jika kurva isoquant dan isocost saling
bersinggungan, maka akan mencapai kondisi atau titik optimal. Artinya suatu perusahaan bisa
memperoleh hasil produk yang maksimal, apabila menetapkan biaya tertentu.

2.2 Keseimbangan Produsen

Keseimbangan produsen adalah kondisi dimana isoquant dan isocost bersinggungan


Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang menunjukkan kombinasi
antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang samaIsocost adalah salah

6
satu kurva yang ada dalam perilaku produsen selain isoquant. Isocost adalah sebuah kurva
yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama.

Pada kondisi keseimbangan produsen, produsen berupaya menggunakan faktor produksi


secara efisien sehingga kondisi tersebut dicari sebagai keseimbangan produksi nya. Dalam
rangka mencari efisiensi tersebut, produsen akan berusaha untuk memaksimalkan output
yang dihasilkan dan meminimalkan biaya.

2.2.1 Terbentuknya keseimbangan produsen

Keseimbangan produsen adalah kondisi dimana produsen berupaya memproduksi secara


efisien dengan memaksimumkan tingkat produksi dan meminimumkan biaya. Kondisi
keseimbangan produsen dianggap produksi yang efisien. Memaksimumkan tingkat produksi
akan tergambar dari kurva isoquant tertinggi yang dapat dicapai dalam keseimbangan
produsen. Sedangkan meminimumkan biaya akan tergambar dari isocost yang minimum yang
dapat dicapai.

Dari pemaparan tersebut, ada suatu kondisi yang dapat memungkin terjadinya
keseimbangan produsen. Efisiensi itu akan tercapai bila kurva isocost dan isoquant saling
bersinggungan saat memaksimumkan produksi dan meminimumkan biaya. Dengan demikian,
dengan biaya minimum kita dapat menghasilkan output yang maksimum. Inilah kondisi
efisien yang diharapkan dari keseimbangan produsen.

7
Agar lebih jelas bagaimana keseimbangan produksi terjadi, perhatikan kurva keseimbangan
produsen berikut:

Dari kurva keseimbangan produsen tersebut kita akan bagi pembahasan ini dalam 3
bagian, yaitu:

1. Memaksimumkan output

Ada dua jenis input yaitu tenaga kerja dan modal. Kurva isoquant yang disimbolkan Q
menggambarkan kombinasi penggunaan dua jenis input tadi yang memberikan tingkat output
yang sama. Semakin tinggi (kekanan) kurva isoquant berarti tingkat outputnya akan semakin
tinggi pula. Dengan demikian Q1 < Q2 < Q3. Isoquant Q3 tingkat produksi paling tinggi dan
isoquant produksi Q1 paling rendah.

Produsen menginginkan untuk produksi pada Q3 sebagai titik produksi tertinggi. Namun
sayangnya karena adanya keterbatasan anggaran (I 1), sehingga produksi maksimum yang
dapat dilakukan yaitu pada isoquant Q2. Produksi maksimum terjadi pada titik E dengan
tingkat penggunaan mesin sebanyak Y1 dan penggunaan tenaga kerja sebanyak X1.

8
Isoquant Q1 tidak dipilih meskipun anggaran/biaya yang dimiliki cukup berproduksi pada
tingkat tersebut. Hal tersebut dilakukan karena pada Q1 bukan merupakan tingkat produksi
maksimum. Berproduksi pada tingkat Q2 akan memberikan tingkat output yang lebih tinggi.

2. Meminimumkan biaya

Perhatikan kurva kesimbangan konsumen bagian minimalisasi biaya. Harap hati-hati


dalam memahami gambar kurva tersebut. Katakanlah kita mempunyai tujuan untuk
memproduksi barang pada tingkat output sebanyak Q. Kombinasi tenaga kerja dan modal
tergambar dalam isoquant Q sebagai tujuan tingkat output yang diharapkan.

Untuk menghasilkan output pada tingkat Q, kita dapat menggunakan anggaran sebanyak
I3. Namun penggunaan anggaran isocost I3 akan terasa kurang efisien. Sebab, untuk
menghasilkan output isoquant Q dapat digunakan biaya yang lebih murah yaitu pada
anggaran isocost I2. Lebih tepatnya pada titik E dengan penggunaan modal sebanyak Y1 dan
tenaga kerja sebanyak X1. Titik E menjadi paling efisien dimana isocost dan isoquant
bersinggungan. Isocost nya paling minimum dan isoquant nya maksimum.

