Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm.

45-56

PENGGUNAAN TEKNIK MODELING TERHADAP


PERENCANAAN KARIR SISWA

Sofwan Adiputra
Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: sofwanputra@yahoo.com

Abstract

This study aimed to lead stdents in order to they are able to plan career by
comprehending their interest and potential toward a task at the first grade of
senior high school Yasmida Ambarawa. This study employed quassi-
experimental method with the non-equivalent control group. Purposive
sampling technique was used to determine the simple. This study used non-
parametric statistic analysis with level test (uji jenjang) signed ranks test and
smirnov-kolmogorof method for dable sample group. Based on the finding, it
can be concluded that career planning which applied earlier will develop
responsibility attitude for students so they are able to develop their abaility as
maximum as possible, and not to do deviation toward development duty. The
use of modeling technique was effective to improve students career planning at
the first grade of senior high school Yasmida Ambarawa.

Keywords: Group Counseling, Modeling Techniques, Career Planning

1. PENDAHULUAN keluarga, dan pekerjaan. Dua komponen


Pekerjaan merupakan salah satu itu sangat menentukan kebahagiaan hidup
aspek terpenting dalam kehidupan manusia, sehingga tidak mengherankan
manusia dewasa yang sehat jasmani jika masalah pekerjaan dan keluarga
maupun rohani, di manapun dan kapan sangat menyita seluruh perhatian, energi,
pun manusia itu berada. Orang akan dan waktu orang dewasa.
merasa sangat susah dan gelisah jika Pekerjaan sendiri tidak serta merta
tidak memiliki pekerjaan yang jelas, merupakan karir. Kata pekerjaan (work,
apalagi kalau sampai menjadi job, employment) menunjuk pada setiap
pengangguran. Banyak orang yang kegiatan yang menghasilkan barang atau
mengalami stres dan frustasi dalam hidup jasa (Isaacson dalam Vira 2012),
ini karena masalah pekerjaan. sedangkan kata karir (career) lebih
Menurut Levinson (dalam Vira, menunjuk pada pekerjaan atau jabatan
2012) bahwa komponen terpenting dari yang ditekuni dan diyakini sebagai
kehidupan manusia dewasa adalah panggilan hidup, yang meresapi seluruh

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 45
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

alam pikiran dan perasaan seseoran, serta rubah menuju kearah tingkat kematangan
mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel karir. Dalam proses berkelanjutannya
dan Sri Hastuti 2007). Maka dari itu tersebut, masing-masing aspek misalnya
pemilihan karir lebih memerlukan aspek kemampuan memahami
persiapan dan perencanaan yang matang lingkungan, aspek kemampuan
dibandingkan mencari pekerjaan yang mengidentifikasi hambatan-hamabatan
sifatnya sementara waktu. yang bersumber dari diri sendiri maupun
Perkembangan karir adalah suatu dari luar dan mengatasi setiap hambatan
proses perkembangan sepanjang hidup sehingga menjadi peluang, dan
yang dipengaruhi oleh latar belakang kemampuan merencanakan masa depan
pendidikan, pekerjaan pengalaman secara konkret dalam bentuk pekerjaan
lainnya dan yang mempengaruhi yang ditekuni akan menunjukkan
keputusan-keputusan setiap individu perbedaan yang profesional satu sama
mengenai karir dan gaya hidup lainnya. Artinya terdapat kesamaan-
(Beamount, Cooper dan Stockard dalam kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang
Manrihu, 1988). bersifat dominan antara aspek yang satu
John J. Pietrofesi dan Howard Splete dengan aspek yang lain dalam proses
(dalam Manrihu, 1988) menyatakan perkembangan karir. Antara sejumlah
bahwa perkembangan karir adalah suatu siswa dan suatu kelompok usia, kelas,
proses yang berjalan terus menerus dan jurusan maupun sekolah. Perkembangan
berlangsung sepanjang tahap kehidupan karir yang bercirikan suatu perubahan ini
serta mencakup pengalaman-pengalaman berlangsung dari dalam diri individu
rumah tangga sekolah dan masyarakat akibat pertambahan umur dan
yang berkaitan dengan konsep diri pengalaman, yang mengalami pergeseran
individu serta implementasinya dalam dalam harapan, kesukaan, kemampuan,
gaya hidup ketika orang itu hidup dan minat.
senang dan mendapat penghasilan. Perubahan yang terjadi di luar
Prinsip-prinsip perkembangan individu berupa perubahan dalam
manusia pada umumnya sejalan dengan kesempatan konkritnya dalam hal ini
perkembangan karir yang merupakan sebagai akibat dari gelombang pergeseran
suatu proses yang berlangsung sepanjang kondisi ekonomi dan sejumlah jabatan
hanya manusia, dinamis dan berubah- (Winkel dan Sri Hastuti, 2007).

