Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN CA OVARIUM RUANG NIFAS


DI RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktek Klinik


Stase Maternitas

Oleh:

MUHAMMAD RIDHO

NIM : P17212215121

KEMENTIRAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Stase Maternitas Di Ruang Nifas

Periode tanggal 18 Oktober – 23 Oktober 2021 Rsud Sultan Suriansyah Banjarmasin

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal......... bulan…………….. Tahun…………….

Banjarmasin, Oktober 2021

Preseptor Lahan RS Preseptor Akademik

Mengetahui,

Kepala Ruang
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN CA OVARIUM

Tanggal Masuk : 18 – 10- 2021 Tanggal Pengkajian : 19-10-2021


Jam Masuk : 22.40 WITA Jam Pengkajian : 10.00 WITA
Tempat : Ruang Nifas

I. DATA UMUM PASIEN

Nama : Ny.H
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar / WNI
Pendidikan :-
Pekerjaan : IRT
No. Reg : 34-46-××
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : CA. Ovarium + Post NAC + Acites + Anemia
Alamat : Jl. ALALAK UTARA
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.R
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA Sederajat
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Banjar/ WNI
Agama : Islam
Alamat : Jl. ALALAK
Hubungan dengan Klien : Anak

II. RIWAYAT PENYAKIT

A. Keluhan Utama
1. Keluhan Saat MRS
Keluarga Pasien mengatakan bahwa pasein mengeluh nyeri perut menjalar ke
pinggang sejak 2 bulan yang lalu dan nyerinya bertambah sejak 1 hari yang lalu
disertai sesak nafas
2. Keluhan saat Pengkajian
Kelurga Pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh nyeri perut yang menjalar ke
pinggang dan pasien nafasnya pun sesak.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh nyeri perut hilang timbul seperti ditusuk dan
sesak nafas sejak 2 bulan yang lalu dan nyerinya bertambah parah sejak 1 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh perutnya membesar sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu sampai
saat ini terus bertambah besar yang disertai nyeri hebat. Kemudian pada tanggal 18
Oktober 2021 jam 22.00 WITA pasien dibawa ke RS menggunakan ambulane desa untuk
dilakukan perawatan intensif.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah memiliki penyakit
apapun
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit yang diderita keluarga seperti
penyakit yang dialami pasein sekarang.
E. Riwayat Menstruasi
Menarche : Umur 15 tahun
Siklus : Teratur setiap bulan
Lamanya : 5-6 hari
Dismenorhea : Adanya nyeri haid di hari kedua
F. Riwayat KB
Pasien mengatakan pernah menggunakan pil KB
III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Lemah..


 Kesadaran : Compos Mentis
 Vital sign : TD= 120/76,Nadi=120×/menit, RR=30×/menit , T=36,6 C ,
SpO2=95⁒,
 GCS : Eye ( E ) : 4 : Pasien membuka mata ketika perawat memanggil
namanya
Verbal ( V ) : 5 : Pasien dapat merespon dan menjawab apa yang
ditanyakan perawat
Motorik(M) :6:Pasien dapat menggerakkan anggota badan yang
diminta perawat
2. Kepala :
Inspeksi : Kepala cukup bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi, bentuk
kepala simetris kanan dan kiri, terdapat uban
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kepala
3. Mata :
Inspeksi : Mata bersih, kedua bola mata simetris kiri dan kanan, tidak ada
peradangan, reflek pupil terhadap cahaya baik, Konjungtiva sedikit
pucat, sclera putih dan pasien tidak memakai kaca mata
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata
4. Hidung :
Inspeksi : Hidung terlihat bersih, bentuk hidung simetris kanan dan kiri, tidak
terdapat polip pada lubang hidung kiri dan kanan, tidak ada
peradangan/pendarahan pada hidung,
Palpasi : Tidak nyeri tekan pada daerah hidung
5. Telinga :
Inspeksi : Telinga terlihat bersih, bentuk telinga simetris kri dan kanan, tidak
ada cairan/serumin yang keluar, tidak terdapat peradangan,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga
6. Mulut :
Inspeksi : Mulut kurang bersih, gigi pasien tidak lengkap, terdapat
masalah pada proses menelan makanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan pada daerah mulut
7. Leher :
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan/peningkatan pada vena jugularis, tidak
Terdapat pembesaran tiroid dan kelenjar limfe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan/pembengkakan pada daerah
leher
8. Dada :
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada
simetris kiri dan kanan, tidak terdapat tarikan dinding dada, tidak
terdapat terdapat batuk
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada, dan dada bagian kiri dan
kanan simetris pergerakannya
Perkusi : Sonor ( kiri dan kanan sama )
Auskultasi : Vesikuler tidak terdapat bunyi tambahan pada bagian paru kiri
Dan kanan
9. Abdomen :
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, terdapat pembesaran pada abdomen
Palpasi : Ada nyeri tekan pada daerah abdomen
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bising usus 14×/menit

