Disusun Oleh :
2021
A. AKAD IJARAH
Menurut ulama hanafiyah ijarah adalah akad pemanfaatan
dengan adanya kompensasi sedangkan menurut ulama
Syafi'iyah ijarah adalah akad pemanfaatan atas suatu hal
benda atau barang yang mubah yang mana dapat
dipertukarkan dengan kompensasi yang ditetapkan. Adapun
menurut ulama malikiyah akad ijarah adalah akad
kemanfaatan atas suatu benda atau barang yang mubah
dengan durasi yang tertentu dan juga konpensasi tertentu yang
dapat diterapkan berdasarkan definisi tersebut. Ijarah adalah
akad yang menjual returnnya. Karena akad ijarah yang
berputar manfaat dari 1 benda di arah ini tidak bisa diterapkan
pada benda itu sendiri seperti contoh misalnya Saya ingin
mengangkat sejarah kan kurma yang berada di pohon buah
kurma ini tidak bisa diangkat dijalankan karena benda buah
kurma ini adalah benda yang dapat dijual kembali sehingga
tidak bisa dijarahkan. Adapun yang dapat digerakkan adalah
produk-produk yang sifatnya jasa atau memang manfaat dari
suatu bendanya. Jadi bukan benda contohnya saya membuka
usaha jasa pengetikan Flexi jadi yang saya jual adalah jasa
saya mengetik. Contoh lain saya menyewakan mobil yang
disewa manfaat memilih bisa membawa kita ke suatu tempat
ke tempat yang lain bukan saya yang menjual mobilnya.
B. LANDASAN HUKUM AKAD IJARAH
1. Yang surah al qasas ayat 26 yang artinya ; dan salah
seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai
ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita),
sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil
sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan
dapat dipercaya.”
2. Hadits dari Aisyah radhiyallahu anha yang mengatakan
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan abu
bakar ra mengubah seorang penunjuk jalan dari bani a'dai
dan juga dari bani abnu bin ali.
3. Sedangkan dari Indonesia melalui fatwa dewan Syariah
nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) fatwa nomor 9
tahun 2000 tentang pembiayaan Ijarah secara ilegal akad
ijarah merupakan akad yang diperbolehkan dalam Islam.