Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS FILM

THE RON CLARK STORY


Grace Erlina Lukas Maylav Angelique
KELOMPOK 2: 1 5
2030041 Miryea 2030067

Fransisca Fany Sandi Johanna Jesslyn


2 Putri 2030053 6
2030105
Tasya Adela
3
Salsabilla 2030056 7 Nazahra Indiraina
2030128
Irene Paquinna Angi
4
2030060
STUDENT
Cognitive
Pada film The Ron Clark Story kognitif siswa sudah
di tahap formal operational. Terdapat beberapa
karakter siswa di dalam film tersebut:
1. Tayshawn: berjiwa keras, pemberani dan acuh
2. Shameika: pemberani, dan berjiwa pemimpin
3. Julio: suka mencuri, dan suka taruhan
4. Badriyah: pemalu, pendiam, dan pintar

Dari beberapa karakter siswa diatas, dapat kita lihat


bagaimana kondisi keluarga mereka mempengaruhi
perkembangan individu.
STUDENT
Seperti gaya pengasuhan permissive Shameika meluangkan banyak
yang dirasakan Tayshawn waktunya untuk mengurus adik-
Tayshawn terjebak dalam lingkungan adiknya sehingga dia tidak bisa belajar
pertemanan yang tidak baik, agresi Julio yang juga tidak diperhatikan
yang tinggi, dan tidak mendapat oleh ibunya
kesempatan untuk mengembangkan Badriyah berada dalam keluarga
bakatnya dalam bidang seni. dengan kultur India yang kaku
sehingga Badriyah terbiasa untuk
diam bahkan saat di-bully oleh teman-
temannya.
STUDENT
Self Concept dan Self-Esteem
Karakteristik siswa pada awalnya memiliki Clark menerapkan metode belajar dan
self-concept yang berbeda dengan siswa beberapa aturan untuk merubah
lain pada umumnya. Pandangan mereka karakteristik siswa yang buruk.
tentang diri mereka sendiri negatif. Siswa-siswanya pun mulai mengikuti
Kemudian siswa-siswa tersebut memiliki peraturan Clark sehingga self-concept,
self-esteem yang rendah karena tingkah self-esteem mulai berubah.
laku mereka menunjukan ketidakpedulian Mereka mulai berpikir positif, peduli
terhadap lingkungannya, mereka juga terhadap dirinya dan lingkungan
diabaikan dan tidak dipedulikan oleh orang sekitar
tuanya. Mereka mendapatkan perlakuan Self-esteem mulai meningkat
yang tidak seharusnya.
Moral

Menurut Kohlberg’s Theory of Moral Pada akhirnya siswa-siswa tersebut


1 2
Reasoning level 1 terdapat preconventional mulai masuk pada level 2 terdapat
moral reason yaitu penilaian berdasarkan conventional moral reasoning yaitu
kebutuhan pribadi dan kontrol eksternal penilaian berdasarkan persetujuan
berupa punishment dan reward. pribadi, harapan keluarga, nilai
tradisional, dan hukum masyarakat.

Di film diperlihatkan bahwa salah satu faktor mereka menjadi anak


yang sulit diatur adalah karena kondisi keluarga mereka yang kurang
baik dan kurang mendorong mereka untuk menjadi rajin belajar.
Namun, setelah bertemu Clark dan menerimanya, anak-anak tersebut
mendapatkan perhatian dan apresiasi sehingga mereka ingin agar
Clark selalu memberikan respons positif terhadap mereka.
- Behavioral View
Learning & - Cognitive View
- Constructivism
Motivation - Social Cognitive View
- Motivation
Behavioral View
Behavioral view menekankan bahwa bila belajar, individu akan
mengalami perubahan dalam perilakunya, sehingga behavior-nya akan
berkembang.

Untuk mengubah perilaku siswa-siswa di kelas itu, Clark menetapkan peraturan di


kelas -> menjadi sebuah keluarga, saling menghormati, membiasakan diri untuk
membentuk barisan, dan sebagainya.

Clark menerapkan metode A-B-C Frame untuk mengubah perilaku siswa-siswanya:


Antecedent: Peraturan yang dibuat oleh Clark.
Behavior: Peraturan itu akan mengarahkan perilaku siswanya.
Consequences: Akan mendapatkan konsekuensi apabila tidak menjalankan peraturan
tersebut.
Behavioral View
Clark memberikan positive reinforcement, juga punishment kepada siswa-
siswanya dalam pembentukan perilaku.
Clark juga menggunakan sistem reward dalam nilai ujian para siswanya.

