Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

GANGGUAN KEJIWAAN

Disusun Oleh :

Muhammad Alivian Sandy (190302068)

PMI V C

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

FAKULTAS DAKWAG & ILMU KOMUNIKASI

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ( C )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah “Gangguan Jiwa” pada Remaja dengan baik.Kami berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
dosen pembimbing kami yang telah membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini.Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini.Dan semoga makalah ini bisa
berguna bagi kami dan pembaca.

Mataram 13 Oktober 2021

Mataram

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Manfaat & Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 2

A. Pengertian Gangguan Kejiwaan ...................................................................................... 2

B. Penyebab Gangguan Jiwa ............................................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4

A. Terkait Kasus .................................................................................................................. 4

B. Solusi & tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah .................................. 5

C. Analisi Penulis ................................................................................................................ 5

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 6

A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 6

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk
diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai
realitas yang buruk. Gejala dan tanda yang ditunjukkan oleh penderita gangguan jiwa antara
lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir, gangguan kesadaran, gangguan emosi,
kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh.

Gangguan jiwa bisa diderita oleh individu dari berbagai kelompok dan golongan
sosial, ekonomi dan budaya tertentu di dalam masyarakat, bangsa dan negara. Gangguan jiwa
disebabkan oleh kelainan badaniah pada diri seseorang atau somatogenetik, ketegangan yang
terjadi di dalam keluarga yang mempengaruhi anak dan penerapan pola asuh orang tua yang
otoriter dalam pembentukan karakter anak, yang ketiganya saling berkaitan satu sama lain

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut : “ Bagaimana gambaran peran keluarga dan problematika terhadap penderita

gangguan jiwa di wilayah Monjok Baru?”

C. Manfaat & Tujuan

1) Manfaat

Menganalisis gambaran peran dan problematika keluarga terhadap penderita


gangguan jiwa.

2) Tujuan

➢ Menganalisis gambaran problematika keluarga penderita gangguan jiwa

➢ Menganalisis gambaran peran keluarga penderita gangguan jiwa

1
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Gangguan Kejiwaan

Gangguan jiwa merupakan psikologik atau pola perilaku yang ditunjukkan pada
individu yang menyebabkan distress, menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi. Hal
tersebut mencerminkan disfungsi psikologis, bukan sebagai akibat dari penyimpangan sosial
maupun konflik dengan masyarakat (Stuart, 2013). Sedangkan menurut Keliat, (2011)
gangguan jiwa merupakan pola perilaku, sindrom yang secara klinis bermakna berhubungan
dengan penderitaan, distress dan menimbulkan hendaya pada lebih atau satu fungsi kehidupan
manusia.

Menurut American Psychiatric Association atau APA mendefinisikan gangguan jiwa


pola perilaku/ sindrom, psikologis secara klinik terjadi pada individu berkaitan dengan distres
yang dialami, misalnya gejala menyakitkan, ketunadayaan dalam hambatan arah fungsi lebih
penting dengan peningkatan resiko kematian, penderitaan, nyeri, kehilangan kebebasan yang
penting dan ketunadayaan (O’Brien, 2013).

Gangguan jiwa adalah bentuk dari manifestasi penyimpangan perilaku akibat distorsi
emosi sehingga ditemukan tingkah laku dalam ketidak wajaran. Hal tersebut dapat terjadi
karena semua fungsi kejiwaan menurun (Nasir, Abdul & Muhith, 2011).

B. Penyebab Gangguan Jiwa

Penyebab ganggua jiwa yang terdapat pada unsur kejiwaan, akan tetapi ada penyebab
utama mungkin pada badan (Somatogenik), di Psike (Psikologenik), kultural (tekanan
kebudayaan) atau dilingkungan sosial (Sosiogenik) dan tekanan keagamaan (Spiritual). Dari
salah satu unsur tersebut ada satu penyebab menonjol, biasanya tidak terdapat penyebab
tunggal, akan tetapi ada beberapa penyebab pada badan, jiwa dan lingkungan kultural-
Spiritual sekaligus timbul dan kebetulan terjadi bersamaan. Lalu timbul gangguan badan atau
jiwa.

2
Menurut Yusuf, (2015) penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
saling mempengaruhi yaitu sebagai berikut:

• Faktor psikologik (Psikogenik).

➢ Peran ayah.

➢ Interaksi ibu dan anak.

➢ Normal rasa aman dan rasa percaya abnormal berdasarkan keadaan yang terputus

(perasaan tak percaya dan kebimbangan), kekurangan.

➢ Inteligensi.

➢ Saudara kandung yang mengalami persaingan.

➢ Hubungan pekerjaan, permainan, masyarakat dan keluarga.

➢ Depresi, kecemasan, rasa malu atau rasa salah mengakibatkan kehilangan.

➢ Keterampilan, kreativitas dan bakat.

➢ Perkembangan dan pola adaptasi sebagai reaksi terhadap bahaya.

