Anda di halaman 1dari 7

PENCABUTAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2021

TENTANG BIDANG USAHA PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI


PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM

Jurnal
Diajukan untuk Memenuhi Mata Kuliah

Dosen :

DR. Fatin Hamamah, S.H., M.H.

JGDisusun oleh :

Nama : Dimas Pratama Soekirno (C74201181048)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 CIREBON

FAKULTAS HUKUM (Kelas Sore)

Semester VI (enam)

2021
PENCABUTAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2021
TENTANG BIDANG USAHA PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI
PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM

Dimas Pratama Soekirno

Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon, Jl. Perjuangan No.17, Karyamulya, Kec. Kesambi,
Kota Cirebon, Kode Pos 45131,Telepon : (0231) 481945 / 486622 Jawa Barat Indonesia
Email penulis.

Abstrak
Hukum adalah salah satu alat yang di gunakan untuk mengatur norma-norma dan sanksi
dalam kehidupan sosial masyarakat. Banyak sekali cabang ilmu yang terdapat dalam ilmu
hukum, salah satunya adalah ilmu sosiologi hukum. Sosiologi hukum mempelajari tentang
bagaimana hukum dapat menimbulkan reaksi-reaksi sosial terhadap masyarakat, juga
bagaimana relevansi hukum terhadap konstruksi sosial yang terjadi di masyarakat. Penulis
mengambil salah satu contoh kasus yang terjadi di Indonesia baru-baru ini, yaitu Pencabutan
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, penulis
akan meninjau dari sudut pandang sosiologi hukum, karena salah satu produk hukum yag
dikeluarkan oleh pemerintah ini banyak menimbulkan reaksi dari masyarakat, sehingga pro
dan kontra menjadi perdebatan di beberapa kalangan masyarakat. Salah satu tujuan penelitian
ini untuk melihat mengapa reaksi masyarakat begitu besar terhadap peraturan tersebut. Hasil
dari penelitian menunjukan bahwa reaksi tersebut adalah akibat dari peraturan yang dinilai
melanggar norma-norma sosial dan bertentangan dengan sila ke-1 yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, dimana kita tahu salah satu pasal di dalamnya mengatur tentang investasi industri
minuman keras, dan minuman keras sangat tidak diperbolehkan oleh beberapa agama yang
dianut di Indonesia.

Kata Kunci: Sosiologi, Ilmu, Hukum, Peraturan, Norma


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum menjadi sebuah peraturan yang meliputi norma-norma atau sanksi sosial,
ditengah kehidupan masyarakat dengan bermacam-macam masalah yang sangat kompleks.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 menjadi salah satu produk hukum yang dibuat
pemerintah, meskipun banyaknya kritikan dari masyarakat dan beberapa ahli hukum pada saat
itu. Namun pemerintah dan lembaga legislatif masih terus melanjutkan pembahasan tersebut,
padahal situasi pada saat itu sedang mengalami pandemi Covid-19. Alhasil ketika DPR
mengesahkan peraturan tersebut, terjadi banyak aksi-aksi mahasiswa yang menentang
peraturan tersebut, padahal saat itu situasi nya sedang tidak boleh berkerumun. Tapi sampai
sekarang, meskipun sudah banyak kritikan dan aspirasi dari masyarakat, peraturan tersebut
masih menjadi peraturan yang sah di Indonesia, salah satu pasal di dalamnya menjadi acuan
pemerintah untuk membuat Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021, yaitu pasal 77 dan
pasal 185 huruf b.

Peraturan Presiden ini mencakup tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, dimana
investasi industri minuman keras menjadi topik yang banyak diperbincangkan oleh
masyarakat. Dalam peraturan ini terdapat beberapa daerah yang diatur izin investasi industri
miras nya dibuka yaitu, Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua.
Keempat daerah tersebut memang banyak sekali minuman keras yang ilegal, atau tidak
terdaftar BPOM, dan tidak kena pajak. Tujuan dari pembuatan perpres ini adalah untuk
membatasi peredaran miras ilegal, dimana kita tahu minuman keras menjadi salah satu
penyumbang pajak terbesar di Indonesia, pemerintah ingin mengatur hal itu agar semua
minuman keras ilegal bisa di awasi peredaran-nya, guna meningkatkan penjualan minuman
keras yang legal.

Baru saja beberapa hari keluar, pemerintah sudah mencabut kembali peraturan
presiden tersebut. Karena banyak kiritikan dan perdebatan dari masyarakat. Mereka menilai,
peraturan presiden ini akan menimbulkan lebih banyak lagi penjual dan pengguna minuman
keras, yang dimana itu akan menimbulkan lebih banyak efek negatif, juga mereka melihat
bahwa minuman keras ini sudah banyak terlihat efek negatifnya dari pada efek positifnya, dan
tentu saja mereka menganggap bahwa ini tidak sesuai dengan ketentuan agam yang mereka
anut, dimana di beberapa agama pun melarang adanya minuman keras tersebut.