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 46
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

Fenomena perkembangan sebagaimana ekstrakurikuler atau mengikuti kursus


dijelaskan di atas menggambarkan suatu atau pelatihan yang ia sukai. Oleh sebab
irama perkembangan karir yang terjadi itu sebaiknya perencanaan akan karir ke
dan dialami dalam kehidupan dan depan sudah dapat diprogram lebih awal.
perkembangan manusia pada umumnya. Perencanaan karir merupakan salah
Sebagaimana telah dijelaskan di atas satu bagian dari aspek dari perkembangan
dapat disimpulkan perkembangan karir sikap karir. Super (dalam Sharf, 1992:
merupakan serangkaian perubahan- 156), menunjukkan bahwa orientasi karir
perubahan yang terjadi setiap tingkat total seseorang individu terdiri dari
kehidupan dipengaruhi oleh pemahaman beberapa aspek, yaitu: (1) Perkembangan
diri (self), nilai-nilai, sikap, pandangan, sikap-sikap karir, yang meliputi
kemampuan yang dimiliki dan segala perencaaan karir dan eksplorasi karir; dan
harapan dalam menentukan pilihan karir (2) Perkembangan pengetahuan dan
yang akan dipilihnya, dan merupakan keterampilan, yang meliputi pengetahuan
suatu proses yang terjadi karena tentang pembuatan keputusan dan
dipengaruhi oleh faktor internal dalam pengetahuan tentang informasi dunia
diri pribadi seseorang dan pengaruh kerja.
faktor eksternal di luar pribadi diri Super (dalam Sharf, 1992: 156)
seseorang. memaparkan bahwa Perencaan karir
Perencanaan karir menurut Super adalah suatu proses dimana individu
(dalam Sharf, 1992: 156) menyatakan dapat mengidentifikasi dan mengambil
bahwa perencanaan karir dapat mengukur langkah-langkah untuk mencapai tujuan-
tingkat pemahaman individu terhadap tujuan karirnya. Perencanaan karir
macam-macam jenis pencarian informasi melibatkan pengidentifikasian tujuan-
dan mengukur tingkat pemahaman tujuan yang berkaitan dengan karir dan
mereka tentang berbagai aspek pekerjaan. penyusunan rencana-rencana untuk
Perencanaan karir pada remaja mencapai tujuan tersebut.
ditandai dengan berbagai aktivitas dalam Dillard (1985: 24), mengemukakan
kehidupannya seperti belajar tentang bahwa perencanaan karir merupakan
informasi karir, membicarakan proses pencapaian tujuan karir individu,
perencanaan karirnya kepada orang yang ditandai dengan adanya: tujuan
dewasa, berpartisipasi aktif dalam yang jelas setelah menyelesaikan

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 47
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

pendidikan, cita-cita yang jelas terhadap tersebut akan mendapatkan kepuasaan


pekerjaan, dorongan untuk maju dalam pribadi dari karir yang ditekuninya
bidang pendidikan dan pekerjaan yang dalam kehidupannya.
dicita-citakan, persepsi yang realistis c. Mempersiapkan diri untuk
terhadap diri dan lingkungan, memperolah penempatan dan
kemampuan mengelompokkan pekerjaan penghasilan yang sesuai (preparing
yang diminati, memberikan penghargaan for adequate placement). Rencana
yang positif terhadap pekerjaan dan nilai- karir ditunjukan untuk mempersiapkan
nilai, kemandirian dalam proses penempatan yang memadai dan
pengambilan keputusan, kematangan menghindarkan penempatan yang
dalam hal mengambil keputusan, dan tidak diharapkan.
menunjukan cara-cara realistis dalam d. Efektivitas usaha dan penggunaan
mencapai cita-cita pekerjaan. waktu (efficiently and effort).
Menurut Dillard (1985: 3-4), tujuan Tujuannya untuk memilih secara
dari perencanaan karir adalah sebagai sistematis, sehingga menghindarkan

