Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

SINTESIS NATRIUM TIOSULFAT

Oleh :

Rizky Widyastari

1112096000025

Kelompok 8 A

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014
SINTESIS NATRIUM TIOSULFAT

Kamis, 20 Maret 2014

I. Tujuan Praktikum

1. Mempelajari sintesis natrium tiosulfat


2. Mengetahui rendemen hasil percobaan

II. Dasar Teori

Natrium Tiosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar.
Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari
33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air
dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat juga berperan sebagai antidot untuk
keracunan sianida. Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida
menjadi bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan enzyme sulfurtransferase, yaitu
rhodanase. Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapat
diberikan secara empiris pada keracunan sianida.
Pembuatan natrium tiosulfat berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi antara natrium
sulfit dengan serbuk belerang. Bila belerang ditambahkan berlebihan maka semua
natrium sulfit akan berubah menjadi natrium tiosulfat.
Kelarutan Tio sulfat (S2O3)2- : kebanyakan tio sulfat yang pernah dibuat larut dalam
air, tio sulfat dari timbel,perak dan barium larut sedikit sekali.Banyak dari larutan tio sulfat
ini larut dalam larutan Natrium tiosulfat yang berlebih,membuat garam kompleks.
Natrium tiosulfat digunakan untuk pembuat larutan baku sekunder,v sebagai anti klor
(untuk mengganti sisa klor yang dapat merusak sisa tekstil), dan dalam fotografi/
penyablonan larutan garam ini dikenal dengan hipo sebagai fiksir (untuk melarutkan
senyawa perak halida). Dalam bidang kedokteran Natrium tiosulfat digunakan sebagai
penangkal keracunan sianida, tiosulfat bertindak sebagai donor sulfur untuk konvensi
sianida tiosianat (yang kemudian dapat aman dieksresikan dalam urin, dikatalisis oleh
enzim rhodanase Natrium tiosulfat juga digunakan untuk menurunkan kadar klorin
dikolam renang dan spa berikut klorinasi super, serta untuk menghilangkan noda yodium,
misalnya setelah ledakan triiode Nitrogen. Natrium tiosulfat dalam laboratorium berguna
untuk titrasi redoks, misalnya pada iodometri, yaitu untuk menentukan kadar iodin dalam
suatu larutan. Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar.

III. Alat dan Bahan

Alat :
1. Labu bulat 500 ml
2. Kaca arloji
3. Batang pengaduk
4. Statif
5. Erlenmeyer
6. Corong
7. Penangas air
Bahan :

1. Natrium tiosulfat
2. Serbuk belerang
3. Etanol
4. Aquades
5. Kertas saring
6. Batu didih

IV. Prosedur Kerja

Natrium sulfit sebanyak 5 gram dimasukkan kedalam labu bulat 500 ml dan
dilarutkan dengan 10 ml H2O. Kemudian ditambahkan 5 gram serbuk belerang yang
dibuat pasta terlebih dahulu dengan 5 ml etanol. Dimasukkan batu didih ke dalam labu,
kondensor dipasang dan dipanaskan selama 1 jam. Lalu didinginkan dan disaring untuk
memisahkan S yang berlebih. Filtrat diuapkan diatas penangas sampai tersisa 5 ml.
Setelah itu didinginkan dalam air es sampai mengkristal. Jika perlu dipancing dengan
kristal Natrium tiosulfat murni. Selanjutnya disaring, dikeringkan, dan ditimbang.

V. Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
Larutan berwarna kuning

5 gram NaSO3 + 10 ml H2O + 5 gram S


Dipanaskan selama 25 menit

Filtrat yang dihasilkan berwarna keruh

Didinginkan dan disaring

Filtrat tersisa 11,8 ml

Filtrat diuapkan diatas penangas

Didinginkan dan dipancing dengan natrium Didapatkan kristal natrium tiosulfat


tiosulfat murni berwarna putih halus
Massa kertas saring : 1,56 gram
Kristal tiosulfat disaring dan ditimbang Massa kertas saring + tiosulfat : 3,04 g
Massa tiosulfit : 3,04 – 1,56 = 1,48 gram
Perhitungan teoritis