Maka dari itu, penulis merasa perlu mengkaji tentang pencabutan Peraturan Presiden
Nomor 10 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal dilihat dari sudut pandang sosiologi
hukum. Karena dengan keluarnya peraturan ini, banyak sekali reaksi yang timbul dari
masyarakat. Pro dan kontra yang timbul akibat peraturan ini menjadi pererdebatan dikalangan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan
masalah dalam tulisan ini adalah:
1. Apa pengertian dari sosiologi hukum?
2. Mengapa reaksi masyarakat begitu besar terhadap Peraturan Presiden Nomor 10
Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal?
3. Mengapa pemerintah mencabut kembali Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun
2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal?
4. Apakah pencabutan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang
Usaha Penanaman Modal sudah sesuai peraturan perundang-undangan di
Indonesia?
5. Bagaimana Pencabutan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Bidang Usaha Penanaman Modal jika ditinjau dari sosiologi hukum?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan Artikel penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sosiologi hukum.
2. Untuk mengetahui mengapa reaksi masyarakat begitu besar terhadap Peraturan
Presiden Nomor 10 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
3. Untuk mengetahui alasan pemerintah mencabut kembali Peraturan Presiden
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal
4. Untuk mengetahui prosedur pencabutan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun
2021 sudah sesuai dengan perundang-undangan atau belum.
5. Untuk mengetahui Pencabutan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Bidang Usaha Penanaman Modal dari perspektif sosiologi hukum.

D. Metode Penelitian
Artikel penelitian ini mencoba mengurai secara teoretis beberapa aspek mengenai
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman modal dalam
konteks sosiologi hukum. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
metode studi literatur. Riset ini memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data
penelitiannya. Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan
koleksi pustaka saja tanpa memerlukan riset lapangan untuk memperoleh kerangka filosofis,
yuridis dan filosofis ilmu sosiologi hukum..
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum dari sejarahnya dapat dilihat bahwa pertama kali ilmu hukum ini
diperkenalkan pada tahun 1882, oleh orang Itali yaitu Anzilotti. (Rahardjo, 1997) Ilmu hukum
ini terlahir dari hasil pemikiran para ahli di bidang filsafat hukum, ilmu, dan sosiologi.
Sosiologi hukum saat ini sedang berkembang pesat. Ilmu ini diarahkan untuk menjelaskan
hukum positif yang berlaku artinya isi dan bentuknya berubah-ubah menurut waktu dan
tempat, dengan bantuan faktor kemasyarakatan. (Shalihah, 2017)

Sosiologi hukum adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari pengetahuan
hukum dan relevansi nya terhadap pola hidup sosial masyarakat. (Sumanto, 2020) Banyak
sekali gejala-gejala yang ditimbulkan akibat dari konstruksi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat. Masalah-masalah ini tidak akan pernah hilang, karena pada hakekatnya
kebiasaan, nilai dan norma sosial yang terjadi di masyarakat mempunyai perbedaan dengan
masyarakat daerah lain. Sehingga penyebab itu biasanya menjadi salah satu munculnya
konflik di masyarakat.

Menurut C.J.M Schuyt, Fungsi dari Sosiologi hukum salah satunya ialah
mengungkapkan sebab atau latar belakang timbulnya ketimpangan antara tata tertib
masyarakat yang dicita-citakan dengan keadaan masyarakat yang ada di dalam kenyataan.
Ronni Hanitijo Soemitro menjelaskan bahwa ilmu hukum dapat dibedakan menjadi dua
cabang ilmu, yaitu Studi tentang Law in Books dan Studi tentang Law in Actions. Law in
books disebutkan bagi studi/kajian tentang hukum sebagaimana tercantum di dalam kitab
Undang-Undang atau sebagaimana di dalam peraturan Perundang-undangan, dengan kata lain
studi tentang hukum sebagai norma atau kaedah. Hukum sebagai norma atau kaedah bersifat
otonom, artinya bahwa hukum tersebut berdiri sendiri dan bebas dari segala pengaruh.

Sedangkan Law in Actions disebutkan bagi studi/kajian tentang hukum sebagai


gejala/proses sosial. Hukum sebagai gejala/proses sosial sifatnya heteronom, artinya hukum
tersebut memiliki pengaruh dan hubungan timbal balik dengan gejala sosial lainnya seperti
ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan lain-lain. Hukum sebagai gejala sosial yang
bersifat empiris, dapat dipelajari sebagai independent variable maupun sebagai dependent
variable. (Soekanto, 1985)

B. Pencabutan PP Nomor 10 Tahun 2021 Ditinjau Dari Sosiologi Hukum


Hukum menjadi salah satu alat untuk mengatur norma-norma dan sanksi, agar
masyarakat dalam kehidupan sosialnya bisa dilaksanakan dengan lebih teratur, dimana kita
lihat juga, masalah-masalah dalam masyarakat sangat kompleks dan bercabang. Sosiologi
hukum menjadi salah satu ilmu untuk mengungkapkan sebab atau latar belakang timbulnya
ketimpangan antara tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan keadaan masyarakat
yang ada di dalam kenyataan. Dilihat dari penjelasan tentang sosiologi hukum diatas,
Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021 ini dilakukan karena adanya
desakan-desakan masyarakat dari berbagai kalangan, terutama dari kalangan pemuka agama.
Presiden menerima masukan dari ulama-ulama MUI, NU, Muhammadiyah dan ormas-ormas
lainnya serta tokoh agama yang lain, dan juga masukan dari pemerintah provinsi dan daerah.

Sebelumnya ketika peraturan ini baru dikeluarkan, banyak sekali perbincangan yang
terjadi di masyarakat sehingga menimbulkan pro dan kontra. Mereka menilai, bahwa dengan
adanya peraturan ini produksi dan pengguna alkohol akan meningkat, dimana kita tahu bahwa
minuman keras dalam beberapa agama dilarang, dan Indonesia yang berideologi pancasila,
dalam sila ke-1 nya berbunyi “Ketuhanan Yang Maha-Esa”. Hal itu yang menjadi salah satu
alasan masyarakat bereaksi begitu cepat dan keras, mereka sangat menentang sekali adanya
produk hukum baru yang dikeluarkan oleh pemerintah ini.

Dilihat dari reaksi tersebut, masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam
membuat suatu produk hukum, karena target dari sebuah peraturan tersebut adalah
masyarakat itu sendiri. Perspektif sosiologi hukum menjadi salah satu tolok ukur dalam
membuat suatu peraturan. Dalam kejadian diatas, dapat dilihat bahwa peraturan tersebut
bertentangan dengan keadaan sosial yang dicita-citakan oleh masyarakat, hal itu lah yang
menjadi alasan pemerintah dalam mencabut Peraturan Presiden Nomor 10 tentang Bidang
Usaha Penanaman Modal ini.

Pemerintah mencabut peraturan ini melalui prosedur yang telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019. Pada prinsipnya
peraturan dapat dicabut atau tidak diberlakukan hanya oleh peraturan yang tingkatnya sama
atau lebih tinggi secara hierarki perundang-undangan. Jadi pemerintah sudah sesuai prosedur
dalam membentuk dan mencabut peraturan perundang-undangan ini.

KESIMPULAN
Hukum adalah peraturan yang dibentuk untuk mengatur norma-norma dan sanksi
agar hidup bermsayarakat dapat terjamin secara adil. Salah satu cabang dari ilmu hukum yaitu
sosiologi hukum, dimana ilmu ini mempelajari tentang bagaimana sebab-akibat dari suatu
hukum berdampak kepada kehidupan sosial masyarakat. Pencabutan Peraturan Presiden
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal ini dapat dilihat dari sudut
pandan ilmu sosiologi hukum, dimana reaksi masyarakat menjadi salah satu alasan
pemerintah dalam mencabut peraturan ini. Dan masyarakat menganggap bahwa dengan
adanya peraturan ini, masyarakat akan lebih banyak melanggar norma-norma sosial dan
menganggu tata tertib kehidupan sosial dalam bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Mushafi, dan Marzuki, I. (2018). Persinggungan Hukum dengan Masyarakat dalam Kajian
Sosiologi Hukum. Jurnal Cakrawala Hukum, Vol 9(1): 50-58.
Patuju, L, dan Afamery, S, S. (2016). Residivis dalam Perspektif Sosiologi Hukum. Jurnal
Hukum Volkgeist, Vol 1(1): 104-114.
Rahardjo, S. (1997). Pendayagunaan Sosiologi Hukum Untuk Memahami Proses-Proses
Sosial Dalam Konteks Pembangunan dan Globalisasi. Jurnal Hukum Universitas Islam
Indonesia, Vol 4(7): 1-15.
Rasyid, W. (2017). Kajian Sosiologi Hukum Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh
Anak. Jurnal Madani Legal Review, Vol 1(2): 158-173.
Rompis, T. (2015). Kajian Sosiologi Hukum Tentang Menurunnya Kepercayaan Masyarakat
Terhadap Hukum dan Aparat Penegak Hukum di Sulawesi Utara. Jurnal Lex Crimen, Vol
4(8): 166-176.
Shalihah, F. 2017. Sosiologi Hukum. Depok: Rajawali Pers.
Sholahudin, U. 2016. Hukum dan Keadilan Masyarakat: Analisis Sosiologi Hukum Terhadap
Kasus Hukum Masyarakat Miskin “Asyani” di Kabupaten Situbondo. Jurnal Sosiologi, Vol
9(1): 31-45.
Soekanto, S. (1985). Perspektif Sosiologi Hukum Terhadap Pembinaan Hukum. Jurnal
Hukum dan Pembangunan, Vol 15: 27-29.
Sumanto, D. (2020). Konflik Sosial Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Hukum Islam.
Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi, Vol 3(1) : 83-97.
Supardin. (2014). Analisis Sosiologi Hukum Dalam Realitas Fikih Sosial. Jurnal al-daulah,
Vol 3(1): 80-90.

Anda mungkin juga menyukai