Tika, salah seorang mahasiswa FK Unimal sedang membaca 2 buah artikel studi kasus. Ia
tertarik pada 2 kasus yang sedang dibacanya itu.
Kasus 1, Ibu Ami, 30 tahun, yang melaporkan RS B yang diduga lalai dalam menyelamatkan
nyawa anaknya hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.“Anak saya dibiarkan saja di ruang
rawat inap tanpa tindakan apapun, minimal anak saya dirujuk ke rumah sakit lain” ungkap Ibu Ami
yang melaporkan dugaan kelalaian rumah sakit kepada pihak kepolisian. Diketahui korban memiliki
riwayat penyakit infeksi paru-paru. Anak tersebut terlihat sangat lemah dan tubuhnya membiru. Saat
tiba di IGD, dokter menyedot lendir pada mulutnya. Tidak lama kemudian tubuhnya membiru
kembali dan kondisi semakin memburuk. Dokter selanjutnya memindahkan anak tersebut ke ruang
rawat inap dan korban meninggal di ruangan itu. Ibu Ami menyayangkan sikap dr.BX yang tidak
memberi penjelasan apapun kepadanya. Kuasa hukum Ibu Ami, melaporkan RS A dan dr. BX untuk
dijerat dengan pasal 359 KUHP juncto Pasal 84 Ayat 2 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014. Tika
teringat akan seminar kesehatan yang diikutunya terkait patient safety yang saat ini sudah menjadi
gerakan international.
Kasus 2, seseorang laki-laki dilaporkan meninggal dunia akibat tenggelam di sungai. Korban
ditemukan warga dan dilaporkan ke pihak bewajib setempat. Korban selanjutnya dibawa ke rumah
sakit untuk dilakukan Visum et Repertum (VeR) atas permintaan penyidik. Menurut hasil identifikasi
dokter ahli forensik, korban masih menggunakan pakaian berupa baju Kaos lengan panjang dan
celana pendek. Dokter memperkirakan telah terjadi kematian molekuler, yaitu ditemukan livor mortis
pada tubuh bagian depan dan hilang pada penekanan; rigor mortis pada rahang, terdapat busa halus
berwarna putih dari hidung dan mulut serta tampak luka pada kelopak mata, bahu kanan dan lutut.
Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan dalam dan meminta pemeriksaan penunjang laboratorium
forensik. Bagaimana Anda menjelaskan kedua kasus tersebut?
Jump 1: Terminologi
1. Patien safety: Sistem di RS yang membuat pasien lebih aman & tenang, mencegah pasien dari
cedera dengan tidak melakukan tindakan yang tidak seharusnya
2. Tanatologi: Ilmu kedokteran bagian forensik yang mempelajari hal – hal terkait kematian &
perubahannya setelah kematian
3. VeR: Keterangan tertulis dari dokter atas permintaan resmi penyidik terkait pemberitaan
medis manusia/bagian tubuh manusia (temuan & interpretasinya) sesuai dengan keilmuannya
4. Livor mortis: Tanda kematian setelah 30 menit, dimana darah mengendap ke bagian bawah
tubuh akibat efek gravitasi merah keunguan pada bagian tubuh
5. Rigor mortis: Tanda kematian mayat setelah 2 jam, berupa kaku otot irreversibel
6. Kematian molekuler: Kematian organ/jaringan tubuh beberapa saat setelah kematian somatis
Jump 5: LO
1. Patient Safety, termasuk Adverse Events
- Latar Belakang,
- Regulasi & Aspek Hukum,
- Gerakan Kesehatan Internasional dalam Promosi,
2. Tanatologi
- Kematian Molekuler,
- Identifikasi Korban,
- Px Otopsi, VeR & Px. Penunjang,
- Asfiksia Mekanik