3
BAB III PEMBAHASAN

A. Terkait Kasus

Pasien laki-laki umur 12 tahun diantar oleh kedua orangtuanya, menggunakan baju
kaos putih berlengan pendek dan celana jeans pendek, serta memakai sandal jepit. Rambut
pasien pendek bergelombang. Pasien dikeluhkan berbicara sendiri dan cenderung mengatakan
hal-hal yang berhubungan dengan Dewa. Selain itu, pasien juga menunjukkan sikap atau
perilaku yang aneh seperti kedua tangan menyihir atau seperti orang memegang genta pada
saat menjawab pertanyaan dokter yang memeriksa. Pasien juga cenderung menantang dokter
ketika ditanya dan menjawab dengan perkataan kasar. Selama wawancara pasien cenderung
tidak menjawab sesuai pertanyaan, senyum-senyum sendiri, serta menunjukkan perilaku yang
aneh dengan menggerakkan kedua kaki dan tangannya.

Menurut ayah pasien, anaknya mulai bicara sendiri sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan diawali dengan sakit kepala. Kemudian sesaat sebelum tidur pasien
sempat melihat barong di kamarnya, yang membuat dirinya takut, namun ibu pasien
menenangkan pasien sehingga pasien dapat tidur.

Menurut ibu pasien, pasien melihat hantu selama di rumah, dan sering mengamuk,
serta berbicara dengan nada teriak-teriak terutama ketika tidak dituruti permintaannya. Pasien
bahkan akan menghancurkan barang dan bicara dengan mengancam jika sedang mengamuk.
Perilaku pasien dirasa berubah oleh keluarga semenjak sakit, karena sebelum sakit pasien lebih
penurut, hormat, dan terbuka pada keluarga. Aktifitas sehari-hari pasien sebelumnya dikatakan
normal (makan, mandi, sekolah tidur seperti biasa). Namun saat belajar di sekolah, pasien
dikeluhkan oleh gurunya sering bersikap aneh (seperti saat ditanya, jawaban pasien tidak
sesuai).

Dikatakan pula sekitar 3 tahun yang lalu saat pasien di kelas 4 SD, pasien tampak
menunjukkan gejala seperti bicara sendiri, yang awalnya kepalanya terbentur dan telah dibawa
ke Rumah Sakit Prima Medika untuk pemeriksaan EEG dan CT Scan, didapatkan tidak ada
kelainan. Dikarenakan hasil pengobatan di rumah sakit tidak menunjukkan perbaikan maka
pasien dibawa ke paranormal dan setelah 4 bulan pasien sembuh. Setelah itu keluhan pasien
tidak muncul lagi.

4
Pasien juga dikatakan memiliki riwayat pengobatan saat berumur 7 tahun dikarenakan
memiliki gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Pasien dikatakan saat itu sangat
sulit diatur baik di rumah maupun di sekolah sehingga banyak mengalami kesulitan dalam
proses belajar. Setelah mendapat pengobatan sebanyak 1 kali di RSUP Sanglah, pengobatan
dihentikan karena masalah keuangan

B. Solusi & tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah

1. Solusi

➢ Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat juga bisa dijadikan cara untuk mengatasi
gangguan mental, terutama gangguan tidur. Menjalani gaya hidup sehat, nyatanya bisa
membantu meningkatkan kualitas tidur seseorang dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan mental adalah
mengurangi asupan gula dalam makanan, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, hindari
kafein, serta berhenti merokok serta kelola stres dengan baik. Pengidap gangguan jiwa juga
bisa mengontrol gejala dan membuat kondisi tubuh menjadi lebih baik dengan rutin
berolahraga setiap hari.

2. Tahapan dalam menyelesaikan masalah

➢ Berhadapan dengan seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental memang

bisa sangat melelahkan. Saat dihadapkan oleh situasi tersebut, kamu mungkin sulit

mengetahui atau tidak tahu sama sekali hal-hal apa saja yang dapat membantu

menenangkan orang tersebut dan apa saja yang justru bisa memperburuk situasi.

C. Analisi Penulis

Pertama, gejala gangguan jiwa psikotik ini mereka mengalami halusinasi. Penderita
halusinasi dapat melihat, mencium, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Oleh
sebab itu, penderita psikotik sering terlihat tertawa sendiri, berbicara sendiri, atau melakukan
tindakan di luar akal sehat. Selain itu, ia juga mengalami waham (delusi) yakni penderita
meyakini sesuatu yang tidak wajar dan aneh, misalnya ia merasa bahwa ada sekelompok orang
yang sedang mengincar untuk membunuhnya.

5
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gangguan Kejiwaan masa anak merupakan suatu gangguan psikiatrik berat yang
mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan anak. Gangguan ini 6 menghambat proses
neurodevelopmental, akibatnya dapat memberi dampak yang merusak fungsi kognitif, afektif
dan sosial. Deteksi dini diperlukan agar dapat dilakukan pengenalan gejala-gejala, sehingga
diagnosis dini dapat ditegakkan dan dilakukan intervensi sedinimungkin.

Anda mungkin juga menyukai