berikut: individu dari usaha coba-coba,


sehingga membentuk dalam
a. Memperolah kesadaran dan
penggunaan waktu secara efesien.
pemahaman diri (acquiring self
awerness and understanding). Dalam
Dillard (1985: 5-10), menjelaskan
hal ini, kesadaran dan pemahaman diri
bahwa terdapat langkah-langkah yang
merupakan penilaian dari kelebuhan
diperlukan dalam perencanaan karir,
dan kelemahan yang dimiliki yaitu sebagai berikut:
individu.Langkah ini penting dalam a. Individu harus mengenali bakat
memberikan panilaian yang realistis Perencanaan karir dapat dimulai
tentang dirinya sendiri untuk dengan analisis bakat atau kemampuan
dipergunakan dalam perencanaan yang tidak berkembang dan bakat atau
karirnya agar diperoleh arah yang kemampuan yang alami. Dengan adanya
efesien dalam kehidupan. analisis ini, individu akan memiliki
b. Mencapai kepuasan pribadi kesadaran tentang kekuatan dan
(attaraining personal satisfaction). kelemahan mental dan fisiknya, sehingga

Melalui karir yang direncanakan pemahaman yang dimilikinya ini


memungkinkan untuk menjadi dasar
terlebih dahulu, diharapkan individu

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 48
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

dalam meramalkan suses yang akan Dalam perencanaan karir, individu dapat
dicapai dalam karirnya kelak. menyesuaikan dan mengembangkan
b. Individu perlu memperhatikan minat kesempatan karir yang sesuai dengan
Minat perlu diperhatikan di dalam kemampuanya.
perencanaan karir.Individu yang mampu f. Individu perlu memperhatikan
mengidentifikasi karir yang diminatinya
penampilan karir
cenderung memiliki perencanaan karir
Penampilan idir individu seharusnya
yang matang.
dapat konsisten dnegan perilaku dan
c. Individu perlu memperhatikan nilai-
harapan dalam karir. Pemahaman tentang
nilai
standar atau kriteria karir akan membantu
Individu akan mengalami kepuasan
individu mempertahankan pekerjaannya.
bila karir yang dijalaninya sesuai dengan
g. Individu perlu mamperhatikan gaya
nilai-nilai yang dianutnya. Oleh karena
hidupnya
itu, individu seharusnya mengidentifikasi
Keberhasilan dalam perencanaan
nilai-nilai yang dianutnya dalam kaitanya
karir tergantung pada cara individu
dengan karir tertentu yang akan
mengintegrasikan gaya hidupnya dengan
dipilihnya.
pilihan karir yang terbuka baginya.
d. Individu perlu memperhatikan
Untuk mencapai perencanaan
kepribadiannya.
tersebut, peserta didik memerlukan
Kesesuaian antara kepribadian dan
bantuan karena mereka sangat
karir yang dipilihnya merupakan suatu
membutuhkan pemahaman atau wawasan
hal yang penting dalam perencanaan
tentang dirinya dan lingkungannya juga
karir. Kesesuaian ini sangat penting
pengalaman dalam menentukan arah
Karena kepribadian dapat membuat
kehidupannya. Dengan kata lain, proses
perbedaan antara kesuksesan yang
perkembangan itu tidak selalu berjalan
dicapai dalam karir tertentu oleh individu
dalam alur yang lurus atau searah dengan
yang satu dengan individu lainnya,
potensi, harapan, dan nilai-nilai yang
e. Individu perlu memperhatikan
dianut. Untuk itulah perlu disusun suatu
kesempatan karir
program pelayanan bimbingan dan
Tidak semua kesempatan karir sesuai
konseling yang dirancang secara baik
dengan potensi diri. Individu seharusnya
agar mampu memfasilitasi individu ke
belajar mengenai pekerjaan yang
arah kematangan dan kemandirian, yang
potensial sesuai dengan kemampuannya.