10. Genitalia :
Bedasarkan anamnesa genitalia pasein cukup bersih dan terpasang DC
11. Ekstrimitas atas dan bawah :
Inspeksi : Struktur ekstermitas kanan dan kiri, atas dan bawah simetris
Kekuatan otot : Ekstermitas bagian kiri atas dan bawah skala 1 ,
Ekstermitas bagian kanan atas dan bawah skala 1

4 4
5
5
Kanan Kiri

4 4

Keterangan
0 = Paralisis total
1 = Tidak ada gerakan ,kontraksi otot dapat dipalpasi/ditekan
2 = Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
3 = Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 = Gerakan normal melawan gravitasi dan melawan tekanan normal
5 = Kekatan otot normal melawan gravitasi dan melawan tekanan penuh
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan
Tonus otot : Tidak ada kontraksi otot pada ekstermitas atas dan bawah
Kekuatan sendi : Terdapat kekakuan sendi pada ekstermitas bagian atas
Trauma : Tidak ada trauma pada ekstermitas atas dan bawah
Pola Aktivitas : Hanya berada di tempat tidur dan terpasang infus
RL ,D5, Nasal kanul O2, ,tidak menggunakan protesa/tangan palsu
12. Kulit :
Inspeksi : Kulit terlihat bersih, tidak terdapat lesi, warna kulit sawo matang
Palpasi : Turgor kulit kembali dalam 3 detik
IV. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL
1. Nutrisi
Dirumah : Keluarga pasien mengatakan saat dirumah sebelum masuk di RS nafsu
makan pasien baik dan teratur 3 kali sehari dengan jenis makanan yang lunak namun
bervariasi dan pasien tidak memiliki alergi apapun terhadap makanan
Di RS : Keluarga pasien mengatakan saat di RS pasien hanya bisa makan makanan
yang lunak
2. Eliminasi (BAB/BAK)
Dirumah : Keluarga pasien mengatakan BAB teratur dengan frekuensi 1-2 kali sehari,
tidak ada keluhan saat BAB dan tidak menggunakan obat pencahar, BAKnya lancar
dengan frekuensi 1-2 kali sehari warna kekuningan dan tidak ada keluhan saat BAK
Di RS : Kelurga pasien mengatakan pasien BAB dengan frekuensi 0-1 sehari dan
BAK dipantau dengan Urine bag
3. Personal hygine
Dirumah : Keluarga pasien mengatakan mandi 1-2 kali sehari dengan dibantu kelurga
Di RS : Keluarga pasien mengatakan selama di RS bahwa pasien belom ada mandi
4. Istirahat/tidur
Dirumah : Kelurga pasien mengatakan tidurnya selalu nyenyak saat dirumah
Di RS : Kelurga pasien mengatakan bahwa pasien tidurnya kurang bisa nyenyak
akibat sesak dan nyeri yang dialami
5. Aktivitas
Dirumah : Kelurga pasien mengatakan sebelum masuk RS pasien suka minta
didudukkan didepan rumah ketika pagi hari
Di RS : Kelurga pasien mengatakan saat di RS pasien cuma berada di bedrest saja
6. Psikososial
Masalah yang mempengaruhi pasien adalah pasien tidak bisa menggerakkan tubuh
dengan maksimal dan bisa berkomunikasi dengan cukup baik.Keluarga pasien berharap
pasien bisa cepat sembuh dan melakukan aktifitas seperti biasanya. Pasien memiliki
hubungan baik dengan keluarga, keluarga pasien dan orang sekitarnya.Pasien dan
keluarga pasien dapat diajak bekerja sama apabila dilakukan tindakan atau perawatan
medis
V. KEBUTUHAN SPIRITUAL
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum masuk RS pasien rajin menjalankan sholat 5
waktu dengan duduk di tempat tidur namun pada saat di rawat di RS pasien tidak bisa
melaksanakan sholat karena sesak dan nyeri yang dialami pasien.