Sedangkan penggunaan anggaran isocost I1 tidak dipilih. Karena pada I1 tidak mampu
menghasilkan output maksimum.

3. Keseimbangan produsen

Keseimbangan produsen pada prinsipnya ingin mencapai efisien. Untuk efisien tersebut
maka harus tercapai persinggungan antara isocost dan isoquant. Namun tidak sembarang
persinggungan isocost dan isoquant. Isocost nya harus memberikan tingkat biaya paling
minimum. Sedangkan isoquant nya harus memberikan tingkat output paling maksimum.

Kondisi keseimbangan produsen ini disesuaikan lagi dengan kondisi perusahaan. Apakah
tujuan perusahaan untuk mencapai tingkat output tertentu? Bila tujuannya untuk mencapai
tingkat output tertentu, maka dapat digunakan prinsip pada maksimalisasi output. Disini
perusahaan berupaya produksi pada tingkat yang ditentukan, lalu mencari biaya paling murah
untuk mencapainya sehingga menjadi efisien.

Produksi perusahaan juga bisa saja disesuaikan dengan keterbatasan anggaran. Misalkan
perusahaan mempunyai anggaran terbatas sebanyak X1. Maka dapat menggunakan prinsip
minimalisasi biaya. Dengan biaya yang dimiliki lantas dicari tingkat output maksimum yang

9
dapat dicapai. Dengan demikian, dengan biaya minimum tersebut dapat menghasilkan
produksi yang efisien.

2.3 Laba Maksimum

Tujuan perusahaan menjalankan bisnis yaitu mencari laba. Laba yang paling diinginkan
yaitu laba maksimum. Laba maksimum yaitu kondisi laba yang diperoleh perusahaan
mencapai tingkat maksimum (tertinggi). Laba atau keuntungan atau profit adalah selisih
antara total penerimaan perusahaan dengan total biaya produksi. Kita simbolkan saja laba
dengan π, total penerimaan disimbolkan TR dan biaya total produksi disimbolkan TC.
Sehingga rumus laba dapat dibuat sebagai berikut:

π = TR – TC

Namun, dari rumus diatas perlu diperhatikan bahwa syarat agar perusahaan mendapatkan
laba yaitu bila π benilai positif atau dengan kata lain TR > TC. Artinya total penerimaan
harus lebih besar dari biaya total produksi. Bila biaya total produksi lebih besar dari total
penerimaan (TR < TC), hal tersebut justru nilai π. Nilai π negatif menandakan perusahaan
menderita kerugian.

Total penerimaan (TR) merupakah penerimaan dari hasil penjualan. Total penerimaan
berasal dari jumlah barang yang dijual (Q) dikalikan dengan harga satuan barang yang dijual
(P). Rumus total penerimaan sebagai berikut:

TR = P x Q

Adapun total biaya merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi barang tersebut. Ketika mempelajari teori perilaku produsen atau biaya
produksi, kita mengetahui bahwa perusahaan menggunakan input tetap dan input variabel
untuk memproduksi barang. Agar tidak bingung mengenai kedua istilah tersebut pelajari juga
teori perilaku produsen dan biaya produksi. Penggunaan input tetap oleh perusahaan akan
menimbulkan biaya tetap (fixed cost), yang disimbolkan FC. Sedangkan penggunaan input
variabel oleh perusahaan akan menimbulkan biaya variabel (variable cost), yang disimbolkan
VC.