Hasil:
Siswanya menjadi lebih teratur di dalam kelas (duduk, berbaris,
berbicara, dan sebagainya).

Mereka lebih memiliki sopan santun terhadap guru

Lebih memiliki simpati pada teman-teman lainnya di dalam kelas.


Cognitive View
Cognitive view menyatakan bahwa bila individu belajar, maka pengetahuannya akan
berubah sehingga kognitifnya akan berkembang.

Cara mengajar Clark membuat siswanya memiliki knowledge baru.


Clark mengubah perilaku siswanya untuk duduk diam di dalam kelas,
sekaligus mengajarkan pengetahuan yang melatih kognitif kepada
siswanya dengan memberikan pengajaran mengenai grammar.
Materi-materi yang sudah diajarkan Clark pada siswa-siswanya terbawa
hingga waktunya Ujian Nasional dan mereka memiliki peningkatan
pengetahuan.
Cognitive View
Perkembangan kognitif (Piaget) -> FORMAL OPERATION
Mereka sudah dapat memecahkan masalah abstrak secara logis. Contoh: saat Julio
bermain kartu dengan Clark.
Clark tetap mendorong siswanya memperoleh pengetahuan baru, meski di luar
kelas.

Individu juga sudah dapat mempertimbangkan perspektif yang beragam dan


mengembangkan kepedulian sosial, identitas pribadi dan keadilan.
Siswanya mengembangkan kepedulian terhadap teman-temannya, juga terhadap
Clark. Mereka juga mulai dapat menentukan identitas pribadi mereka dengan
menentukan cita-cita mereka.
Cognitive View
Information Processing
Siswanya mengembangkan selective intention.
Saat belajar di dalam kelas, mereka hanya mendengarkan apa yang Clark
ajarkan, dan tidak menghiraukan informasi yang tidak berhubungan
dengan pembelajaran.
Informasi yang ada akan masuk ke dalam sensory memory mereka, lalu ke
dalam working memory, dan diproses ke dalam long term memory untuk
diingat hingga waktunya Ujian Nasional
Constructivism
Proses psikologis individu dan interaksi sosial berperan aktif dalam
membangun pengetahuan
Interaksi sosial yang dilakukan Clark:
1. Selalu menyapa dan memuji para siswa sekecil apapun pencapaian yang
mereka
2. Sabar saat murid-muridnya bersikap tidak sopan dan tidak memperhatikan dia
3. Mengajar secara individu bagi siswa-siswa yang membutuhkan
4. Saat dia sakit pneumonia, dia membuat video pembelajaran agar murid-
muridnya tetap belajar
Proses psikoologis individu: saat siswa mulai memusatkan perhatiannya untuk
belajar, nilai pekerjaan rumah mereka mulai meningkat dan mereka memahami
yang diajarkan
Constructivism
Langkah-langkah cognitive apprenticeships yang dilakukan Clark:
1. Clark memberi contoh penyelesaian soal dan siswa mengobservasi
2. Clark memberi dukungan eksternal bagi siswanya
3. Clark memberi conceptual scaffolding yang perlahan menghilang saat
siswa mulai kompeten

Clark melakukan ->Zone of Proximal Development


Awalnya, Clark memberikan sesi belajar privat pada beberapa siswa yang
membutuhkan. Akhirnya, siswa-siswa tersebut dapat belajar dan
mengerjakan pr sendiri tanpa bantuan Clark
Social Cognitive View (Bandura)
Prinsip utama yang ditekankan oleh Bandura adalah belajar melalui proses
mengobservasi orang lain (observational learning).

Pada film tersebut, Clark mengobservasi lingkungan, tingkah laku, dan setiap keadaan di sekolah
tempat ia baru diterima kerja.

- Sebelum ia mengajar, ia mengunjungi rumah dan orang tua masing-masing peserta didiknya.
- Ketika Clark masuk kelas untuk pertama kalinya, ia melihat bahwa siswanya begitu acuh dan
tidak menghargai kehadiran guru dalam kelas.