VI. DATA PENUNJANG


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMATOLOGI
Hemoglobin (Hb) 8,8 g/dl 11,7 – 15,5
Leukosit 2.090 /mm3 3.600 – 11.000
Trombosit 255.000 /mm3 150.000 – 440.000
Hematokrit (Ht) 27.6 % 35 – 47
Hitung Jenis Leukosit :
- Basofil 0 % 0–1
1 % 2–4
- Eosinofil 0 % 2–6
79 % 50 – 70
- Stab/Batang
16 % 25 – 40
- Segmen 4 % 2–8
AB
- Limfosit A, B, AB, O
NEGATIF
- Monosit
5,75 g/dl 6-8
Golongan Darah 1,93 g/dl 3.4-4.8
IMUNOLOGI== 3.82 g/dl 1.3-2.9
Antigen SARS-COV-2 119 mg/dl <200
KIMIA DARAH== 64 mg/dl 15-40
Protein Total 1.04 mg/dl <0.9
Albumin 25 U/L 0-35
Glubulin 11 U/L 0-35
Darah Sewaktu
Ureum
Kreatinin
OT NON REAKTIF Non Reaktif
PT
NON REAKTIF Non Reaktif
Activated ) Partial
IMUNOLOGI==
Anti HIV Rapid Test Step
1
HBsAg

VII. ANALISA DATA

Hari/Tanggal DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Senin DS : Agen Biologis Nyeri Akut
19/10/ 2021 - Pasien mengatakan nyeri perut (D.0077)
seperti ditusuk sampai ke pinggang
- Pasien mengatakan nyerinya
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu
dan diperparah sejak 1 hari yang
lalu.
DO :
- Pasien terlihat meringis kesakitan
- Pasien terlihat gelisah
- Conjungtiva anemis
- Pernapasan tidak adekuat
- Asites/Pembesaran abdomen
P : Nyeri hilang timbul
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Nyeri perut
S : 5 (0-10)
T : Nyeri muncul saat bergerak
- TTV
TD= 129/89 mmhg
R = 25 x/m
N = 109 x/m
Spo2 = 96 % dengan O2 2 LPM
T = 36,6 C
2 Senin DS : Agen Biologis Pola Nafas
19/10/ 2021 - Pasien mengatakan sesak nafas Tidak Efektif
- Pasien mengatakan kesulitan (D.0005)
bernapas normal
DO :
- Pasien terlihat sesak nafas
- Adanya asites/pembesaran
abdomen
- Pasien terlihat gelisah
- Conjungtiva anemis
- Pernapasan tidak adekuat
- TTV
TD= 129/89 mmhg
R = 25 x/m
N = 109 x/m
Spo2 = 96 % dengan O2 2 LPM
T = 36,6 C

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut (D.0077)
2. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
IX. RENCANA KEPERAWATAN

No S SLKI SIKI
D
K
I
1 N Tujuan : Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
intervensi selama 1x24 Observasi
y
jam, maka nyeri akut  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
e menurun  Identifikasi skala nyeri
keriteria hasil :  Identifikasi respons nhyeri non verbal
ri
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
A  Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
1. Kemampuan  Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
k
menuntuaskan  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
u  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
aktivitas meningkat  Monitor efek samping penggunaan analgetik
t
2. Keluhan nyeri menurun Terapeutik
(  Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
3. Meringis menurun  Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
D
4. Sikap protektif  Fasilitasi istirahat dan tidur
.  Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
menurun Edukasi
0
5. Gelisah menurun  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
0  Jelaskan strategi meredakan nyeri
6. Kesulitan tidur  Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7
menurun  Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
7  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
7. Frekuensi nadi Kolaborasi
)
membaik  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

