RPS 10
OLEH:
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
10.1 Pengertian Etika dan Bisnis
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha
yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah Etika
yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris “business”, dari kata
dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan
bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik. Bisnis
beretika adalah bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari hati
nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya pengusaha
selalu menggunakan nuraninya. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli:
• T. Chwee (1990)
Bisnis merupaka suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat.
Melaksanakan Strategi?
Sarbanes-Oxley Act, yang disahkan pada tahun 2002, mengharuskan perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan secara publik memiliki kode etik atau menjelaskan secara tertulis kepada SEC
mengapa mereka tidak melakukannya. Tiga rangkaian pertanyaan setiap kali ada inisiatif strategi baru
yang sedang dikaji sebagai berikut:
10.3 Pemicu dari Strategi dan Perilaku Bisnis yang Tidak Etis
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar,
larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilainilai etika pada umumnya perusahaan yang
memiliki peringkat kepuasan bekerja yag tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir
tindakan yang tidak etis. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan
oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan. Berikut ini, ada tiga pemicu utama
dari perilaku bisnis yang tidak etis ditunjukkan sebagai berikut:
• Pengawasan yang salah, memungkinkan pengejaran atas kepentingan dan keuntungan pribadi
yang tidak bermoral.
• Tekanan yang cukup berat terhadap manajer perusahaan untuk memenuhi target kinerja jangka
pendek.
• Budaya perusahaan yang menempatkan profitabilitas dan kinerja bisnis sebagai prioritas dan
mengesampingkan tingkah laku etisnya dalam berbisnis.
Hubungan yang harmonis dengan pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif buat
kemajuan perusahaan. Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekwen.
Harus diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena:
• Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
• Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
• Akan melindungi prinsip kebebasan berniaga.
• Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Ada pun dua alasan mengapa strategi perusahaan harus etis, yaitu karena strategi yang tidak etis
secara moral salah dan mencerminkan keburukan pada karakter personil perusahaan, dan karena
strategi etika bisa menjadi bisnis yang baik dan melayani kepentingan pribadi bagi para pemangku
kepentingan. Selain itu, dalam hal ini diperlukan 2 pondasi penting yang mendasari agar strategi bisnis
dapat beretika:
Namun, bisnis juga perlu mengadopsi nilai- nilai moral agar bisnis dijalankan secara etis.
Bisnis yang etis memperhatikan kepentingan holistik semua pemangku kepentingan, dalam
pengertian hubungan bisnis harus bersih, jujur, saling menguntungkan, dan bermanfaat. Mencari
keuntungan tidak boleh menghalalkan segala cara. Pedoman moral menjadi penting karena
menurut Robert Heilbroner, seorang ekonom Amerika, kalau pencarian keuntungan menjadI
motif utama bagi bisnis, dengan sendirinya bisnis mengejar kepentingan diri yang berlanjut
pada tumbuh suburnnya egoisme. Pengusaha yang egois selalu melihat kelangsungan bisnisnya
untuk kepentingannya sendiri dan menutup mata kepentingan orang lain. Kalau perlu dia
mengorbankan kepentingan orang lain untuk kepentingannya sendiri. Bisnis yang berhasil,
masih menurut Fry dkk (2002) adalah bisnis unggul sepanjang waktu, bukan hanya bisnis yang
berjaya sesaat karena muslihat tertentu. Bisnis yang berhasil juga tidak mencari keuntungan
finiansial besar dengan mengorbankan moralitas, komitmen kerja yang rendah, produk-produk
yang buruk, atau perilaku tidak etis lain.
Sekitar
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi
pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Selain definisi diatas masih ada
definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang
berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan
masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka
(WBCSD, 2002).
Tanggungjawab sosial menurut Carrol, Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis
memiliki empat tanggung jawab yakni:
• Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat
• Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh
pemerintah
• Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum
mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
• Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai sebagai
tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi maka
perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
• Moralitas
Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama
terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal
tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
• Teori Investasi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan
akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
• Mempertahankan otonomi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan
kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan
manajemen.
• Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak
tanggung jawab sosial.
• Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
• Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab
untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap
perusahaan akan terbangun.
Kesimpulan
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan
bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah
Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap
sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya. Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial
adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu dalam
pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan
dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek
7. Perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat menambah
uang dalam bisnis mereka.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu kepada
lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga akan terbentuk suatu
hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.