Clark mencoba untuk menyesuaikan dengan kondisi peserta didiknya, yaitu dimana ia mulai
membuat peraturan-peraturan di dalam kelas dan metode-metode pembelajaran yang baru.
Dalam observational learning, terdapat empat elemen yang terlibat, yaitu
attention, retention, production, dan yang terakhir adalah motivation and
reinforcement.

a. Attention, Clark membuat sebuah perubahan baru untuk mendapatkan perhatian dari peserta
didiknya. Ia membuat peraturan-peraturan baru dan cara mengajar baru yang berbeda dan hal itu
mampu mendapatkan perhatian dari peserta didiknya.
b. Retention, Clark merasa bahwa untuk merubah perilaku peserta didiknya, membutuhkan beberapa
step. Step pertama: membuat peraturan bahwa lingkungan kelasnya dapat menjadi sebuah keluarga.
Kedepannya setiap perkataan guru akan mudah didengar dan dipatuhi oleh peserta didiknya.
c. Production, dibutuhkan waktu seperti latihan untuk membentuk pola perilaku baru bagi para
siswa. Clark tetap bersikeras dan mempertahankan keinginan dan tekadnya untuk berhasil membuat
kelas tersebut berubah dan berhasil.
d. Motivation and Reinforcement, ketika siswa tersebut memiliki motivasi atau hal yang dapat
mempertahankan perilaku barunya seperti sebuah hadiah atau insentif. Hal ini dilakukan oleh Clark
ketika ia kerap memberikan motivasi kepada para peserta didiknya.
Menurut Bandura, interaksi antara faktor internal dan eksternal
merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Interaksi antara faktor-faktor ini dikenal dengan istilah Reciprocal
Causality.
Personal
Keyakinan, harapan, dan self-
efficacy peserta didik

Environment Behavior
Mengikuti aturan dan metode Feedback, motivasi, dan bantuan
pembelajaran yang dibuat Clark dari Clark kepada siswanya
Motivation
Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi Intrinsik: kecenderungan alami manusia untuk mencari dan menaklukkan


tantangan yang ada saat individu mengejar kepentingan pribadi dan melatih
kemampuannya.
Pada film tersebut, keinginan Clark untuk dapat membuat perubahan dan berhasil
membuat para peserta didik barunya memperoleh nilai yang memuaskan.

Motivasi Ekstrinsik: ketika orang melakukan sesuatu untuk mendapatkan nilai,


menghindari punishment, menyenangkan orang lain, atau alasan lain yang sangat sedikit
hubungannya dengan tugas.
Pada film tersebut, ketika Clark mampu mendorong dan membantu peserta didiknya
untuk merubah perilakunya dan dapat meraih nilai yang memuaskan
Faktor utama motivasi pada pembelajaran yang dirancang oleh
Clark ini adalah faktor social cognitive.
Pada faktor ini, motivasi dipandang melalui dua kekuatan, yaitu sebagai harapan individu untuk
mencapai tujuan dan nilai individu dari tujuan tersebut. Tujuan dari faktor ini adalah untuk membentuk
ekspektasi siswa, niat siswa, dan meningkatkan self-efficacy mereka.

Kita bisa melihat sebelum Clark memulai proses pembelajaran, Clark mengajarkan tiap siswanya untuk
memiliki tujuan apa yang ingin dicapai dan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu mencapai tujuan
tersebut. Clark mengapresiasi setiap cita-cita mereka dan memberikan apresiasi kepada setiap siswanya
atas sekecil apapun pencapaian mereka. Contoh, saat aturan di kelas semakin bertambah banyak karena
mereka selalu menaati setiap peraturan, saat mengetahui Badriyah ingin menjadi dokter Clark selalu
memanggilnya dengan dokter, dsb.
Learning environment
Tugas basic management task bagi guru adalah mencapai keteraturan dan keselarasan
dengan memperoleh dan memelihara kerjasama siswa dalam kegiatan kelas (Doyle,
2006).
Mr. Clark mencoba untuk menyesuaikan dengan kondisi peserta didiknya,
mengamati apa yang menjadi keinginan dan kemauan mereka. Dalam film ini juga
diperlihatkan, bahwa sebelum ia mengajar kelasnya, ia terlebih dahulu
mengunjungi rumah orang tua masing-masing dari peserta didiknya. Saat
mengunjungi mereka satu persatu, Mr. Clark menemukan berbagai kondisi dan
latar belakang yang sangat berbeda dari setiap siswa, yang menjadi penyebab
utamanya adalah orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anak-anak
mereka.
Mr.Clark menerapkan beberapa aturan dalam kelasnya yang berfungsi untuk
mengatur segala tingkah laku dan perilaku siswa, jadi disini terdapat konsep
dari basic task memenuhi, karena Mr.Clark mau memikirkan cara untuk
mengatur anak-anak dalam kelasnya dengan menerapkan peraturan.