8. Pola nafas membaik


Pemberian Analgesik
9. Tekanan darah
Observasi
membaik  Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
10. Nafsu makan membaik
 Identifikasi riwayat alergi obat
11. Pola tidur membaik  Identifikasi kesesuaian jenis analgesic dengan tingkat keparahan nyeri
 Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesic
 Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
 Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, sesuai indikasi
2 P Tujuan: Setelah Pemantauan Respirasi
o dilakukan tindakan Observasi:
 Monitor pola nafas, monitor saturasi oksigen
l keperawatan 3x24 jam  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
a inspirasi dan atau  Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Terapeutik
N ekspirasi yang tidak
 Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
a memberikan ventilasi Edukasi
f adekuat membaik .  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
a Kriteria hasil : Terapi Oksigen
s Dipsnea menurun Observasi:
 Monitor kecepatan aliran oksigen
T 2. Penggunaan otot bantu
 Monitor posisi alat terapi oksigen
i napas menurun  Monitor tanda-tanda hipoventilasi
 Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
d 3. Frekuensi napas
Terapeutik:
a membaik  Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
k  Pertahankan kepatenan jalan napas
 Berikan oksigen jika perlu
E Edukasi
f  Ajarkan keluarga cara menggunakan O2 di rumah
Kolaborasi
e  Kolaborasi penentuan dosis oksigen
k
ti
f
(
D
.
0
0
0
5
)
X. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/Tanggal Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Paraf