Massa tiosulfat : 5,01 gram


Mr tiosulfat : 252 g/mol

Na2SO3 + S → Na2S2O3

M : 0,0198 mol 0,156 mol -


R : 0,0198 mol 0,0198 mol 0,0198 mol
S: - 0,1362 mol 0,0198 mol

Massa = mol tiosulfat x Mr tiosulfat


= 0,0198 mol x 158 g/mol
= 3,13 gram

VI. Pembahasan

Dari hasil praktikum minggu ini mengenai sintesis natrium tiosulfat, praktikan dapat
mensintesis tiosulfat dan menentukan rendemen hasil percobaan tersebut.
Berdasarkan hasil percobaan diatas, Natrium tiosulfat yang diperlukan sebesar 5,01
gram dan ditambahkan 10 ml H2O, larutan menghasilkan warna putih, seperti pada
persamaan reaksi :

Na2SO3 + H2O → 2 NaOH + SO2

Kemudian serbuk belerang dibuat pasta terlebih dahulu dengan menggunakan


etanol. Hal ini bertujuan agar serbuk belerang tidak mengapung jika dimasukkan ke
dalam labu refluks dan agar dapat larut sempurna. Selanjutnya menyampurkan atau
merefluks natrium tiosulfat dengan pasta belerang dalam labu bulat. Proses refluks yang
dilakukan pada percobaan ini adalah agar struktur molekul sulfur yang membentuk cincin
dapat diputuskan sehingga dapat berikatan dengan natrium sulfit. Untuk memutuskan
cincin sulfur ini, maka proses refluks dilakukan selama 1 jam. Refluks juga berfungsi
untuk mempercepat terjadinya reaksi dan reaksi yang terjadi dapat maksimal (sempurna),
yang berarti tidak ada volume yang berkurang pada saat pemanasan berlangsung,
seperti persamaan reaksi :

Na2SO3 + S + 5 H2 O → Na2S2O3 . 5 H2O

Setelah direfluks larutan disaring agar terpisah dari zat pengotornya. Larutan
tersebut disaring dalam keadaan panas untuk mencegah terbentuknya kristal dalam
kertas saring. Setelah disaring filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan sampai terbentuk
kristal. Proses penguapan ini untuk menghilangkan molekul air yang bukan pentahidrat.
Setelah diuapkan, kemudian didinginkan dan dipancing dengan kristal natrium tiosulfat
murni, pemancingan ini berfungsi untuk mendapatkan kristal natrium tiosulfat. Adapun
kristal yang diperoleh adalah kristal yang berwarna putih.
Setelah ditimbang massa kristal Na 2S2O3 yang diperoleh adalah 1,48 gram,
sedangkan berdasarkan perhitungan teoritis kristal tiosulfat yang diperoleh yaitu 3,13
gram. Dari kedua massa kristal tiosulfat tersebut diperoleh rendemen (% hasil) yaitu
sebesar 47,28%.
Perbedaan hasil praktikum dengan teoritis kemungkinan terjadi oleh beberapa faktor.
Diantaranya karena endapan yang terbentuk belum murni, yakni hanya terdapat endapan
natrium tiosulfat, kemungkinan saat direfluks campuran belum begitu homogen.
Kemudian pada saat pencampuran Na2SO3 dan S dalam gelas becker, tidak seluruhnya
masuk ke dalam labu refluks. Demikian juga pada saat setelah direfluks, dan disaring ke
dalam cawan penguap, masih ada zat yang tertinggal dalam dinding labu refluks
tersebut. Sehingga hanya sedikit kristal yang diperoleh.

VII. Kesimpulan

1. Kristal natrium tiosulfat yang didapat dari percobaan sebesar 1,48 gram sedangkan
secara teoritis sebesar 3,13 gram.
2. Rendemen yang didapat sebesar 47,28%

VIII. Daftar Pustaka

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press


Pembahasan Natrium Tiosulfat
http://id.scribd.com/doc/136622567/Pembahasan-Natrium-Tiosulfat
(diunduh pada 23/03/2014 pukul 21.25)
http://wirdaanjani.blogspot.com/2013/07/laporan-praktikum-pembuatan-
natrium_2.html
(diunduh pada 23/03/2014 pukul 22.00)

Anda mungkin juga menyukai