Anda di halaman 1dari 3

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 971/MENKES/PER/XI/2009
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL KESEHATAN
Kompetensi Direktur
Pasal 10
(1) Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai
kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
(2) Direktur Rumah Sakit telah mengikuti pelatihan perumahsakitan meliputi
Kepemimpinan, Kewirausahaan, Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah
Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sistem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi
Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau
paling lama satu tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.
(4) Pengalaman jabatan Direktur diutamakan meliputi :
a. Direktur Rumah Sakit Kelas A pernah memimpin Rumah Sakit Kelas B
dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Kelas A
paling singkat selama 3 (tiga) tahun.
b. Direktur Rumah Sakit Kelas B pernah memimpin Rumah Sakit Kelas C
dan/atau pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Kelas B
paling singkat selama 3 (tiga) tahun.
c. Direktur Rumah Sakit Kelas C pernah memimpin Rumah Sakit Kelas D
dan/atau pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Rumah Sakit Kelas C
paling singkat selama 1 (satu) tahun.
d. Direktur Rumah Sakit Kelas D pernah memimpin Puskesmas paling
singkat selama 1 (satu) tahun.
KRITERIA RUMAH SAKIT YANG DAPAT
DIAKREDITASI
Rumah Sakit bila memenuhi semua kriteria sebagai berikut:
1. Rumah sakit berlokasi di wilayah Indonesia
2. Rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus untuk semua kelas rumah sakit
3. Izin operasional rumah sakit masih berlaku
4. Bila izin rumah sakit sudah habis masa berlakunya, pengajuan permohonan survei bisa
dilakukan, bila Dinas Kesehatan meminta syarat perpanjangan izin operasional harus sudah
terakreditasi. Untuk itu rumah sakit mengirimkan surat/ persyaratan dari Dinas Kesehatan
tersebut ke Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan survei dapat dilaksanakan. Hasil survei yang
diberikan berupa surat keterangan hasil akreditasi yang dapat dipergunakan untuk mengurus
izin operasional. Bila izin operasional sudah terbit, rumah sakit mengirimkan dokumen izin
tersebut ke survei@kars.or.id dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit akan memberikan
sertifikat akreditasi kepada rumah sakit tersebut.
5. Direktur/Kepala rumah Sakit adalah tenaga medis (dokter atau dokter gigi)
6. Rumah sakit beroperasi penuh (full operation) dengan menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat secara paripurna selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
7. Rumah sakit mempunyai izin Instalasi Pengelolaaan Limbah Cair (IPLC) yang masih
berlaku.
8. Rumah sakit mempunyai izin pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang masih
berlaku atau kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai pengolah limbah
bahan beracun dan berbahaya yang masih berlaku dan atau izin sebagai transporter yang
masih berlaku.
9. Semua tenaga medis pemberi asuhan di rumah sakit telah mempunyai Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)
10. Rumah sakit melaksanakan atau bersedia melaksanakan kewajiban dalam meningkatkan
mutu asuhan dan keselamatan pasien

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 3 TAHUN 2020
TENTANG
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT
Pasal 49
(1) Pimpinan Rumah Sakit tidak boleh merangkap jabatan manajerial di Rumah
Sakit lain.
(2) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala atau direktur
Rumah Sakit.
(3) Kepala atau direktur Rumah Sakit dan pimpinan unsur pelayanan medik di
Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan
keahlian di bidang perumahsakitan.
(4) Kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan, dan/atau
pengalaman bekerja di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai