Disusun Oleh :
SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, wr.wb
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan
syafa’at-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan dewasa I
“asuhan keperawatan klien PPOM”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan
kepada junjungan nabi besar kita Rasulullah SAW. Semoga kita mandapat syafaatnya
di hari akhir.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Dalam
kesempatan ini perkenankan Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing Bapak Achmad Cholid,S.Kep., serta teman-teman yang berpartisipasi
dalam penyusunan yang makalah ini.
Pendapat dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca, para ahli, dan
teman sejawat sangat diharapkan sebagai acuan perbaikan demi kesempurnaan
makalah maupun tugas penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum, wr.wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………….. 1
C. Tujuan………………………………………………………… 2
D. Manfaat………………………………………………………. 2
BAB II KONSEP DASAR
A. Definisi……………………………………………………….. 3
B. Etiologi……………………………………………………….. 3
C. Patofisiologi (Pathways)……………………………………... 4
D. Manifestasi Klinik……………………………………………. 4
E. Pemeriksaan Penunjang………………………………………. 5
F. Penatalaksanaan………………………………………………. 6
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian …………………………………………………… 7
B. Diagnosa Keperawatan………………………………………. 11
C. Rencana Asuhan Keperawatan………………………………. 11
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………… 21
B. Saran………………………………………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada sebagian oang terjadi perubahan anatomic-fisiologis dan dapat timbul juga
penyakit-penyakit pada system pernafasan. Penyakit penafasan di Indonesia semakin
meningkat karena pengaruh status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu
pengetahuan dan sosial ekonomiyang semakin meningkat sehingga populasi akibat
penyakit tersebut pun meningkat. Infeksi saluran nafas bagian bawah akut dan
tuberculosis paru menduduki urutan ke-5 penyakit terbanyak yang di derita oleh
masyarakat. Penyakit paru-aru obstruksi menahun (PPOM) merupakan suatu istilh
yang sering di gunakan untu sekelompok penyakit paru-pru yang berlangsung lama
dan di tandai dengan peningkatan resistensi terhadap aliran udara. Ketiga penyakit
yang membentuk tiga kesatuan yang di tandai dengan sebutan PPOM adalah :
Bronchitis Emisefema paru-paru dan Asma bronchial. Perjalanan PPOM yang khas
adalah panjang di mulai pada usia 20-30 tahun dengan “Batuk merokok” atau batuk
pagi di sertai pembentukan sedikit sputum mukoid. Mungkin terdapat penurunan
toleransi terhadap kerja fisik, tetapi biasanya keadaan ini tidak di ketahui karene
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Akhirnya serangan bronchitis akut
sering timbul, terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita
berkurang, sehingga pada waktu mencapai usia 50-60 an penderita mungkin harus
mengurangi aktifitas. (Smeltzer & Bare, 2001)
Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam makalah ini akan di bahas tentang
PPOM, gejala, serta pengobatan yang akan di lakukan pada penderita PPOM.
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memehami konsep dasar dan memberikan asuhan keperawatan pada
klien PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun)
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui definisi, penyebab, serta gejala PPOM
b. Mampu melakukan pengkajian pada klien PPOM (Penyakit Paru
Obstruktif Menahun).
c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien PPOM (Penyakit
Paru Obstruktif Menahun).
d. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien PPOM (Penyakit
Paru Obstruktif Menahun).
e. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien PPOM (Penyakit
Paru Obstruktif Menahun).
f. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien PPOM
(Penyakit Paru Obstruktif Menahun).
D. Manfaat
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi PPOM
Menurut Smeltzer & Bare (2001) PPOM merupakan kondisi irreversibel yang
berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara
paru-paru. PPOM merupakan penyebab kematian kelima terbesar di Amerika Serikat.
Penyakit ini menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. Menurut Charlene J Reeves
(2001) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Penyakit Paru Obstruktif
Menahun (PPOM) adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis
kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. Suatu keadaan dimana aliran udara
ekspirasi mengalami obstruksi yang kronis dan pasien mengalami kesulitan dalam
bernapas. Namun menurut Irman Soemantri (2008) Penyakit Paru Obstruktif
Menahun (PPOM) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan suatu
istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru–paru (bronkhitis
kronis, emfisema paru-paru, dan asma bronkial) yang berlangsung lama dan ditandai
oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi
utamanya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa PPOM (Penyakit Paru
Obstruktif Menahun) / PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) merupakan suatu
keadaan irreversible yang berkaitan dengan dyspnea saat aktivitas serta ditandai oleh
peningkatan resistensi terhadap aliran udara yang berlangsung lama, sehingga aliran
udara ekspirasi mengalami obstruksi kronis yang mengakibatkan pasien kesulitan
dalam bernapas, adapun gangguan ini adalah klasifikasi luas dari gangguan yang
mencakup bronchitis kronis, bronkietaksis, emfisema paru-paru dan asma.
