Anda di halaman 1dari 25

Makalah

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Asdini leatemia B1A210078


Guntur putra gumilar B1A210146
Japar sidik B1A210198
Muhamad Satria Purnama B1A210168
Rizki Rahmadani B1A210077

KATA PENGANTAR

0
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang berjudul"Elastisitas
Penawaran".Penulusan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen matkul
pengantar Ilmu Ekonomi Mikro.

Makalah ini d tulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi Ilmu Ekonomi tentang
Elastisitas Penawaran. Tak lupa penyusun sampaikan kepada pengajar Matkul Pengantar Ilmu Ekonomi
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.

Penyusun berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai pengantar Ilmu Ekonomi trutama
materi mengenai Elastisitas Penawaran.

1
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 0

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Sumbangan analisis elastisitas permintaan....................................... 4

2.2 Koefisien dan elastisitas permintaan harga....................................... 6

2.3 Kurva permintaan dan elastisitas permintaan................................... 10

2.4 Elastisitas Permintaan Dan Hasil penjualan...................................... 12

2.5 Jenis jenis elastisitas penawaran....................................................... 13

2.6 Elastisitas penawaran....................................................................... 16

Bab III PENUTUP…………………..................................................................... 22

5.1 Kesimpulan…….............................................................................. 22

5.2 Saran ............................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ………………………......................................................... 24

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep
elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan
penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-
faktor yang mempengaruhi kurva berubah? Dan beberapa besar pengaruhnya?

Elastisitas merupakaan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap
perubahan kondisi yang ada Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan
kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan
harga.

1.2     Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui Elastisitas permintaan dan koefisien elastisitas permintaan?


2. Bagaimana cara menentukan Elastisitas sepanjang kurva permintaan?
3. Bagaimana cara menentukan Elastisitas dan hasil penjualan?
4. Bagaimana cara mengetahui Jenis Elastisitas harga yang lain?
5. Cara menentukan Elastisitas penawaran dan koefisien Elastisitas penawaran?

1.3 Tujuan

1. Memahami Elastisitas permintaan dan koefisien elastisitas permintaan.


2. Memahami Bagaimana cara menentukan Elastisitas sepanjang kurva permintaan.
3. Memahami Bagaimana cara menentukan Elastisitas dan hasil penjualan.
4. Memahami Bagaimana cara mengetahui Jenis Elastisitas harga yang lain.
5. Memahami Elastisitas penawaran dan koefisien Elastisitas penawaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumbangan Analisis Elastisitas Permintaan.

Mengtahui sampai mana responsifnya perubahan permintaan sebagai akibat perubahan


harga perlu juga diperhatikan dalam analisi ekonomi. Dengan mengetahui besarnya elastisitas
dapat diramalkan perubahan yang akan terjadii di pasar, yaitu bagaimana harga dan jumlah
barang yang diperjual belikan berubah apabila terjadi perubahan dalam penawaaran. Contoh di
bawah dapat menunjukkan dengan jelas bahwa perubahan penawaran menimbulkan akibat yang
sangat berbeda terhadap jumlah penjualan apabila elastisitasnya berdeda.

DUA KASUS PERUBAHAN PENAWARAN.

Dalam Gambar 5.1 ditunjukkan dua kasus yang menggabarkan akibat dua kasus yang
menggambarkan akibat perubahan pnawaran terhadap harga dan jumlah barang yang
diperjualbelikan. Dalam gambaran tersebut terlihat penawaran bergeser ke kiri dan
pergeserannya adalah sama besarnya. Dalam kasus (i) kurva permintaan landai (tidak terlalu
curam) dan dalam kasus (ii) kurva permintaan menurun dengan curam. Perbedaan dalam kurva
permintaan diantara kedua kasus diatas ternyata menimbulkan akibat yang berbeda terhadap
perubahan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan walaupun bentuk kurva penawaran
adalah sama dan pergeserannya juga bersaman.

Dalam kasus (i) pada mulanya dimisalkan kurva penawaran adalah SS dan kurva
permintaan adalah DD. Maka keseimbangan berada pada titik E. Harga adalah P dan jumlah
barang yang diperjual belikan adalah Q.

