Jasa
Jasa
2. Jasa pada dasarnya adalah janji kepuasan layanan yang diberikan kepada konsumen. Dalam
memberikan jasa, jasa yang diberikan merupakan suatu proses yang harus didesain dan
dikelola untuk memberikan pengalaman yandg diinginkan oleh konsumen. Proses
merupakan metode bagaimana system operasi layanan bekerja dan memberikan nilai untuk
konsumen.
Dewasa ini, konsumen lebih menyukai layanan yang sederhana dan sedikit pengorbanan
(waktu dan usaha). Jasa yang memberikan kontak langsung yang erat dengan konsumen
seperti salon, dokter, dan sejenisnya harus memiliki proses yang sangat baik demi
memberikan layanan terbaik untuk konsumen. Hal tersebut karena komunikasi dilakukan
secara langsung dengan konsumen. Proses jasa yang buruk akan menurunkan produktivitas
dan meningkatkan risiko perusahaan.
Membuat flow chart untuk jenis jasa tertentu merupakan salah satu contoh implementasi
layanan yang baik untuk konsumen. Misalnya adalah pembuatan flow chart penggunaan
Aplikasi perbankan agar lebih mudah diakses dan digunakan oleh konsumen.
3. Sifat jasa yang tidak terlihat harus didukung oleh bukti fisik jasa untuk memaksimalkan
pengalamanan total konsumen atas jasa yang diberikan oleh perusahaan. Tanda-tanda bukti
fisik tersebut memberikan kesempatan kepada penyedia jasa untuk mengirimkan pesan-
pesan kuat kepada consumen berkenaan dengan jasa yang ditawarkan. Elemeelemen bukti
fisik jasa adalah sebagai berikut:
Service scapes Aspek tangible lainnya
Fasilitas eksterior: desain eksterior, tempat Alat tulis, situs internet, karyawan, seragam
parkir, landscape, lingkungan sekitar dan lain sebagainya
4. Pada sektor jasa, ketidakmampuan menyimpan jasa jika dikombinasikan dengan fluktuasi
permintaan menyebabkan beberapa kombinasi kapasitas dan permintaan:
a. Excess Demand (kelebihan permintaan), terjadi jika tingkat permintaan melebihi
kapasitas maksimum. Pada situasi ini ada kemungkinan konsumen tidak bisa
menggunakan jasa perusahaan yang berakibat pada hilangnya peluang bisnis. Bagi
konsumen yang mendapatkan kesempatan menggunakan jasa perusahaan,
kemungkinan tidak dapat menerima kualitas jasa seperti yang dijanjikan karena terlalu
banyak permintaan melebihi kemampuan karyawan dan fasilitas yang tersedia. Hal ini
bisa terjadi karena keterbatasan kapasitas yang dipengaruhi oleh faktor waktu
(keterbatasan waktu untuk memberikan jasa), faktor karyawan (keterbatasan karyawan
untuk memberikan jasa), faktor peralatan (keterbatasan kapasitas produksi mesin), dan
fasilitas (keterbatasan fasilitas seperti kamar/tempat yang tersedia) tetapi di saat yang
bersamaan terjadi permintaan yang tinggi yang bisa saja terjadi karena musim, pola,
trend, dan sebagainya.
b. Demand exceeds optimum capacity (permintaan melebihi kapasitas maksimum).
Seluruh permintaan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan, hanya saja kualitas jasa
tidak bisa diberikan dengan optimal karena penggunaan kapasitas yang berlebihan dan
karyawan dipaksa untuk bekerja melebihi kemampuannya menghantarkan kualitas jasa
secara konsisten. Hal ini bisa terjadi karena keterbatasan kapasitas yang dipengaruhi
oleh faktor waktu (keterbatasan waktu untuk memberikan jasa), faktor karyawan
(keterbatasan karyawan untuk memberikan jasa), faktor peralatan (keterbatasan
kapasitas produksi mesin), dan fasilitas (keterbatasan fasilitas seperti kamar/tempat
yang tersedia) tetapi di saat yang bersamaan terjadi permintaan yang tinggi tetapi
kapasitas masih sanggup memenuhi permintaan.
c. Demand and supply are balanced at the level of optimal capacity (permintaan dan
penawaran seimbang pada kapasitas optimal). Karyawan dan kapasitas berada pada
kondisi ideal. Tidak seorang karyawan pun yang bekerja melebihi kemampuannya,
fasilitas, yang tersedia mencukupi dan konsumen menerima kualitas jasa yang optimal.
Kapasitas yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah dijelaskan ssebelumnya
masih dalam batas aman dengan permintaan yang tinggi. Sehingga penawaran dan
permintaan seimbang pada kapasitas optimal.
d. Excess capacity (kelebihan penawaran). Permintaan berada di bawah kapasitas optimal.
Sumber daya produktif seperti tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas tidak digunakan
secara optimal yang menyebabkan rendahnya produktivitas dan turunnya profit. Pada
situasi ini konsumen kemungkinan akan mendapatkan jasa yang sempurna secara
individual sebab konsumen mendapatkan perhatian yang komplit dari karyawan.
Kondisi ini terjadi karena permintaan yang sangat rendah. Bisa terjadi karena faktor
musim, kondisi ekonomi, kondisi alam, dan lain sebagainya yang menyebabkan
permintaan rendah. Di satu sisi produksi perusahaan sedang atau tinggi sehingga
penawaran menjadi lebih banyak daripada permintaan.
5. Tjiptono (2014, hal. 174) menjelaskan beberapa strategi yang dapat diterapkan perusahaan
untuk menyesuaikan kapasitasnya dengan tingkat permintaan yang berfluktuasi, yaitu:
a. Menggunakan karyawan paruh waktu. Karyawan ini banyak dimanfaatkan pada saat
periode sibuk. Pekerjaan yang cocok bagi karyawan paruh waktu adalah yang tidak
memerlukan skill seperti pekerjaan di toko-toko, rumah makan dan di kantor pos pada
saat lebaran, natalan dan tahun baru.
b. Menyewa dan berbagi fasilitas serta menyediakan peralatan tambahan. Cara ini sangat
tepat untuk menghindari bertambah investasi yang kemungkinan tidak dimanfaatkan
secara optimal karena hanya akan digunakan pada saat permintaan tinggi. Cara lain
dengan sharing fasilitas dengan institusi lai, misalnya perusahaan penerbangan
memanfaatkan pintu masuk, penanganan bagasi dan fasilitas lain bersama-sama.
c. Menjadwalkan aktivitas downtime selama periode permintaan rendah. Pada saat
permintaan rendah, penyedia jasa dapat melakukan aktivitas seperti pemeliharaan
mesin, liburan karyawan, pelatihan, renovasi bangunan dan reparasi. Aktivitas ini akan
sangat mendukung peningkatan kapasitas produksi pada saat terjadi permintaan tinggi.
d. Melakukan pelatihan silang (cross training) terhadap para karyawan. Pelatihan
semacam ini penting bagi karyawan agar karyawan mampu mengerjakan berbagai
macam tugas sehingga dapat saling bantu satu sama lain. Hal ini penting dilakukan
untuk menghindari kesibukan hanya di unit tertentu sedangkan unit lain karyawannya
tidak ada kerjaan.
e. Meningkatkan partisipasi konsumen. Penyedia jasa dapat melibatkan konsumen
sebagai co-producer terutama untuk komponen jasa yang bersifat customer selfservice.
Misalnya, konsumen mengisi bensin sendiri di pompa bensin, konsumen mengambil
sendiri makanan dan minuman yang dibeli di restoran siap saji.
Selanjutnya, Zeithalm, Mary dan Dawney (2013) menyarankan 2 pendekatan untuk
menyesuaikan permintaan dan penawaran bagi penyedia jasa yang mengalami keterbatasan
dalam hal penawaran dan memahami pola permintaan. Dua pendekatan tersebut adalah:
a. Untuk mengatasi fluktuasi permintaan dengan cara menggeser permintaan untuk
memenuhi kapasitas yang tersedia.
Strategi ini berupaya menggeser permintaan konsumen pada waktu tertentu (peak time)
yaitu periode di mana permintaan melebihi kapasitas, dengan cara mempengaruhi
mereka untuk menggunakan jasa pada saat periode permintaan rendah. Cara ini
kemungkinan bisa dilakukan untuk kelompok konsumen tertentu tidak untuk yang lain.
b. Menyesuaikan kapasitas dengan fluktuasi permintaan.
Pendekatan strategik kedua untuk menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan
melakukan penyesuaian terhadap kapasitas. Ide dasarnya adalah melakukan
penyesuaian, meningkatkan dan menyesuaikan kapasitas untuk memenuhi permintaan
konsumen (daripada menggeser permintaan ke waktu lain).
Sumber referensi: Ginting, Ginta. 2018. Pemasaran Jasa Edisi Kedua. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.