B. Etiologi PPOM
PPOM disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup, yang sebagian besar
bisa dicegah. Merokok diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90% PPOM.
Faktor resiko lainnya termasuk keadaan sosial-ekonomi dan status pekerjaan yang
rendah, kondisi lingkungan yang buruk karena dekat dengan lokasi pertambangan,
perokok pasif (terkena asap rokok padahal tidak merokok) atau terkena polusi udara,
paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi akibat kerja, riwayat infeksi saluran napas,
dan mengonsumsi alkohol yang berlebihan. Laki-laki dengan usia antara 30 hingga
40 tahun paling banyak menderita PPOM.
C. Patofisiologi
Darah yang tak mengandung oksigen dipompa dari ventrikel kanan ke paru-
paru, beberapa diantaranya melewati bed kapiler pulmo tanpa mengambil
oksigen. Hal ini juga disebabkan oleh meningkatnya secret pulmo yang
menghambat alveoli.
Pertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi sebagai akibat dari satu atau dua
sebab berikut ini. Yaitu berkurangnya permukaan alveoli bagi pertukaran udara
sebagai akibat dari penyakit emfisema atau meningkatnya sekresi, sehingga
menyebabkan difusi semakin sulit.
D. Manifestasi klinik
3. Batuk dan produksi dahak (pada batuk yang dialami perokok) memburuk
menjadi batuk persisten yang disertai dengan poduksi dahak yang semakin
banyak
5. Kehilangan berat badan yang cukup drastis sebagai akibat dari hilangnya
nafsu makan karena produksi dahak yang semakin melimpah
E. Pemeriksaan penunjang
3. TLC : meningkat pada brokhitis berat dan biasanya pada asma, menurun
pada emfisema
11. Elektro Cardio Graph (ECG) : deviasi aksis kanan; gelombang P tinggi
(asma berat dan atrial disritmia/bronchitis); gelombang P pada leads II, III,
AVF panjang dan tinggi (bronchitis dan emfisema); dan axis QRS vertical
(emfisema)
12. Pemeriksaan ECG setelah olahraga dan stress test : membantu dalam
mengkaji tingkat disfungsi pernapasa, mengevaluasi keefektifanobat
bronkodilator, dan merencanakan/evaluasi program.
F. Penatalaksanaan
BAB III
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala :
Tanda :
- Keletihan
- Gelisah, insomnia
SIRKULASI
Gejala :
- Peningkatan TD
INTEGRITAS EGO
Gejala :
Tanda :
MAKANAN/CAIRAN
Gejala :
- Mual/muntah
Tanda :
- Edema dependen
- Berkeringat
HIGIENE
Gejala :
- Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari
Tanda :
PERNAPASAN
Gejala :
Tanda :
- Perkusi : hiperresonan pada area paru; bunyi pekak pada area paru.
KEAMANAN
Gejala :
- Adanya/berulangnya infeksi
- Kemerahan/berkeringat (asma)
SEKSUALITAS
Gejala :
- Penurunan libido
INTERAKSI SOSIAL
Gejala :
- Hubungan ketergantungan
Tanda :
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala :
B. Diagnosa keperawatan
Rasional :
Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan
dapat/tidak dimanifestasikan dengan adanya bunyi napas adventisius,
misalnya : penyebaran, krekels basah (bronchitis), bunyi napas redup
dengan ekspirasi mengi (emfisema), atau tidak adanya bunyi napas (asma
berat).
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia,
sakit akut, atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk paling
tinggi atau kepala dibawah setelah perkusi dada.
Rasional :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Respon :
Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan kronisnya
proses penyakit.
Rasional :
c. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir
sesuai dengan kebutuhan/toleransi individu.
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Bunyi napas mingkin redup karena penurrunan aliran udara atau area
konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/ter-
tahannya sekret. Krekles basah menyebar menunjukan cairan pada
interstisial/dekompensasi jantung.
g. Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan
toleransi pasien.
Rasional :
Intervensi :
a. Kaji kebiasaan diet, masukkan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh
Rasional :
Rasional :
c. Berikan perawatan oral sering, buang secret, berikan wadah khusus untuk
sekali pakai dan tisu
Rasional :
Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah utama terhadap
nafsu makan dan membuat mual dna muntah dengan peningkatan
kesulitan napas.
Rasional :
Rasional :
Intervensi :
a. Awasi suhu
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Kriteria hasil : menidentifikasi hubungan tanda atau gejala yang ada dari
proses penyakit dan menghubungkan dengan factor penyebab, melakukan
perubahan, pola hidup, dan berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi :
Rasional :
b. Instruksikan atau kuatkan rasional untuk latihan nafas, batuk efektif dan
kondisi umum
Rasional :
Rasional :
Menurunkan resiko penggunaan tak tepat atau kelebihan dosis dari obat
kalau perlu, dosisnya selama eksaserbasi akut, bila kognitif terganggu
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. 2001