4
Gambar 5.1

Jika kurvanya bergeser dari SS menjadi S1S1 maka keadaan keseimbangannya yang baru
ditunjukkan oleh titik E1. Dengan demikian pergeserannya kurva penawaran menyebabkan harga
naik dari P ke P1 dan jumlah barang yang diperjual belikan berkurang dari Q menjadi Q1.

Dalam kasus (ii) perubahan yang berlaku juga sama sifatnya dengan dalam kasus (i), yaitu
pergeseran kurva penawaran dari SS menjadi S1 S1 menyebabkan keadaan keseimbangan pindah
dari titik E ke titik E1. Perpindahan ini berarti berarti harga naik dari P ke P 1 dan jumlah yang
diperjualbelikan berkuramg dari Q menjadi Q1. Namun demikian, kalau dibandingkan perubahan
dalam kasus (ii) dengan perubahan kasus (i) dengan nyata dapat dilihat bahwa pergeseran dalam
penawaran menimbulkan akibat yang berbeda terhadap perubahan harga dan jumlah barang yang
harus diperjual belikan. Secara umum kita dapat mengemukakan dua kwsimpulan berikut:

● Apabila permintaan agak datar bentuknya (landai), suatu pergeseran kurva penawaran
akan menimbulkan perubahan harga yang sedikit, tetapi perubahan jumlah yang
diperjualbelikan cukup besar.
● Apabila permintaaan bentuknya menurun dengan sangat curam, suatu pergeseran keatas
kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga yang besar, tetapi perubahan
jumlah yang diperjualbelikan adalah relatif kecil.

Apakah manfaat dari kedua kesimpulan diaatas kepada perusahaan dan pemerintah? Kepada
perusahaan faktor tersebut dapat menjadi landasan dalam menyusun kebijakan penjualannya.
Apabila diketahui sifat responsif permintaan apabila berlaku perubahan harga, dapatlah
perusahaan menentukan apakah perlu menaikkan produksi, atau tidak, untuk menaikkan hasil
penjualannya. Kalau permintaan adalah seperti dalam kasus (i) menaikkan produksi dan
penawaran merupakan tindakan yang bijaksana karena langkah tersebut akan menimbulkan

5
pertambahan dalam hasil penjualan. Tetapi sekiranya sifat permintaan terhadap reproduksinya
adalah seperti dalam kasus (ii), pertaambahan penawaran akan merugikan perusahaan karna hasil
penjualan akan berkurang.

Kepada pemerintah, kedua kesimpulan diatas dapat menjadi alat untuk meeramalakan
kesuksesan dari kebijakan ekonomi yang akan dilaksakannya. Misalnya pemerintah ingin
mengurangi impor. Kalau permintaan keaas barang impor tersebut adalah seperti kasus (i)
pengurangan impor tidak banyak menaikan harga barang tersebut. Keadaan iu berarti kenaikan
harga yang berlaku tidak berlalu membebankan konsumen. Sebaliknya, sekiranya permintaan
keatas barang impor tersebut adalah seprti dalam kasus (ii) tindakan pemerintah akan sangat
merugikan kenaikan yang tinggi. Dengan demikian konsumen menanggung beban yang sangat
besar sebagai akibat dari tindakan pemerintah tersebut.

2.2 KOEFISIEN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN HARGA

Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas
permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi
perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan. Dibawah ini diterangkan dua cara
untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan.

RUMUS UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN ELASTISITAS

Dalam menganalisis akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang diminta
adalah sangat berguna apabila dihitung koefisien elastisitas permintaan, atau E. Rumus dan cara
penghitungannya diuraikan dalam contoh berikut.

RUMUS PENGHITUNGAN

Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai
berapa besarkah perubahan jumlah barang diminta apabil dibandingkan dengan perubahan
harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta

Ed = persentasi perubahan harga

6
Misalnya harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta berubah dari Q
menjadi Q1. Dengan pemisah ini rumus diatas dapat dicatakan sebagai berikut:

Q1 – Q

Ed = Q

P1 – P

Dengan rumus yang telah diterangkan diatas sekarang dapatlah dihitung besarnya koefisien
elastisitas permintaan, atau dengan singkat elastisitas permintaan, apabila diketahui beasarnya
perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta. Untuk tujuan ini perhatikanlah ddua
contoh berikut, yaitu: (i) kasus harga meningkat (ii) kasus harga menurun.

KASUS HARGA MENURUN

Misalkan kita ingin mengetahui besarnya koefisien elastisitas misalkan dari permintaan ke
atas beras. Didapati bahwa pada waktu harga besar adalah Rp 4000 sekilogram, jumlah beras
yang dibeli konsumen adalah 10000 kg; dan pada waktu harga Rp 3000 sekilogram, jumlah beras
yang akan dibeli 15000 kg. Dengan menggunakan rumus yang telah diterangkan, dan dengan
menggantikan nilai-nilai di atas dalam rumus tersebut, dapatlah elastisitas permintaan beras yang
dihitung. Nilai koefisien elastisitas yang diperoleh adalah:

Ternyata nilai yang diperoleh adalah negtif. Ini merupakan keadaan yang slalu akan
terjadi. Nilai yang negatif disebabkan karna harga dan jumlah barang yang diminta mengalami
perubahan ke arah yang berbalikan. Penurunan harga menaikkan pemintaan, manakala
kenaikan harga menurunkan permintaan. Didalam menghitung kedalam koefisien elastisitas,
tanda negatif itu biasanya di abaikan. Berarti nilai koefisien elastisitas permintaan beras di atas
adalah 2. Apakah makna dari nilai tersebut? Nilai tersebut berarti bahwa perubahan harga

7
sebanyak 1 persen menimbulkan perubahan permintaan sebanyak 2%. Dalam contoh di atas,
pengurangan harga sebanyak 25 persen (Rp 1000 / Rp 4000) menambah permintaan sebanyak
50% (5000 kg/10000 kg).

KASUS HARGA MENINGKAT

Di dalam penghitungan di atas dimisalkan bahwa harga mengalami penurunan dari Rp


4000 menjadi Rp 3000, oleh sebab itu permintaan telah bertambah dari 10000 kg menjadi 15000
kg. Bagaimanakah kalau perubahan tersebut dipandang dari sudut yang sebaliknya ? yaitu
dimisalkan harga naik dari Rp 3000 menjadi Rp 4000, dan oleh karenannya permintaan
berkurang dari 15000 kg menjadi 10000 kg? Kalau perubahan harga dan permintaan dipandang
secara ini, elastisitas permintaan ke atas beras adalah:

KESIMPULAN

Perhitungan yang belakangan ini menunjukkan bahwa koefisien elastisitas yang kedua
adalah yang berbeda dengan yang pertama. Keadaan seperti itu adalah keadaan yang selalu
berlaku. Walaupun rumus dan cara perhitungan yang digunakan dalam perhitungan yang
digunakan dalam menentukan besarnya koefisien elastisitas adalah sama dengan sebelumnya
(bedanya hanya pada mulanya dlihat perubahan itu sebagai suatu proses penurunan harga dan
sesudah itu sebagai proses kenaikan harga), perhitungan akan memperoleh koefisien elastistisitas
yang berbeda. Jelaskan bahwa rumus untuk menghitung koefisien elastisitas yang telah
diterangkan diatas adalah kurang memuaskan. Oleh karna kelemahan yang baru saja diterangkan,
dibuat cara perhitungan yang lain.

8
CARA MENGHITUNG KOEFISIEN ELASTISITAS YANG DISEMPURNAKAN

Cara yang digunakan untuk memperbaiki kelemahan diatas adalah dengan menggunakan
nilai titik-tengah (nilai diatara sebelum perubahan dan sesudah perubahan) daripada harga dan
jumlah yang diminta didalam menghitung persentasi perubahan harga dan persentasi perubahan
jumlah yang diminta. Kalau dimisalkan harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang
diminta berubah dari Q menjadi Q1; berdasarkan kepada prinsip perhitungan yang baru rumus
yang disempurnakan untuk mencari koefisien elastisitas berubah menjadi sebagai berikut:

Dengan menggunakan rumus diatas dibawah ini dihutung kembali koefisien elastisitas
permintaan beras.