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 49
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, anggota kelompok, memanfaatkan


dan juga karir. dinamika kelompok sebagai kekuatan
Bimbingan kelompok merupakan utama dalam membantu perubahan
layanan bimbingan yang diberikan dalam perencanaan karir siswa.
suasana kelompok agar individu dapat Adapun tujuan dari bimbingan
memahami dirinya sesuai dengan kelompok adalah belajar memahami diri
keadaan lingkungan dengan saling sendiri dan orang lain, memperoleh
berinteraksi, memperbaiki dan pemahaman tentang diri sendiri dan
mengembangkan pengarahan diri dan perkembangan identitas diri yang
penyesuaian diri, serta menanggapi dan berkeunikan, menemukan berbagai
memberi saran untuk mencapai tujuan- kemungkinan cara menghadapi
tujuan dalam bimbingan dan konseling persoalan-persoalan perkembangan dan
(Prayitno, 1995: 65). Selaras dengan mengentaskan konflik-konflik tertentu
pendapat Nandang Rusmana (2009: 13), dan meningkatkan kemampuan
bahwa bimbingan kelompok merupakan mengontrol diri sendiri, kemandirian dan
suatu proses pemberian bantuan kepada tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
individu melalui suasana kelompok yang orang lain (Elida Prayitno, 2007: 2)
memungkinkan setiap anggota untuk Penggunaan teknik modeling
belajar berpartisipasi aktif dan berbagai digunakan karena menurut Bandura
pengalaman dalam upaya pengembangan (dalam Friedman, 2008: 283),
wawasan, sikap dan keterampilan yang menyatakan bahwa dalam teknik
diperlukan dalam upaya mencegah dan modeling menggunakan 4 jenis informasi
mengatasi masalah pribadi serta
yaitu (1) Pengalaman kita dalam
pemecahan masalahnya.
melakukan perilaku yang diharapkan atau
Peneliti mencoba menggunakan
perilaku yang serupa (kesuksesan dan
layanan bimbingan kelompok dengan
kegagalan dimasa lalu); (2) Melihat orang
teknik modeling untuk membantu
lain melakukan perilakuyang kurang
menyelesaikan permasalahan.
lebih sama; (3) Persuasi verbal (bujukan
Penggunaan layanan bimbingan
kelompok ini berdasarkan asumsi bahwa orang lain yang menyemangati atau

bimbingan kelompok dilaksanakan dalam menjatuhkan); (4) Apa perasaan kita

bentuk kelompok yang terdiri dari 8-12 tentang perilaku yang dimaksud (reaksi

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 50
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

emosional). Sehingga penggunaan teknik baik. Bandura (dalam Dede Rahmat


modeling akan sesuai jika digunakan Hidayat, 2011: 153), “menemukan
untuk meningkatkan perencanaan karir tahapan dalam proses yang mengatur

karena mengamati orang lain melakukan pembelajaran melalui modeling, yaitu:

suatu tindakan akan memiliki lebih


a. Proses Memperhatikan
banyak respon yang tidak asal meniru
Beberapa variabel yang turut
perilaku orang lain, namun mereka
berpengaruh terhadap proses belajar
memutuskan dengan sadar untuk
diantaranya berkaitan dengan
melakukan perilaku yang dipelajari
karakteristik model, sifat kegiatan, dan
melalui observasi.
orang yang menjadi subjek. Model yang
Menurut Alwisol (2009: 292), teknik
sangat menarik lebih diperhatikan
modeling bukan sekedar menirukan atau
dibandingkan dengan model yang
mengulangi apa yang dilakukan orang
memiliki daya tarik interpersonal yang
model (orang lain), tetapi modeling
rendah.
melibatkan penambahan dan atau
b. Proses Retensi
pengurangan tingkah laku yang teramati,
Ketika mengamati prilaku seseorang
menggenalisir berbagai pengamatan
dan segera menirunya, maka kita akan
sekaligus dan melibatkan proses kognitif.
menggunakannya sebagai panduan untuk
Menurut Corey (2005: 221) dalam
bertindak pada kesempatan lain. Ada dua
percontohan individu mengamati seorang
bentuk sistem simbol atau representasi
model kemudian diperkuat untuk
yang membantu belajar observasional,
mencontoh tingkah lau sang model. Titik
yaitu imaginatif dan verbal.
perhatian bagi konseli yaitu suatu model
Representasi modeling dapat
yang akan disediakan oleh konselor mengarahkan pada pola respon yang baru
dengan tujuan konseli dapat mencontoh harus dapat direpresentasikan secara
tingkah laku yang ada didalam diri model simpolis dalam ingatan. Representasi
sebagai perubahan perilaku konseli. perlu disimbolisasikan dalam bentuk
Dalam teknik modeling ada beberapa verbal, karena beberapa observasi
tahapan yang dapat digunakan dalam dipertahankan dalam bentuk gambaran
memberikan layanan kepada individu dan alat dimunculkan tanpa adanya
atau kelompok agar dalam proses model secara fisik.

pemberian layanan dapat berjalan dengan c. Proses Reproduksi Motorik

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 51
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

Dalam rangka meniru model, konselor menunjukkan kepada anggota


seorang individu harus mengubah kelompok tentang perilaku model yang
representasi simbolis dari pengamatan dikaitkan dengan perkembangan karirnya.
kebentuk tindakan.Prilaku yang muncul
harus memiliki kesamaan dengan prilaku 2. METODE PENELITIAN
asal.
Metode penelitian yang digunakan
Proses reproduksi motorik harus
yaitu quasi experiment, dengan desain
melibatkan empat subtahapan, yaitu
penelitian ’The Non Equivalent Control
organisasi respon kognitif, inisiasi
Group’. Desain ini merupakan desain
respons, pemantauan respons, sdan
eksperimen yang dilakukan dengan pre-
penyempurnaan respons. Setelah
test sebelum perlakuan diberikan dan
memperhatikan model dan
posttest sesudah perlakuan diberikan, dan
mempertahankan apa yang telah
juga terdapat kelompok eksperimen dan
diobservasi, kemudian kita memproduksi
kelompok kontrol, namun penentuan
dengan prilaku baru.
sampelnya tidak dilakukan secara random
d. Motivasi
(A. Muri Yusuf, 2005: 234).
Pembelajaran melalui observasi
Polupasi penelitian seluruh siswa
paling efektif terjadi apabila pihak yang
kelas X SMA Yasmida Ambarawa.
belajar termotivasi untuk melakukan
Teknik pengambilan sampel yang
prilaku yang ditiru. Perhatian dan
digunakan dalam penelitian ini yaitu
representasi dapat berakibat pada
dengan metode purposive sampling.
pengumpulan informasi untuk belajar,
Sampel penelitian sebanyak 26 siswa
namun pertama difasilitasi oleh motivasi
kelas X SMA Yasmida Ambarawa Tahun
untuk melakukan prilaku tertentu.
Pelajaran 2013/2014 dan dibagi menjadi
Penggunaan layanan bimbingan
dua kelompok, yaitu 13 orang untuk
kelompok dengan teknik modeling dalam
kelompok eksperimen dan 13 orang
pendekatan behavior, diperkirakan tepat
untuk kelompok kontrol.
untuk mengembangkan arah perencanaan
Untuk analisis data digunakan teknik
karir siswa. Karena melalui teknik
analisis statistic non-parametric. Hal ini
modeling diharapkan siswa dapat
berdasarkan pada asumsi bahwa data di
meningkatkan perencanaan karir dengan
bawah 30 tidak berdistribusi normal.
cara mencontoh tingkah laku yang ada
Teknik analisis statistik non-parametric
dalam diri model. Dalam pelaksanaannya

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 52
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

yang digunakan untuk menguji dalam karir sebelum dan sesudah sebesar 0,001,
penelitian ini adalah uji jenjang bertanda atau probabilitas dibawah alpha 0,05
Wilcoxon (signed ranks test) dan metode (0,001 < 0,05). Dari hasil tersebut maka
Kolmogorof-Smirnov bagi kelompok penelitian ini dapat diterima, yaitu
sampel ganda. Menurut Lukiastuti, Fitra ”terdapat perbedaan yang signifikan pada
dan Muliawan Hamdani (2012: 83) perencanaan karir siswa kelompok
pengujian hipotesis dengan cara uji eksperimen sebelum dan setelah
jenjang bertanda dilakukan apabila mendapat perlakuan layanan bimbingan
peneliti ingin memastikan tentang ada kelompok.”
atau tidaknya perbedaan kondisi setelah Selanjutnya untuk melihat tentang
perlakuan tertentu diberikan. arah perbedaan tersebut, apakah pretest
atau posttest yang lebih tinggi, dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pretest dan posttest Tabel 2 Arah Perbedaaan Pretest dan
Posttest
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Perencanaan karir Mean
yang signifikan tentang arah perencanaan N Rank Sum of Ranks
Posttest – Negative Ranks 0a .00 .00
karir siswa pada kelompok eksperimen. Pretest Positive Ranks 13b 7.00 91.00
Ties 0c
Selanjutnya peneliti menganalisis Total 13
masing-masing skor pada setiap a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest
responden yang disajikan pada Tabel 1, c. Posttest = Pretest

yaitu sebagai berikut:


Berdasarkan Tabel 2 nilai 13b berarti

Tabel 1 Hasil Analisis Wilcoxon’s Signed bahwa dari 13 responden kelompok


Ranks Test eksperimen yang dilibatkan dalam
b
Tes Statistics perhitungan, sebanyak 13 orang siswa
Perencanaan
Karir Pretest-Posttest mengalami peningkatan dari pretest ke
Z -3.372a
Asymp. Sig. (2- .001 posttest. Sedangkan hasil posttest
tailed)
kelompok eksperimen dan kelompok
Berdasarkan Tabel 1 di atas di atas, kontrol menunjukkan bahwa terdapat
terlihat bahwa angka probabilitas Asmyp. perbedaan yang signifikan tentang arah
Sig. (2-tailed) perencanaan karir perencanaan karir siswa. Selanjutnya
kelompok eksperimen pada perencanaan peneliti menganalisis masing-masing skor

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 53
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

pada setiap responden yang disajikan pengetahuan yang realistis tentang


pada Tabel 3, yaitu sebagai berikut: dirinya, sikap positif terhadap karir dan
keterampilan untuk merencanakan
Tabel 3. Hasil Analisis Kolmogorov-
Smirnov 2 Independent Samples karirnya. Maka individu perlu memiliki
Posttest pengetahuan, sikap dan keterampilan

Test Statisticsa

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat Postest Perencanaan karir


Most Extreme Absolute 1.000
dilihat bahwa perencanaan karir pada Differences Positive 1.000
Negative .000
kolom Asymp.Sig. (2-tailed) untuk uji Kolmogorov-Smirnov Z 2.550
Asymp. Sig. (2-tailed) .00031
dua sisi adalah 0.00031, probabilitas di
a. Grouping Variable: Kelompok
bawah 0.05 (0.00031 ≤ 0.05), atau untuk merencanakan karirnya.
Zhitung ≤ Ztabel ( 1.00 ≤ 0.5334). Ini Hal ini senada dengan Winkel dan
berarti bahwa terdapat perbedaan yang Sri Hastuti (2007: 585) yang
signifikan pada perencanaan karir antara memaparkan bahwa untuk meningkatkan
siswa kelompok eksperimen dengan perencanaan karir akan dipengaruhi
siswa kelompok kontrol setelah faktor eksternal. Faktor eksternal adalah
mendapatkan perlakuan. sejumlah hal atau faktor yang berada di
Dari perolehan skor atau nilai luar diri seseorang yang berpengaruh
masing-masing siswa terjadi peningkatan langsung maupun tidak langsung dengan
perencanaan karir setelah dilakukan diri seseorang.
perlakuan (treatment). Sehingga Dari hasil penelitian Febry Yani
disimpulkan bahwa “bimbingan Falentini (2013) dipahami bahwa usaha
kelompok dengan teknik modeling efektif yang dominan dilakukan siswa dalam
untuk meningkatkan perencanaan karir menentukan pilihan karirnya adalah
siswa”. berusaha mengetahui prospek masa depan
Penggunaan teknik modeling sebagai pekerjaan yang akan dipilih. faktor yang
gambaran perencanaan karir merupakan dominan dipertimbangkan siswa dalam
upaya yang membelajarkan pengetahuan menentukan pilihan karir adanya
baru kepada siswa. Hal ini sesuai dengan kebebasan untuk memilih pendidikan
penjelasan Rima Irmayanti (2011) yang yang diinginkan setelah tamat nanti.
menyatakan bahwa untuk merencanakan hambatan yang dominan ditemuisiswa
karir, individu perlu mengetahui dalam menentukan pilihan karir adalah