Sehingga total biaya untuk memproduksi barang dirumuskan dengan:

10
TC = FC + VC

Sejauh ini, terdapat tiga rumus yang kita dapatkan yaitu rumus laba, rumus total
penerimaan dan rumus total biaya. Bila rumus total penerimaan dan rumus total biaya
disubstitusikan kedalam rumus laba, maka kita akan mendapatkan rumus laba dengan:

π = P.Q – (FC + VC)

Menurut rahardja dan manurung (2008) bahwa ada tiga pendekatan untuk mencapai laba
maksimum. Ketiga pendekatan tersebut yaitu pendekatan total biaya, pendekatan biaya rata-
rata, dan pendekatan biaya marginal. Pendekatan totalitas menganggap untuk mendapatkan
laba maksimum yaitu dengan melakukan penjualan maksimum. Dengan penjualan
maksimum maka laba yang diperoleh akan semakin besar. Namun keputusan perusahaan
sebelum melakukan strategi penjualan maksimum, harus memperhatikan juga titik impas atau
break event point. Laba akan diperoleh ketika kuantitas penjualan melebihi titik impas. Titik
impas (break event point) yaitu kondisi dimana:

TR = TC

Titik impas terjadi ketika total penerimaan akan sama dengan total biaya. Kondisi
tersebut dari sisi uangnya. Sedangkan dari sisi kuantitas barang yang dijual, untuk
mendapatkan jumlah barang yang dijual pada saat titik impas (Q*) dapat dirumuskan dengan:

Q* = P. Q* – (FC + FC. Q*) atau


Q* = FC / (P-VC)

Titik impas ini akan menjadi acuan penjualan minimal. Disini perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan namun tidak juga rugi. Penjualan yang terjadi melebihi titik impas
akan mendapatkan laba. Bila perusahaan mengetahui penjualan maksimal yang dapat
dilakukan, dan penjualan tersebut diatas titik impas, maka perusahaan akan menjual pada
kuantitas maksimum agar keuntungan yang diperoleh maksimal.

Dari pendekatan rata-rata akan melihat keuntungan dari perhitungan laba per unit.
Pendekatan rata-rata ini melihat laba dari selisih harga penjualan dengan biaya produksi rata-

11
rata per unit. Perbedaan antara harga jual dan biaya rata-rata per unit barang ini akan menjadi
keuntungan yang diperoleh per unit barang. Sedangkan untuk laba total akan diperoleh dari
laba per unit barang dikalikan dengan jumlah barang yang dijual. Sehingga dapat
dirumuskan:

π = (P – AC) Q

Dari sisi rata-rata bahwa laba terjadi ketika harga penjualan lebih tinggi dari biaya rata-
rata. Sedangkan titik impas akan terjadi saat harga jual barang sama dengan biaya rata-rata.
Bila biaya rata-rata lebih tinggi dibanding harga jual, maka produsen tidak mau untuk
berproduksi. Dengan demikian, untuk mendapatkan laba maksimum maka harus melakukan
strategi penjualan maksimum yang dapat dilakukan. Dengan melakukan penjualan
maksimum maka akan diperoleh laba maksimum.

Meskipun demikian ada dua pendekatan diatas, perhitungan laba maksimum dalam
ekonomi pada umumnya menggunakan pendekatan marginal. Pendekatan marginal dilakukan
dengan membandingkan penerimaan marginal (MR) dengan biaya marginal (MC). Laba
maksimum akan tercapai pada saat:

MR = MC

Laba maksimum tercapai pada kondisi biaya marginal sama dengan penerimaan marginal.
Hal ini dapat dibuktikan secara verbal, matematis bahkan grafis

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tujuan perusahaan menjalankan bisnis yaitu mencari laba. Laba yang paling
diinginkan yaitu laba maksimum. Laba maksimum yaitu kondisi laba yang diperoleh
perusahaan mencapai tingkat maksimum (tertinggi Dalam melakukan kegiatan produksi,
maka diperlukan aneka faktor produksi yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan
produksi tersebut. Faktor produksi yang diperlukan secara umum adalah faktor produksi
alam, tenaga kerja, modal dan skill atau kemampuan.
Keseimbangan produsen adalah kondisi dimana isoquant dan isocost bersinggungan.
Memaksimumkan tingkat produksi akan tergambar dari kurva isoquant tertinggi yang
dapat dicapai dalam keseimbangan produsen. Sedangkan meminimumkan biaya akan
tergambar dari isocost yang minimum yang dapat dicapai.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/laba-maksimum/
https://kasiyantimur.id/2020/01/08/teori-produksi-dan-fungsi-produksi-dalam -ekonomi/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/21/125950569/mengenal-kurva-isoquant-
dan-isocost.

14

Anda mungkin juga menyukai