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai yang baru dari koefisien elastisitas
berada dintara dua angka yang dihitung dengan dua cara yang terdahulu diterangkan. Rumus
yang baru diatas dinamakan rumus titik-tengah dan elastisitas dinamakan elastisitas arc.

9
2.3 KURVA PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

Seperti yang ditunjukkan dalam contoh yang berikut, sepanjang suatu kurva ermintaan
nilai koefisien yang elastisitas berbeda. Walaupun demikian dalam analisis umum, kurva
permintaan digolongkan kepada golongan elastis atau tidak elastisitas berdasarkan bentuk dari
kurva tersebut.

ELASTISITAS SEPANJANG KURVA PERMINTAAN GARIS LURUS

Dalam satuan kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien lastisitasnya adalah
bebeda-beda diberbagai ingkat harga. Untuk melihat buktinya perhatikan contoh yang
dikemukakan dalam tabel 5.1 dan selanjutnya digambarkan dalam Gambar 5.2 dalam tabel 5.1
dikemukakan daftar permintaan terhadap buah manggis di dalam sesuatu pasar. Selanjutnya
berdasar kepada angka-angka dalam Tabel 5.1, dalam gambar 5.2 dilukiskan kurva permintaan
terhadap manggis di pasar tersebut. Dalam Tabel 5.1 juga dihitung koefisien elastisitas
permintaan untuk empat perubahan harga berikut:

● Apabila harga berubah dari Rp 1000 menjadi Rp 800 (keadaan I).


● Apabila harga berubah dan Rp 800 menjadi Rp 600 (keadaan II).
● Apabila harga berubah dan Rp 600 menjadi Rp 400 (keadaan III).
● Apabila harga berubah dari Rp 400 menjadi Rp 200 (keadaan IV).

Dalam perhitungan tersebut digunakan rumus yang telah disempurnakan, yaitu rumus titik
tengah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk setiap keadaan diatas nilai koefisien
elastisitas permintaan adalah berbeda, yaitu nilainya 3 (keadaan I), 1,4 (keadaan II), 5/7 (keadaan
III) dan 1/3 (keadaan IV) perhitungan ini menunjukkan bahwa sepanjang suatu kurva permintaan
garis lurus, nilai elastisitas permintaan berbeda.

Tabel 5.1 daftar permintaan terhadap manggis

10
Tabel 5.2 Kurva permintaan dan koefisien elastisitas permintan manggis

Hasil perhitungan ini dihubungkan dengan bagian yang sesuai pada kurva permintaan DD
pada Gambar 5.2. jelas kelihatan bahwa pada bagian yang lebih tinggal, nilai koefisien elastisitas
permintaan lebih besar.

TINGKAT ELASTISITAS PERMINTAAN

Nilai koefesien elastisitas di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila
perubah harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta yaitu yang diminta tetap saja
jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikan atau menurunkurva permintaan yang koefisien
elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan sumber tegak. jadi bentuknya adalah
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.3 (i). Kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva
permintaan yang dinamakan tidak elastis sempurna.

Koefisien elastisitas permintaan ternilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu
pasar sanngu membeli semua barang yang ada dipasar. Berapapu banyaknya barang yang

11
ditawarkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat dijual. Kurva
permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga berbentuk sejajar dengan
sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai elastis sempurna. Gambar (ii)
mengemukakan satu contoh kurva permintaan yang bersifat elastis sempurna. Satu lagi kurva
permintaan yang berbentuk istimewa adalah seperti yang ditnjukkan dalam Gambar 5.3(iii)
kurva itu mempunyai koefisien elastisitas permintan sebesar 1 dan lazim disebut kurva
permintaan yang elastisitasnya bersifat elastis uniter.

Pada umumnya sifat permintaan terhadap kebanyakan barang adalah seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 5.3 (iv) dan (v). Permintaan yang terdapat dalam Gambar 5.3 (iv)
adalah permintaaan yang bersifat tidak elastis. Kita mengatakan suatu permintaan adalah bersifat
tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut adalah diantara di antara nol dan
satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang demikian apabila persentasi perubahan harga
adalah lebih besar dari pada persentasi perubahan jumlah yang diminta. Kurva peeermintaan
yang terdapat dalam Gambar 5.3 (v) adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambar bahwa
apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentasi yang
melebihi persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat
pasti adalah lebih besar dari satu.

2.4 ELASTISITAS PERMINTAAN DAN HASIL PENJUALAN

Dalam analisis yang terdahulu telah dinyatakan bahwa perbedaan elastisitas


menyebabkan kuantitas penjualan yang semakin besar belum tentu menghasilkan hasil penjualan
yang semakin banyak. Dalam uraian di bawah ini secara contoh angka dan secara grafik
ditunjukkan sifat hubungan di antara elastisitas permintaan dengan hasil penjualan yang diterima
penjual.

KAITAN ANTARA PERUBAHAN HARGA DAN HASIL PENJUALAN

Hasil penjualan adalah pendapatan yang diterima oleh para penjual dari pembayaran terhadap
barang yang dibeli para konsumen. Nilainya adalah sama dengan harga dikalikan dengan jumlah
barang yang dibeli para pembeli. Kalau harga berubah maka hasil penjualan dengan sendirinya

12
akan berubah. Bagaimanakah sifat perkaitan di antara perubahan harga dengan hasil penjualan?
Adakah kenaikan harga akan selalu menyebabkan juga kenaikan dalam hasil penjualan?
Ternyata sifat perkaitannya bukan seperti itu. Sifat perkaitan yang demikian hanya benar apabila
permintaan adalah tidak elastis. Untuk permintaan yang bersifat elastis kenaikan harga akan
menyebabkan penurunan dalam hasil penjualan.

2.5 JENIS - JENIS ELASTISITAS PENAWARAN

a. Permintaan Tidak Elastis Sempurna

Jenis permintaan ini terjadi jika persentase perubahan permintaan sebesar 0% sedang
persentase perubahan harga sebesar A%. Dengan kata lain meskipun harga berubah X%,
permintaan tetap tidak berubah (0%). Permintaan ini ditunjukkan dengan koefisien elastisitas
permintaan (Ed) yang besarnya sama dengan 0, diperoleh dari Ed = 0, barang yang sifat
permintaannya inelastis sempurna ialah barang yang memiliki harga murah dan relatif tidak
penting, seperti ketumbar dam merica.

b. Permintaan Elastis Sempurna

Jenis permintaan ini bisa terjadi jika persentase perubahan permintaan sebesar A% tetapi
persentase perubahan harga sebesar 0% (tidak ada perubahan) dengan kata lain meskipun harga
tidak berubah, permintaan mengalami perubahan sebesar X%. Permintaan ini ditunjukkan
dengan koefisien (E ) yang besarnya misalnya, barang yang bersifat permintaannya elastis
sempurna ialah BBM ( Bahan Bakar Minyak ) seperti bensin, minyak tanah dan sebagainya.

c. Permintaan Uniter

Jenis ini terjadi bila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan
harga. Dengan kata lain harga yang berubah A% diikuti perubahan permintaan sebesar A% juga.
Permintaan unitary ditunjukkan dengan koefisien (Ed) yang besarnya sama dengan 1 ( Ed = 1 )
permintaan ini terjadi pada berbagai macam barang pada saat tertentu secara kebetulan.

13
d. Permintaan Tidak Elastis

Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih kecil dari persentase
perubahan pada harga. Dengan kata lain harga yang berubah sebesar A% ternyata diikuti
perubahan permintaan kurang A%. permintaan inelastis ditunjukkan dengan koefisien yang
besarnya kurang dari 1 (Ed<1). Suatu barang yang memiliki sifat permintaan inelastis ialah
barang kebutuhan pokok, contohnya seperti beras, jagung dan sebagainya.

e. Permintaan Elastis

Jenis ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih besar dari persentase
perubahan dari harga. Dengan kata lain, dalam harga yang berubah A% diikuti dengan
perubahan permintaan lebih dari A%. permintaan elastisitas ini ditunjukkan dengan koefisien
(Ed) yang memiliki besarnya lebih dari 1 ( Ed>1 ). Sebuah barang yang sifat permintaannya
elastis ialah barang-barang sekunder dan tersier (mewah) serta barang yang mempunyai
substitusi atau pengganti.

Gambar 5.3

Jenis-jenis elastisitas permintaan

14
JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN YANG LAIN

Pembicaraan tentang elastisitas yang telah dilakukan sampai sekarang ini masih terbatas
kepada memperhatikan perkaitan antara perubahan harga dan permintaan. Konsep elastisitas
yang telah dibincangkan mengukur sampai dimana responsifnya permintaan apabila harga
mengalami perubahan. Elastisitas seperti itu yang telah dinyatakan dalam pendahuluan
dinamakan elastisitas permintaan harga. Selain disebabkan oleh perubahan harga, permintaan
juga dapat berubah sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor lain. Dua faktor yang sering di
lihat pengaruh perubahannya terhadap permintaan adalah harga barang lain dan pendapatan
pembeli.

Elastisitas permintaan silang

Koefesien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap


sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas
permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang. apabila perubahan barang Y
menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan diantara
keduanyadigambarkan oleh elastisitas silang. besarnya elastisitas silang (Ec) dapat dihitung
dengan rumus:

         Persentasi perubahan jumlah barang X yang di minta

Ec = 

             Persentasi perubahan harga barang Y

Nilai elastisitas silang berkisar antara tak terhingga yang negatif kepada tak terhingga yang
positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bersifat negatif, jumlah barang X yang
diminta berubah kearah yang bertentangan dengan perubahan barang Y. Kalau harga Y naik,
maka jumlah permintaan terhadap barang X berkurang; sebaliknya Kalau harga Y turun, maka
jumlah permintaan terhadap barang X bertambah contoh dari perkaitan yang seperti ini sifatnya
dapat dilihat dalam perkaitan harga kopi dan gula. Apabila harga kopi naik (dan permintaan
terhadap kopi berkurang), perubahan ini dapat mempengaruhi permintaan terhadap gula.

Nilai elastisitas silang untuk barang- barang pengganti adalah positif, yaitu permintaan
terhadap sesuatu barang berubah kearah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya.
15
Kedua-duanya akan sama-sama mengalammi kenaikan atau penurunan. Mobil dan bus kota
adalah contoh dari barang yang dapat saling menggantikan. Kalau harga mobil meningkat,
permintaan terhadap mobil berkurang; tetapi sebaliknya permintaan terhadap angkutan bus kota
semakin bertambah karna orang lebih banyak lagi yang bersedia naik bus kota untuk bepergian.

Elastisitas permintaan pendapatan

Koefisien yang menunnjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap


sesuatu barang akibat dari pada perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas
permintaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Besarnya elastisitas
pendapatan (Ey) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

    

Persentasi perubahan jumlah barang yang di minta

Ey = 

             Persentasi perubahan pendapatan

Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan.


Disini terdapat hubungan yang searah diantara hubungan pendapatan dan perubahan permintaan,
dengan demikian elastisitas pendapatan adalah positif. Barang-barang yang sifat elastis
pendapatannya adalah demikian dinamakan barang normal. Beberapa jenis barang mengalami
pengurangan dalam jumlah yang dibeli apabila pendapatan bertambah; berarti perubahan
pendapatan dan jumlahyang dibeli bergerak kearah kebalikan. Dengan demikian elastisitasnya
adalah negatif. Barang seperti itu dinamakan barang inferior.
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apaila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari
satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap
jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis apabila perubahan pendapatan
menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan.
Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang
elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan
pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis kalau dibandingkan
dengan barang makanan dan pertanian.

16
2.6 ELASTISITAS PENAWARAN.
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran kepekaan
jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur
persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai
contoh, jika harga sebuah barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien
elastisitas permintaannya adalah 20%/10% = 2. (Case & Fair, 1999: 119).

Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan jumlah barang yang
diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak langsung menawarkan semua produknya ke
konsumen, melainkan menyimpan sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa
disebut sebagai stok barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang
ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.

Elastisitas penawaraan atau elasticity of supply dapat diartikan sebagai tingkat kelenturan atau


tingkat kepekaan penawaran terhadap perubahan harga. Besaran ini menunjukkan pengaruh
perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau menunjukkan
tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang.

Keelastisan dari penawaran dinyatakan dengan suatu bilangan yang disebut dengan koefisien
elastisitas penawaran dan dinotasikan dengan huruf Es. Nilai Es menunjukkan perbandingan
antara Persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan
harganya. Nilai dari Es dihitung berdasarkan formula berikut:

Es = (ΔQ/Q)/(ΔP/P)

ΔQ = perubahan jumlah penawaran

ΔP = perubahan harga barang

P = harga mula-mula

Q = jumlah penawaran mula-mula

Es = koefesien elastisitas penawaran

17
Jika penawaran suatu barang memiliki nilai koefesien Es sama dengan 2, maka perubahan
persentase harga akan menyebabkan terjadinya perubahan persentase penawaran sebesar dua kali
daripada perubahan persentase harga.

Jika tingkat harga barang berubah sebesar 10 persen, maka tingkat penawaran akan berubah
sebesar 20 persen.

Nilai koefesien penawaran, Es sama dengan 0,5 menunjukkan bahwa perubahan tingkat harga
akan menyebabkan tingkat penawaran barang berubah sebesar setengah kalinya daripada
perubahan tingkat harga.

Jika tingkat harga berubah sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat penawaran adalah lima
persen.

Nilai Es lebih besar dari satu disebut penawaran elastisis, sedangkan jika nilai Nilai Es kurang
daripada satu disebut penawaran inelastis. penawaran dengan nilai Es sama dengan satu disebut
penawaran unitary atau penawaran satuan atau normal.

Selain itu masih ada dua jenis penawaran lagi yaitu penawaran elastis sempurna dan penawaran
inelastis sempurna. penawaran elastis sempurna ditunjukkan dengan Nilai Es tak hingga, dan
penawaran inelastis sempurna ditunjukkan dengan Es sama dengan nol.

Nilai koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Rumus Elastisitas Penawaran (Offer Elasticity)


Atau

Rumus Elastisitas Penawaran (Offer Elasticity)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Dari Penawaran

18
Sama halnya dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran dipengaruhi oleh waktu, daya
tahan produk, kapasitas produk, jumlah persediaan, dan mobilitas faktor produksi.

a. Waktu

Jangka waktu berproduksi sangat memengaruhi elastisitas penawaran barang. Penarawan barang
hasil industri akan berbeda dengan hasil pertanian. Untuk menambah penawaran, sektor
pertanian membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding sektor industri. Oleh karena itu,
penawaran hasil pertanian umumnya lebih inelastik dari sektor industri karena produsen tidak
dapat memenuhi tambahan pada pesanan dengan cepat meskipun harga produk pertanian
meningkat.

Yang dimaksud waktu di sini adalah kesempatan produsen/ penjual untuk menambah jumlah
produksi. Waktu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

● Jangka Waktu Sangat Pendek. Produsen tidak dapat menambah barang dalam waktu yang
sangat pendek karena penawaran tergantung persediaannya (harus menunggu masa
panen), seperti produksi di bidang pertanian, misalnya sayur-mayur dan buah-buahan.
Waktu dalam beberapa hari saja ± 40 hari menyebabkan penawaran bersifat inelastis.
● Jangka Pendek. Produsen masih tetap dapat menambah produksi barang yang ditawarkan
walaupun tidak dapat memperbesar kapasitas produksi yang ada, seperti bangunan,
mesin-mesin, tetapi dengan cara bekerja lebih lama dari waktu sebelumnya atau
menambah bahan baku sehingga produksi dapat ditambah. Penawaran dalam waktu ini
dapat elastis atau inelastis.
● Jangka Panjang. Penawaran bersifat elastis karena produsen mempunyai banyak
kesempatan untuk memperluas kapasitas produksi (areal pertanian, mesin-mesin, pabrik
baru, dan tenaga ahli). Makin lama waktu makin elastis.

b. Daya Tahan Produk

19
Produk-produk yang memiliki daya tahan lebih singkat seperti makanan, hasil pertanian,
umumnya lebih inelastik. Akan tetapi, produk dengan daya tahan lebih lama seperti kulkas,
mesin jahit, kompor gas cenderung lebih elastik.

Untuk memudahkan dalam memahami konsep elastisitas harga baik permintaan maupun
penawaran, pernyataan yang bisa dijadikan acuan adalah bahwa suatu barang dikatakan bersifat
elastik, apabila perubahan harga berpengaruh besar terhadap jumlah barang yang diminta atau
ditawarkan. Adapun suatu barang dikatakan bersifat inelastik, apabila adanya perubahan harga
kurang berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta atau ditawarkan.

Produk-produk hasil pertanian, seperti sayuran dan buah-buahan yang mudah busuk, pecah, dan
layu sehingga penawarannya cenderung inelastis. Akan tetapi, produk-produk dengan daya tahan
lebih lama, seperti kulkas, mesin jahit, dan kompor gas, cenderung lebih elastis.

c. Kapasitas produksi

Industri yang beroperasi di bawah kapasitas optimal cenderung membuat kurva


penawaran elastis.

d. Jumlah Persediaan

Apabila perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah besar, kurva penawaran akan lebih
elastik karena dapat segera memasoknya ke pasar jika ada permintaan dari masyarakat. Jika
persediaan sudah habis, perusahaan akan kesulitan dalam memasok barang sehingga kurva
penawaran akan lebih inelastik.

e. Mobilitas Faktor Produksi

20
Faktor produksi dikatakan memiliki mobilitas yang tinggi apabila mudah berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya. Jika faktor produksi memiliki mobilitas tinggi, produsen dapat
menyesuaikan kapasitas produksinya (besarnya produksi) sehingga penawaran lebih elastik.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa
(konsumsi) berubah ketika harganya berubah Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk
prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan
harga.
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah
ketika harganya berubah Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana
setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu barang
dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada
pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran
merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan
akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.

3.2 Saran – saran


Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan harga pasar,
apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang di minta konsumen, sama persis dengan
jumlah yang di tawarkan produsen, secara grafis keseimbangan pasar bisa tercapai apabila kurva
permintaan dan penawaran berpotongan, titik perpotongan tersebut di sebut titik keseimbangan.

22
3.3 Penutup

Sebagai penutup, Besar harapan kami bahwa makalah kami yang berjudul “Eastisitas
Permintaan Dan Penawaran” dapat berfungsi bagi kita.

Jika ada kesalahan dalam penyusunan baik itu penulisan, isi, judul, diatas. Kami mohon maaf
kepada pembaca, pelihat dan pendengar makalah ini. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu kami menyelesaikan makalah ini. Semoga jerih payah
kami selama penyusunan makalah ini tidaklah sia-sia.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan
terima kasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

● http://google_search/elastisitas-permintaan-dan-penawaran-pada-tingkat-
harga/doFT996JKkf00y=id40005jklt?pht
● Sukirno, Sadono, (ed). Micro ekonomi / teori pengatar, Jakarta: Rajawali pers, 2010
● Bayu Pramutoko, SE.MM. Micro Ekonomi / pengantar ilmu ekonomi, Surabaya: Jenggala
pustaka utama, 2012
● http://www.ilmuekonomi.net/2015/12/pengertian-dan-macam-macam-elastisitas-penawaran.html

24

Anda mungkin juga menyukai