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 54
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

teman-teman memberikan masukan yang


A. Muri Yusuf. (2005). Teknik Analisa
berbedatentang pilihan karir.
Data. Padang: FIP UNP.
Crites (1981) mengemukakan
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian.
pendapat bahwa perencanaan karir
Universitas Muhammadiyah Malang.
merupakan salah satu kompetensi dalam
Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktik
upaya pemilihan masa depan yang
Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
ditandai dengan aktivitas-aktivitas logis Refika Aditama.
tertentu yang harus dilakukan sebagai
Crites, John. O. (1981). Career
persiapan masa depan. Counseling: Models, Methods, and
Materials. U.S. America: Mcgraw
Setiap siswa diharapkan dapat
Hill Book Company.
merencanakan karir dengan memahami
Dede Rahmat Hidayat. (2011). Psikologi
tentang potensi yang dimiliki serta minat
Kepribadian dalam Konseling.
mereka terhadap suatu pekerjaan. Jakarta: Indeks.
Sehingga ketika memasuki dunia kerja,
Dillard. J. M. (1985). Lifelong Career
siswa akan merasa nyaman dengan Planing. Ohio: A bell & Howell
Company Columbus.
pilihan karirnya.
Elida Prayitno. (2007). Konseling
4. SIMPULAN Kelompok: Saduran dari Buku Group
Counseling Strategis and Skill Jacob.
Perencanaan karir yang dilaksanakan
Bahan Ajar Bimbingan Kelompok:
sedini mungkin akan mengembangkan Universitas Negeri Padang.
sikap bertanggung jawab bagi siswa,
Febry Yani Falentini. (2013). Usaha yang
sehingga mampu mengembangkan dilakukan Siswa dalam Menentukan
Arah Pilihan Karir dan Hambatan-
kemampuan dirinya semaksimal mungkin
hambatan yang ditemui. Jurnal
dengan tidak melakukan penyimpangan Ilmiah Konseling. Volume 2 No. 1
hlm.310-316.
terhadap tugas-tugas perkembangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Friedman, Howard. (2008). Kepribadian.
Teori Klasikal dan Riset Modern.
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
Penerjemah: Fransiska Dian. Jakarta:
dengan teknik modeling efektif Erlangga.
meningkatkan perencanaan karir siswa
Lukiastuti, Fitra dan Muliawan Hamdani.
kelas X SMA Yasmida Ambarawa Tahun (2012). Statistika Non-Parametric.
Yogyakarta: CAPS.
Pelajaran 2013/2014.

5. DAFTAR PUSTAKA

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 55
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45-56

Manrihu, M. Thayeb. (1988). Pengantar


Bimbingan dan Konseling Karir.
Jakarta: Bumi Aksara.

Nandang Rusmana. (2009). Bimbingan


dan Konseling Kelompok di Sekolah
(Metode, Tekhnik dan Aplikasi).
Bandung: Rizki Press.

Prayitno. (1995). “Layanan Bimbingan


dan Konseling Kelompok (Dasar dan
Profil)” Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rima Irmayanti. (2011). Efektivitas


Teknik Genogram untuk
Meningkatkan Perencanaan Karir
Siswa. Tesis. Program Studi
Bimbingan dan Konseling Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung: tidak
diterbitkan.

Sharf, R.S. (1992). Applying Career


Development Theory to Counseling.
California: Brook/Cole Publisher
Company.

Vira Afriyati. (2012). Kontribusi Self


Esteem dan Perlakuan Orang Tua
terhadap Kematangan Arah Pilihan
Karir Siswa SMA (Studi Deskriptif
terhadap Siswa SMA Adabiah
Padang). Tesis: Universitas Negeri
Padang (tidak untuk dipublikasikan).

Winkel, W. S. dan Sri Hastuti. (2007).


Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media
Abadi.

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus


Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 56

Anda mungkin juga menyukai