Access to learning
Setiap kegiatan kelas memiliki aturan sendiri untuk partisipasi. Kadang-kadang
aturan-aturan ini dinyatakan dengan jelas oleh guru, tetapi sering kali mereka
implisit dan tidak dinyatakan.
Dalam film terlihat bahwa peraturan yang pertama kali harus diterapkan
adalah “menjadikan kelas tersebut sebagai keluarga”. Mr. Clark sangat
menekankan keberadaan mereka semua sebagai sebuah keluarga yang harus
saling membantu, menghargai dan menyayangi satu dengan lainnya.
More time for learning
Membuat siswa terlibat dalam pembelajaran di awal sekolah dan mereka dapat
membuat perbedaan besar. Dalam film tersebut, terlihat Mr.Clark berjuang untuk
membuat para siswa supaya terlibat dalam kelas.

Management for self-management


Dalam film tersebut, self-management dapat terlihat dari diri Mr.Clark dalam
mengubah sikap-sikap muridnya yang bertingkah laku buruk dan tidak
antusias dalam belajar menjadi murid yang pintar dan berperilaku sopan.

Creating a positive learning environment


Rutinitas dan prosedur menggambarkan bagaimana aktivitas dicapai di kelas,
tetapi jarang ditulis, hal ini terkait dengan cara menyelesaikan sesuatu di kelas
secara lisan.
Dalam film, terlihat adegan ketika jam istirahat tiba, Mr.Clark pergi ke luar kelas
dengan membawa toples dan menyuruh anak-anak membuang permen karet
mereka ke dalam toples tersebut.
Dalam aturan, seperti dilihat di film tersebut, terdapat peraturan-peraturan
yang diciptakan oleh Mr.Clark kepada siswanya. Terakhir, dalam consequences
ini akan mempertimbangkan apa yang dilakukan ketika seorang siswa
melanggar aturan atau tidak mengikuti prosedur.
Dalam film yang ditayangkan terdapat konsekuensi bagi siswa yang melanggar
peraturan yaitu nama mereka akan ditulis di papan tulis dan ketika Mr. Clark
menyuruh mereka untuk berbaris dan mereka tidak mau berbaris mereka
mendapatkan konsekuensi bersama-sama yaitu tidak boleh makan.
TEACHING EVERY STUDENT
Menurut Wiggins & McTighe, 2006, guru diibaratkan sebagai seorang
designer dimana seorang guru akan melakukan perencanaan (planning)
terhadap segala aspek yang ada di kelasnya.

Pada film "The Ron Clark Story", Clark yang merupakan seorang guru yang
memiliki tujuan untuk membantu anak-anak sekolah untuk menggapai
mimpinya dan melakukan yang terbaik di bidang pendidikan.
Karakteristik Guru
1.Clarity and Organization

Clark menunjukkan karakteristik guru yang efektif dengan


memberikan pembelajaran dan penjelasan (Clarity and Organization)
yang jelas seperti saat siswa belajar menghafal nama-nama presiden,
dan saat membantu siswa memahami pembelajaran matematika dan
ipa. Bahkan, Clark melakukan sesi belajar privat agar siswanya dapat
memahami betul pelajaran matematika dan ipa.
2. Warm and Enthusiasm
Clark juga merangkul para siswa untuk bisa lebih dekat dengan guru untuk
membangun relasi yang hangat agar siswa dapat menerima pelajaran dengan
lebih baik (Warm and Enthusiasm) seperti saat ia memberikan nomor telepon
nya kepada siswa agar para siswa dapat menghubungi secara pribadi saat
mengalami kesulitan, menyapa mereka saat masuk kelas, dan memuji setiap
pencapaian mereka. Clark juga sangat antusias dalam mengajar, ia
melakukan berbagai cara agar para siswa dapat mengikuti pelajaran dan
mengikuti peraturan kelas dengan baik seperti saat mengajak bernyanyi lagu
rap, bermain lompat tali, Clark menciptakan suasana nyaman dan
menyenangkan agar para siswa antusias mengikuti pembelajaran.
1. MENENTUKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Hal pertama yang ia lakukan adalah dengan membuat peraturan di kelas
tersebut dan setiap peraturan yang dilanggar bisa diberi punishment. Ia
membuat tujuan instruksional dengan menuliskan peraturan di kertas besar.
Hal ini berkaitan dengan Taxonomy Bloom yang mengarah pada domain
afektif dimana Clark fokus untuk mengembangkan sikap, perasaan, dan nilai
pada siswa.