1. Selasa, Nyer 10.00 Manajemen Nyeri S:


19-10-2021 WITA Observasi - Pasien mengatakan nyeri perut
i
 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, sampan ke pinggang
Akut durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri O:
 Mengidentifikasi skala nyeri
(D.0 - Pasien terlihat kesakitan dan
 Mengidentifikasi respons nhyeri non verbal
077)  Mengidentifikasi faktor yang memperberat tampak pucat
dan memperingan nyeri - Pasien terlihat gelisah dan
 Mengidentifikasi pengetahuan dan meringis
keyaninan tentang nyeri
 Mengidentifikasi pengaruh budaya P : Nyeri hilang timbul
terhadap respon nyeri Q : Nyeri seperti ditusuk
 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada R : Nyeri perut
kualitas hidup
S : 5 (0-10)
 Memonitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan T : Nyeri muncul saat bergerak
 Memonitor efek samping penggunaan analgetik - TTV
Terapeutik TD= 120/89 mmhg
 Memberikan teknik nonfarmakologis R = 25 x/m
untuk mengontrol rasa nyeri
 Mengontrol lingkungan yang memperberat N = 109 x/m
rasa nyeri Spo2 = 96 % dengan O2 2 LPM
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
 Mempertimbangkan jenis dan sumber T = 36,6 C
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan A : Masalah belom teratasi
nyeri P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi
 Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri
 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
 Menganjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengontrol nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat farmakologis :
- Ketorolac ( 3x30 mg/iv )
- Kaltrofen Sup/oral ( jika perlu)
- MST Continus/oral ( jika perlu)
Pemberian Analgesik
Observasi
 Mengidentifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Mengidentifikasi riwayat alergi obat
 Mengidentifikasi kesesuaian jenis
analgesic dengan tingkat keparahan nyeri
 Memonitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
 Memonitor efektifitas analgesic
Terapeutik
 Mendokumentasikan respon terhadap
efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
 Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic, sesuai indikasi
2. Selasa, Pola 10.00 Pemantauan Respirasi S:
19-10-2021 WITA Observasi: - Pasien mengeluh sesak nafas
Nafa
 Memonitor pola nafas, monitor saturasi O:
s oksigen - Pasien terlihat sesak nafas
Tida  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
- Pasien terlihat terpasang O2
upaya napas
k Nasal Kanul 2 tpm
 Memonitor adanya sumbatan jalan nafas
Efek Terapeutik - Pasien terlihat gelisah
 Mengatur Interval pemantauan respirasi - TTV
tif
sesuai kondisi pasien TD= 120/89 mmhg
(D.0 Edukasi R = 25 x/m
005)  Menjelaskan tujuan dan prosedur N = 109 x/m
pemantauan Spo2 = 96 % dengan O2 2 LPM
 Menginformasikan hasil pemantauan, jika T = 36,6 C
perlu A : Masalah belom teratasi
Terapi Oksigen P : Intervensi dilanjutkan
Observasi:
 Memonitor kecepatan aliran oksigen
 Memonitor posisi alat terapi oksigen
 Memonitor tanda-tanda hipoventilasi
 Memonitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik:
 Mempertahankan kepatenan jalan napas
 Memberikan oksigen sesuasi indikasi
Edukasi
 Mengajarkan keluarga cara menggunakan O2
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
1. Rabu, Nyer 10.00 Manajemen Nyeri S:
20-10-2021 WITA Observasi - Pasien mengatakan nyeri perut
i
 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, sampan ke pinggang
Akut durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyerinya
 Mengidentifikasi skala nyeri
(D.0 mulai berkurang dan tidak
 Mengidentifikasi respons nhyeri non verbal
077)  Mengidentifikasi faktor yang memperberat sesakit pada hari sebelumnya
dan memperingan nyeri O:
 Mengidentifikasi pengetahuan dan - Pasien terlihat tidak terlalu
keyaninan tentang nyeri kesakitan lagi dan masih tampak
 Mengidentifikasi pengaruh budaya pucat
terhadap respon nyeri
- Pasien terlihat gelisahnya mulai
 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup berkurang dan tidak meringis
 Memonitor keberhasilan terapi lagi
komplementer yang sudah diberikan P : Nyeri hilang timbul
 Memonitor efek samping penggunaan analgetik Q : Nyeri seperti ditusuk
Terapeutik R : Nyeri perut
 Memberikan teknik nonfarmakologis
S : 4 (0-10)
untuk mengontrol rasa nyeri
 Mengontrol lingkungan yang memperberat T : Nyeri muncul saat bergerak
rasa nyeri - TTV
 Memfasilitasi istirahat dan tidur TD= 120/90 mmhg
 Mempertimbangkan jenis dan sumber R = 20 x/m
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri N = 101 x/m
Edukasi
Spo2 = 98 % dengan O2 3 LPM
 Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri T = 36,6 C
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri A : Masalah belom teratasi
 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri P : Intervensi dilanjutkan
 Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
 Menganjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengontrol nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat farmakologis :
- Ketorolac ( 3x30 mg/iv )
- Kaltrofen Sup/oral ( jika perlu)
- MST Continus/oral ( jika perlu)
Pemberian Analgesik
Observasi
 Mengidentifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Mengidentifikasi riwayat alergi obat
