Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKONOMI KELEMBAGAAN
Dosen Pengampu: RIMA HARATI,S.E.,M.E/

- Dr.WIWIN ZAKIAH,M.P.

KELOMPOK 5

Disusun Oleh :

Agusman Rifandi (193030301132)

Lidia Lestari Br Milala (193010301006)

Alte Gwijangge (193040301102)

Matra Prayoga (193030301152)

RIky Johanes (193030301148)

Ahmad Fauzi (193030301103)

Lelen (1930303060)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Ekonomi Kelembagaan dengan judul: "Theory of the finm and transaction cost economics".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,kami mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan juga kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan.

Palangkaraya,5 Oktober 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................iii

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................5

1.3 Tujuan ..............................................................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6

2.1 Teori perusahaan (Theory of the firm)…………………………………………………………………….……7

2.2 Ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics)....................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesepakatan adalah ide untuk membentuk dasar pertimbangan ekonomi, orang ekonomi
institusional John R. Commons telah diperkenalkan oleh (1931). Ia mengatakan, “Transaksi bukanlah
pertukaran barang, tetapi transfer dan perolehan hak milik dan kebebasan yang diciptakan oleh
masyarakat antara individu, dan oleh karena itu barang secara fisik diproduksi oleh pekerja atau
dikonsumsi oleh konsumen. Negosiasi perlu dilakukan antara pihak sebelum dapat dipertukarkan .

Istilah "biaya transaksi" sering dianggap telah diciptakan oleh Ronald Coase, yang menggunakannya
sebagai kerangka teoritis untuk memprediksi kapan kegiatan ekonomi tertentu akan terjadi di
perusahaan atau di pasar sawah. Namun pada kenyataannya, istilah biaya transaksi tidak muncul dalam
artikel-artikel awal saja hingga tahun 1970-an. Walaupun saya tidak membuat istilah yang konkrit, mata
kuliah tersebut memang membahas “biaya penggunaan mekanisme harga” dalam risalah tahun 1937
“The Nature of Firm”, dan untuk pertama kalinya ada biaya transaksi.Membahas konsepnya. Ini adalah
pertama kalinya konsep biaya transaksi diperkenalkan ke dalam studi perusahaan dan organisasi pasar,
tetapi teori formal "biaya transaksi" dimulai pada akhir 1960-an dan awal 1970-an . Sebuah referensi
untuk "biaya transaksi pasar" dalam makalah penelitiannya tahun 1960 "Masalah Biaya Sosial." Istilah
“biaya transaksi” sendiri sebenarnya dapat ditelusuri kembali ke literatur ekonomi moneter pada tahun
1950-an, dan tidak dianggap telah secara sadar diciptakan oleh individu tertentu .

Meskipun kontroversial, pembahasan mengenai biaya transaksi menjadi paling banyak dikenal
melalui buku Transaction Cost Economics karya Oliver Williamson. Ekonomi biaya transaksi sekarang
digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku. Ini tidak hanya mencakup kasus di mana penjual dan
pembeli terlihat jelas, tetapi juga interaksi emosional harian dan pertukaran hadiah informal sebagai
"transaksi". Oliver Williamson, salah satu ilmuwan sosial yang paling banyak dikutip pada pergantian
abad, dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun 2009.

Setidaknya dua definisi dari frase "biaya transaksi" yang umum digunakan dalam literatur. Biaya
transaksi didefinisikan secara luas oleh Stephen Chun sebagai biaya yang tidak terpikirkan dalam "
Ekonomi Robinson Crusoe ." Menurut Chun, jika tidak banyak menyebar kata "biaya transaksi" jika
dalam literatur ekonomi, itu seharusnya lebih tepat disebut "biaya pada sistem" . Namun, banyak
ekonom tampaknya membatasi definisinya pada definisi yang mengecualikan biaya internal organisasi .
Definisi terakhir sejajar dengan analisis awal "biaya mekanisme harga" dengan kursus dan asal istilah
sebagai biaya transaksi pasar.
Ketika definisi menjadi lebih luas , banyak ekonom bertanya skema seperti apa (perusahaan, pasar,
waralaba, dll.) yang meminimalkan biaya transaksi untuk memproduksi dan menyediakan produk atau
layanan tertentu. Seringkali, hubungan ini dikategorikan berdasarkan jenis kontrak yang mereka miliki.
Pendekatan ini dapat ditempuh dalam lingkup ekonomi institusional baru .

Secara khusus, teknologi yang terkait dengan Revolusi Industri Keempat , seperti teknologi buku
besar terdistribusi dan blockchain, cenderung mengurangi biaya transaksi dibandingkan dengan bentuk
kontrak tradisional.

1.2. Rumusan Masalah2

 Teori perusahaan (Theory of the firm)


 Ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics)

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini agar pembaca untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
teori biaya, jenis-jenis teori biaya, apa yang dimaksud dengan teori perusahaan, tujuan sebuah
perusahaan dan jenis-jenis teori perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori perusahaan (Theory of the firm)

Teori Perusahaan (Theory of the firm) adalah suatu organisasi yang menggabungkan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang / jasa untuk dijual.

Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah meningkatkan nilai perusahaan
(value of the firm) tersebut .Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan
yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.

Pengertian perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan sumber daya untuk
keperluan produksi barang dan jasa penjualan

Para pemangku kepentingan di Perusahaan:

1. Pemegang saham
2. Pelanggan
3. Manajemen
4. Pemasok

Adapula yang berpendapat para pemangku kepentingan di perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Pemillik (untung)
2. Pekerja (gaji/upah)
3. Pemasok/agen distributor (pendapatan)
4. Pemerintah (pajak)
5. Pelanggan/konsumen (barang/jasa)

Alasan kehadiran Perusahaan

1. Mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen & menemukan metode untuk memenuhi


kebutuhan konsumen
2. Mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengakses input.
3. Menyediakan insentif yang terbaik bagi para stakeholder.
4. Konsisten dan terencana dalam mengembangkan diri.
Tujuan Perusahaan (berdasarkan teori modern )

1. Maksimalisasi Laba
2. Maksimalisasi Pertumbuhan (perkembangan perusahaan)
3. Maksimalisasi Nilai Perusahaan (nilai jual atau nilai prospek perusahaan, dapat dicerminkan
melalui harga saham perusahaan)
4. Maksimalisasi Penjualan (penguasaan market share)
5. Motivasi Manajerial (keberlangsungan usaha)

TEORI PERUSAHAAN

1. Teori neo-klasik perusahaan

1. Perusahaan bertujuan memaksimumkan profit.


2. Perusahaan memiliki informasi yang sempurna terkait kondisi pasar serta permintaan dan
penawaran yang terkait dengan produksinya.
3. Harga (Price=P) yang ditetapkan untuk mencapai laba maksimal adalah saat MR=MC.

2. Teori Manajerial Perusahaan

Pemaksimuman utilitas manajer menjadi titik awal beberapa bentuk teori manajerial perusahaan, yang
diantaranya yaitu :

1. Teori maksimalisasi penjualan


2. Teori maksimalisasi pertumbuhan
3. Model discretion expenditure

3. Teori Perilaku Perusahaan

Teori ini didasarkan pada pengamatan aktual dari perilaku perusahaan berdasarkan proses
pengambilankeputusan disetiap perusahaan yang bervariasi.

Tujuan perusahaan tidak dapat dirumuskan melalui formulasi sederhana (seperti maksimalisasi profit)

Tujuan perusahaan dan perilaku perusahaan merupakan hasil tawar-menawar dari pemangku
kepentingan yang terkait dengan perusahaan.

4. Teori Keagenan dan Teori Governance Perusahaan

Teori keagenan menjelaskan interaksi pemilik perusahaan dan stakeholders lain (manajer dan pekerja)
Teori Governance perusahaan menjelaskan tentang cara terbaik terkait bagaimana perusahaan
mengelola hubungan kontrak dengan rekan bisnisnya.

5. Teori Evolusi Perusahaan

Perusahaan sebagai inisiator dan pencipta perubahan dalam mencapai keunggulan kompetitif.

6. Teori Strategik Perusahaan

Daya saing perusahaan ditentukan oleh:

1. Sumber daya yang dimiliki


2. Batasan operasi perusahaan
3. Kemampuan perusahaan bertindak secara tepat.

7. Teori Perusahaan Berbasis Pengetahuan

Pengetahuan sebagai aset strategis dan merupakan faktor paling penting bagi sumber daya perusahaan.

B. Ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics)

Ekonomi biaya transaksi (transaction cost economics) merupakan salah satu alat analisis yang popular
dalam ilmu ekonomi kelembagaan. Ekonomi biaya transaksi ini digunakan untuk mengukur efisien atau
tidaknya suatu desain kelembagaan.

Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi (transaksi), maka semakin tidak
efisien kelembagaan yang didesain.

Namun dalam alat analisis ini terdapat hambatan dalam operasionalnya, yaitu:

1. Secara teoritis masih belum terungkap secara tepat definisi dari biaya transaksi itu sendiri.
2. Setiap kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik yang menyebabkan kesulitan untuk
merumuskan variabel-variabelnya.
3. Bagaimana mengukurnya, berupa isu yang strategis karena akan menuntun akurasi sebuah
analisis kelembagaan, terutama untuk melihat efisiensinya.
Berdasarkan teori biaya transaksi yang dikembangkan oleh Ronald Coase dalam bukunya The
nature of the Firm (1937) serta The Problem of social cost (1960), dalam aktivitas ekonomi terdapat dua
(2) jenis biaya yang dapat didentifikasi yaitu :

1. Biaya-biaya yang terkait dengan produksi dan distribusi fisik,


2. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pertukaran (transaksi).

Secara konseptual, ini berarti bahwa biaya total tidak hanya ditentukan oleh penjumlahan biaya
produksi (yang ditentukan teknologi dan input yang digunakan), melainkan juga biaya yang diperlukan
untuk bertransaksi yang ditentukan oleh pengaturan dari institusional yang ada.

Williamson (1985) sependapat dengan Coase (1937), bahwa salah satu alasan keberadaan
perusahaan adalah untuk mengurangi biaya-biaya transaksi. Dalam penelitiannya, Williamson
mengembangkan analisis biaya-biaya pengontrakan dalam hubungan bisnis.

Hal ini sangat diperlukan sebab perusahaan sebagai pengambil keputusan dominan dalam
perekonomian dibatasi oleh suatu konstelasi kontrak. Kontrak di sini adalah entitas organisasional yang
mempunyai otoritas untuk membuat keputusan bisnis serta mengatur hubungan perusahaan dengan
pemasok, pegawai, pelanggan, kreditor dan pemegang saham. Kelembagaan mutlak menentukan khuluk
dan besaran biaya-biaya transaksi.

Menurut Williamson, biaya transaksi adalah biaya memanfaatkan pasar (market transaction cost)
dan biaya menggunakan hak untuk memberi perintah dalam perusahaan (managerial transaction cost)
yang timbul karena adanya biaya transfer, memperoleh dan mempertahankan hak kepemilikan.
Selanjutnya, penatalaksanaan dalam bargaining transaction dimediasikan oleh harga dan transaksi serta
konversi dari bargaining transaction ke managerial transaction (yang dimediasikan oleh komando).

Korchner & Picot (1987) menjelaskan komponen-komponen umum biaya transaksi mencakup :

1. Biaya untuk mencari informasi


2. Biaya pembuatan kontrak (negosiasi dan formulasi kontrak)
3. Biaya monitoring (pengecekan kualitas, kuantitas, harga, ketepatan waktu pengiriman,
keamanan)
4. Biaya adaptasi (selama pelaksanaan kesepakatan)
Tingkat dari masing-masing komponen biaya transaksi dapat berubah dan berbeda menurut aktor yang
terlibat.

Bagi Milgrom & Roberts, biaya transaksi mencakup semua kerugian yang ditimbulkan oleh
keputusan-keputusan, rencana-rencana, pengaturan-pengaturan, atau persetujuan-persetujuan yang
tidak efisien ; respon terhadap perubahan kondisi yang tidak efisien; dan penegakan persetujuan-
persetujuan yang tidak sempurna. Secara konseptual dapat dijelaskan, biaya transaksi mencakup semua
yang berdampak terhadap kinerja relative dari berbagai cara mengorganisasi sumber daya dan aktivitas
produksi.

Kelembagaan menentukan transaksi, sekaligus mengatur kelompok atau agen ekonomi untuk
mewujudkan kontrol kolektif terhadap transaksi. Kelembagaan (dan aransemen kelembagaan) yang
efisien dapat menurunkan biaya transaksi yang signifikan. Hal ini hanya bisa dicapai dengan
menciptakan aturan main yang disepakati bersama oleh pelaku-pelaku ekonomi dalam dunia bisnis.
Apabila peraturan institusional yang ada tidak mampu mengelola pola interaksi semua aktor ekonomi
dengan baik, biaya-biaya transaksi dipastikan menjadi lebih tinggi.

Konsep tentang biaya transaksi pertama kali diperkenalkan oleh Ronald Coase pada tahun 1937
lewat artikel popelernya yang berjudul “The Nature of the Firm”.

Teori ekonomi biaya transaksi merupakan teori ekonomi yang menganalisa sejumlah alasan
mengenai eksistensi perusahaan serta batasan-batasannya dalam konteks dimana pasar dan organisasi
dipertimbangkan sebagai alternatif bagi mekanisme aturan pertukaran (Duran dan McNutt, 2010;
Todeva, 2010).

Oleh karena itu, upaya untuk memahami konsep biaya transaksi tak bisa dilepaskan dari pemahaman
atas aktivitas yang meliputi proses transaksi dan kontrak. Sebab sebagaimana yang ditegaskan oleh
Williamson (2010)—yang merujuk pada pendapat Commons (1932) dan Coase (1937, 1960)—unit
analisis dari konsep biaya transaksi ekonomi terletak pada transaksi itu sendiri.

Coase mendefinisikan kontrak sebagai keberlanjutan dari hubungan komersial. Penjelasan Coase
mengenai eksistensi perusahaan ialah bahwa hubungan kontrak yang berkelanjutan merupakan
alternatif menuju transaksi pasar dan melalui beberapa hubungan orang-orang dapat menghindari
adanya biaya transaksi. Namun hubungan ini tidak bebas dengan sendirinya. Sebab untuk
mengembangkan dan memelihara hubungan/relasi menuju pada interaksi komersial yang berkelanjutan
maka dibutuhkan penggunaan sumber daya yang pengeluarannya diperhitungkan sebagai opportunity
cost (Fox, 2007).
Coase (1937), sebagaimana yang dikutip oleh Duran dan McNutt (2010), memasukkan biaya
negosiasi (negotiating cost), biaya monitoring (monitoring cost), dan biaya pemaksaan kontrak
(enforcing cost) sebagai bagian dari komponen biaya transaksi.

Ketiga komponen ini merupakan representasi dari proses yang berlangsung dalam sebuah kontrak
yang meliputi aktivitas pra-kontrak—penemuan partner potensial serta negosiasi—dan aktivitas yang
berlangsung pasca kesepakatan kontrak (aktivitas untuk menegakkan aturan main sebagaimana yang
tertuang dalam isi kontrak).

Disamping itu Coase juga membuat tiga kategori biaya transaksi, yakni:

Pertama, biaya penemuan harga yang relevan, yang meliputi biaya pencarian (search cost).
Biaya pencarian adalah nilai dari sumberdaya yang digunakan oleh orang-orang untuk
menemukan partner potensial dalam rangka melaksanakan pertukaran sukarela, baik secara
bilateral maupun multilateral.

Kedua, biaya negosiasi (negotiation cost). Biaya ini merupakan nilai dari sumberdaya yang
digunakan dalam proses perundingan dengan partner potensial untuk mencapai bentuk
kesepakatan yang sama-sama memuaskan.

Ketiga, biaya untuk mengakhiri pertukaran (concluding cost), yakni nilai dari sumberdaya yang
digunakan oleh partisipan dalam pertukaran untuk memverivikasi partisipan lain agar memenuhi
seluruh isi kesepakatan kontrak (Fox, 2007).

Upaya untuk mensistematisasi teori biaya transaksi kembali dilakukan oleh Williamson (Duran dan
McNutt, 2010), dimana arena pelaksanaan transaksi dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni, pasar
dan hirarki (Todeva, 2010).

Secara lebih detail, Beetham (1987) (seperti yang dikutip oleh Todeva, 2010) membagi hirarki ke
dalam dua bentuk yakni, hirarki yang terdapat di dalam pasar (perusahaan) dan hirarki yang terdapat di
luar pasar (pemerintah).
Meramveliotakis dan Milonakis (2010: 1048) membedakan tiga definisi mengenai biaya transaksi,
yakni, biaya transaksi pasar (market transaction costs), biaya transaksi pengawasan (supervisory
transaction costs), serta biaya transaksi hak kepemilikan (property rights transaction costs).

1. Biaya transaksi pasar merujuk pada biaya pencatatan dan pemaksaan kontrak (enforcing
contracts).

2. Biaya transaksi pengawasan ialah biaya yang timbul di dalam bentuk hirarkis organisasi.
Dengan kata lain, biaya transaksi pengawasan juga dapat diidentikkan dengan biaya untuk
memonitor/ mengontrol berjalannya isi kesepakatan kontrak.

3. Biaya transaksi hak kepemilikan adalah biaya untuk menjalankan transaksi di bawah
perbedaan rezim hak milik. Artinya biaya transaksi muncul pada saat hak kepemilikan
ditetapkan.

Adapun menurut Conner (1991) (sebagaimana yang dikutip dalam Hardt, 2009), teori ekonomi
biaya transaksi (yang digagas oleh Williamson) merupakan teori yang membicarakan tentang
perusahaan dalam posisinya sebagai sebuah entitas yang berupaya untuk menghindari negativitas (an
avoider of negatives).

Dalam hal ini ada tiga jenis negativitas yang perlu dihindari oleh perusahaan yakni:

Pertama, perusahaan sebagai sebuah entitas yang berupaya untuk menghindari timbulnya biaya
pertukaran yang tinggi di pasar.

Kedua, sebagai sebuah entitas yang berupaya menghindari resiko yang timbul akibat adanya
sejumlah masalah.

Ketiga, sebagai sebuah entitas yang berupaya untuk menghindari hubungan (relasi) pasar yang
oportunistik.
Literatur ekonomi memberikan definisi yang beragam tentang biaya transaksi, sebagian besar
penulis menggantungkan pada definisi-definisi yang sesuai dengan konseptualisasi teoretis. dan/atau
yang relevan dengan kasus empirisnya. Diidentifikasi oleh Coase sebagai biaya mengorganisasi transaksi,
telah diuji dan dikonsep ulang untuk merefleksikan ongkos yang terjadi dalam situasi yang spesifik.

Misalnya, Coase menggunakan biaya transksi untuk mengonseptualisasikan kembali masalah


eksternalitas dan juga termasuk aspek koordinasi interaksi manusia (coordinating human interaction).

Menurut Williamson, biaya transaksi adalah biaya untuk menjalankan sistem ekonomi (the costs of
runing the economic system) dan biaya untuk menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan” (costs to
achange incircumstances) (Dorfman, 1981; Challen, 2000; seperti dikutip oleh Mburu, 2002:41).

Selanjutnya, North (1991 b: 20) mendefinisikan biaya transaksi sebagai ongkos untuk
menspesifikasi dan memaksakan (enforcing) kontrak yang mendasari pertukaran, sehingga dengan
sendirinya mencakup semua biaya organisasi politik dan ekonomi yang memungkinkan kegiatan
ekonomi mengutip laba dan perdagangan (pertukaran).

Ringkasnya, biaya transaksi adalah biaya untuk melakukan negosiasi, mengukur dan memaksakan
pertukaran (exchange). biaya transaksi dapat juga diartikan untuk memasukkan tiga kategori yang Iebih
luas, yaitu:
1. biaya pencarian dan informasi;
2. biaya negosiasi (bargaining) dan keputusan atau mengeksekusi kontrak; dan
3. biaya pengawasan (monitoring), pemaksaan, dan pemenuhan/pelaksanaan (compliance).

Furubotn dan Ritcher menunjukkan bahwa biaya transaksi adalah ongkos untuk menggunakan
pasar(market transaction cost) dan biaya melakukan hal unuk memberi pesanan (order). Untuk masing-
masing tiga jenis biaya transaksi tersebut dapat dibedakan menurut dua tipe:

1. biaya transaksi ‘tetap’ (‘fixed’ transaction costs), yaitu investasi spesifik yang dibuat di dalam
menyusun kesepakatan kelembagaan (institutional arrangements); dan

2. biaya transaksi ‘variabel’ (‘variable’ transaction costs), yakni biaya yang tergantung pada
jumlahdan volume transaksi.

Berikutnya, Williamson (1991) dan North dan WaIlis (1994) menyampaikan perbedaan yang
mendasar antara biava proses produksi (juga biasa disebut biaya transformasi/transformation costs) dan
biaya transaksi. Dalam kerangka relasi antara perubahan teknis dan kelembagaan,

North dan Wallis (1994) memandang biaya transaksi sebagai ongkos untuk lahan, tenaga kerja,
kapital, dan keterampilan kewirausahaan (entrepreneurship) yang diperlukan untuk mentranser hak-hak
kepemilikan (property rights) dan satu atau kelompok orang ke pihak yang lain. Dengan kata lain, biaya
transaksi muncul karena adanya transfer kepemilikan atau, lebih umun, hak-hak kepemilikan.
Determinan dan Variabel Biaya Transaksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi pada umunya bisa dikelompokkan dalam
tiga hal berikut.

1. What: the identity of bundle of rights. Hak-hak (atau komiditas) memilki banyak atribut yang
nilai, pengukuran, kebijakan, dan pemaksaannya beragam dari satu jenis dengan tipe yang lain.

2. Who: to identity of agents involved in the exchanges. Ini erat dengan faktor-faktor manusia
yang muncul dalam asumsinya Williamson (1975), yakni kemampuan manusia untuk menerima,
menyimpan, mencari, memproses informasi, dan batas-batas bahasa dalam penyampaian
pengetahuan kepada orang lain), oportunisme, dan terjepitnya/kurangnya informasi

3. How: the instituions, technical and social, governing the exchange and how to organize the
exchanges. Dalam hal ini, pasar diandaikan sebagai kelembagaan untuk memfasilitasi proses
pertukaran, yang keberadaannya dibutuhkan untuk mengurangi biaya pertukaran, sedangkan
perusahaan/ firm (atau keluarga/families) juga dapat dianggap sebagai kelembagaan yang
memfasilitasi pertukaran yang saling menguntungkan.

Dalam proposisi ini, jika biaya transaksi melalui pasar dianggap tidak ada, maka sebetulnya tidak
ada yang namanya pasar; demikian hanya bila biaya koordinasi di dalam perusahaan adalah nol,
maka sesungguhnya tidak ada yang namanya perusahaan.

Terdapat empat determinan penting dari biaya transaksi, yaitu :

1. Apa yang disebut sebagai atribut perilaku yang melekat pada setiap pelaku ekonomi,
yaiturasionalitas terbatas/terikat dan oportunisme.
2. Sifat yang berkenaan dengan atribut dari transaksi, yaitu spesifitas aset, ketidakpastian, dan
frekuensi.
3. Hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola kegiatan ekonomi, yaitu pasar, hierarki,
dan pengadilan, regulasi, birokrasi publik.
4. Faktor yang berdekatan aspek lingkungan kelembagaan, yaitu hukum kepemilikan, kontrak,
dan budaya.
Bagaimana konsep biaya transaksi yang sedemikian kompleks tersebut bisa diderivasi dalam bentuk
variabel-variabel yang mudah untuk diukur?

Collins dan Fabozi menjelaskan jawaban atas pertanyaan tersebut melalui formulasi biaya transaksi
sebagai berikut:

Biaya transaksi = biaya tetap + biaya variabel;


Biaya tetap = komisi + transfer fees + pajak;
Biaya variabel = biaya eksekusi + biaya opotunitas;
Biaya eksekusi = price impact + market timing costs;
Biaya oportunitas = hasil yang diinginkan - pendapatan aktual - biaya eksekusi - biaya tetap

Dalam konteks variabel biaya transaksi pada level perusahaan, kategorisasi yang dilakukan oleh
Strassmann cukup membantu sebagai bahan studi. Strassmann menglasifikasikasikan biaya transaksi
dalam variabel-variabel berikut:

1. Organisasi tenaga kerja dan pengguna


2. Mengolah informasi
3. Koordinasi pemasok, biaya-biaya akuisisi
4. Memotivasi pelanggan
5. Mengelola distributor
6. Memuaskan pemegang saham dan peminjam
7. Fee, komisi, vukai dan pajak
8. Penelitian dan pengembangan
9. Biaya-biaya penjualan, umum, dan administratif
a. Pemasaran
b. Penjual
c. Manajemen
d. Iklan
e. Pelatihan
f. Biaya-biaya teknologi informasi
10. Laporan neraca keuangan yang telat diaudit
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah “EKONOMI KELEMBAGAAN/TEORI PERUSAHAAN” bahwa Teori Perusahaan (Theory
of the firm) adalah suatu organisasi yang menggabungkan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya
dengan tujuan untuk memproduksi barang / jasa untuk dijual.
Dasar utama suatu perusahaan menurut theory of the firm ini adalah untuk meningkatkan nilai
perusahaan (value of the firm) tersebut .Nilai perusahaan ini juga sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.

3.2 Saran

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan
detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap kami juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah
adalah daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, lincolin,Ekonomi Manajerial,Edisi 4. Yogyakarta: BPFE UGM, 2008.Pujiati, Diyah,JURNAL
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAPNILAI PERUSAHAAN,STIE PERBANAS
Setiono ,Benny Agus,JURNAL TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE
FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUSAHAAN(PROFIT ANDLOSS SHARING)
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH,Universitas HangTuah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai