Anda di halaman 1dari 13

Makalah Fiqih

PERAWATAN JENAZAH
Kelas XI Semester II

Anggota Kelompok :
1. Ach. Rizky Rino S. (01)
2. Ady Perdana Putra (02)
3. Fitroh Maulana R. (07)
4. Fredy Kurniawan S. (08)
5. Rafli Islanandika (19)

SEKOLAH MENENGAH ATAS WACHID HASYIM 2


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan rahmat dan karunia Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu

halangan apapun. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata

pelajaran Fiqih, disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang Tata

Cara Perawatan Jenazah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun

mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah

lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Sidoarjo, 24 Februari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…..........................................................................................................i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Maslah.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan

A. Hukum Islam Tentang Pengurusan Jenazah ........................................................... 2

B. Beberapa Kewajiban terhadap Jenazah................................................................... 2

1. Memandikan Jenazah............................................................................................... 3

2. Mengkafani Jenazah................................................................................................. 3

3. Mensholatkan Jenazah............................................................................................. 3

4. Menguburkan Jenazah.............................................................................................. 5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................................. 6

Dafatr Pustaka.............................................................................................................. 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. dalam masalah

penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan

berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal

mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang

mayat. Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan

kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.

Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. dalam

mengurus jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi

sang mayat. Aturan yang sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang

yang telah meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabbnya dengan

kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang

terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji

Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.

B. Rumusan Masalah
1. Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah

2. Beberapa Kewajiban Terhadap Jenazah

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
2. Mengetahui tata cara terbaik dalam mengiring jenazah hingga

mengantarkannya ke dalam liang kubur sebagai bentuk penghormatan

terakhir baginya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Islam tentang Pengurusan Jenazah


Setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang

meninggal dunia. Kewajiban ini sifatnya bersifat kolektif karena itu

dimasukkan sebagai suatu jenis ibadah yang hukumnya fardhu kifayah yang

artinya kewajiban bagi seluruh umat muslim, namun apabila sudah ada

beberapa orang yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi

seluruh umat muslim.

B. Beberapa Kewajiban Terhadap Jenazah


1. Memandikan Jenazah

2. Mengkafani Jenazah

3. Menshalatkan Jenazah

4. Menguburkan Jenazah
1. Memandikan Jenazah
Syarat Jenazah yang dimandikan :

a) Beragama Islam

b) Tubuh / anggota badan masih ada

c) Jenazah tersebut bukan mati syahid ( dunia akherat )

Yang berhak memandikan jenazah :

a) Jenazah laki-laki yang memandikan laki-laki dan sebaliknya kecuali

suami atau istri.

b) Jika tidak ada suami/istri atau mahram maka jenazah ditayamumkan.

c) Jika ada beberapa orang yang berhak maka diutamakan keluarga

terdekat dengan jenazah.

Syarat – syarat yang memandikan :

i. Islam

ii. Berakal

iii. Amanah

iv. Alim

v. Merahasiakan

Cara memandikan jenazah :

1. Jenazah ditempatkan di tempat

yang layak adan ditempat yang

tinggi

2. Diberi basahan

3. Bersihkan kotoran/najis

4. Bersihkan pada kuku, mulut dan

gigi

5. Siramkan air ke seluruh tubuh dari

atas ke bawah
6. Sabun dan siram kembali

7. Wudhukan, siram dengan air

kapur barus

8. Memandikan jenazah disunnahkan

tiga kali.

2. Mengkafani Jenazah
1. Hendaknya kain kafan yang

digunakan bagi mayit laki-laki

sebanyak tiga 3 (lapis).

2. Sedangkan bagi wanita sebanyak 5

(lima) lapis terdiri dari sarung,

ghamis, khimar, dan dua helai kain.

3. Menggunakan kain yg bersih & baik

serta menutupi seluruh tubuh.

4. Menggunakan kain yang berwarna

putih.

5. Memberikan wewangian.

6. Tidak berlebih-lebihan dalam kain

kafan.

7. Menaburi kain kafan dengan kafur.

8. Hendaknya kain kafan yang terbaik

diletakkan di bagian atas.


3. Menshalatkan Jenazah
Syarat-syarat shalat jenazah :

a. Menutup aurat, suci hadats/najis dan menghadap kiblat.

b. Jenazah telah dimandikan.

c. Letak jenazah di depan yang menshalatkan kecuali shalat ghaib.

Cara shalat:

1. Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri di hadapan kepala

mayit jika laki-laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di

tengah-tengah mayit. Kemudian makmum berdiri di belakang imam.

 Disunnahkan membuat tiga shaf (barisan).

 Disukai yang menshalatinya jama’ah yang banyak

 Jika mayitnya anak laki-laki & perempuan, maka posisi imam berdiri

seperti pada posisi mayit wanita dewasa.

 Tidak mengapa bagi Imam meberitahukan jenis kelamin mayit

kepada makmum, agar dapat berdo’a sesuai dengan kata gantinya.

2. Imam bertakbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya,

kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada.

Kepala menunduk & pandangan tertuju kepada tempat sujud.

4. Berta’awudz, membaca basmallah, tidak membaca do’a iftitah,

membaca surat al-fatihah.

3. Semuanya dibaca secara sir (pelan).

5. Imam takbir yang kedua seraya mengangkat tangan kemudian

membaca shalawat.

6. Kemudian bertakbir yang ketiga sambil mengangkat tangan terus

berdo’a bagi sang mayit.

Keterangan :

a. Lafal lafal niat mewudhukan jenazah


- Lafal niat mewudhukan jenazah laki – laki

ِ ‫ْت ْال ُوضُوْ َء لِ ٰه َذا ْال َم 􀈧تَ َعالَى _ِ_ِ ي‬


‫ت‬ ُ ‫نَ َوي‬

- Lafal niat mewudhukan jenazah perempuan


‫ْت ْال ُوضُوْ َء لِ ٰه ِذ ِه ْال َم 􀈧تَ َعالَى _ِ_ِ ي ِ‬
‫ت‬ ‫نَ َوي ُ‬

‫‪b. Lafal lafal niat memandikan jenazah‬‬


‫‪- Lafal niat memandikan jenazah laki – laki‬‬

‫ْت ْال ُغس ِْل لِ ٰه َذا ْال َم 􀈧تَ َعالَى _ِ_ِ ي ِ‬


‫ت‬ ‫ن ََوي ُ‬

‫ْت ْال ُغس ِْل لِ ٰه َذا ْال َم 􀈧تَ َعالَى _ِ_ِ ي ِ‬


‫ت‬ ‫ن ََوي ُ‬

‫‪- Lafal niat memandikan jenazah perempuan‬‬

‫ْت ْال ُغس ِْل لِ ٰه ِذ ِه ْال َم 􀈧تَ َعالَى _ِ_ِ ي ِ‬


‫ت‬ ‫نَ َوي ُ‬

‫‪- Lafal niat mentayamumkan jenazah‬‬

‫ت قُ ْلفَ ِة ٰه َذا ْال َم 􀈧تَ َعالَى _ِ_ِ ي ِ‬


‫ت‬ ‫نَ َوي ُ‬
‫ْت ال 􀈥 ت َي 􀈦 م َم ع َْن تَحْ ِ‬
‫‪Artinya : Saya niat tayamum untuk menggantikan membasuh dibawah ini‬‬

‫‪jenazah karena allah ta ‘ala .‬‬

‫‪c. Lafal lafal niat shalat jenazah‬‬


‫‪1. untuk jenazah laki laki Satu‬‬

‫ض ْال ِكفَايَ ِة َم 􀈥ِ_ تَ َعالَى‬ ‫ص 􀈧 لى َعلَى هَ َذا ْال َم 􀈧 ا ُموْ ًما ‪ /‬اِ َما ًما ِ _ ي ِ‬
‫ت اَرْ بَ َع نَ ْكبِي َْرا ٍ‬
‫ت فَرْ َ‬ ‫اُ َ‬
‫‪2. untuk jenazah laki laki dua‬‬

‫ض ْال ِكفَايَ ِة َم 􀈥ِ_ تَ َعالَى‬ ‫ص 􀈧 لى َعلَى هَ َذ ْي ِن ْال َم 􀈧 ا ُموْ ًما ‪ /‬اِ َما ًما ِ _ ي ِ‬
‫ت اَرْ بَ َع نَ ْكبِي َْرا ٍ‬
‫ت فَرْ َ‬ ‫اُ َ‬
‫‪3. untuk jenazah banyak‬‬

‫ض ْال ِكفَايَ ِة َم 􀈥ِ_ تَ َعالى ُؤالَ ِء ْال َموْ ت َۤى اُ َ‬


‫ص 􀈧 لى َعلَى هَ‬ ‫ا ُموْ ًما ‪ /‬اِ َما ًما ِ _ اَرْ بَ َع نَ ْكبِ ْي َرا ٍ‬
‫ت فَرْ َ‬
‫‪4.untuk jenazah perempuan Satu‬‬

‫ض ْال ِكفَايَ ِة َم 􀈥ِ_ تَ َعالَى‬ ‫ص 􀈧 لى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َم 􀈧 ا ُموْ ًما ‪ /‬اِ َما ًما ِ _ يتَ ِة اَرْ بَ َع نَ ْكبِي َْرا ٍ‬
‫ت فَرْ َ‬ ‫اُ َ‬
‫) ‪5. untuk jenazah ghoib ( imam‬‬

‫ض ْال ِكفَايَ ِة ِا َما ًما 􀈥ِ_ تَ َعالَى‬ ‫ت ْالغَائِ ِ‬


‫ب ( فُالَ ْن ) اَرْ بَ َع نَ ْكبِي َْرا ٍ‬
‫ت فَرْ َ‬ ‫ص 􀈧 لى َعلَى ْال َم 􀈧 ِ ي ِ‬
‫اُ َ‬
‫) ‪6. untuk jenazah ghoib ( makmum‬‬

‫ض ْال ِكفَايَ ِة َم 􀈥ِ_ تَ َعالَى‬ ‫صل 􀈥 ا ُموْ ًما ِ _ ى َعلَ ْي ِه ْا ِال َما ُم اَرْ بَ َع نَ ْكبِي َْرا ٍ‬
‫ت فَرْ َ‬ ‫اُ َ‬
‫ص 􀈧 لى َعلَى َم ْن َ‬
‫‪d . Lafal doa setelah takbir ke 3‬‬

‫اَل 􀈥لهُ 􀈥 م ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َواَ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو 􀈧 س ْع َم ْد خَ لَهُ َواجْ َع ِل ْال َج 􀈥 ن‬

‫َم ْث َواهُ‬
“ Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat ) padanya , berilah maaf

padanya, muliakanlah kedatangannya ( tempatnya ) , lapangkanlah pintu

masuknya ( kekubur ) dan jadikanlah surga tempat kembalinya . “

e . Lafal do ‘a setelah takbir ke 4

ُ‫اَل 􀈥لهُ 􀈥 م الَ تَحْ ِر ْمنا َ اَجْ َرهُ َوالَ تَ ْفتِنا َ بَ ْع َدهُ َوا ْغفِرْ لَنا َ َولَه‬
“Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya ,

dan janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami

dan dia . “

Penjelasan :
Ketika membaca do‘a dalam salat jenazah setelah takbir ke 3 dan ke 4

hendaklah bacaan dlamir ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah

tersebut ( laki – laki atau permpuan ), misalnya :

Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu ( ُ‫ ) ه‬diganti dengan dlamir

ha ( َ ‫)ها‬

Apabila jenazahnya dua orang maka damir(kata )hu( ُ‫) ه‬diganti dengan damir

huma( ‫)هُما‬

Apabila jenazahnya banyak maka dlamir( kata )hu( ُ‫) ه‬diganti dengan dlamir

hum( (‫) هُ ْم‬

4. Mengubur Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan

usungan jenazah yang di panggul di atas pundak

dari keempat sudut usungan. Untuk mengubur

jenazah sebaiknya disegerakan.

Cara mengubur jenazah


a. Membuat liang lahat sedalam 1,5 m, lebar

1m dan panjang 2,25 m

b. Di pemakaman jenazah dimasukkan ke

liang lahat dari arah kaki, diletakkan

dengan posisi miring menghadap kiblat


c. Tali-tali pengikat kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki nempel di

tanah

d. Menutup lahat dengan papan atau yang sejenis lalu ditimbun dengan

tanah

e. Tanah ditinggikan satu jengkal, kemudian diberi nisan ( tanda )

f. Jenazah didoakan untuk diberi ketetapan / kekuatan iman.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan

bagaimana prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan

dikubur dan ruhnya akan bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin

kondisi dari jenazah tersebut harus dalam keadaan baik. Hidup dan mati

adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian

seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.

Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt

yang bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan

memberi balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan

mendapat balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang

tidak beramal saleh akan menerima azab-Nya.

Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang

mulia. Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru

(kubur) hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan,

dan dikuburkan. Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah

adalah sunnah. Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan

dan kasih sayang karena roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang

ditinggalkan.

b. Saran dan kritik


Semoga setelah membaca makalah ini menjadi bekal dan mencoba membaca

artikel atau buku untuk memperdalamnya lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Drs. Margiono ,M.Pd dkk . 2007. Pendidikan Agama Islam Smk Kelas XI. Ghalia

Indonesia,

Jakarta

M. Nashiruddin Al-Albani. 1999. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. Jakarta:

Gema Insani

Syamsuri. 2007.Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI .Jakarta :Erlangga

Anda mungkin juga menyukai