 Mengidentifikasi kesesuaian jenis
analgesic dengan tingkat keparahan nyeri
 Memonitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
 Memonitor efektifitas analgesic
Terapeutik
 Mendokumentasikan respon terhadap
efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
 Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic, sesuai indikasi
2. Rabu, Pola 10.00 Pemantauan Respirasi S:
20-10-2021 WITA Observasi: - Pasien masih mengeluh sesak
Nafa
 Memonitor pola nafas, monitor saturasi nafas
s oksigen - Pasien mengatakan sesaknya
Tida  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan sudah agak berkurang dari hari
upaya napas
k sebelumnya
 Memonitor adanya sumbatan jalan nafas
O:
Efek Terapeutik
- Pasien terlihat masih sesak nafas
tif  Mengatur Interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien - Pasien terlihat terpasang O2
(D.0 Edukasi Nasal Kanul 3 tpm
005)  Menjelaskan tujuan dan prosedur - Pasien terlihat masih bergantung
pemantauan dengan O2
 Menginformasikan hasil pemantauan, jika - Pasien terlihat gelisahnya mulai
perlu berkurang
Terapi Oksigen - TTV
Observasi: TD= 120/90 mmhg
 Memonitor kecepatan aliran oksigen
R = 20 x/m
 Memonitor posisi alat terapi oksigen
 Memonitor tanda-tanda hipoventilasi N = 101 x/m
 Memonitor integritas mukosa hidung akibat Spo2 = 98 % dengan O2 3 LPM
pemasangan oksigen T = 36,6 C
Terapeutik: A : Masalah belom teratasi
 Mempertahankan kepatenan jalan napas P : Intervensi dilanjutkan
 Memberikan oksigen sesuasi indikasi
Edukasi
 Mengajarkan keluarga cara menggunakan O2
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
1. Kamis, Nyer 20.00 Manajemen Nyeri S:
21-10-2021 WITA Observasi - Pasien mengatakan nyeri perut
i
 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, sampai ke pinggangnya masih
Akut durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri terasa
(D.0  Mengidentifikasi skala nyeri - Pasien mengatakan nyerinya
 Mengidentifikasi respons nhyeri non verbal masih terasa seperti sebelumnya
077)
 Mengidentifikasi faktor yang memperberat O:
dan memperingan nyeri
- Pasien terlihat tidak terlalu
 Mengidentifikasi pengetahuan dan
keyaninan tentang nyeri kesakitan lagi dan masih tampak
 Mengidentifikasi pengaruh budaya pucat
terhadap respon nyeri - Pasien terlihat gelisahnya mulai
 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada berkurang dan tidak meringis
kualitas hidup lagi
 Memonitor keberhasilan terapi
P : Nyeri hilang timbul
komplementer yang sudah diberikan
 Memonitor efek samping penggunaan analgetik Q : Nyeri seperti ditusuk
Terapeutik R : Nyeri perut
 Memberikan teknik nonfarmakologis S : 4 (0-10)
untuk mengontrol rasa nyeri T : Nyeri muncul saat bergerak
 Mengontrol lingkungan yang memperberat - TTV
rasa nyeri TD= 134/83 mmhg
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
 Mempertimbangkan jenis dan sumber R = 20 x/m
nyeri dalam pemilihan strategi meredakan N = 115 x/m
nyeri
Edukasi Spo2 = 99 % dengan O2 4 LPM
 Menjelaskan penyebab, periode, dan T = 36,3 C
pemicu nyeri A : Masalah belom teratasi
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri P : Intervensi dilanjutkan
 Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
 Menganjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengontrol nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat farmakologis :
- Ketorolac ( 3x30 mg/iv )
- Kaltrofen Sup/oral ( jika perlu)
- MST Continus/oral ( jika perlu)
Pemberian Analgesik
Observasi
 Mengidentifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Mengidentifikasi riwayat alergi obat
 Mengidentifikasi kesesuaian jenis
analgesic dengan tingkat keparahan nyeri
 Memonitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
 Memonitor efektifitas analgesic
Terapeutik
 Mendokumentasikan respon terhadap
efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
 Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic, sesuai indikasi
2 Kamis, Pola 20.00 Pemantauan Respirasi S:
21-10-2021 WITA Observasi: - Pasien masih mengeluh sesak
Nafa
 Memonitor pola nafas, monitor saturasi nafas
s oksigen - Pasien mengatakan sesaknya
Tida  Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan masih belom berkurang
upaya napas
k O:
 Memonitor adanya sumbatan jalan nafas
- Pasien terlihat masih sesak nafas
Efek Terapeutik
 Mengatur Interval pemantauan respirasi - Pasien terlihat terpasang O2
tif
sesuai kondisi pasien Nasal Kanul 4 tpm
(D.0 Edukasi - Pasien terlihat masih bergantung
005)  Menjelaskan tujuan dan prosedur dengan O2
pemantauan - Pasien terlihat gelisahnya mulai
 Menginformasikan hasil pemantauan, jika berkurang
perlu - TTV
Terapi Oksigen TD= 134/83 mmhg
Observasi:
R = 20 x/m
 Memonitor kecepatan aliran oksigen
 Memonitor posisi alat terapi oksigen N = 115 x/m
 Memonitor tanda-tanda hipoventilasi
Spo2 = 99 % dengan O2 4 LPM
 Memonitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen T = 36,3 C
Terapeutik: A : Masalah belom teratasi
 Mempertahankan kepatenan jalan napas P : Intervensi dilanjutkan
 Memberikan oksigen sesuasi indikasi
Edukasi
 Mengajarkan keluarga cara menggunakan O2
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen

Anda mungkin juga menyukai