- Remembering : Clark melakukan banyak cara menyenangkan untuk melakukan


pembelajaran agar para siswa dapat menerima materi dengan mudah seperti dengan
menghafal nama-nama presiden menggunakan lagu rap
- Understanding : Clark juga mengajari siswa untuk memahami pelajaran Matematika dan
IPA
- Receiving : Para siswa diminta untuk menciptakan sikap tertib dan kondusif karena
mereka sedang berada di dalam kelas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
- Responding : Perlahan-lahan para siswa mengalami perubahan dengan lebih sopan
memanggil guru dengan “pak”, bukan dengan nama yang mereka buat sendiri, para siswa
mulai mengikuti peraturan-peraturan kelas, mengikuti pelajaran dan mendengarkan saat
guru sedang mengajar.
- Clark juga melakukan pendekatan melalui domain psikomotorik dimana ia dan siswanya
bermain lompat tali bersama. Setelah dirasa tujuannya untuk membangun suatu kelas yang
baik mulai tercipta.
2. Mengembangkan strategi dan tujuan pemebeljaran

Setelah tujuan pembelajaran dapat tercapai, Clark mulai mengembangkan


strategi dan aktivitas belajar. Ia mulai memberikan siswa tersebut instruksi
mengenai pembelajaran, peraturan saat belajar, dan bagaimana cara
belajar yang dianggap efektif bagi para siswa. Clark juga memberikan
homework agar para siswa mau untuk mempelajari materi pembelajaran
tersebut namun hasilnya kurang memuaskan sehingga ia mencari cara lain
agar siswa tersebut mau belajar.
3. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran
Setelah semua usaha yang ia lakukan, perlahan perilaku dan
prestasi akademik dari siswa kelasnya mulai mengalami
kemajuan. Clark akan melakukan evaluasi melalui ujian tengah
semester yang diadakan oleh pihak sekolah. Namun, ketika ujian
tengah semester dilakukan, para siswa dari kelas Clark mengalami
penurunan nilai. Clark pun kebingungan dan memberikan
masing-masing dari siswanya kelas tambahan.
Assessment and Grading

Asessment sendiri merupakan prosedur yang dilakukan dan


dapat menggunakan segala cara untuk mengetahui
performance siswa.
Dalam film tersebut dapat dilihat bahwa Mr. Clark
membuat prosedur untuk membuat kelasnya menjadi
tertib.
Formative assessment terjadi sebelum atau selama
pengajaran. Dalam film tersebut terlihat bentuk
formative assessment saat Mr. Clark mengamati siswanya
dan melihat apa latar belakang siswanya, dan dia
menemukan latar belakang siswa yang berbeda-beda dan
tidak adanya dukungan dari orang tua.
Assessment and Grading

Summative Assessment terjadi saat ujian akhir semester dan ujian akhir
tahun, traditional testing atau jenis soal yang diberikan adalah berupa
multiple choice yang dapat mengukur learning dalam semua level
kompleksitas, reliable, objektif, dan dapat menguji pengetahuan dalam
waktu yang singkat.

Pada film, Clark tidak melihat atau membandingkan setiap siswa didalam kelas
(tidak menerapkan sistem Grading). Clark menilai semua murid memiliki
potensi yang berbeda-beda dengan latar belakang yang berbeda, dan sulit untuk
menilai siswa dengan penilaian yang sama rata. Peran Clark sebagai guru disini
bukan menilai kemampuan dengan hasil nilai mata pelajaran, tetapi menilai
kemampuan masing-masing yang dimiliki setiap siswa.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai